Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH PENAMBAHAN REMPAH-REMPAH DAN


JUMLAH KULIT NANAS SEBAGAI PEMICU BAKTERI
ASAM LAKTAT DALAM PEMBUATAN TEPACHE
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Biologi yang diampu oleh Ibu Harlis Purwaningsih,
S.Pd, MM.

Disusun oleh :

1. Ghina Aninasti Putri (10)


2. Jaisyul'Usrah (15)
3. Putri Mega Nurhidayati (25)
4. Putri Yuva Laura Jasmine (26)
5. Yan Daffa Putra Liandhie (35)

SMA NEGERI 2 LUMAJANG


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Jalan H.O.S. Cokroaminoto 159 Lumajang 67311 Telp./Fax. (0334) 881036
2022/2023

1|Portofolio Biologi
BAB I
PENDAHULUAN

2|Portofolio Biologi
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

 Variabel
1. Variabel bebas : faktor yang sengaja dibuat berbeda (dapat diubah) dalam suatu
penelitian yaitu NaOH, HCl, dan suhu.
2. Variabel terikat : banyaknya gelembung dan nyala api yang terjadi.
3. Variabel kontrol : wadah, objek penelitian (H2O2, hati ayam)

 Hipotesis
1. Dari pengamatan yang dilakukan maka dapat dituliskan persamaan reaksi kimia
yang terjadi adalah sebagai berikut :
a. Tabung A : Katalase + H2O2 → H2O + O2
b. Tabung B : Katalase + HCl + H2O2 → H2O + O2 +HCl
c. Tabung C : Katalase + NaOH + H2O2 → H2O + O2 + NaOH
d. Tabung D : Katalase + air panas + H2O2 → H2O + O22
2. Ketika ekstrak hati ayam dicampurkan dengan H2O2 (Hidrogen Peroksida) maka
akan terbentuk reaksi berupa gelembung-gelembung pada tabung reaksi, hal
tersebut menandakan bahwa enzim katalase yang terdapat dalam hati ayam dapat
mengubah H2O2 menjadi H2O.
3. Enzim katalase dapat bekerja optimal pada pH netral (7 sampai pH basa lemah.
4. Suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja dengan baik adalah
pada suhu ruangan (25-30 derajat Celcius).
5. Konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2 sangat berpengaruh terhadap kerja
enzim katalase.

 Alat dan Bahan


Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Pembakar spiritus
5. Lidi
6. Mortal/ lumpang
7. Sumbat karet
8. Pena marker
9. Gelas kimia

Bahan:
1. Tisu
2. Korek api
3. Lampu Spiritus
4. Hati ayam segar
5. Hati ayam rebus
6. Larutan H2O2
7. Larutan HCl pekat
8. Larutan KOH 20%

3|Portofolio Biologi
9. Aquades
 Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Membuat ekstrak hati segar dengan cara hati tersebut di blender,
ditumbuk menggunakan mortal
3. Menyiapkan 3 buah tabung reaksi dan memberi masing-masing tabung tanda
A,B,C
4. Memasukkan ekstrak hati tersebut ke dalam masing-masing tabung reaksi kira-
kira setinggi 1-2 cm
5. Menandai batas ketinggian ekstrak hati tersebut dengan pena marker di dinding
luar tabung reaksi
6. Pada tabung A ditambahkan 5 tetes H2O2 dan segera ditutup dengan
sumbat karet. Mengamati perubahan yang terjadi. Mencatat hasilnya pada tabel
hasil pengamatan. Setelah kurang lebih 5 menit sumbat karetnya dibuka dan
segera memasukkan bara api
7. Melakukan pengamatan yang sama pada tabung B dan C satu persatu
dimana pada tabung B ditambahkan 5 tetes HCl, diaduk dan ditambahkan H2O2
(5 tetes), sedangkan pada tabung C terlebih dahulu ditambahkan larutan KOH (5
tetes) aduk, dan ditambahkan H2O2 (5 tetes). Hasil pengamatan dicatat pada tabel
yang tersedia

DATA HASIL PENELITIAN

4|Portofolio Biologi
BAB III
PEMBAHASAN

 Analisis Data
Pada tabung reaksi A yang berisi ekstrak hati ayam mentah dan 5 tetes H2O2 :
 Terbentuk gelembung yang sangat banyak, hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase mengubah H2O2 menjadi H2O.
 Ketika diuji dengan bara api menimbulkan nyala api yang sangat terang, hal ini
membuktikan bahwa H2O2 diuraikan menjadi O2.

