Anda di halaman 1dari 65

Laporan praktikum : UJI ENZIM KATALASE

- April 26, 2016


A.    JUDUL    : PRAKTIKUM ENZIM KATALASE

B.     TUJUAN : Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase dan hasil
penguraiannya.

C.     DASAR TEORI
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk
hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun
yang merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme. Apabila H 2O2 tidak
diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu,
enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu
berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga
bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa
golongan protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim
dan membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.Enzim katalase termasuk enzim
hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang
berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang
selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker
serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen
peroksida.Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi
membentuk radikal karena membentuk OH- .Enzim katalase merupakan hemoprotein yang
mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas enzim katalase :
1.     Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat         
 2.     Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai substrat
atau donor electron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau akseptor electron.

                                   2 H2O2 + enzim katalase à 2 H2O + O2


Enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane mukosa, ginjal dan hati.

      

D.    ALAT DAN BAHAN


1.      Rak tabung reaksi
2.      Tabung reaksi
3.      Pipet tetes
4.      Pembakar spiritus
5.      Lidi dan korek api
6.      Hati ayam
7.      Larutan HCL 5%
8.      Larutan NaOH 5%
9.      Larutan H2O2 25%
10.  Air panas
11.  Kaki 3
12.  3 gelas kimia
13.  Pisau /cuter/silet

E.     Langkah Kerja
1.      Menyiapkan tabung reaksi A,B,C,D dan E
2.      Memotong 5cm hati ayam dengan pisau/cuter/silet sehingga menjadi potongan kecil-kecil
kemudian menumbuknya sampai halus dan menambahkan beberapa tetes air agar mudah
dimasukan ke dalam tabung.
3.      Mengisi tabung reaksi masing-masing tabung A,B,C,D,dan E dengan cincangan hati ayam
hingga ketinggian 1,5 cm.
4.      Memasukan lebih dahulu hati ayam pada tabung D pada air mendidih kemudian di
dinginkan.
5.      Tabung F tidak di isi dengan hati (kosong)
6.      Melakukan urutan langkah pengujian sebagai berikut :
a.       Tabung A + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari kanan dan mengamati
kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari dan melakukan uji nyala api
dengan memasukan bara lidi api dalam tabung.
b.      Tabung B + 10 tetes NaOH baru kemudian + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan
ibu jari kanan kemudian mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera
ibu jari dan melakukan uji nyala api dengan memasukan bara lidi api dalam tabung.
c.       Tabung C + 10 tetes HCL + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari kanan
kemudian mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari dan
melakukan uji nyala api dengan memasukan bara lidi api dalam tabung.
d.      Tabung D hati dipanaskan, setelah dingin + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya  dengan
ibu jari kanan dan mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari
dan melakukan uji nyala api dengan memasukan bara lidi api dalam tabung
e.       Tabung E tidak di isi dengan H2O2. Segera menutupnya dengan ibu jari kanan dan
mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari dan melakukan uji
nyala api dengan memasukan bara lidi dalam tabung.
f.        Tabung F di isi dengan 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari kanan dan
mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari dan melakukan uji
nyala api dengan memasukan bara lidi dalam tabung.
g.      Mengsisikan hasil percobaan pada tabel pengamatan.

F.      Tabel pengamatan
Perlakuan Ekstrak Hati + H202 Keterangan
Gelembung Nyala Api
Hati + H2O2 +++ ++
Hati + NaOH + + +
H2O2
Hati+ HCl + H2O2 - +++
Hati dipanaskan + +++ ++
H202
Hati saja - ++
H202 saja ++ +++
Keterangan :
+++     =  banyak gelembung
++        = gelembungnya sedang
+          = sedikit gelembung
-                = tidak ada gelembung

G.    PEMBAHASAN
-          1 potong hati ayam + H2O2
Saat larutan H2O2 dimasukkan, terjadi pembentukan gelembung-gelembung udara yang
banyak. Hal itu membuktikan bahwa di dalam hati ayam yang masih segar terdapat banyak
peroksisom sehingga menghasilkan enzim katalase dalam jumlah banyak. Enzim katalase ini
kemudian menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan
gelembung-gelembung udara yang terbentuk membuktikan bahwa enzim katalase dapat
menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi H2O.
Pada saat memasukkan bara api kedalam tabung reaksi , bara api tetap menyala tetapi dala
intensitas yang sedikit. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan
senyawa hydrogen peroksida menjadi O2.

-           Hati + NaOH +  H2O2


dihasilkan gelembung dalam intensitas sedang dan bara api juga menyala sedang. Hal
tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja dengan normal, karena
tidak dipecahkannya senyawa H2O2menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena
terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan NaOH
yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa. Derajat keasaman (pH)
sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi basa tersebut merusak enzim
katalase yang bekerja pada pH netral.

-          1 potong hati ayam + HCl + 2ml H2O2


dihasilkan gelembung dalam kategori tidak ada namun bara api juga menyala dalam
intensitas sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja,
karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan
karena terjadinya denaturasi. Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim
yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi
enzim menurun atau hilang. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan
HCl yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam. Derajat keasaman (pH)
sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim
katalase yang bekerja pada pH netral.
-           Hati di panaskan  + H2O2
dihasilkan gelembung dalam intensitas banyak sekali dan bara api juga menyala besar. Hal ini
menunjukkan bahwa pada suhu yang lebih tinggi kecepatan senyawa hydrogen peroksida
meningkat, sehingga saat bertumbukan dengan enzim, energy molekul hydrogen peroksida
berkurang. Hal ini memudahkan terikatnya molekul hidrogen peroksida pada sisi aktif enzim
katalase.

-          Hati saja
dihasilkan gelembung dalam kategori tidak ada namun bara api juga menyala dalam
intensitas sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja,
karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen

H.    PERTANYAAN
1.      Bagaimanakah sifat H2O2 ?
2.      Mengapa pada percobaan ini menggunakan hati?
3.      Apa yang anda ketahui tentang katalase,dimanakah dibuat dalam sel?
4.      Gelembung gas apakah yang terbentuk?tuliskan reaksi penguraiannya
5.      Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase!
I.        JAWABAN PERTANYAAN
1.      Hidrogen peroksida  merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat.
H2O2 tidak berwarna dan memiliki bau yang khas agak keasaman.

2.      Karena di dalam hati mengandung kadar  enzim katalase tertinggi.

3.      Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai
sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh enzim katalase
yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase dihasilkan di bagian
mikro tepatnya peroksisom.

4.      Gelembung gas yang terbentuk adalah gelembung hydrogen.Gelembung gas ini terbentuk
karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi.Contoh, pada
laruutan HCl terjadi reaks ielektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.

HCl(aq)      H+(aq)+Cl-(aq)
Reaksireduksi:2H+(aq)+2e- H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-

5.      -   derajat keasaman (ph)


Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.  Sebagian
besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH =
±7).  Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas
enzim dengan cepat.
  -         Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah.  Hal ini disebabkan karena
enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami
koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan
lain yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi
adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi
berikatan dengan substratnya.
-                  Konsentrasi Enzim
Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi
enzim katalase, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi
enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
-                         Konsentrasi substrat
Bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya
peningkatan konsentrasi substrat. Namun, apada saat semua sisi aktif semua enzim bekerja,
penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim.

J.       KESIMPULAN
-          Enzim bekerja berpengaruh dengan derajat kesamaan dan suhu, pada Ph yang terlalu asam
maupun basa enzim tidak dapat bekerja secara maksimal, sedangkan pada suhu tinggi akan
mengalami denaturesi.
-          Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O) dan Oksigen (O2).
Enzim katalase akan rusak apabila bekerja pada suhu diatas 500C, dan pada kondisi asam
maupun basa.

K.     Daftar Pustaka
http://notechaca.blogspot.com/2013/09/.http://www.slideshare.net/DaPiDaBi/laporan-
percobaan-enzim-katalase

L.     Lampiran
APORAN PRAKTIKUM ENZIM
KATALASE
- July 31, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH PERBEDAAN pH, SUHU, DAN


KONSETRASI ENZIM DAN SUBSTRAT TERHADAP KERJA ENZIM
KATALASE PADA HATI AYAM

*Kalian bisa mendownload versi .pdf nya disini , atau versi .docx nya disini 
, jika kesulitan baca cara download nya terimakasih*

I.                   TUJUAN
1.     Membandingkan pengaruh perbedaan pH pada kinerja enzim katalase
pada hati ayam.
2.     Membandingkan pengaruh perbedaan suhu pada kinerja enzim
katalase pada hati ayam.
3.     Membandingkan pengaruh perbedaan konsentrasi hati ayam dan
larutan H2O2

II.                 RUMUSAN MASALAH
1.     Pada kisaran pH berapa kerja enzim katalase dapat bekerja optimal ?
2.     Berapakah suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja secara
baik?
3.     Adakah pengaruh perbedaan konsentrasi hati ayam dan larutan
H2O2 pada kinerja enzim katalase?

III.              HIPOTESIS
1.     Enzim katalase dapat bekerja optimal pada pH netral ( 7 ) sampai pH
basa lemah
2.     Suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja dengan baik adalah
pada suhu ruangan (25-30drjt C)
3.     Konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2 sangat berpengaruh terhadap
kerja enzim katalase.

IV.              DASAR TEORI
A.    ENZIM
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme
makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi
di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri
dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang
tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak
tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan
anorganik).
Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel
tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya.
Enzim katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan.
Enzim diproduksi oleh peroksisom dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif
bahan-bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida
(H2O2). Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase, yaitu enzim
yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya
(http://id.wikipedia.org).
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu: Teori kunci dan
gembok (enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk
geometri komplemen yang sama persis sehingga bisa saling melekat) dan teori
ketepatan induksi (enzim tidak merupakan struktur yang spesifik melainkan
struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai substrat.
Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk
untuk menyerupai substrat). Namun dalam implementasinya, teori pertama
yang dianggap paling sesuai dalam menjelaskan cara kerja enzim
(http://fionaangelina.com).

B.     ENZIM KATALASE
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di
dalam sel-sel makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak
hydrogen peroksida yang bersifat racun yang merupakan sisa / hasil
sampingan dari proses metabolisme.
Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan
kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan
merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa
air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu,
enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta
merupakan suatu senyawa golongan protein. Pengaruh temperature
terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan membuatnya
terdenaturasi seperti protein kebanyakan.

Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi


tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya.
Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas,
yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan
menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase
memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen peroksida.
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2berpotensi
membentuk radikal karena membentuk OH- .
Enzim katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus
hem.
Aktivitas enzim katalase :
1.     Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan
substrat
2.     Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul
H2O2 sebagai substrat atau donor electron dan molekul H2O2yang lain
sebagai oksidan atau akseptor electron.
2 H2O2 + enzim katalase  2 H2O + O2
Enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane
mukosa, ginjal dan hati.

C.     DERAJAT KEASAMAN (pH)


Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang
sangat kuat.  Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran
pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7).  Di luar pH optimal,
kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim
dengan cepat.

D.    Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah.  Hal ini
disebabkan karena enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas).
Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu
tinggi (panas).
Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan
hydrogen dan ikatan lain yang merangkai molekul enzim, sehingga
enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga
dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan
dengan substratnya.

E.     Konsentrasi Enzim
Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi.
Semakin besar konsentrasi enzim katalase, semakin cepat pula reaksi
yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding
lurus dengan kecepatan reaksi.

F.     Konsentrasi substrat
Bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan
meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun,
apada saat semua sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat
tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim.

