Anda di halaman 1dari 7

Nama/NPM : Lidya Ika Mefida/2117021115 Senin, 10 April 2023

Kelompok : VI (Enam)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN KEGIATAN VIII


DAN IX
RESPIRASI

A. Latar Belakang

Suatu proses katabolisme/desimilasi yang dapat diartikan dengan penguraian


senyawa organik hasil fotosintesis untuk memperoleh energi yang diperlukan
dalam proses-proses kehiduan seperti sinesis senyawa organik lainny,
peresapan/osmosis, penimbunan garam, pengaliran protoplasma, dan
pembelahan sel dinamakan atau dapat pula diartikan sebagai respirasi. Proses
respirasi memerlukan oksigen dan menghasilkan karbondioksida, air dan
energy. Suatu organisme dapat mendapatkan energy dengan dua cara
diantaranya, pertama secara aerob yaitu proses pernafasan yang berlangsung
pada saat oksigen tersedia.

C6H12O6 + O6 6H2O + 6CO2 + 675 kal

Kedua secara anaerob (fermentasi) yaitu proses respirasi yang tidak


memerlukan oksigen. Pada proses ini energi yang dihasilkan Dri reapirSI erob
jauh lebih sedikit dari respirasi aerob. Selain energi respirasi anaerob juga
menghasilkan allkohol dan CO2.
ragi
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 21 kal
Respirasi anaerob ini umumnya terjadi pada tumbuhan rendah. Peda tumbuhan
tinggi dapat pula terjadi respirasi anaerob bila didalam keadaan kekurangan
atau tidak tersedia oksigen.
Pada organisme anaerob, pembongkaran zat sumber tenaga (glukosa)
berlangsung tanpa melibatkan oksigen. Pembogkara seperti ini disebut
respirasi anaerob. Tumbuhan juga menyyerap O2 sebagai pernafasannya,
umumnya diserap melalui daun (stomata). Pada keadaan aerob tumbuhan
melakukan respirasi, bila dalam keadaan aerob atau kurang oksigen, jaringan
akan melakukan respirasi secara anaerob. (Sari dan Simbolon, 2020).

Berdasarkan uraian diatas, dilakukannya praktikum ini bertujuan untuk


mengukur konsentrasi CO2 yang dihasilkan pada saat respirasi.

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengukur


konsentrasi CO2 yang dihasilkan pada saat respirasi.

C. Metode Kerja

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah botol
selai, kertas karbon, kain kasa, gelas ukur, pipet tetes, erlen mayer, sumbat
gabus/karet, pipa plastic, pengaduk, statif, kaki tiga, pembakar bunsen,
NaOH/Ba(OH)2 0,1 M yeng telah digunakan, BaCl2 20% bila menggunakan
NaOH, HCl atau H2C2O3 1N, phenolphtalin 1%, gula, ragi roti, kertas Ph,
aquades, spritus, kecambah.

Cara Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah sebagai
berikut.

1. Isi bekas 2 botol selai masing-masing dengan larutan NaOH


sebanyak 50 ml. satu botol akan digunakan sebagai control dan yang
lainnya untuk uji respirasi
2. Bungkus kecambah sekitar 20-30 gram dengan kain kasa kemudian
masukan kedalam botol slai dan jangan sampai menyentuh larutan
NaOH daam botol
3. Tutup botol rapat-rapat dengan plastik kemudian disimpan ditempat
yang aman dan gelapselama 15 jam.
4. Endapkan CO2 yang telah diserap oleh NaOH dalam botol selai (no.3)
dengan menambahkan 5 ml larutan BaCl2 20% kedalam 5 ml NaOH
sampel, kemudian tambahkan 3 tetes indikator phenophtalin 0,02%.
5. Titer dengan larutan HCl 0,1 N atau aam oksalat 0,1 N sampai warna rose
hilang dan catat berapa ml asam yang diperlukan untuk meniter sampel
berikut.

6. Lakukan peniteran pada kontrol dengan prosedur yang sama tapi


menggunakan NaOH tanpa perlakuan kecambah.

7. Selisih volume tersebut menunjukan volume CO2 yang dihasilkan pada


proses respirasi.

D. Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hasil pengamatan sebelum dan sesudah dititrasi


No. Uji Hasil
1 Uji A dan B sebelum dititrasi

2 Uji A dan B setelah dititrasi


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada saat
sebelum dititrasi warna larutan masih berwarna ungu lalu setelah dititrasi
larutan berubah warna menjadi bening, hal ini disebabkan karna konsentrasi
NaOH yang terlalu kecil. Artinya, pH larutan NaOH sudah mencapai angka
kurang dari 8 karena apabila warna berubah menjadi bening itu berarti larutan
tersebut tidak bersifat basa. Sebaliknya, apabila indikator PP diteteskan pada
larutan standar asam maka warna larutan tersebut tetap bening. Namun jika
sudah dititrasi dengan larutan basa, warna bening tersebut akan berubah
menjadi merah muda. Hal ini terjadi karena indikator pp akan berubah warna
merah muda apabila pH sudah mencapai 8 atau lebih.