Pada tabung reaksi B yang berisi ekstrak hati ayam mentah, 5 tetes HCl, dan 5
tetes H2O2 :
 Terbentuk gelembung yang banyak, hal ini membuktikan bahwa enzim katalase
mengubah H2O2 menjadi H2O.
 Ketika diuji dengan bara api menimbulkan nyala api yang terang, hal ini
membuktikan bahwa H2O2 diuraikan menjadi O2.

Pada tabung reaksi C yang berisi ekstrak hati ayam mentah, 5 tetes KOH, dan
5 tetes H2O2 :
 Terbentuk gelembung yang tidak terlalu banyak (sedang) hal ini membuktikan
bahwa enzim katalase yang mengubah H2O2 menjadi H2O tidak terlalu banyak.
 Ketika diuji dengan bara api menimbulkan nyala api yang kurang, hal ini
membuktikan bahwa sedikit H2O2 diuraikan menjadi O2.

Pada tabung reaksi D yang berisi ekstrak hati ayam rebus dan 5 tetes H2O2 :
 Terbentuk gelembung yang sedikit, hal ini membuktikan bahwa enzim katalase
yang mengubah H2O2 menjadi H2O sedikit.
 Ketika diuji dengan bara api tidak menimbulkan nyala api, hal ini membuktikan
bahwa tidak ada H2O2 diuraikan menjadi O2.

 Pembahasan
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh
sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengkatalisis reaksi
kimia tertentu. Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2
menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :

2H2O2 > 2H2O + O2

Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan. Percobaan ini dilakukan


dengan menggunakan hati ayam dan jantung ayam (sebagai perbandingan). Hati ayam
digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Hati ayam kemudian dibuat
ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut :

1. TABUNG A
Pada Hati Mentah + H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat hati diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah
H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara

5|Portofolio Biologi
kedalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan
menjadi oksigen (O2) .Dan itu membuktikan bahwa di dalam hati mengandung
enzim katalase.dalam percobaan hati + H2O2 terjadi kejadian gelembung yang
sangat banyak karena di dalam hati mengandung enzim katalase yang berguna
untuk menetralkan racun.

2. TABUNG B
Pada Hati + HCL + H2O2
Pada percobaan yang kedua kami menggunakan tambahan HCL yang dimaksudkan
agar keadaan hati menjadi terlalu asam. Dan dalam hasil pengamatan dapat dilihat
bahwa tidak jauh berbeda hasilnya dari percobaan Hati + H2O2 yang berfungsi
sebagai pembanding akan tetapi yang terjadi hanya ada sedikit gelembung itu
membuktikan bahwa dalam bekerja hati tidak dapat mengubah secara sempurna
dari H2O2 menjadi H2O ( air ) dan timbul nyala api namun tidak seterang pada
Laporan Biologi/Uji Kerja Enzim Katalase XI MIA 5/2015 12 tabung A itu
berarti tidak optimalnya penguraian H2O2 menjadi O2. Dan Membuktikan
bahwa pada keadaan yang terlalu asam yaitu dengan ditambahnya HCL enzim
tidak dapat bekerja secara optimal.

3. TABUNG C
Pada Hati + NaOH + H2O2
Pada percobaan yang ketiga kali ini Hati dengan H2O2 ditambah lagi
dengan NaOH. Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat hati
dalam keadaan terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk
gelembung udara yang sedang, itu membuktikan bahwa tidak terjadi penguraian
yang sempurna dari H2O2 menjadi H2O (air) tetapi saat bara api dimasukkan ke
dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak
dapat bekerja secara optimal dalam kondisi yang terlalu basa.

4. TABUNG D
Pada Hati ( direbus ) + H2O2
Pada percobaan yang keempat ekstrak hati direbus terlebih dahulu
kemudian setelah itu ditambah dengan H2O2 .Dan yang terjadi gelembung muncul
hanya sedikit sekali dan ketika bara api dimasukkan kedalam tabung reaksi juga
tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase
yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2
menjadi H2O dan O2. Itu membuktikan juga bahwa dimana enzim katalase tidak
akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi, karena kita ketahui bahwa enzim
katalase akan bekerja pada suhu netral.