V.                VARIABEL
        Variabel manipulasi : 
a.     Hati ayam (perbedaan perlakuan) :
-         2gr hati ayam direndam larutan NaOH 2menit.
-         2gr hati ayam direndam larutan HCl 2menit.
-         2gr hati ayam direndam air panas 2menit.
-         2gr hati ayam direndam air dingin 2menit.
-         4gr hati ayam
b.     Larutan H2O2 (perbedaan volume)
-         Larutan H2O2 2ml
- Larutan H2O2 4ml
         

        Variable control :
a.     Hati ayam : sejenis
b.     Larutan H2O2 : molaritas

VI.              ALAT DAN BAHAN

1.     ALAT :
        Tabung reaksi
        Gelas ukur
        Sumbat karet
        Lidi
        Korek api

2.     BAHAN :
        Potongan hati ayam 2 gram sebanyak 2
        Larutan NaOH
        Larutan HCl
        Larutan H2O2
        Air panas 60oc
        Air dingin 10oc
         

VII.           PERANGKAT PERCOBAAN

VIII.         LANGKAH KERJA

1.     Menyiapkan alat dan bahan


2.     Merangkai perangkat percobaan seperti pada perangkat percobaan
3.     Menutup tabung reaksi dengan sumbat saat mereaksikan larutan H2O2
4.     Mengamati gelembung udara yang terbentuk
5.     Membuka sumbat tabung reaksi kemudian memasukkan bara api pada
tabung reaksi.
6.     Mengamati keadaan bara api.
7.     Mencatat hasil reaksi kedalam table pengamatan
8.     Menganalisa table hasil pengamatan
9.     Menjawab pertanyaan
10.                        Membuat kesimpulan

IX.              Tabel  pengamatan
No Perlakuan gelembung gas bara api
1 1 potong hati ayam + 2ml H2O2 banyak sedikit
1 potong hati ayam + NaOH + 2ml
2 H2O2 sedang sedang
1 potong hati ayam + HCl + 2ml
3 H2O2 sedikit sedang
1 potong hati ayam 40C + 2ml
4 H2O2 banyak sekali besar
1 potong hati ayam 10C + 2ml
5 H2O2 banyak sekali besar sekali
6 2 potong hati ayam + 2ml H2O2 banyak sekali besar sekali
7 1 potong hati ayam + 4ml H2O2 banyak sekali besar

X.                 Analisa data
Pada praktikum kali ini kita menggunakan hati ayam sebagai bahan
percobaan, karena hati ayam banyak mengandung enzim katalase.
Hasil dari percobaan yang terdapat pada tabung reaksi adalah
gelembung yang mengandung gas oksigen. Dan apabila kita
menempatkan bara di dalam tabung reaksi, maka bara tersebut akan
menyala, ini membuktikan bahwa reaksi pembakaran tadi menghasilkan
oksigen (O2). Tetapi tidak semua tabung reaksi menghasilkan
gelembung dan menyala apabila ditempatkan bara di atasnya. Ada juga
bara yang mati setelah di tempatkan di atas tabung reaksi
 1 potong hati ayam + 2ml H2O2
Saat larutan H2O2 dimasukkan, terjadi pembentukan gelembung-
gelembung udara sebanyak 53ml dalam waktu 2menit. Hal itu
membuktikan bahwa di dalam hati ayam yang masih segar terdapat
banyak peroksisom sehingga menghasilkan enzim katalase dalam
jumlah banyak. Enzim katalase ini kemudian menguraikan senyawa
hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan gelembung-
gelembung udara yang terbentuk membuktikan bahwa enzim katalase
dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi H2O.
Pada saat memasukkan bara api kedalam tabung reaksi , bara api tetap
menyala tetapi dala intensitas yang sedikit. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida
menjadi O2.
 1 potong hati ayam + NaOH + 2ml H2O2
dihasilkan gelembung dalam intensitas sedang dan bara api juga
menyala sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase
dalam hati tidak bekerja dengan normal, karena tidak dipecahkannya
senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena
terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh
penambahan NaOH yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi
kondisi basa. Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas
enzim, sehingga kondisi basa tersebut merusak enzim katalase yang
bekerja pada pH netral.

 1 potong hati ayam + HCl + 2ml H2O2


dihasilkan gelembung dalam kategori sedikit namun bara api juga
menyala dalam intensitas sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa
enzim katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya
senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena
terjadinya denaturasi. Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga
dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan
dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang.
Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan HCl yang
merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam. Derajat
keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi
asam tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH netral.
 1 potong hati ayam 40C + 2ml H2O2
dihasilkan gelembung dalam intensitas banyak sekali dan bara api juga
menyala besar. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu yang lebih tinggi
kecepatan senyawa hydrogen peroksida meningkat, sehingga saat
bertumbukan dengan enzim, energy molekul hydrogen peroksida
berkurang. Hal ini memudahkan terikatnya molekul hidrogen peroksida
pada sisi aktif enzim katalase.
 1 potong hati ayam 10C + 2ml H2O2
dihasilkan gelembung dalam intensitas banyak sekali dan bara api
menyala besar sekali. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase
dalam hati masih bekerja, karena berhasil dipecahkannya senyawa
H2O2 menjadi air dan oksigen. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan
bahwa enzim katalase tidak rusak dalam suhu rendah. Pada suhu
rendah enzim hanya mengalami inaktif, dengan kata lain enzim akan
bekerja kembali ketika telah mencapai suhu yang sesuai dan bertemu
dengan substrat yang cocok (karena enzim bekerja secara spesifik).
 2 potong hati ayam + 2ml H2O2
dihasilkan gelembung dalam intensitas banyak sekali dan bara api
menyala besar sekali dalam waktu yang sangat cepat. Hal tersebut
membuktikan bahwa konsentrasi enzim juga mempengaruhi laru reaksi.
Semakin besar konsentrasi enzim, semakin cepat pula reaksi yang
berlangsung.
 1 potong hati ayam + 4ml H2O2
dihasilkan gelembung dalam intensitas banyak sekali dan bara api
menyala besar. Hal ini membuktikan bahwa bila jumlah enzim dalam
keadaan tetap kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya
peningkatan substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja,
penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim
lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh.

XI.              Pertanyaan
1.     Dalan kegiatan ini apa peranan dari hati ayam dan H2O2 ? jelaskan !
Peranan dari hati ayam adalah penghasil enzim katalase yang dapat
memecah / menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi air dan
oksigen.
Peranan H2O2 adalah sebagai substrat untuk reaksi ini.
2.     Pada percobaan mana terbentuk gelembung gas paling banyak?
Jelaskan !
Percobaan yang membentuk gelembung gas paling banyak adalah
percobaan nomor 5 (1 potong hati ayam 10C + 2ml H2O2) karenabahwa
enzim katalase dalam hati masih bekerja, karena berhasil
dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hasil dari
perlakuan ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak rusak dalam
suhu rendah. Pada suhu rendah enzim hanya mengalami inaktif, dengan
kata lain enzim akan bekerja kembali ketika telah mencapai suhu yang
sesuai dan bertemu dengan substrat yang cocok (karena enzim bekerja
secara spesifik), dan nomor 6 (2 potong hati ayam + 2ml H2O2) karena
konsentrasi enzim katalase yang semakin besar maka akan
menyebabkan gelembung gas bertambah banyak.
3.     a. Gas apakah yang terbentuk jelaskan !
gas yang terbentuk adalah o2. Karena enzim katalase berfungsi
memecah larutan h2o2 menjadi air dan gas o2.
b.apa fungsi lidi membara pada kegiatan ini ?
fungsi lidi membara adalah untuk menguji keberadaan gas o2 dalam
tabung reaksi.
c.      Mengapa hati ayam pada tabung reaksi setelah ditetesi h202 harus
ditutupi ?
Agar gas o2 tidak keluar dari tabung reaksi dan agar dapat keluar dari
tabung reaksi.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
KATALASE PADA HATI DAN JANTUNG AYAM

Oleh:
Kelas XII IPA 1
Kelompok 7
Imami Diyah Puspita (17)
 Habsary (15)
 Komaruddin (22)
 Moh. Zaini (23)
                                                                                              
SMA NEGERI 3 BANGKALAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
       
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah  ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin
sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai penelitian yang kami
lakukan, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase pada hati dan jantung
ayam.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman dan juga
berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.

  Bangkalan, 8 Oktober 2013


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN     
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat.............................................................................................................. 2
1.5 Hipotesis............................................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori................................................................................................... 3
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian................................................................................................... 6
3.2 Variabel Penelitian............................................................................................. 6
3.3 Alat dan Bahan.................................................................................................. 6
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................ 6
3.5 Langkah Kerja.................................................................................................... 7
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................................. 8
4.2 Analisis Hasil Penelitian..................................................................................... 8
4.3 Pembahasan........................................................................................................ 9
4.4 Diskusi............................................................................................................. 11
BAB V. PENUTUP
5.1 Simpulan.......................................................................................................... 12
5.2 Saran................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki biokatalisator yang disebut
dengan enzim. Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme yang terdiri
atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Di dalam sel, enzim
diproduksi oleh organel badan mikro peroksisok. Enzim merupakan zat yang membantu
semua kegiatan yang dilakukan sel. Enzim mempunyai dua fungsi pokok yaitu mempercepat
reaksi tetapi tidak ikut bereaksi dan mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam
waktu yang sama.
Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2) yang
memiliki sifat oksidator kuat dan merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk
pada proses pencernaan makanan. Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen
Peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya
ditandai dengan timbulnya gelembung.
Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap.
Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas oksigen dalam
tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami
denaturasi (kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim
katalase bekerja secara optimal pada suhu kamar (±30 C) dan suasana netral. Hal ini dapat
dilihat pada suasana asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan
terhenti sama sekali. Indikasinya adalah sedikitnya gelembung yang dihasilkan dan bara api
tidak menyala. Sedangkan pada suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar.
Cara kerja yang dilakukan enzim yaitu molekul selalu bergerak dan saling
bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang
tepat maka akan menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat tersebut
disebut dengan sisi aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Keinginan kami untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, dan memenuhi tugas biologi,
merupakan suatu motivasi kami untuk melakukan praktikum sederhana dengan menggunakan
enzim katalase yang berasal dari ekstrak hati dan jantung ayam.

1.2 Rumusan Masalah


         Bagaimanakah cara kerja enzim katalase?
         Bagaimanakah pengaruh H2O2 terhadap mekanisme kerja enzim katalase?
         Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?

1.3 Tujuan
         Mengetahui cara kerja enzim katalase
         Mengetahui pengaruh H2O2 terhadap mekanisme kerja enzim katalase
         Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase

1.4 Manfaat Penelitian


         Dapat mengetahui cara kerja enzim katalase
         Dapat mengetahui pengaruh H2O2 terhadap mekanisme kerja enzim katalase
         Dapat Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase

1.5  Hipotesis
         Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri-
ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh faktor suhu,
konsentrasi enzim. dan derajat keasaman lingkungannya.
         Enzim katalase berpengaruh terhadap penguraian racun H2O2

BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam-asam amino. Kebanyakan enzim
berukuran lebih besar dari substratnya. Akan tetapi, hanya daerah tertentu dari molekul enzim
tersebut yang berikatan dengan substart, yaitu di bagian yang disebut sisi aktif. Beberapa
enzim memerlukan komponen nonprotein yang disebut gugus prostetik agar dapat bekerja
dalam suatu reaksi. Enzim yang lengkap tersebut disebut holoezim.
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagian bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam
amino. Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan
keasaman. Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik, yaitu gugusan yang aktif.
Gugus prostetik yang berasal dari molekul anorganik disebut kofaktor, misalnya besi,
tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa organik kompleks disebut koenzim,
misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam
pantotenat (vitamin B5), niasin (asam nikotinat), piridoksin (vitamin B6), dan biotin.
Katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) yang tidak
baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air (H 2O) dan oksigen (O2) yang sama sekali tidak
berbahaya. Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif
lainnya seperti fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia.
Katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Enzim ini diproduksi oleh sel di bagian
badan mikro, yaitu Perioksisom. Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang melindungi
bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bagi kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan
kerusakan.
Enzim katalase dari mamalia hanya dapat berfungsi di antara suhu 37 - 40 . Jika
suhu terlalu rendah, maka enzim ini akan berhenti bekerja, tetapi tidak mengalami kerusakan
dan akan bekerja kembali jika suhu telah normal. Jika suhu terlalu tinggi, enzim ini akan
mengalami denaturasi sehingga tidak dapat dipakai kembali.
Reaksi-reaksi yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup terjadi pada suhu 270
C, misalnya pada tumbuhan dan pada tubuh hewan berdarah dingin; atau pada suhu 370,
misalnya pada tubuh hewan berdarah panas. Pada suhu tersebut proses oksidasi akan berjalan
lambat. Agar reaksi-reaksi berjalan lebih cepat diperlukan katalisator. Katalisator adalah zat
yang mempercepat reaksi tetapi zat tersebut tidak ikut bereaksi. Katalisator didalam sel
makhluk hidup disebut biokatalisator atau enzim.
Pada umumnya, pH optimum enzim berkisar antara 6-8. Namun, beberapa
pengecualian dapat terjadi. Contohnya pada lambung manusia, pepsin akan bekerja optimum
pada pH 2. Perubahan pH yang cukup tajam juga dapat menyebabkan enzim mengalami
denaturasi.
         Hati 
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah
kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat
ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, serta asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen yang berasal dari asam amino.
Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Lobus hati
terbentuk dari sel parenkimal dansel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati
disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama
hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang
terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga
berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi
peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel
endodermal menjadi hepatosit.