Berdasarkan data diatas, maka dapat dibandigkan dengan hasil praktikum


yang telah dilaksanakan pada beberapa pekan lalu, didapatkan hasil pada
2 NaOH + CO2 NaCO3 + H2O
Terjadinya respirasi ditandai dengan terdapatnya embun pada dinding toples.
Kemudian untuk menghitung volume CO2, maka CO2 yang telah diserap
NaOH harus diendapkan dengan 5 ml Bacl2 dan akan menghasilkan endapan
putih, kemudian dititrasi dengan ditambahkan 3 tetes phenophtalin 0,02%
dan HCl 0,1 N sampai warna rose menghilang. Kegagalan dalam praktikum
ini disebabkan oleh larutan BaCl2. Hal ini dikarenakan setelah ditambahkan
BaCl2 pada percobaan, tidak menghasilkan endapan.

Perhitungan selisih volume menggunakan rumus: N1.V1=N2.V2, yaitu:


N1.V1 = N2.V2
0,1.20 = N2.09
N2 = 0,1.20
09
N2 = 0,22 ml
Jadi, konsentrasi CO2 yang dihasilkan pada saat respirasi adalah 0,22ml
Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah yang pertama,
Isi bekas 2 botol selai masing-masing dengan larutan NaOH sebanyak 50 ml.
satu botol akan digunakan sebagai control dan yang lainnya untuk uji
respirasi. Kedua, Bungkus kecambah sekitar 20-30 gram dengan kain kasa
kemudian masukan kedalam botol slai dan jangan sampai menyentuh larutan
NaOH daam botol. Selanjutnya, Tutup botol rapat-rapat dengan plastik
kemudian disimpan ditempat yang aman dan gelapselama 15 jam. Kemudian,
Endapkan CO2 yang telah diserap oleh NaOH dalam botol selai (no.3) dengan
menambahkan 5 ml larutan BaCl2 20% kedalam 5 ml NaOH sampel,
kemudian tambahkan 3 tetes indikator phenophtalin 0,02%. Lalu selanjutnya,
Titer dengan larutan HCl 0,1 N atau aam oksalat 0,1 N sampai warna rose
hilang dan catat berapa ml asam yang diperlukan untuk meniter sampel
berikut dan lakukan peniteran pada kontrol dengan prosedur yang sama tapi
menggunakan NaOH tanpa perlakuan kecambah. Selisih volume tersebut
menunjukan volume CO2 yang dihasilkan pada proses respirasi.

gambar 1. Pengamatan larutan uji setelah dititrasi

respirasi adalah suatu proses metabolisme dengan cara menggunakan


oksigen dalam pembakaran senyawa yang lebih kompleks seperti pati, gula,
protein, lemak, dan asam organik, sehingga menghasilkan molekul yang
sederhana seperti CO2, air serta energi dan molekul lain yang dapat
digunakan oleh sel untuk reaksi sintesa. Respirasi adalah suatu proses
biologis, yaitu oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran
(oksidatif) yang menghasilkan energi diikuti oleh pengeluaran sisa
pembakaran berupa gas karbondioksida dan air.
Substrat yang paling banyak diperlukan tanaman untuk proses respirasi
dalam jaringan tanaman adalah karbohidrat dan asam-asam organik bila
dibandingkan dengan lemak dan protein. respirasi dapat dibedakan dalam
tiga tingkat :
a. pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana
b. oksidasi gula menjadi asam piruvat dan
c. transformasi piruvat dan asam-asam organik secara aerobic menjadi
karbondioksida, air dan energi. Protein dan lemak dapat pula berperan
sebagai substrat dalam proses pemecahan ini (Novitasari, 2017)

rumus aktifitas respirasi dengan mengikuti persamaan reaksi sebagai berikut:

C6H12O6 + O6 6H2O + 6CO2 + 675 kal

Dimana terjadi proses penguraian zat pati atau gula dengan mengambil oksigen
dan menghasilkan karbondioksida, air serta energi yang dikeluarkan. Laju
respirasi tergantung pada konsentrasi CO2 dan O2 yang ada dalam udara (
Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan
berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Respirasi aerob adalah respirasi
yang memerlukan oksigen. Respirasi aerob terjadi pada sitoplasma dan di dalam
mitokondria dan menghasilkan 36 ATP dari satu molekul glukosa. Dalam
respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi
(Andhi, dkk. 2021)

E. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari percobaan ini adalah, berdasarkan rumus
perhitungan selisih volume menggunakan rumus: N1.V1=N2.V2. didapatkan
hasil konsentrasi CO2 yang dihasilkan pada saat respirasi adalah 0,22ml
REFERENSI

Andhi, T.C., Purwantoro, A. dan Yudono, P. 2021. Study Aspek Fisiologis dan
Biokimia Perkecambahan Benih Jagung (Zea mays L.) Pada Umur
Penyimpanan Benih Yang Berbeda. Jurnal Agroteknologi. 2(2) : 10-21

Novitasari, R. 2017. Proses Respirasi Seluler Pada Tumbuhan. Prosiding Seminar


Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, Fakultas MIPA Universitas
Negeri Yogyakarta. hal.89-96

Sari, M. dan Simbolon, J. 2020. Prediksi Laju Respirasi Terong Dengan


Persamaan Arrhenius. Jurnal Agroteknosains. 4(2):21-27.

Anda mungkin juga menyukai