6|Portofolio Biologi
BAB IV
PENUTUP

 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
kerja enzim katalase sangat berpengaruh terhadap dalam metabolisme
makhluk hidup. Katalase Memecah senyawa berbahaya, seperti Hidrogen peroksida
(H2O2) di dalam sel hati.Dalam hal ini Hidrogen peroksida bertindak sebagai
substrat. Hidrogen peroksida merupakan senyawa reaktif dan dapat merusak
sel, kemudian akan didegrasi oleh katalase. Katalase mendegrasi Hidrogen
peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Beberapa faktor
yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :
 Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah.
Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi
(panas).
 Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat
kuat.Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH
lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7). Di luar pH optimal,
kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim
dengan cepat.
 Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah
substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang
ada. Jika pH, suhu, dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka
reaksi awal hingga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika
enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi
substrat dapat menentukan laju reaksi.
 Inhibitor enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh
inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang
rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.
 Konsentrasi substrat
Jika konsentrasi substrat ditambah maka kecepatan reaksi pun semakin
lambat

7|Portofolio Biologi
 Lampiran

8|Portofolio Biologi
I. MITOKONDRIA
Mitokondria adalah organel berbentuk bulat hingga oval yang ditemukan di sel
hampir semua organisme eukariotik. Komponen ini menghasilkan energi yang dikenal
sebagai ATP untuk sel melalui serangkaian reaksi kimia. Secara bahasa, istilah
mitokondria sendiri pun berasal dari gabungan antara dua kata, yakni Mito dan Chodrion
yang masing-masing berarti benang dan granular.
Mitokondria sering disebut sebagai pembangkit tenaga sel. Mereka membantu
mengubah energi yang kita ambil dari makanan menjadi energi yang dapat digunakan
sel. Tapi, ada lebih banyak mitokondria daripada produksi energi yang terjadi.
mitokondria sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Mereka menghasilkan
sebagian besar adenosina trifosfat (ATP), energi pada lintasan katabolisme alias mata
uang energi sel. Mitokondria juga terlibat dalam tugas-tugas lain, seperti pensinyalan
antara sel dan kematian sel, yang dikenal juga sebagai apoptosis.
Jumlah mitokondria per sel sangat bervariasi, satu-satunya organisme eukariotik
yang diketahui tidak memiliki mitokondria adalah oxymonas spesies
Monocercomonoides. Mitokondria tidak seperti organel seluler lainnya. Pasalnya,
mereka memiliki dua membran yang berbeda, genom yang unik, dan berkembang biak
dengan pembelahan biner. Fitur-fitur ini menunjukkan bahwa mitokondria berbagi masa
lalu evolusioner dengan organisme bersel tunggal.
Organel sel ini memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan organel lain,
yaitu :
1. Ada dalam sel eukariotik.
2. Secara umum bentuknya lonjong.
3. Diameter kurang lebih 0,5 µm dengan panjang antara 0,5 – 1 µm.
4. Memiliki dua lapis membaran.
5. Dalam ruang organel ada matriks yang mengandung enzim dan protein.
6. Terdapat lipatan yang disebut krista.
7. Umumnya hanya mamiliki satu sel.
8. Di bagian luar terdapat pori-pori yang sifatnya permeabel.
9. Memiliki sistem genetik berupa ribosom, mtDNA, dan rRNA.
10. Mirip dengan α-Proteobacteria yang ada di makhluk hidup prokariotik.

Mitokondria berukuran kecil, seringkali antara 0,75 hingga 3 mikrometer dan


tidak terlihat di bawah mikroskop kecuali jika diwarnai. Tidak seperti organel lain
(organ mini di dalam sel), mereka memiliki dua membran, bagian luar dan bagian dalam.

