Anda di halaman 1dari 2

A.

Analisa Data
Pada set ke-1 tabung ke-1 yang berisi (ekstrak hati + H2O2) dihasilkan
gelembung dalam kategori sangat banyak, sedangkan pada waktu dimasukkan lidi
membara ke dalamnya, timbul nyala api sangat terang. Hal tersebut menunjukkan
bahwa dalam hati tersebut terdapat banyak peroksisom sehingga menghasilkan lebih
banyak enzim katalase. Enzim katalase ini kemudian menguraikan senyawa hidrogen
peroksida menjadi air dan gas oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara dalam
kategori banyak yang dapat membuat nyala api besar, menunjukkan bahwa enzim
tersebut telah memecah senyawa H2O2 menjadi gas oksigen, karena bara api
semakin besar dikarenakan adanya gas oksigen.
Pada set ke-1 tabung ke-2 yang berisi (ekstrak hati + H2O2 + HCl) dihasilkan
gelembung dalam kategori sangat sedikit, sedangkan pada waktu dimasukkan lidi
membara ke dalamnya, timbul nyala api sangat redup. Hal tersebut menunjukkan
bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa
H2O2 menjadi air dan gas oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya
denaturasi. Denaturasi enzim disebabkan oleh penambahan HCl yang merubah
kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam. Derajat keasaman (pH) sangat
mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim
katalase yang bekerja pada pH netral.
Pada set ke-1 tabung ke-3 yang berisi (ekstrak hati + H2O2 + NaOH) dihasilkan
gelembung dalam kategori banyak, sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara
ke dalamnya, timbul nyala api yang redup. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim
katalase dalam hati tidak dapat bekerja optimal, karena pecahnya senyawa H2O2
menjadi air dan gas oksigen tidak sempurna. Hal tersebut disebabkan karena
terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim disebabkan oleh penambahan NaOH yang
merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa. Derajat keasaman (pH)
sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi basa tersebut merusak enzim
katalase yang bekerja pada pH netral.
Pada set ke-1 tabung ke-4 yang berisi (ekstrak hati yang dipanaskan + H2O2)
tidak dihasilkan gelembung, sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke
dalamnya, tidak timbul nyala api. Hal tersebut menunjukkan bahwa protein pada
enzim katalase dalam hati tidak dapat bekerja, karena senyawa H2O2 tidak dapat
dipecah menjadi air dan gas oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya
denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan karena pengaruh suhu,
kearena enzim bekerja pada suhu tertentu. Tidak adanya gelembung dan nyala api
menunjukkan bahwa enzim katalase ini tidak bekerja pada suhu tinggi, karena pada
suhu tinggi enzim ini akan mati dan tidak bisa aktif kembali.
Pada set ke-1 tabung ke-5 yang berisi (ekstrak hati yang didinginkan + H2O2)
tidak dihasilkan gelembung, sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke
dalamnya, tidak timbul nyala api. Hal tersebut menunjukkan bahwa protein pada
enzim katalase dalam hati tidak dapat bekerja, karena senyawa H2O2 tidak dapat
dipecah menjadi air dan gas oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya
denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan karena pengaruh suhu,
kearena enzim bekerja pada suhu tertentu. Tidak adanya gelembung dan nyala api
menunjukkan bahwa enzim katalase ini tidak bekerja pada suhu rendah, karena pada
suhu rendah enzim ini akan inaktif (tidak aktif sementara)
Pada set ke-2 tabung yang berisi (ekstrak jantung + H2O2) dihasilkan
gelembung dalam kategori banyak, sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara
ke dalamnya, timbul nyala api yang terang. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam
jantung tersebut enzim katalase dapat menguraikan senyawa hidrogen peroksida
menjadi air dan gas oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara dalam kategori
banyak yang dapat membuat nyala api besar, menunjukkan bahwa enzim tersebut
telah memecah senyawa H2O2 menjadi gas oksigen, namun enzim yang terkandung
di dalam jantung tak sebanyak enzim yang terdapat dalam hati. Hasil percobaan pada
tabung yang berisi (ekstrak jantung + H2O2) dengan perlakuan yang sama dengan set
ke-1, menghasilkan data yang sama, tetapi lebih rendah.
B. Pertanyaan
1. Pada perlakuan apa yang menghasilkan gelembung dan nyala api paling banyak?
Apa penyebabnya?
Pada set ke-1 tabung ke-1 yang berisi (ekstrak hati + H2O2) dihasilkan
gelembung dalam kategori sangat banyak, sedangkan pada waktu dimasukkan lidi
membara ke dalamnya, timbul nyala api sangat terang. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam hati tersebut terdapat banyak peroksisom sehingga menghasilkan lebih
banyak enzim katalase yang kemudian menguraikan senyawa hidrogen peroksida
menjadi air dan gas oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara dalam kategori
banyak yang dapat membuat nyala api besar, menunjukkan bahwa enzim tersebut
telah memecah senyawa H2O2 menjadi gas oksigen, karena bara api semakin
besar dikarenakan adanya gas oksigen.

2. Apa fungsi enzim katalase dalam percobaan tersebut?


Dalam sel-sel hati terdapat enzim katalase yang mampu menguraikan racun
termasuk hidrogen peroksida atau peroksida air (H2O2) menjadi air dan oksigen
2 H2O2 2 H2O + O2

3. Apa fungsi ditambahkannya HCl dan NaOH pada tabung yang berisi substrat
tersebut?
Penambahan HCl berfungsi untuk membuat suasana ekstrak hati/jantung
menjadi terlalu asam, sedangkan penambahan NaOH berfungsi untuk membuat
suasana ekstrak hati/jantung menjadi terlalu basa.

4. Apa fungsi pemanasan dan pendinginan pada tabung yang berisi substrat
tersebut?
Pemanasan dan pendinginan pada tabung yang berisi ekstrak hati/jantung
ayam berfungsi untuk menguji kerja enzim katalase pada suhu tinggi dan rendah

5. Apa fungsi dari gelembung dan nyala api yang dihasilkan dari perlakuan pada
tabung berisi substrat dan H2O2 tersebut?
Gelembung yang dihasilkan dari (ekstrak hati + H2O2) serta perlakuannya untuk
membuktikan bahwa enzim katalase telah memecah senyawa H2O2 menjadi gas
oksigen dan air.
Nyala api disebabkan karena gelembung-gelembung udara yang terdapat di
dalamnya, karena semakin gas oksigen dapat membuat nyala api semakin terang
dan besar.

Anda mungkin juga menyukai