Manfaat Hati Ayam Bagi Kesehatan


Hati ayam termasuk dalam golongan jerohan yang dihindari karena kadar
kolesterolnya tinggi, bagi yang punya masalah dengan kolesterol. Namun di sisi lain hati
bermanfaat bagi kesehatan, karena banyak mengandung zat besi, folate dan zinc.
Mengkonsumsi hati dapat menghindari anemia dan membantu secara cepat jika
kekurangan atau kehilangan darah. Hati ayam juga membantu sistem kekebalan tubuh, karena
kandungan protein dan mineralnya tinggi. Karena kaya akan zat besi, folate dan vitamin B12,
hati ayam sangat mudah diserap dan membuat butir darah merah. Maka hati sangat baik
untuk mencegah anemia serta memulihkan kekurangan darah setelah operasi. Selain itu hati
ayam kaya akan zinc (seng) yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
mempertahankan kekebalan tubuh, maka baik untuk mereka yang tidak nafsu makan.
Mereka yang telah berusia lanjut, atau sedang  sakit dan sangat membutuhkan zinc
dalam jumlah banyak, dianjurkan makan hati ayam. Bayi yang sudah makan nasi tim perlu
diberi hati ayam, mengingat manfaatnya untuk kekebalan. Untuk orang dewasa,
mengkonsumsi hati ayam seminggu sekali dapat membantu mencegah anemia dan berguna
dalam pembentukan sel darah merah. Tentunya pola konsumsi gizi seimbang perlu
dipertahankan untuk menghindari kekurangan atau kelebihan zat gizi yang berpengaruh pada
kesehatan pada umumnya.
         Jantung  
Jantung adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat 
pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti
berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah
satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


         Praktikum
3.2 Variabel Penelitian
         Variabel bebas:
-          Ekstrak hati dan jantung ayam
-          Konsentrasi HCL
-          Konsentrasi NaOH / KOH
-          Konsentrasi suhu
         Variabel terikat: munculnya gelembung gas dan nyala api
         Variabel kontrol: konsentrasi H2O2

3.3 Alat dan Bahan


Alat:
         Tabung reaksi 10 buah
         Rak tabung reaksi 1 buah
         Pembakar spirtus 1 buah
         Pipet tetes 5 buah
         Gelas ukur 2 buah
Bahan:
         Ekstrak hati ayam
         Ekstrak jantung ayam
         Peroksida air (H2O2)
         HCL 10 %
         NaOH / KOH 10 %

3.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian


Waktu             : penelitian dilakukan selama 2 jam
Tanggal           : rabu, 2 Oktober 2013
Tempat            : di laboratorium SMAN 3 BANGKALAN

3.5 Langkah Kerja


1 ml ekstrak 1 ml ekstrak 1 ml ekstrak
1 ml ekstrak 1 ml ekstrak
hati + 5 tetes hati + 5 tetes hati
hati jantung
HCL pekat KOH 10 % dipanaskan

D E
B
C  
 
A

1 2 3
4

2 ml H2O2 2 ml H2O2 2 ml H2O2 2 ml H2O2 2 ml H2O2


Keterangan:
1.      Menetesi tabung A ke tabung 1, tabung B ke tabung 2, tabung C ke tabung 3, tabung D ke
tabung 4 dan tabung E ke tabung 5.
2.      Pada waktu mereaksikannya, kita menutup tabung reaksi dengan ibu jari dan mengamati
pembentukan gelembung gas kemudian memasukkan bara api pada tabung tersebut.
Mengamati keadaan bara api yang dimasukkan tadi.
3.      Menulis hasil praktikum dalam tabel pengamatan

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Tabel 4.1.1 hasil praktikum enzim katalase pada ekstrak hati dan jantung ayam  
No Perlakuan Gelembung gas Nyala api
1 Ekstrak hati + H2O2 ++++ Hidup (terang)
2 Ekstrak hati + H2O2 +HCL + mati
3 Ekstrak hati + H2O2 + KOH +++ Hidup (redup)
4 Ekstrak hati panas + H2O2 ++ Hidup (redup)
5 Ekstrak jantung + H2O2 - mati
Keterangan:
-         = Bila tak ada gelembung
+          = Sedikit gelembung
++        = Sedang
+++     = Banyak
++++   = Banyak sekali

4.2 Analisis Hasil Penelitian


         Ekstrak Hati + H2O2
Saat hati diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini membuktikan
bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air),
sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api.  Hal ini
membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2). Dan itu membuktikan bahwa
di dalam hati mengandung enzim katalase. dalam percobaan hati + H 2O2 terjadi peristiwa
gelembung yang sangat banyak karena di dalam hati mengandung enzim katalase yang
berguna untuk menetralkan racun dimana hanya dapat bekerja optimal pada ph netral.
         Ekstrak Hati + H2O2 +HCL
Pada percobaan yang kedua kami menggunakan tambahan HCL yang dimaksudkan agar
keaadaan hati menjadi terlalu asam. Dan dalam hasil pengamatan dapat dilihat bahwa tidak
jauh berbeda hasilnya dari percobaan Hati+H2O2 yang berfungsi sebagai pembanding akan
tetapi yang terjadi hanya ada sedikit gelembung itu membuktikan bahwa dalam bekerja hati
tidak dapat mengubah secara sempurna dari H2O2 menjadi H2O (air) dan tidak timbul nyala
api itu berarti tidak adanya penguraian dari H2O2 menjadi O2. Dan membuktikan bahwa pada
keadaan yang terlalu asam yaitu dengan ditambahnya HCL enzim tidak dapat bekerja secara
optimal.
         Ekstrak Hati + H2O2 + KOH
Pada percobaan yang ketiga kali ini Hati dengan H2O2 ditambah lagi dengan KOH.
Penambahan KOH disini dimaksudkan untuk membuat Hati dalam keadaan

terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung  udara yang sedang, itu


membuktikan bahwa tidak terjadi penguraaian yang sempurna dari H 2O2 menjadi H2O
(air)  tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya terjadi nyala api walaupun sedikit. Hal
tersebut membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam
kondisi yang terlalu basa.
         Ekstrak Hati panas + H2O2
Pada percobaan yang keempat ekstrak hati dipanaskan terlebih dahulu kemudian setelah itu
ditambah dengan H2O2 . Dan yang terjadi gelembung muncul hanya sedikit dan ketika bara
api dimasukkan kedalam tabung terjadi reaksi nyala api yang redup. Hal ini disebabkan
karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak
dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Itu membuktikan juga bahwa dimana enzim
katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi. karena kita ketahui bahwa enzim
katalase akan bekerja secara optimal pada suhu netral.
         Ekstrak Jantung + H2O2
Pada penelitian kelima ini ekstraknya menggunakan jantung ayam yang kemudian ditambah
dengan H2O2 dan apabila dibandingkan dengan ekstrak yang menggunakan
hati+H2O2 memang sangat berbeda yaitu pada banyaknya gelembung. kalau menggunakan
jantung pada penelitian kami tidak ada gelembung yang muncul sama sekali dan saat bara api
dimasukkan kedalamnya juga tidak menyala. Itu membuktikan bahwa pada jantung ayam
tersebut ridak mengandung enzim katalase. Padahal seharusnya pada jantung ayam juga
terdapat enzim katalase seperti halnya dengan hati ayam. Jadi bisa kami simpulkan bahwa
ada kesalahan disaat kami melakukan penelitian pada ekstrak jantung tersebut yaitu ekstrak
jantung yang telah kami peroleh kurang pekat atau terlalu encer sehingga bisa saja
mempengaruhi terhadap kerja enzim katalase itu.

4.3 Pembahasan
         Cara Kerja Enzim Katalase
Ada dua teori mengenai cara kerja enzim secara umum, yaitu teori gombok-anak kuncidan
kecocokan terinduksi.
- Teori gembok-anak kunci
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat
saja. Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok dengan anak kuncinya.
Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang
yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-
substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan
sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah
sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.
- Teori kecocokan terinduksi
Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat
terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam
menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan
kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif yang
semula tidak cocok menjadi cocok. Kemudian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang
selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali
pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.
-          Peran dan Kerja Enzim Katalase
Enzim katalase  merupakan enzim yang mengandung empat gugus heme, pada tulang,
membran mukosa, ginjal dan hati. Enzim ini bekerja secara aktif dalam tubuh dan aktifitas
kerjanya dapat ditemukan pada mitokondria, sitoplasma serta peroksosom. enzim yang
mengandung empat gugus ini juga memiliki empat rantai polypeptide yang masing-masing
bagian terdiri atas 500 lebih senyawa asam amino. Heme yang terdapat pada enzim katalase
juga terbentuk dari sebuah cincin protoporphyrin dan mengandung atom besi tunggal.
Adapun berat molekul yang terdapat pada enzim ini adalah 118.054,25 gram/mol.
-          Fungsi dari Enzim Katalase
Enzim katalase bekerja dengan rangkaian beberapa molekul sehingga keempat gugus tadi
akan membantu penyerapan. Adapun didalam tubuh memiliki kandungan hidrogen peroksida
atau H202 yang merupakan hasil dari respirasi dan dibuat untuk seluruh sel-sel yang hidup.
Kandungan H202 ini sebenarnya sangat berbahaya bagi tubuh untuk itu enzim katalase
berfungsi untuk mengkatalis kandungan H202 tersebut. peran enzim ini juga sebagai
peroksidasi yang khusus untuk mereaksi dekomposisi hydrogen peroksida sehingga pada
nantinya dapat berubah menjadi oksigen serta air. Untuk satu molekul hydrogen peroksida,
enzim ini mampu mengoksidasinya hingga menjadi oksigen. Lalu proses peredoksidasian
yang kedua akan menjadi air. Hydrogen yang berupa ion sebagai penyeimbang terhadap
reaksi yang tengah berjalan.
         Pengaruh H2O2 Terhadap Mekanisme Kerja Enzim Katalase
Enzim katalase akan bereaksi jika ditambahkan dengan H2O2 sebagai substratnya. Enzim
katalase tidak dapat bekerja atau bereaksi jika dalam kondisi pH yang terlalu asam (HCl) atau
yang terlalu basa (NaOH)
         Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim Katalase
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu :
  Suhu
Pada suhu tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, dan aktivitas enzim meningkat.
  Ph
Perubahan kondisi asam dan basa di sekitar molekul enzim dapat mempengaruhi bentuk tiga
dimensi enzim dan dapat menyebabkan denaturasi enzim.
  Aktivator dan Inhibitor
aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya. 
Sebaliknya, inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim dengan
substratnya.
  Konsentrasi Enzim.
Semakin besar konsentrasi enzim, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung.
  Konsentrasi Substrat.
Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya
peningkatan konsentrasi substrat.  Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja,
penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut.