9|Portofolio Biologi
Setiap membran memiliki fungsi yang berbeda. Beberapa wilayah utama mitokondria
antara lain:
1. Membran luar
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, molekul kecil dapat melewati membran luar
dengan bebas. Bagian luar ini termasuk protein yang disebut porin, yang membentuk
saluran yang memungkinkan protein untuk menyeberang. Membran luar juga
menampung sejumlah enzim dengan berbagai macam fungsi.
2. Ruang antarmembran
Ini adalah area antara membran dalam dan membran luar.
3. Membran dalam
Membran ini memegang protein yang memiliki beberapa peran.Tidak ada porin di
membran bagian dalam, sehingga membran ini tak dapat ditembus oleh sebagian besar
molekul yang hanya dapat dari dalam transporter membran khusus. Fakta lainnya,
membran dalam adalah tempat sebagian besar ATP dibuat.
4. Cristae
Merupakan lipatan bagian dalam yang meningkatkan luas permukaan membran sehingga
meningkatkan ruang yang tersedia untuk reaksi kimia.
5. Matriks
Ini adalah ruang di dalam membran dalam yang mengandung ratusan enzim, yang
penting dalam produksi ATP. DNA mitokondria juga disimpan di sini. Jumlah
mitokondria berbeda tergantung dengan jenis selnya. Misalnya, sel darah merah yang
matang sama sekali tidak memiliki mitokondria, sedangkan sel hati dapat memiliki lebih
dari 2.000 organel ini. Sel dengan kebutuhan energi yang tinggi cenderung memiliki
jumlah mitokondria lebih banyak. Adapun sekitar 40 persen sitoplasma dalam sel otot
jantung diambil oleh mitokondria.
Mitokondria memang kerap digambarkan sebagai organel berbentuk oval. Namun,
mereka terus membelah (fisi) dan meningkat secara bersamaan (fusi). Jadi, pada
kenyataannya, organel-organel ini terhubung bersama dalam jaringan yang selalu
berubah. Juga, dalam sel sperma, mitokondria berputar di bagian tengah dan
menyediakan energi untuk gerakan ekor.
6. DNA Mitokondria
Meskipun sebagian besar DNA kita disimpan dalam inti setiap sel, mitokondria memiliki
rangkaian DNA sendiri. DNA mitokondria alias mtDNA ini, menariknya, lebih mirip
dengan DNA bakteri. DNA Mitokondria atau mtDNA ini menyimpan instruksi untuk
sejumlah protein dan komponen pendukung lainnya di 37 gen.
Genom manusia yang disimpan dalam inti sel kita mengandung sekitar 3,3 miliar
pasangan basa, sedangkan mtDNA terdiri dari kurang dari 17.000. Selama reproduksi,
setengah dari DNA anak berasal dari ayah mereka dan setengah dari ibu mereka.
Namun, anak selalu menerima mtDNA dari ibunya. Oleh sebab itulah, mtDNA terbukti
sangat berguna untuk melacak garis genetik.
7. Ribosom
Di dalam sitoplasma terdapat organel yang mengapung, salah satunya ribosom. Ribosom
merupakan salah satu organel yang tidak memiliki membran, akan tetapi berperan
penting dalam proses sintesis (sintesis = pembuatan). Yang mana ribosom berfungsi

10 | P o r t o f o l i o B i o l o g i
efektif dalam menerjemahkan mRNA yang akan berubah menjadi protein. organel sel
yang terdiri dari dua bagian, yaitu subunit besar dan subunit kecil.

Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik (yang memproduksi) energi sel
yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di
mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2 menjadi CO2 dan air.
Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang
diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses
glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP.
Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas
lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada
membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses
transpor elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I
(NADH dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim
Q – sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan
FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).

11 | P o r t o f o l i o B i o l o g i
II. KATABOLISME KARBOHIDRAT
Katabolisme merupakan proses ketika tubuh mencerna makanan menjadi
molekul-molekul kecil di dalam tubuh untuk digunakan sebagai energi atau penguraian
karbohidrat. Molekul-molekul yang besar dan rumit dalam tubuh itu kemudian dipecah
menjadi yang lebih kecil dan sederhana. Bentuk sederhana ini kemudian akan menjadi
bahan bakar untuk terjadinya reaksi anabolisme, yaitu molekul-molekul kecil dibangun
menjadi molekul yang lebih besar.
Melalui reaksi katabolisme, Makanan yang sudah dikonsumsi dan masuk ke organ
pencernaan akan dipecah oleh enzim yang ada di dalam sistem pencernaan kita. Protein
dipecah menjadi asam amino. Asam amino ini bisa digunakan sebagai sumber energi
ketika tubuh membutuhkannya. Asam amino juga bisa didaur ulang untuk membuat
protein atau dioksidasi menjadi urea. Selain memecah protein, katabolisme juga bisa
memecah glikogen menjadi glukosa. Karbohidrat sederhana ini kemudian akan melalui
proses oksidasi yang dinamakan glikolisis. Dari reaksi inilah energi dihasilkan.
Sedangkan lemak akan melalui proses pemecahan yang disebut hidrolisis.
Proses ini menghasilkan asam lemak dan gliserol, yang selanjutnya akan melalui
reaksi glikolisis dan reaksi biokimiawi lainnya hingga terbentuklah energi. Energi yang
dihasilkan dari proses-proses di atas disimpan sebagai molekul adenosine triphospate
(ATP). Banyak aspek dari metabolisme sel, baik anabolisme maupun katabolisme,
berkaitan erat dengan produksi dan konsumsi ATP sebagai sumber energi, yang juga
berperan sebagai bahan bakar dalam seluruh proses metabolisme.