4.4 Diskusi
         Percobaan yang Paling Banyak Menghasilkan Gelembung
Pada pencampuran ekstrak hati dan H2O2, karena di dalam hati mengandung enzim katalase
yang berguna untuk menetralkan racun dimana hanya dapat bekerja optimal pada ph
netral. Sedangkan pada campuran hati dengan KOH dan HCl tidak akn menghasilkan
gelembung yang terlalu banyak, karena pH larutan menjadi basa dan asam.
         Gas yang Terbentuk Pada Setiap Reaksi
Gas O2 (oksigen) karena apabila hati di tambah H2O2 lalu di buka,maka akan timbul
gelembung gas O2.di mana apabila di tempatkan bara di atas tabung tadi sehingga bara
tersebut menyala yang membuktikan bahwa reaksi pembakaran tadi menghasilkan O2
         Fungsi Lidi Membara dalam Percobaan
Lidi berfungsi untuk membuktikan dalam campuran senyawa tersebut dapat mengandung
enzim katalase atau tidak.
         Penyebab Saat Menuangkan H2O2 Harus Ditutup dengan Ibu Jari
supaya reaksi antara H2O2 dengan ekstrak tersebut dapat  berlangsung dengan sempurna.
         Faktor-faktor pada percobaan yang mempengaruhi kerja enzim katalase
- Konsentrasi ph
- Pengaruh suhu
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
         Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim katalase
berperan dalam menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2O2 dan O2.
         Aktivitas Enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
-          Suhu, dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi. karena kita
ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu netral.
-          Derajat Keasaman pH, dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral.
sedangkan pada keadaan pH < 7 (asam) dan pH > 7 (basa) tidak dapat menguraikan secara
optimal.
         Semakin besar konsentrasi enzim katalase, maka semakin banyak molekul substrat yang
dapat dipecahkan.
         Enzim katalase juga terdapat didalam organel selain hati yaitu jantung
         Semua organ dalam tubuh mengandung enzim katalase yang konsentrasi terbesarnya
terdapat di hati dan dengan adanya enzim katalase yang terdapat dalam sel akan menguraikan
peroksida air ini sehingga tidak merugikan sel.

5.2 Saran
         Sebaiknya bahan-bahan yang akan digunakan disediakan terlebih dahulu sebelum praktikum,
agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.
         Lebih teliti dalam mengamati gelembung dan nyala api yang muncul.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Enzim Katalase. http://agungsaputro00.wordpress.com/. Diakses padatanggal 4
Oktober 2013, pukul 20.00 wib.
______. 2008. Laporan Enzim Katalase. http://mr-fabio2.blogspot.com/. Diakses pada7
Oktober 2013, pukul 19.00 wib.
Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi 3 A untuk SMA kelas XII Semester I. Malang:
Penerbit Erlangga.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI KERJA ENZIM
KATALASE
October 15, 2016
|

Firarizqy Candradari Agfa

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI


KERJA ENZIM KATALASE
 
Disusun oleh:
Firarizqy Candradari Agfa
17
XII IPA-2
 
SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID
Tahun Ajaran 2013 / 2014
 
 
 
 
 
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
     Makhluk hidup makan untuk menjaga kelangsungan hidupnya serta memenuhi
kebutuhan energi. Makanan yang dicerna akan terpecah menjadi sumber energi melalui
proses metabolisme di dalam tubuh. Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang
terjadi didalam tubuh makhluk hidup yang dimaksudkan untuk memperoleh energi,
menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan
atau mengeluarkan zat - zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak
struktur – struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.
 
    Dalam suatu reaksi kimia terdapat zat - zat atau senyawa -
senyawa bersifat menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa
– senyawa yang mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan
katalisator. Katalisator merupakan suatu zat yang mempercepat laju reaksi-reaksi kimia
pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan
suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah sehingga katalis mengurangi
energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
 
     Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut dengan
enzim. Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja dengan
menurunkan energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk
melakukan suatu reaksi kimia di dalam tubuh. Jika tidak terdapat katalisator dalam
metabolisme, maka suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh makhluk
hidup. Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar enzim. Faktor dalam
misalnya substansi – substansi genetik yang dibawa oleh masing – masing enzim.
 
     Berdasarkan latar belakang yang baru saja diulas, penulis berkeinginan untuk
mengetahui faktor luar apa saja yang mempengaruhi kerja enzim melalui praktikum
sederhana dan di dokumentasikan secara tertulis dalam bentuk laporan praktikum yang
berjudul "Laporan Praktikum Biologi Kerka Enzim Katalase".
 
2. Tujuan Penelitian
Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase dan hasil
penguraiannya.
 
3. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh NaOH, HCl dan suhu terhadap kerja enzim?
 
4. Batasan Masalah
Pembahasan dan penganalisaan berdasarkan hasil percobaan enzim katalase yang
telah kami lakukan.
 
5. Hipotesis
Enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim tersebut memiliki ciri –
ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan
derajat keasaman lingkungannya.
 
6. Variabel:
a.      Variabel  terikat    : Banyak gelembung dan nyala bara api
b.      Variabel bebas     : NaOH, HCl, dan suhu
c.      Variabel control    : H2O2 dan ektrak hati ayam
 
 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
 
A.          Pengertian Enzim
     Menurut Syamsuri metabolisme sangat bergantung pada enzim.Enzim berperan
sebagai pemercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh mahkluk hidup, tetapi enzim tidak
ikut bereaksi.
 
B.         Struktur Enzim
     Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam – asam amino. Kebanyakan enzim
berukuran lebih besar dari substratnya.akan tetapi,hanya daerah tertentu dari molekul
enzim tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan sisi
aktif (active side).
     Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagain bukan protein.
1. Bagian protein disebut apoenzim yang tersusun atas asam – asam amino. Bagian
protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan
keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus
prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya besi,
tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa kompleks
disebut konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam
pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.
C.         Ciri – Ciri Enzim
Enzim memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang digunakan
untuk mempercepat proses reaksi.
2. Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang
tinggi dan dipengaruhi pH.
3. Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi
tertentu, tidak dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh
enzim tersebut substrat.Substrat adalah zat yang bereaksi. Oleh karena macam zat
yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka macam enzim pun banyak.
4. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali karena enzim
tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-
kali selama enzim itu tidak rusak.
5. Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu protein .
Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi jika telah rusak enzim tidak dapat
bekerja lagi.
6. Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi namun
tidak ikut bereaksi.
7. Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa
menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun
senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula.
 
D.         Cara Kerja Enzim
1.     Teori Gembok - Anak Kunci
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis
substrat saja.Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok
dengan anak kuncinya.Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik.
Substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan
berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini
tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya.Jika
enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah
sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang
sama.
 
2.     Teori Induced Fit
Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul
substrat terhadap molekul enzim.Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel
dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan
terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan
perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemidian terjadi
pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi
produk.Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan semula,
siap untuk mengikat substrat baru.
 
 
 
 
BAB III
METODE PENELITIAN
 
 
A. Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah metode
eksperimen.
 
B. Tempat Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Kota Mungkid.
 
C. Waktu Penelitian
Percobaan dilaksankan pada pukul 12.00 WIB hari Kamis, 12 September 2013.
 
D. Alat dan Bahan
1.      Rak dan 5 tabung reaksi
2.      Pipet tetes
3.      Pembakar spiritus
4.      Lidi dan korek api
5.      Hati Ayam
6.      Larutan HCL 5%
7.      Larutan NaOH 5%
8.      Larutan H2O2 25%
9.      Es batu
10.  Kaki 3
11.  3 gelas kimia
12.  Pisau / cuter / silet
 
E. Langkah Kerja
1.      Menyiapkan tabung reaksi A, B, C, D, dan E.
 
2.     Mencincang hati ayam dengan pisau / cuter / silet sehingga menjadi potongan kecil-
kecil kemudian menambahkan beberapa tetes air agar mudah dimasukkan ke dalam
tabung.
 
3.      Mengisi tabung reaksi masing-masing tabung A, B, C, D, dan E dengan cincangan
hati ayam hingga ketinggian 1,5 cm.
 
4.      Mendinginkan hati ayam pada tabung E pada es batu.
 
5.      Memanaskan hati ayam pada tabung D pada air mendidih kemudian didinginkan.
 
6.      Melakukan urutan langkah pengujian sebagai berikut:
 
a.  Tabung A + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari kanan dan
mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari dan
melakukan uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
 
b.  Tabung B + 10 tetes NaOH baru kemudian + 6 tetes H2O2 dan segera
menutupnya dengan ibu jari kanan kemudian mengamati kemunculan
gelembung gas, Membuka dengan segera ibu jari dan melakukan uji nyala api
dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
 
c.  Tabung C + 10 tetes HCl  + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu
jari kanan kemudian mengamati kemunculan gelembungg gas. Membuka dengan
segera ibu jari dan melakukan uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam
tabung.
 
d. Tabung D + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari kanan dan
mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari dan
melakukan uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
 
e. Tabung E + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari kanan dan
mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari dan
melakukan uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
 
7.      Mengisikan hasil percobaan pada tabel pengamatan
 
 
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
 

 
 
 
 
BAB V
PEMBAHASAN
 
     Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh
enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi
sebagai berikut :
 
2H2O2    ->     2H2O + O2
 
  Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hati ayam. Hati ayam digunakan karena
banyak mengandung enzim katalase. Reaksi kimia yang terjadi pada ekstrak saat diberi
perlakuan adalah sebagai berikut :
 
Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
   Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati telah terjadi reaksi H2O2
menjadi H2O (air) yang terlihat pada lapisan di atas hati ayam pada tabung reaksi,
sedangkan pada saat dimasukkan bara api lidi, timbul nyala api. Hal ini membuktikan
bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2), hal ini dapat dilihat melalui gelembung
udara yang dihasilkan, gelembung tersebut terdapat gas O2 sehingga pada saat
memasukkan bara api lidi menyebabkan bara tersebut menyala
 
Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2
 Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam
keadaan basa.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung  udara yang
sedang, saat bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api redup. Hal ini membuktikan
bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
 
Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
  Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan
asam. Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika
dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
 
Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2
   Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul gelembung udara
yang sangat sedikit dan saat bara api dimasukkan  ke dalamnya juga tidak timbul nyala
api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak
telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
 
Ekstrak dimasukkan kedalam Es di tambah H2O2
   Ekstrak yang dimasukkan kedalam es kemudian ditambah H2O2, ternyata menimbulkan
gelembung udara sangat banyak saat bara api di masukkan ke dalamnya, dan juga
menimbulkan nyala api terang.
 
 
BAB VI
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Enzim katalase bekerja menguraikan senyawa H2O2 menjadi air (H2O) dan Oksigen
(O2). Enzim katalase akan rusak apabila bekerja pada suhu diatas 500 C, dan pada
kondisi asam maupun basa.
 
B. Saran
1. Dibutuhkan waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar jam pelajaran) untuk
melakukan percobaan ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji faktor yang
mempengaruhi kerja enzim.
2. Dibutuhkan alat – alat yang lebih lengkap agar data hasil percobaan kami lebih akurat.
 
 
 
 
BAB VII
PERTANYAAN
Bagaimanakah sifat H2O2?
  H2O2 besifat korosif dan sangat berbahaya bagi tubuh karena mengandung bahan-
bahan anorganik yang tidak dibutukan bagi tubuh. Hidrogen Peroksida tidak berwarna,
berbentuk cair, dan memiliki bau menyengat khas.
 
Mengapa pada percobaan ini menggunakan hati ayam?
 Hati adalah organ tubuh yang banyak mengandung enzim katalase yang dapat nengubah
H2O2 menjadi 2 H2O dan O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh. Gelembung yang timbul
ke atas saat di beri H2O2  membuktikan adanya O2 oleh karena itu saat gelembung
pecah ke atas di beri bara api untuk memperjelas keberadaan O2. Sedangkan H2O sudah
terlihat saat memisahkan diri dari hati ayam yang akan terlihat pada lapisan di atas hati
ayam pada tabung reaksi.
 