Proses utama katabolisme meliputi siklus asam sitrat, glikolisis, deaminasi


oksidatif, pemecahan jaringan otot dan pemecahan lemak.

1. Glikolisis
Adalah proses katabolisme yang sangat penting, karena merupakan proses yang
memecah gula (misalnya, glukosa) menjadi piruvat, bersama dengan produksi ATP dan
NADH. Dimulai dengan satu molekul glukosa, glikolisis adalah reaksi 10 langkah yang
akan menghasilkan dua molekul piruvat sebagai produk.
Glikolisis adalah reaksi pemecahan molekul karbohidrat yang memiliki 6 karbon
menjadi dua bagian. Tahapan reaksi kimia glikolisis ada 9 langkah. Cara mudah untuk
memahami langkah tersebut yakni: (1) perhatikan jumlah molekul karbon, (2) jumlah
molekul tambahan seperti fosfat, dan (3) posisi fosfat pada urutan molekul karbon, (4)

12 | P o r t o f o l i o B i o l o g i
pelepasan fosfat akan menghasilkan ATP. Selain itu perhatikan juga posisi zat yang
dibutuhkan maupun dihasilkan dalam tiap tahapannya.
Menggunakan berbagai enzim, termasuk kinase, mutase, dehydrogenase, isomerase dan
liase, serta konsumsi dua ATP, molekul glukosa dasar ini dapat dipecah menjadi 2
molekul piruvat, 2 NADH (yang kemudian digunakan untuk generasi ATP selanjutnya)
dan 4 ATP. Karena dua ATP dikonsumsi selama bagian konsumsi energi dari proses ini,
keuntungan bersih dari pemecahan molekul glukosa adalah 2 ATP.
Berikut merupakan 10 tahapan Glikolisis beserta produk setiap tahapan;

Proses glikolisis secara singkat dapat dipahami dengan mudah dengan menggunakan
gambar di atas. Dari gambar tersebut, kunci untuk menghafalkannya yakni 10 senyawa
yang berperan dalam reaksi tersebut akan dikelompokkan menjadi 3 bagian:

13 | P o r t o f o l i o B i o l o g i
 Tahapan memerlukan energi (langkah 1-3). Urutannya yakni glukosa ➡ glukosa-6
fosfat ➡ fruktosa-6 fosfat ➡ fruktosa 1,6 fosfat. Pada tahapan ini terdapat dua kali
penambahan fosfat (P) yang berasar dari ATP. Perhatikan letak fosfat di gugus
karbon untuk mempermudah menghafalkannya.
 Tahapan pemecahan atom karbon / lisis (Langkah 4-5). Urutannya adalah fruktosa
1,6 fosfat ➡ fosfogliseraldehid (PGA). Pada langkah ini atom karbon yang semula
berjumlah 6 dipecah menjadi dua sehingga masing-masing menjadi senyawa dengan
3 karbon.
 Tahapan pelepasan energi (Langkah 6-10). Pada tahapan ini terjadi pelepasan energi
berupa ATP. Kunci penting disini dimulai dari Fosfogliseraldehid terjadi
penambahan fosfat anorganik dan menghasilkan NADH. Fosfogliresaldehid diubah
menjadi 1,3 fosfogliserat yang memiliki dua fosfat. Ketika kedua fosfat tersebut
dilepaskan, maka akan membentuk energi ATP.

Perhatikan pola dasar senyawa tersebut untuk mempermudah menghafal urutan reaksi
glikolisis: 2 Glukosa (merah); 2 Fruktosa (kuning); 4 gliserat (hijau); dan 2 piruvat
(ungu). Sementara untuk fosfat diberi garis bawah.
1. Glukosa (G)
2. Glukosa-6 Fosfat (G6F)
3. Fruktosa-6 Fosfat (F6P)
4. Fruktosa-1,6 Bifosfat (F1,6BP)
5. Fosfogliseraldehid (PGA)
6. 1,3 Bifosfogliserat (1,3BPG)
7. 3 Fosfogliserat (3PG)
8. 2 Fosfogliserat (2PG)
9. Fosfoenol Piruvat (PEP)
10. Asam Piruvat (AP)
Note: Tempat terjadinya glikolisis yakni di sitoplasma. Hasil glikolisis berupa 2 ATP
(aslinya 4 namun dikurangi 2 untuk tahapan memerlukan energi) dan 2 senyawa NADH.

2. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi Oksidatif adalah reaksi perantara antara glikolisis dengan siklus krebs.
Proses dekarboksilasi oksidatif terbaru yakni dimulai dari sitoplasma menuju
mitokondria.
Langkah reaksi dekarboksilasi cukup mudah karena hanya mengubah asam piruvat yang
memiliki 3 atom karbon menjadi asam sitrat yang memiliki 2 atom karbon. Tempat
terjadinya dekarboksilasi oksidatif di matriks mitokondra Hasil dekarboksilasi oksidatif
yakni 2 NADH dan 2 CO2. Berikut adalah skema dekarboksilasi oksidatif respirasi
aerob.

14 | P o r t o f o l i o B i o l o g i
Ketika datang untuk memecah protein dan asam amino, dan mengakses energi di
dalamnya, proses yang kurang dikenal disebut deaminasi oksidatif diperlukan. Protein
biasanya dipecah dan digunakan sebagai substrat untuk pengembangan molekul lebih
lanjut (proses anabolik).
Namun, ketika ada kekurangan karbohidrat atau sumber energi normal, tubuh akan mulai
memecah protein menjadi asam amino mereka, melalui proses yang disebut proteolisis.
Tidak seperti sumber energi lainnya, asam amino memiliki nitrogen, sehingga diperlukan
proses katabolik yang berbeda – deaminasi oksidatif.
Ketika gugus nitrogen dihilangkan, kerangka karbon dasar tertinggal, yang dikenal
sebagai ketoasid. Mirip dengan molekul glukosa normal, ketoasid dapat masuk ke dalam
Siklus Krebs untuk menghasilkan energi, atau dapat disintesis lebih lanjut menjadi asam
lemak bebas.
Enzim yang berperan adalah KoA, (sebagai koenzim) dan piruvat dehirogenase yang
berfungsi mereduksi piruvat sehingga melepaskan CO2 dan NADH serta berikatan
dengan piruvat tereduksi (asetil) untuk dibawa ke mitokondria.
Note: Tempat terjadinya dekarboksilasi oksidatif yakni di matriks mitokondria. Hasil
dekarboksilasi oksidatif berupa 2 senyawa NADH, 2 CO2 dan asetil ko-A.

3. Siklus Krebs
Siklus krebs adalah tahapan ketiga yang paling banyak menghasilkan CO2. Diberi nama
sesuai dengan penemunya yakni Hans Krebs. Siklus krebs juga disebut siklus asam
sitrat. Ciri siklus krebs yakni berlangsung secara aerob. Fungsi siklus krebs adalah
menghasilkan elektron dalam jumlah besar. Dalam suatu siklus, produksi hasil dari
siklus krebs adalah 2 CO2, 3 NADH, 1 FADH2, dan 1 ATP. Berikut adalah persamaan
reaksi siklus krebs.

15 | P o r t o f o l i o B i o l o g i
Siklus krebs merupakan reaksi yang terus-menerus dan dilakukan secara berulang, yang
akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Tahap pertama adalah proses pembentukan sitrat. Dalam proses ini, terjadi
penggabungan molekul Asetil ko-A dengan oksaloasetat yang membentuk asam
sitrat, dibantu oleh enzim asam sitrat sintase.
2. Sitrat yang dihasilkan dari proses sebelumnya kemudian diubah menjadi isositrat
dengan bantuan enzim akotinase yang mengandung Fe2+.
3. Terjadi proses dekarboksilasi atau perombakan pertama kali. Isositrat yang terbentuk
dari tahapan sebelumnya dioksidasi menjadi oksalosuksinat yang terikat oleh enzim
isositrat dehidrogenase. Pada tahap ini juga, isositrat diubah menjadi alfa-
ketoglutarat oleh enzim yang sama dan dibantu NADH.
4. Terjadi proses pengubahan alfa-ketoglutarat menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa-
ketoglutarat kompleks dan proses oksidasi.
5. Suksinil-koA kemudian diubah menjadi suksinat. Tidak hanya dibantu dengan
enzim, tahap pengubahan ini dibantu juga oleh Mg2+ dan GDP yang dengan fosfat
membentuk GTP. GTP inilah yang diubah menjadi ATP, sehingga menjadi energi
yang dibutuhkan jaringan.
6. Pada tahapan ini, suksinat akan dioksidasi menjadi fumarat dengan bantuan enzim
suksinat dehidrogenase.
7. Tahap ketujuh adalah proses hidrasi. Pada proses ini, terjadi penambahan atom
hidrogen pada ikatan karbon (C=C) sehingga menghasilkan produk berupa malat.
8. Malat kemudian dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat, yang dibantu dengan
enzim malat dehidrogenase. Oksaloasetat kemudian akan menangkap asetil-koA,
sehingga siklus krebs dapat terus-menerus terjadi. Selain itu, pada tahap ini juga
berupa NADH.
Untuk mempermudah menghafalkan siklus krebs, maka gunakan “jembatan keledai”
untuk memahaminya:
Si – Iso -Ke – Su – Nat – Fu – Ma – Ok
Keterangan :
Si (Sitrat) – Iso (Isositrat) – Ke (Ketoglutarat) – Su (Suksinil) – Nat (Suksinat) – Fu
(Fumarat) – Ma (Malat) – Ok (Oksaloasetat)