Apa yang anda ketahui tentang katalase, dimanakah dibuat dalam sel?
  Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai
sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh enzim katalase
yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.Enzim katalase dihasilkan di bagian
mikro tepatnya peroksisom.
 
Gelembung gas apakah yang terbentuk? tuliskan reaksi penguraiannya!
  Gelembung gas yang terbentuk adalah gelembung hydrogen. Gelembung gas ini
terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami
oksidasi .Contoh, pada larutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas
hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq)  ->    H+(aq)+Cl-(aq)
Reaksireduksi: 2H+(aq)+2e- H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-
 
Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase!
a.       Konsentrasi enzim
  Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
 
b.      Konsentrasi Substrat
   Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap,
maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Untuk
dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara enzim
dengan substrat. Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang
disebut bagian aktif. Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya
menampung sedikit substrat. Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak
substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut.
Dengan demikian, konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini
menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Namun dalam keadaan ini,
bertambah besarnya konsentrasi susbstrat tidak menyebabkan bertambah
besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya
pun tidak bertambah besar.
  
c.       Suhu
  Oleh karena reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang
menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah reaksi
kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi
berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu protein,
maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila
terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan
demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun
akan menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat
menaikkan kecepatan reaksi.
   Peningkatan suhu meningkatkan reaksi enzim yang terkatalisis dan yang tidak
terkatalisis dengan cara meningkatkan energi kinetik dan frekuensi tubrukan dari
besarnya molekul. Bagaimanapun energi panas dapat meningkatkan
energi kinetik dari enzim ke titik yang mana kelebihan energi pelindung untuk dapat
mengganggu interaksi non-kovalen yang berfungsi mengatur struktur tiga dimensi
dari enzim. Cincin polipeptida kemudian mulai terbuka atau terdenaturasi, yang
disertai dengan pengurangan kecepatan dari aktivitas katalisis. Pada temperatur
tertentu sebuah enzim berada dalam keadaan stabil, konformasi, kompetensor
katalisis tergantung suhu normal sel, yang mana enzim itu berada. Enzim pada
umumnya stabil pada temperatur 45-55 derajad Celcius.Sebaliknya, enzim pada
mikroorganisme termofilik yang berada pada sumber mata air panas gunung berapi,
atau pada lubang hidrotermal bawah laut dapat stabil pada suhu kurang lebih 100
derajat Celsius
 
d.      Pengaruh Ph
Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH
lingkungannya.Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion bermuatan
ganda. Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap
efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat.
Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah, atau pH tinggi
dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan
menurunnya aktifitas enzim. Terdapat suatu nilai pH tertentu atau daerah pH yang
dapat menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi.pH tersebut dinamakan pH
optimum.
 
e.       Pengaruh Inhibator
1)Hambatan Reversibel
Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi dinamakan
inhibitor.Hambatan terhadap aktivitas enzim dalam suatu reaksi kimia
mempunyai arti yang penting, karena hambatan tersebut merupakan
mekanisme pengaturan reaksi-reaksi yang terjadi pada tubuh.Disamping itu
hambatan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang mekanisme kerja
enzim.Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan
tidak bersaing.
 
2) Hambatan Bersaing
Disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang dapat
pula membentuk kompleks, yaitu kompleks enzim inhibitor. Pembentukan
kompleks enzim inhibitor ini sama dengan pembentukan kompleks enzim
substrat,
yaitu melalui penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif enzim.
Dengan demikian terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat
terhadap bagian aktif enzim.Inhibitor yang menyebabkan hambatan bersaing
disebut inhibitor bersaing. Inhibitor bersaing menghalangi terbentuknya
kompleks enzim substrat dengan cara membentuk kompleks enzim inhibitor
yang tidak dapat membentuk hasil reaksi P. Dengan demikian adanya
inhibitor bersaing dapat mengurangi peluang bagi terbentuknya kompleks
enzim substrat dan hal ini menyebabkan berkurangnya kecepatan reaksi.
 
3) Hambatan Tidak Bersaing
Tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang
melakukannya disebut inhibitor tidak bersaing.Dalam hal ini inhibitor dapat
bergabung dengan enzim pada suatu bagian enzim diluar bagian aktif.
Penggabungan antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas,
atau pada enzim yang telah mengikat substrat yaitu kompleks enzim
substrat.
 
4) Hambatan Irreversibel
Hambatan irreversible ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak
reversible dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan
berubahnya bentuk enzim.Dengan demikian mengurangi aktivitas katalitik
enzim tersebut.
a) Konsentrasi Ion Hidrogen
Kecepatan dari hampir semua reaksi enzim yang terkatalisis
menunjukkan ketergantungan yang signifikan dari konsentrasi ion
hydrogen.Kebanyakan enzim intraseluler menunjukkan aktivitas
optimal pada nilai pH 5 dan 9.Hubungan dari aktivitas konsentrasi ion
H menunjukkan keseimbangan antara denaturasi enzim pada pH yang
tinggi dan rendah serta efek pada enzim, substrat, atau keduanya.
 
b) Ion Logam
Ion-ion logam, yang menjalankan peranan katalitik dan structural pada
lebih seperempat dari semua enzim yang dikenal dapat pula mengisi
peranan pengatur, khususnya bagi reaksi dimana ATP merupakan
substrat. Kalau kompleks ATP ion logam tersebut merupakan substrat,
aktifitas maksimal secara khas akan terlihat pada rasio molar ATP
terhadap logam di sekitar satu. Kelebihan logam atau kelebihan ATP
merupakan hambatan karena senyawa-senyawa nukleosida di– dan
trifosfat membentuk kompleks yang stabil dengan kation-kation dwi-
valensi, konsentrasi intraseluler nukleotida dapat mempengaruhi
konsentrasi intraseluler ion-ion logam bebas dan dengan demikian
mempengaruhi pula aktivitas enzim-enzim tertentu.
 
c) Efektor Alosterik
Aktivitas katalitik enzim-enzim pengatur tertentu diatur oleh efektor
alosterik berbobot molekul rendah yang umumnya tanpa atau
mempunyai sedikit kemiripan structural dengan substrat ataupun
koenzim bagi enzim yang diatur itu.Inhibisi umpan balik merupakan
istilah yang mengacu pada penghambatan aktivitas suatu enzim dalam
lintasan biosintesis oleh produk akhir dari lintasan terakhir.
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
www.himawari.blogspot.com
www.biologiterlengkap.blogspot.com
Hikmat. 2016. Pengertian dan Sifat Hidrogen Peroksida. Artikel. Diunduh pada 15 Oktober 2015

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM


UJI ENZIM KATALASE

Disusun oleh :
Kelompok 4
Finka Nur Indira
Muhammad Rafky Addina
Piga Raken Sabhira
Sheilla Nadia Faizatu Aisha
Kelas XII MIA 4

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI


11 BANDUNG
Tahun Ajaran 2016 - 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Enzim merupakan senyawa yang dibentuk oleh organisme.  Enzim pencernaan banyak
terdapat dalam sel-sel tubuh. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang
dilakukan sel. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida ( H2O2 )
bila tidak segera diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri.
Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida ( H2O2 ) dapat diuraikan
menjadi air ( H2O ) dan oksigen ( O2 ) yang tidak berbahaya. Cara kerja yang dilakukan
enzim adalah sebagai berikut bahwa molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu
sama lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan
menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi
aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan laporan penelitian kali ini yaitu:
a)    Bagaimanakah pengaruh enzim katalase terhadap H2O2 ?
b)    Bagaimanakah pengaruh pH suhu terhadap kerja enzim katalase ?
c)    Faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim katalase ?
d)    Apa yang menyebabkan kerja enzim itu dikatakan spesifik?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


a)    Membuktikan kerja enzim katalase adalah sebagai berikut

H202      H20 + 02
b)    Mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
c)    Mengetahui bahwa kerja enzim spesifik

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Penemuan-Penemuan Sebelumnya
     Enzimologi merupakan ilmu yang dipelajari dalam bidang kedokteran, ilmu pangan,
teknologi pengelolaan pangan dan cabang-cabang ilmu pertanian. Penemuan enzim berawal
pada tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an. Penemuan pada pencernaan daging oleh sekresi
perut dan ludah. Namun mekanisme perubahan tersebut dijelaskan.
     Perubahan gula menjaddi alkohol oleh ragi, telah dikemukakan oleh Louis Pasteur pada
abad ke-19. Louis Pasteur mengemukakan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya dorong
vital yang terdapat dalam sel ragi tersebut sebagai "ferment" dan diperkirakan bahwa hanya
berfungsi dalam tubuh hidup.
     Pada tahun 1878, jerman Wilhelm kuhe (1837-1900) pertama kali menggunakan istilah
"enzyme" yang  berasal dari bahasa yunanai yang berarti "dalam bahan pengembang" ragi.
Untuk menjelaskan prosses ini. Kata enzyme digunakan untuk merajuk kepada benda mati
seperti pepsin dan kata ferment digunakan untuk emrajuk kepada aktifitas kimiawi yang
dihasilkan oleh organisme hidup.
     Pada tahun 1907, eduard bucher menerima penghsrgssn nobel dalam bidang kimia "atas
riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya". Mengikuti praktek
bucner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut.
Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran –ase ditambahkan pada nama
substrat enzim tersebut (lactase merupakan merupakan enzim yang mengurai laktosa).
     Pada tahun 1926, James B. Summer berhasil mengkristlisasi enzim urase dan
menunjukkan bahwa enzim ini merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa
protein murni dapat berupa enzim. Hal ini secara tuntas dibuktikkan oleh northop dan Stanley
yang meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin dan kemotripsin.
Enzim dapat dikatalisasi dan struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X.
metode ini pertama kali diterapkan pada lisozim. Enzim ditemukan pada air mata, air ludah
dan putih telur. Struktur enzim digambarkan oleh sejumlah ilmuan yang diketahui oleh David
Chilton Philips dan dipublikasikan pada tahun 1965.

2.2 Dasar Teori
     Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan
untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut
bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan
gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian
enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim
(tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
     Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel
badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida ( H202), merupakan
senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.
     Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam
tubuh.
     Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H20) dan oksigen (02) yang tidak berbahaya. Enzim
katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H202) menjadi air (H20) dan oksigen (02). Penguraian
peroksida (H20) ditandai dengan timbulnya gelembung.
     Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian
yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti
besi,tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik
merupakan suatu kesatuan yang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus
prospetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif seperti halnya
gugus prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan
biotin). Holoenzim merupakan enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengaktalisis bersama dengan
koenzim atau gugus logam.
Sifat-Sifat Enzim
Enzim meliki beberapa sifat, yaitu diantaranya:
1.      Biokatalisator
2.     Termolabil
3.     Merupakan senyawa protein
4.    Bekerja secara spesifik
Satu jenis enzim bekerja secara khusus hanya pada satu jenis substrat.
Misalnya enzim katalase menguraikan Hidrogen peroksida (H202)
menjadi air (H20) dan oksigen (02), sedangkan enzim lipase menguraikan
lemak + air menjadi gliserol + asam lemak.
Cara Kerja Enzim
Cara kerja enzim dikenal dalam 2 teori yaitu teori “lock and key” dan teori induced fit.
1.      Model "kunci dan gembok"
Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini dikarenakan baik enzim dan
substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi. Hal ini sering dirujuk sebagai model "Kunci dan
Gembok". Manakala model ini menjelaskan kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan
transisi yang dicapai oleh enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang
sekarang paling banyak diterima.
2.     Model Ketepatan Induksi
Diagram yang menggambarkan hipotesis ketepatan induksi. Pada tahun 1958, Daniel Koshland mengajukan
modifikasi model kunci dan gembok: oleh karena enzim memiliki struktur yang fleksibel, tapak aktif secara
terus menerus berubah bentuknya sesuai dengan interaksi antara enzim dan substrat. Akibatnya, substrat tidak
berikatan dengan tapak aktif yang kaku. Orientasirantai samping asam amino berubah sesuai dengan substrat
dan mengijinkan enzim untuk menjalankan fungsi katalitiknya. Pada beberapa kasus, misalnya glikosidase,
molekul substrat juga berubah sedikit ketika ia memasuki tapak aktif. Tapak aktif akan terus berubah bentuknya
sampai substrat terikat secara sepenuhnya, yang mana bentuk akhir dan muatan enzim ditentukan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cara Kerja Enzim
1.      Suhu
Semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada batas maksimalnya. Untuk hewan misalnya,
batas tertinggi suhu adalah 40ºC. Bila suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi rusak. Sedangkan untuk
tumbuhan batas tertinggi suhunya adalah 25ºC.
2.     pH
Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada enzim yang bekerja secara optimal pada
kondisi asam. Ada juga yang bekerja secara optimal pada kondisi basa.
3.     Konsentrasi substrat
Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja enzim tetapi akan mencapai titik maksimal
pada konsentrasi tertentu.
4.    Konsentrasi enzim
Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja enzim.
5.     Adanya inhibitor
Inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim. Inhibitor dibagi menjadi 2 yaitu inhbitor kompetitif dan
inhibitor nonkompetitif.
a)    Inhibitor Kompetitif
Pada inhibitor kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi untuk berikatan dengan enzim. Seringkali
inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip dengan substrat asli enzim. Sebagai contoh, metotreksat
adalah inihibitor kompetitif untuk enzim dihidrofolat  reduktase. Kemiripan antara struktur asam folat dengan
obat ini ditunjukkan oleh gambar di samping bawah. Perhatikan bahwa pengikatan inhibitor tidaklah perlu
terjadi pada tapak pengikatan substrat apabila pengikatan inihibitor mengubah konformasi enzim, sehingga
menghalangi pengikatan substrat. Pada inhibisi kompetitif, kelajuan maksimal reaksi tidak berubah, namun
memerlukan konsentrasi substrat yang lebih tinggi untuk mencapai kelajuan maksimal tersebut, sehingga
meningkatkan Km.
b)    Inhibitor Non-Kempetitif
Inhibitor non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang sama substrat berikatan dengan enzim. Baik
kompleks EI dan EIS tidak aktif. Karena inhibitor tidak dapat dilawan dengan peningkatan konsentrasi substrat,
Vmax reaksi berubah. Namun, karena substrat masih dapat mengikat enzim, Km tetaplah sama.

2.3 Hipotesa
Dengan membaca dasar teori yang ada untuk melakukan “Uji Enzim Katalase” ini, kami
mengambil hipotesa bahwa :
a)    Ketika ekstrak hati ayam dicampurkan dengan H2O2 (Hidrogen Peroksida) maka akan
terbentuk reaksi berupa gelembung-gelembung pada tabung reaksi, hal tersebut menandakan
bahwa enzim katalase yang terdapat dalam hati ayam dapat mengubah H2O2 menjadi H2O.
b)    Enzim katalase dapat bekerja optimal pada pH netral ( 7 ) sampai pH basa lemah
c)    Suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja dengan baik adalah pada suhu ruangan (25-
30oC)
d)    Konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2 sangat berpengaruh terhadap kerja enzim katalase.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.     Metode Penelitian
Dalam hal metode penelitian, kelompok kami melakukannya menggunakan beberapa metode,
yaitu :
1)    Metode Penelitian dengan Cara Eksperimen
Kami melakukan eksperimen langsung dengan bahan ekstrak hati dan jantung ayam segar
untuk mengetahui kerja enzim katalase dalam bahan-bahan tersebut dengan empat macam
perlakuan.
2)    Metode Penelitian dengan Cara Observasi
Setelah melakukan eksperimen, kami melakukan observasi yaitu untuk mengetahui reaksi
yang terjadi pada enzim katalase dengan empat perlakuan.

4.2.    Sampel Penelitian
Dalam penalitian kelompok kami kali
ini memiliki sampel penelitianya itu ekstrak larutanhati dan ekstrak larutan jantung ayam seg
ar.

4.3.    Instrumen Penelitian
a)    Alat Penelitian

         Tabung reaksi
         Rak tabung reaksi
         Penjepit tabung reaksi
         Pipet tetes
         Gelas kimia
         Sendok/pengaduk
         Pembakar spirtus
         Tisu
         Korek api
         Tusuk sate

b)    BahanPenelitian

         Ekstrak jantung ayam segar
         Ekstrak hati ayam segar
         Larutan
         Larutan HCL
         Larutan KOH
         Air
         Spirtus

c)    Cara kerja
1)    Ekstrak hati/jantung ayam segar +
         Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan, jangan lupa untuk
kenakan jas lab
         Tuangkan ekstrak hati/jantung ayam segar dan larutan  yang akan digunakan ke tabung-
tabung yang berbeda
         Pada percobaan, gunakan hati hangan. Panaskan esktrak hati terlebih dahulu
         Nyalakan api pada pembakar spirtus
         Tuangkan ekstrak hati/jantung ayam segar ke tabung reaksi berisi larutan  dengan
perbandingan 1;2, langsung tutup tabung reaksi dengan ibu jari
         Bakar tusuk sate hingga dibukur babakaran dirumah
         Masukkan tusuk sate yang membara ke dalam tabung reaksi yang menguji bara
         Amati apa yang terjadi dari hasil reaksi dan uji bara, jika bara mati ulangi lagi
         Amati dan sumpulkan apa yang terjadi efek dari si reak
         Amati apa yang terjadi dari hasil reaksi dan uji bara, jika bara matiulangi lagi
         Masukkantusuk sate yang membarahingga ¾ bagiantabungreaksi
         Amati dansimpulkanapa yang terjadidarireaksitersebut.
2)     Ekstrak hati atau jantung ayam segar+HCL/KOH+
Pada percobaan yang ini, cara kerjanya hamper sama dengan yang
sebelumnya, hanya ada perbedaan pada tahap ketiga.
Setelah ekstrak hatiayam segar dan larutan   dituangkan ke dalam tabung reaksi yang
berbeda, tambahkan 5/10 tetes HCL/KOH
ke tabung reaksi berisi ekstrakhati ayam segar, lalu adyk hingga merata.
Setelah merasa sudah tercampurcukup rata, tuangkan ke dalam tabung reaksi berisi  kem
udianlangkah selanjutnya sama dengan percobaan sebelumnya.

4.4.    Teknik Pengumpulan Data


Dalam hal metode pengumpulan data, kami mencarinya dari berbagai sumber yang
terkait dengan tema penelitian kelompok kami, enzim katalase yaitu :
a)    Metode Pengumpulan Data dengan Cara Pengamatan
Dalam penelitian kali ini,
saya melakukan pengamatan yaitu beberapa detiksetelah enzim diperlakukan dengan beberap
a perlakuan. Dari pengamatantersebut kelompok kami memperoleh data
berupa banyaknya gelembung padasetiap perlakuan.
b)    Metode Pengu,pulan Data dengan Studi Pustaka
Dalam penelitian kali ini,
saya memperoleh informasi tentang bagaimana carakerja enzim katalase. Data yang
saya peroleh didapat dari berbagai sumberyaitu melalui media internet
dan buku pelajaran biologi.

4.5.    Teknik Analisis Data


Dari percobaan yang telah kami lakukan, ada 2 hal yang bisa diamati,
yaitubanyaknya gelembung yang dihasilkan dan keadaan bara api pada tusuk sate.
Intensitas gelembung yang
dihasilkan merupakan bukti dari berlangsungnya enzimkatalase menguraikan
O2 sedangkan bara api pada tusuk sate adalah langkah untukmengetahui zat apa yang
dihasilkan dari penguraian tersebut. Dalam suatupembakaran suatu zat,
O2 berperan penting dalam proses pembakarantersebut. Dan padapercobaan kali ini kelompok
kami berusaha membuktikan apakah H2O2 diuraikanmenjadi H2O dan O2, dalam hal ini nyala
bara api akan membesar akibat dari O2 sendiri. Pada percobaan berikut perikutnya gembung
yang dihasilkan sedikit bahkan tidak ada dan nyala bara api tetap atau bahkan mati. Ini
membuktikan bahwa emzim sebagai katalisator yang sambil nyawa sok. Sedeng aing
digodain kodok siah.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.     Hasil Data Penelitian
No. Perlakuan Jml Gelembung Uji Bara
1 Air + H202 - Padam
2 Ekstrak hati + H202 ++++ Nyala lama
3 Ekstrak hati + HCl 5 tetes + H202 ++ Nyala sebentar
4 Ekstrak hati + HCl 10 tetes + H202 + Padam
5 Ekstrak hati + KOH 5 tetes + H202 ++++ Nyala lama
6 Ekstrak hati + KOH 10 tetes + H202 ++++ Nyala lama
7 Ekstrak hati panas 5’’ +  H202 + Padam
8 Esktrak hati panas 10’’ + H202 + Padam
9 Ekstrak jantung + H202 + Nyala sebentar

4.2.    Pembahasan
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu
hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan
H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2     2H2O + O2
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hati ayam. Hati ayam digunakan karena banyak mengandung
enzim katalase. Reaksi kimia yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut :

 Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)


Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase yang terdapat di dalam hati telah terjadi reaksi H2O2 menjadi H2O (air) yang terlihat pada lapisan di
atas hati ayam pada tabung reaksi, sedangkan pada saat dimasukkan bara api lidi, timbul nyala api. Hal ini
membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2), hal ini dapat dilihat melalui gelembung udara
yang dihasilkan, gelembung tersebut terdapat gas O2 sehingga pada saat memasukkan bara api lidi
menyebabkan bara tersebut menyala
Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan basa.  Kemudian ditambah
H2O2 ternyata terbentuk gelembung  udara yang sedang, saat bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api
redup. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu
basa.
Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan asam. Kemudian ditambah
H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi
nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul gelembung udara yang sangat sedikit dan
saat bara api dimasukkan  ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam
enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan
O2.
BAB V
PENUTUP
5.1.Simpulan
  Dari percobaan yang telah kami lakukan,
dapat diambil kesimpulan bahwa enzim katalaseberperan dalam menguraikan racun dari
H2O2 menjadi H2Odan O2.
  AktivitasEnzimdipengaruhiolehfaktor-faktorberikut.
        Suhu, dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi.
Karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu optimum.
        Derajat Keasaman pH, dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral.
Sedangkan pada keadaan pH < 7 (asam) dan pH > 7 (basa) tidak dapatmenguraikan secara
optimal.
        Semakin besar konsentrasi enzim katalase, maka semakin banyak molekulsubstrat yang
dapatdipecahkan.
  Enzim katalase juga terdapat didalam organel selain hati yaitu jantung
  Semua organ dalam tubuh mengandung enzim katalase yang konsentrasi terbesarnyaterdapat
di hati dan dengan adanya enzim katalase yang
terdapat dalam sel akanmenguraikan peroksida air ini sehingga tidak merugikan sel.

5.2.    Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang akan digunakan disediakan terlebih dahulu sebelum praktikum,
agar praktikum dapat berjalan dengan lancar. Selain itu juga harus lebih teliti dalam
mengamati gelembung dan nyala api yang muncul.
Laporan Praktikum Enzim Katalase SMA KELAS XII

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Makhluk hidup makan untuk menjaga kelangsungan hidupnya serta memenuhi kebutuhan
energi. Makanan yang dicerna akan terpecah menjadi sumber energi melalui proses metabolisme di
dalam tubuh. Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk
hidup yang dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun bahan makanan,
merombak bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkan zat - zat, melakukan gerakan,
menyusun struktur sel, merombak struktur – struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan
menanggapi rangsang.