16 | P o r t o f o l i o B i o l o g i
Note: Tempat terjadinya siklus krebs yakni di matriks mitokondria. Hasil dari siklus
krebs yakni dihitung dua siklus karena ada dua asetil ko-A dari reaksi sebelumnya,
sehingga hasil dua siklus krebs yakni 6 NADH, 2 FADH, 2 ATP, dan 4 CO2.

4. Transpor Elektron
Transpor elektron adalah proses panen energi ATP yang berasal dari NADH dan FADH2
yang berasal dari reaksi sebelumnya. Tahapan ini merupakan tingkat respirasi yang
paling banyak menghasilkan ATP. Senyawa NADH dan FADH2 mengandung elektron
H+ yang akan ditransfer atau ditranspor keluar dari membran dalam mitokondria.
Selama proses transpor tersebut, elektron akan melewati serangkaian reaksi untuk
membentuk ATP melalui mekanisme fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif adalah
proses menghasilkan ATP secara aerob di dalam krista mitokondria dengan
menggunakan sistem transpor elektron. Pada tahapan akhir dari perjalanan elektron
(H+), maka elektron akan bereaksi dengan O2 membentuk air.

Secara singkat transpor elektron untuk NADH sebagai berikut :


1. Molekul NADH akan melepaskan elektronnya dan ditangkap kompleks protein I
kemudian berpindah menuju ubiquinon.
2. Saat elektron meninggalkan kompleks protein I, menyebabkan sebuah H+
dikeluarkan menuju ruang antar membran.
3. Dari ubiquinon, elektron akan menuju kompleks protein III dan kemudian menuju
sitokrom c.
4. Saat elektron meninggalkan kompleks protein III, sebuah H+ juga akan dikeluarkan
menuju ruang antar membran.
5. Dari sitokrom c elektron akan menuju kompleks sitokrom IV yang kemudian akan
menuju penerima elektron terakhir yaitu O2.
6. Saat elektron meninggalkan kompleks protein IV menyebabkan sebuah H+ juga
dikeluarkan menuju ruang antar membran.
7. O2 setelah menerima elektron akan mengikat H+ dan membentuk H2O.
8. Tiga H+ yang telah dikeluarkan tadi akan masuk kembali melalui enzim ATP
sintase yang berada di membran tersebut.
9. Setiap H+ yang masuk melalui ATP sintase juga akan dihasilkan 1 molekul ATP.
10. Jadi total dari satu NADH akan dihasilkan 3 ATP.

17 | P o r t o f o l i o B i o l o g i
Dan proses transpor elektron untuk molekul FADH2 sebagai berikut :
1. Molekul FADH2 akan melepaskan elektronnya dan ditangkap kompleks protein II
kemudian berpindah menuju ubiquinon, namun pada tahap ini tidak menyebabkan
dikeluarkannya H+.
2. Kemudian elektron akan meninggalkan ubiquinon dan menuju kompleks protein
III, sitokrom C, dan kompleks protein IV.
3. Saat elektron melewati kompleks protein III dan IV masing-masing menyebabkan
dikeluarkannya molekul H+.
4. Jadi hanya 2 H+ yang dikeluarkan hingga nantinya masuk kembali melalui ATP
sintase dan terbentuk 2 ATP.
5. Di akhir cerita elektron juga akan ditangkap oleh O2 menghasilkan H2O.

Dari kedua proses diatas NADH menghasilkan 3 molekul ATP sedangkan FADH2
menghasilkan 2 molekul ATP. Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34
ATP. Ditambah dari hasil glikolisis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan reaksi
respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari satu molekul glukosa. Akan tetapi,
karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap
respirasi seluler adalah 36 ATP.
Konsep Penting: 1 NADH = 3 ATP; 1 FADH2 = 2 ATP
Note: Tempat terjadinya transfer elektron yakni di krista mitokondria. Jumlah total
NADH dari reaksi pertama hingga ketiga ada 10 buah sedangkan FADH2 ada dua buah.
Hasil dari transfer elektron yakni 34 ATP dan 6 H2O.
Untuk mencukupi kebutuhan energi, maka siklus krebs harus berlangsung selama dua
kali. Hal ini dikarenakan reaksi oksidasi pada molekul glukosa untuk sekali proses siklus
krebs hanya menghasilkan 2 molekul asetil-koA saja.

18 | P o r t o f o l i o B i o l o g i
 Pemecah Lemak (Lipolisis)
Memecah simpanan lemak trigliserida yang disimpan dalam jaringan adiposa
adalah cara lain untuk menghasilkan energi. Trigliserida terdiri dari tulang punggung
glikol, tiga ekor asam lemak, dan tiga ikatan ester yang menghubungkan dua komponen
sebelumnya. Tiga ikatan ester harus diputus untuk melepaskan energinya, yang
dilakukan melalui reaksi hidrolisis. Dalam tiga langkah terpisah, masing-masing ikatan
ini rusak.
Setelah masing-masing asam lemak dihilangkan melalui pengenalan air (H2o),
produk akhir termasuk molekul gliserol, dua asam lemak yang dibebaskan, dan energi
yang dapat digunakan. Hormon yang merangsang proses ini termasuk kortisol, adrenalin
dan glukagon; insulin bekerja melawan proses ini, menstimulasi proses anabolik yang
menghasilkan trigliserida.

 Pemecahan Jaringan Otot


Meskipun kebanyakan orang berusaha menghindari degradasi massa otot mereka
dengan cara apa pun, seringkali hal itu bisa sulit. Langsung setelah latihan, atau di pagi
hari setelah periode panjang tanpa asupan nutrisi, tubuh mungkin mulai mengkatalis
jaringan otot karena kurang proses anabolik yang dibutuhkan untuk membangun lebih
banyak jaringan otot. Ini jelas kedengarannya berlawanan dengan intuisi, tetapi
transformasi jaringan menjadi energi ini sebagai tanggapan terhadap tidak menyediakan
energi dasar yang cukup, baik dari sumber protein atau karbohidrat, ke tubuh.

 Hormon-Hormon Katabolisme
Tahukah kamu, Olahraga seperti berlari, berenang, dan bersepeda adalah jenis
kegiatan yang merupakan latihan katabolis atau kardio. Ketika melakukan aktivitas ini,
detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan akan meningkat. Proses katabolisme
sendiri berperan penting, dengan energi yang dihasilkan, jantung bisa berdetak sehingga
seluruh jaringan tubuh mendapat suplai darah. Fungsi paru-paru, ginjal, pencernaan, dan
metabolisme sel juga akan bekerja dengan optimal, untuk memelihara kelangsungan
hidup dan kesehatan tubuh. Hormon-hormon yang berperan dalam proses katabolisme,
diantaranya:
 Kortisol – Hormon ini membantu mengatur metabolisme protein, lemak dan
karbohidrat. Hormon yang dikenal sebagai hormon ‘stres’ ini dihasilkan oleh
kelenjar adrenal.
 Sitokin – Ini adalah zat yang mengatur interaksi antar sel dan berperan dalam
mengatur sistem kekebalan tubuh. Beberapa Jenis Sitokin berfungsi merangsang
sistem kekebalan tubuh, sedangkan beberapa jenis sitokin lainnya berfungsi dalam
menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh.
 Glukagon – Hormon ini dihasilkan oleh pankreas, dan bersama dengan insulin
berfungsi menjaga kadar gula dalam darah.
 Adrenalin – Hormon yang dikenal sebagai epinefrin ini dapat meningkatkan detak
jantung, menguatkan kontraksi jantung, dan meningkatkan aliran darah ke otot.

19 | P o r t o f o l i o B i o l o g i

Anda mungkin juga menyukai