Dalam suatu reaksi kimia terdapat zat - zat atau senyawa - senyawa bersifat menghambat
(inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa – senyawa yang mempercepat suatu
reaksi dikenal dengan sebutan katalisator. Katalisator merupakan suatu zat yang mempercepat laju
reaksi-reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu.
Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah
akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan
energi aktivasi yang lebih rendah sehingga katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut dengan enzim.
Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja dengan menurunkan energi aktivasi,
sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk melakukan suatu reaksi kimia di dalam
tubuh. Jika tidak terdapat katalisator dalam metabolisme, maka suhu tubuh akan meningkat dan
membahayakan bagi tubuh makhluk hidup. Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan
luar enzim. Faktor dalam misalnya substansi – substansi genetik yang dibawa oleh masing – masing
enzim.

Berdasarkan latar belakang yang baru saja diulas, penulis berkeinginan untuk mengetahui
faktor luar apa saja yang mempengaruhi kerja enzim melalui praktikum sederhana dan di
dokumentasikan secara tertulis dalam bentuk laporan praktikum yang berjudul "Laporan Praktikum
Biologi Kerka Enzim Katalase".

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pengaruh enzim katalase terhadap H2O2 ?

2.      Dari hasil percobaan faktor apa sajakah yang mempengaruhi kerja enzim katalase ?

C.    Tujuan Penelitian

         Untuk mengetahui pengaruh “Enzim Katalase” terhadap H2O2

         Untuk mengetahui faktor-fakto yang mempengaruhi kerja enzim katalase

D.    Manfaat penelitian

Manfaat dalam penelitian ini yaitu :

-          Bagi Guru :

         Dengan melakukan praktikum mengenai kerja enzim katalase ini, guru dapat melihat dan
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran mengenai enzim katalase

-          Bagi Siswa :

         Melalui prektikum ini siswa dapat mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap H 2O2

         Siswa dapat lebih paham mengenai suatu materi pelajaran jika disertai dengan praktikum

E. Hipotesis

1.      Enzim katalase sangat berpengaruh terhadap H2O2 karena jika H2O2 tidak diuraikan oleh enzim
katalase akan mengakibatkan kematian pada sel-sel
2.      Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri – ciri yang
sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman
lingkungannya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A.    Landasan Teori

1.      Pengertian Enzim

Enzim  merupakan senyawa organik yang tersusun oleh protein (spesialisasi protein) untuk
menjalankan proses-proses biokimiawi dalam sisitem hayati. Dengan demikian, reaksi kimia yang
terjadi di dalam tubuh, baik anabolisme maupun  katabolisme selalu melibatkan  enzim. Kerja enzim
tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar enzim. Faktor dalam misalnya substansi – substansi
genetik yang dibawa oleh masing – masing enzim.

Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada
proses pencernaan makanan. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H 2O2 ditemukan oleh Louis
Jacquea Thenard pada tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat
oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Senyawa peroksida harus segera diuraikan menjadi
air (H2O) dan oksigen (O2) yang  tidak berbahaya.

2.      Enzim Katalase

Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk
hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang
merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.

Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-
sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H 2O2 menjadi substansi yang tidak
berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim
juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa
golongan protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan
membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.

Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawa-
senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal
bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit
kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen
peroksida.

Enzim katalase mempercepat reaksi


penguraian  peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O2)
ditandai dengan timbulnya gelembung.

Bentuk reaksi kimianya adalah:

2H2O2è2H2O(g) + O2(g)

Senyawa H2O2 yang  ada dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim katalase menguraikan
H2O2 menjadi H2O dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh. Ada tidak nya gelembung merupakan
indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator
adanya gas oksigen dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati
akan mengalami denaturasi (kerusakan)  pada suhu yang tinggi atau pun pada suasana asam dan
basa.

Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida ( H 2O2 ) bila tidak segera
diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri. Dengan adanya enzim
katalase, senyawa Hidrogen Peroksida  ( H2O2 ) dapat diuraikan menjadi air ( H 2O ) dan oksigen ( O 2 )
yang tidak berbahaya.

3.  Ciri – Ciri Enzim

1. Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang digunakan untuk
mempercepat proses reaksi.

2. Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang tinggi
dan dipengaruhi pH

3. Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaks tertentu, tidak
dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh enzim tersebut substrat. Substrat
adalah zat yang bereaksi. Oleh karena macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka
macam enzim pun banyak
4. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak
berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali selama enzim itu
tidak rusak.

5. Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu protein . Rusaknya
enzim oleh panas disebut denaturasi jika telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.

6. Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi namun tidak ikut
bereaksi.

7. Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi
senyawa semula.

8. Kerja Enzim Dipengaruhi Faktor Lingkungan

4. Cara Kerja Enzim

1. Teori gembok - anak kunci Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai
untuk satu jenis substrat saja. Entuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok dengan
anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai
bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi
enzim-substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan
sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah
sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.

2. Teori induced fit Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi
molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam
menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan
kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula
tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemidian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya
substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan
semula, siap untuk mengikat substrat baru.

5. Hati ayam

Kandungan gizi hati ayam :

         Tinggi Makronutrisi :
Satu jumlah 3 ons hati ayam masak memiliki kandungan 130 kalori, 21 gr protein,  5 gr lemak
termasuk juga 2 gr lemak jemu. Untuk orang yang konsumsi 2. 000 kalori /hari, lemak – termasuk
juga lemak jemu – yang ada dalam hati ayam cuma mewakili sekitaran 8 % dari jumlah harian yang
dianjurkan. Tetapi kandungan lemak jemu dapat memengaruhi kandungan kolesterol dapat melebihi
dari yang diinginkan dari diet Anda. Satu jumlah hati ayam memiliki kandungan 535 miligram
kolesterol, yang tambah lebih tinggi dari batas kolesterol yang dianjurkan /hari – yakni pada 200
serta 300 miligram.

Sebagai makanan yang tinggi protein, hati ayam bakal menolong membangun serta menguatkan
kulit, rambut, serta jaringan badan lain. Nutrisi ini dapat menolong tingkatkan daya, serta adalah
pilihan popular untuk orang dengan diet rendah karbohidrat serta tinggi protein.

         Mempunyai kandungan tinggi Vitamin :

Hati ayam begitu tinggi memiliki kandungan Vitamin A, cuma satu jumlah hati ayam dimasak
sediakan 280 % dari nilai keseluruhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian Anda dengan jumlah 12.
228 UI. Vitamin B -1218 mg – 280 % AKG ; folat 476 mg 160 % AKG ; riboflavin 2 miligram 90 % AKG ;
vitamin B-6 0, 7 miligram 25 % AKG ; vitamin C 2, 3 miligram 20 % AKG ; niacin, 11, 8 miligram 20 %
AKG ; serta tiamin 25 miligram 10 % AKG. Vitamin A begitu utama untuk melindungi manfaat normal
organ badan, pandangan, manfaat kekebalan badan, pembentukan serta reproduksi sel. Sesaat

Vitamin B-12 yang cuma ada dari makanan hewani, dibutuhkan untuk manfaat otak yang pas dan
untuk pembentukan sel darah merah dan DNA.

         Mempunyai kandungan tinggi Mineral :

Hati ayam juga adalah sumber mineral yang begitu baik. 1 jumlah hati ayam masak sediakan zat besi
sejumlah 11miligram atau penuhi 40 % AKG. Mineral yang lain yaitu seng 3, 4 miligram 25 % AKG ;
fosfor 376 miligram 25 % AKG ; serta magnesium 23 miligram 4 % AKG. Badan Kita membutuhkan zat
besi untuk membuat sel darah merah, yang dipakai untuk mengangkut oksigen serta membuahkan
daya. Zinc begitu utama untuk pemisahan sel, perkembangan serta perubahan sel, membuat protein
serta DNA, manfaat kekebalan serta pengobatan luka, serta fosfor dibutuhkan badan untuk bikin
daya, membuat tulang, melakukan perbaikan beberapa sel serta ginjal, jantung, otot dan fungsi
saraf.

Manfaat hati ayam yang lain termasuk juga menghindar atau menyembuhkan anemia akibat
kekurangan zat besi. Hal semacam ini dihubungkan dengan tingginya kandungan zat besi yang
diketemukan dalam jerohan seperti hati ayam.

         Mendukung fungsi Tiroid

Manfaat khusus hati ayam termasuk juga kesehatan kulit, dan mencegah sebagian jenis disfungsi
tiroid. Nutrisi yang di kenal dengan selenium diketemukan dalam hati ayam, serta sudah dapat
dibuktikan bertindak utama mengatur hormon tiroid. Selenium juga disangka menolong menghindar
sebagian jenis kanker, serta dapat menolong untuk orang dengan keadaan medis seperti arthritis
atau sindrom kelelahan kronis.

         Mengoptimalkan Kelenjar aderenal


Asam pantotenat yang diketemukan pada makanan padat nutrisi ini dapat mendukung optimalisasi
manfaat kelenjar adrenal, yang bertanggungjawab untuk menghasilkan serta melepas beragam
hormon, termasuk juga untuk optimalisasi kesehatan reproduksi. Tingkatkan efektivitas kelenjar
adrenal dapat juga menolong menangani stres lebih gampang. Sebagian studi tunjukkan kalau hati
ayam dapat menolong untuk tingkatkan testosteron, serta menolong tingkatkan ketahanan badan
untuk beberapa pekerja berat, atlet atau binaragawan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian

Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah metode
eksperimen.

B.     Tempat Penelitian

Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi/Ruang kelas XII IPA 1 SMA N 1 Ma’rang

C.    Waktu Penelitian

Percobaan dilaksankan pada pukul 08.30 hari Rabu, 2 November 2016

D.    Alat dan Bahan

a.       Rak dan tabung reaksi

b.      Pipet tetes

c.      Pembakar spiritus

d.      Penjepit tabung reaksi


e.       Lidi

f.       Korek api

g.      Hati ayam

h.      Mortar dan alu

i.        H2O2

j.          HCl

k.   Kawat Kasa

l.    Aquades

E. Variabel Penelitian
a.      Variabel  terikat    : Banyak gelembung dan nyala bara api

b.      Variabel bebas     : NaOH, HCl, dan suhu

c.      Variabel control    : H2O2 dan ektrak hati ayam

F.     Langkah Kerja

a.       Mengaluskan organ hati ayam dengan menggunakan mortar dan alu. Tambahkan 30 ml aquades
untuk hati Kemudian saring untuk memperoleh ekstrak hati.

b.      Membagi  ekstrat hati ke dalam 3 buah tabung reaksi dengan volume  yang sama.

c.       Kemudian berilah label a,b, dan c  pada 3 tabung reaksi .

d.      Memasukkan tabung  C ke dalam air mendidih selama 10 menit, dan tabung A tanpa perlakuan.

e.       Menambahkan 10 tetes HCL kedalam tabung B lalu tambahkan larutan H2O2 dan segera menutupnya
dengan ibu jari, lalu membuka segera ibu jari dan melakukan pengujian dengan memasukan bara lidi
api ke dalam tabung 

f.       Memasukkan 10 tetes H2O2  ke dalam tabung ke C yang sudah dipanaskan. kemudian berikan


perlakuan yang sama seperti tabung B dan amati reaksi yang terjadi.

g.      Menambahkan 10 tetes H2O2 kedalam tabung A dan segera menutupnya dengan ibu jari, lalu
membuka segera ibu jari dan melakukan pengujian dengan memasukan bara lidi api ke dalam
tabung 

h.      Lalu Mengamati gelembungnya (amat banyak, banyak,sedang, sedikit, atau tidak)

i.        Kemudian menulis hasil pengamatan ke dalam sebuah tabel.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan pada hati ayam

Tabung Perlakuan Gelembung Dimasukkan bara api

A Ekstrak Normal + H2O2 +++ Menyala terang

B Ekstrak + HCl + H2O2 - Tidak menyala

C Ekstrak + H2O2(mendidih) ++ menyala

Keterangan :
+ + +         = banyak gelembung

+ +             = gelembungnya sedang

+                = sedikit gelembung

-                 = tidak ada gelembung                                                 

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel.  Enzim mempunyai
sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.  Sebagai contoh enzim katalase yang
hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
  

2H2O2  2H2O + O2

Hal ini dapat


dibuktikan dengan
percobaan.  Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hati ayam. Hati ayam digunakan karena
banyak mengandung enzim katalase.  Hati ayam d kemudian dibuat ekstrak.  Yang terjadi pada
ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut

Perlakuan pada Ekstrak normal ditambah H2O2 (hidrogen peroksida), saat ekstrak hati tanpa


perlakuan (normal) diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak.  Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H 2O2 menjadi H2O
(air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api.  Hal ini
membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O 2).
Untuk perlakuan pada Ekstrak hati ditambah HCl dan H2O2, Pertambahan HCl disini
dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam. Kemudian ditambah
H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak
terjadi nyala api.  Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi
terlalu asam.

 Sementara itu hasil dari perlakuan pada Ekstrak yang dididihkan kemudian


ditambah H2O2, ternyataterjadi gelembung udara yang sedikit dan saat bara api dimasukkan  ke
dalamnya juga timbul nyala api yang kecil. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase
yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H 2O2 menjadi H2O dan O2.

Enzim katalase dapat bekerja dengan baik berdasarkan faktor-faktor tertentu, yaitu:

Suhu, Enzim katalase bekerja dengan baik pada suhu tubuh normal dan pada pH netral.  Enzim
menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Enzim akan mengental atau mengalami
koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). Untuk itulah pada percobaan ekstrak yang dipanaskan
(tabung reaksi C) hanya terjadi sedikit gelembung udara sehingga nyala bara/ api pun juga
sedikit/kecil. Selain itu Enzim menjadi tidak aktif  jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat
kuat.  Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang
netral (pH= ±7). Kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan
cepat. Seperti yang terdapat pada percobaan ekstrak yang ditetesi larutan HCl (tabung reaksi B )
yang bersifat asam sehingga membuat enzim tidak aktif dan tidak dapat menguraikan H 2O2 menjadi
H2O dan O2.
BAB VI

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1.      Pengaruh Enzim katalase terhadap H2O2 yaitu, Enzim katalase dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O


dan O2.

2.      Faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase yaitu suhu dan kontsentrasi keasaman (pH).

3.      Enzim katalase tidak dapat bekerja optimal ketika suhu yang sangat tinggi atau panas

4.      Enzim katalase tidak dapat bekerja jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat
kuat. ). Kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.

B.     Saran

1.      Dibutuhkan waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar jam pelajaran) untuk melakukan
percobaan ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji faktor yang mempengaruhi kerja
enzim.

2.      Dibutuhkan alat – alat yang lebih lengkap agar data hasil percobaan kami lebih akurat.

3.      Berhati-hatilah dengan bahan-bahan kimia, gunakan masker agar lebih aman dan jangan menghirup
cairan H2O2secara langsung.
4.      Patuhilah tata tertib laboraterium untuk keamanan dan keselamatan selama melakukan percobaan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.harian-post.com/2016/02/wow-ternyata-hati-ayam-mempunyai.html

www.wikipedia.com
Sri Pujiyanto. 2012. Biologi SMA/MA Kelas XII. Solo: Platinum.
Ine. 2011. LAPORAN KERJA ENZIM KATALASE (PADA EKSTRAK HATI, JANTUNG, DAN UMBI).

http://lindadhena.wordpress.com/2012/09/29/kerja-dan-pengaruh-enzim-katalase/

http://punyaine.blogspot.com

  http://meirisdadelatina.blogspot.com

Hikmat. 2016. Pengertian dan Sifat Hidrogen Peroksida. Artikel. Diunduh pada 30 Oktober 2016

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI COBA KERJA ENZIM KATALASE

PADA HATI DAN AYAM JANTUNG

.
.

DISUSUN OLEH

NAMA  : HUSEIN ALFARIZI

KELAS  : XII MIA 2

SMA NEGERI 13 JAKARTA

Jl. Seroja No. 1, Kelurahan Rawanadak Utara, Kecamatan Koja

Kota Administrasi Jakarta  Utara

1. TUJUAN PRAKTIKUM

 Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi cara kerja enzim katalase


dalam menguraikan hydrogen peroksida

 Mengetahui keberadaan enzim katalase pada hati dan jantung ayam

 Membuktikan teori
 

1. DASAR TEORI
Enzim katalase merupakan enzim yang berfungsi menguraikan
H2O2 menjadi Oksigen (O2) dan Air (H2O). H2O2 diketahui merupakan
senyawa yang berbahaya bagi kelangsungan hidup suatu makhluk hidup
karena senyawa ini merupakan senyawa toksik atau beracun dan dapat
merusak sel apabila tidak diuraikan segera.
 

1. ALAT DAN BAHAN


Nama Alat dan Bahan Jumlah

Rak Tabung reaksi 1 buah

Tabung reaksi 10 buah

Pipet tetes 2 buah

Thermometer 1 buah

Gelas reaksi 1 buah

Korek api 1 buah

Lidi panjang Secukupnya

Pembakar Spiritus 1 buah

Kaki tiga 1 buah

Mortar 2 buah

Sarung tangan lab Satu pasang (Opsional)

Tissue Secukupnya

Masker lab 1 buah (Opsional)

Larutan HCL Secukupnya

Larutan NaOH Secukupnya


Air keran Secukupnya

Larutan H2O2 Secukupnya

Hati ayam mentah Secukupnya

Jantung ayam mentah Secukupnya

1. CARA KERJA
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5
Ekstrak Hati
+ H2O2 +HCL 10 +NaOH 10
+Air +Air 37˚ +Air 40˚
tetes tetes

Tabung 6 Tabung 7 Tabung 8 Tabung 9 Tabung 10


Ekstrak
Jantung +
H2O2 +HCL 10 +NaOH 10
Normal +suhu 37˚ +suhu 40˚
tetes tetes

(Skema percobaan)
 

1. Pakailah masker dan sarung tangan jika perlu

2. Haluskan hati dan jantung ayam menggunakan tangan atau mortar,


kemudian tambahkan air secukupnya untuk diambil ekstraknya (Ingat, yang
diambil ekstraknya)

3. Tambahkan masing-masing bahan seperti yang tertera pada skema diatas


dengan urutan penambahan; Bahan, kemudian ekstrak, kemudian larutan H2O2
pada tiap-tiap tabung reaksi (Catatan: tabung 4-5 dan 9-10 sebaiknya di uji
belakangan)

4. Masukkan bara lidi pada tiap-tiap tabung, apakah menyala atau redup.

5. Amatilah apa yang terjadi pada tabung 1-3 dan 6-8 pada setiap peristiwa
6. Siapkan gelas reaksi dengan 100 ml air keran

7. Panaskan air bersama dengan tabung reaksi nomor 4-5 dan 9-10 dengan cara
mencelupkannya ke gelas reaksi hingga mencapai 37 derajat kemudian angkat
dan amati perubahannya serta masukkan lidi dan amati perubahannya

8. Lakukan langkah ke-7, hanya saja kali ini suhunya 40 derajat celcius.

9. Catat segala hasil


 

1. HASIL PENGAMATAN
Ekstrak hati Ekstrak jantung
Perlakuan
Gelembung Bara api Gelembung Bara api

Ekstrak + H2O2 +++ V +++ V

Ekstrak + H2O2 + HCL + X – X

Ekstrak + H2O2 + NaOH +++ V +++ X

Ekstrak + H2O2 + Suhu 37˚ – X + X

Ekstrak + H2O2 + Suhu 40˚ + X + x

Keterangan :

(+++)    = Gelembung banyak

(++)      = Gelembung sedang

(+)        = Gelembung tidak ada

(-)        = Tidak ada gelembung


(v)        = Bara api menyala

(x)        = Bara api meredup

1. PEMBAHASAN
Enzim merupakan sebuah katalis yang berfungsi untuk mempercepat suatu
reaksi zat spesifik. Pada teori telah disebutkan bahwa fungsi enzim
katalase adalah mengubah hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen,
berikut reaksinya:

2H2O2 + Enzim -> 2H2O +O2

Dalam hal percobaan diatas, semakin banyak enzim katalase pada suatu
substrat maka akan cepat reaksinya dengan kata lain semakin banyak pula
juga air dan oksigen yang dihasilkan. Hati ayam dan Jantung ayam
digunakan karena banyak megandung enzim katalase.

Berikut adalah penjelasan terhadap apa yang terjadi pada masing-masing


ekstrak dan perlakun yang diberikan selama percobaan dan berdasarkan
data pengamatan:

 Pada Hati Ayam


1. Perlakuan pertama (Ekstrak + H2O2) atau perlakuan normal
Pada perlakuan ini hasil menunjukkan bahwa percobaan ini menghasilkan
banyak gelembung dan ketika diberikan bara api dari lidi, maka bara api
tersebut tetap membara. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak
dengan H2O2 akan terjadi suatu reaksi katalis (penguraian) antara enzim
dengan hydrogen peroksida. Gelembung-gelembung yang dihasilkan
merupakan gelembung oksigen yang berbentuk wujud gas. Dan bara lidi
menyala dikarenakan didalam tabung reaksi terdapat banyak oksigen
sehingga bara api tetap membara. Hal ini juga mengindikasikan bahwa
didalam hati ayam terdapat banyak enzim katalase.
2. Perlakuan kedua (Ekstrak + H2O2 + HCL)
Pada perlakuan ini dihasilkan gelembung yang sedikit dan bara api
meredup saat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Penambahan HCL
pada percobaan ini dimaksudkan agar larutan menjadi dalam keadaan
asam. Dapat kita simpulkan bahwa kerja enzim sangat berpengaruh
terhadap pH suatu larutan.

3. Perlakuan ketiga (Ekstrak + H2O2 + NaOH)


Pada perlakuan ini dihasilkan gelembung yang banyak dan bara api
menyala saat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Penambahan NaOH
pada percobaan ini dimaksudkan agar larutan menjadi dalam keadaan
basa. Dapat kita simpulkan bahwa kerja enzim sangat berpengaruh
terhadap pH suatu larutan.

4. Perlakuan keempat (Ekstrak + H2O2 + suhu 37˚)


Pada perlakuan ini dihasilkan gelembung yang hampir tidak ada dan bara
api meredup saat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Perubahan suhu
menjadi 37 derajat pada percobaan ini dimaksudkan agar larutan menjadi
dalam keadaan suhu tertentu. Dapat kita simpulkan bahwa kerja enzim
sangat berpengaruh terhadap suhu suatu lingkungan maupun larutannya.

5. Perlakuan kelima (Ekstrak + H2O2+ suhu 40)


Pada perlakuan ini dihasilkan gelembung yang sedikit ada dan bara api
meredup saat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Perubahan suhu
menjadi 40 derajat pada percobaan ini dimaksudkan agar larutan menjadi
dalam keadaan suhu tertentu. Dapat kita simpulkan bahwa kerja enzim
sangat berpengaruh terhadap suhu suatu lingkungan maupun larutannya.
 

 Pada Jantung Ayam


6. Perlakuan keenam (Ekstrak + H2O2) atau perlakuan normal
Pada perlakuan ini hasil menunjukkan bahwa percobaan ini menghasilkan
banyak gelembung dan ketika diberikan bara api dari lidi, maka bara api
tersebut tetap membara. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak
dengan H2O2 akan terjadi suatu reaksi katalis (penguraian) antara enzim
dengan hydrogen peroksida. Gelembung-gelembung yang dihasilkan
merupakan gelembung oksigen yang berbentuk wujud gas. Dan bara lidi
menyala dikarenakan didalam tabung reaksi terdapat banyak oksigen
sehingga bara api tetap membara. Hal ini juga mengindikasikan bahwa
didalam jantung ayam terdapat banyak enzim katalase.
7. Perlakuan ketujuh (Ekstrak + H2O2 + HCL)
Pada perlakuan ini dihasilkan gelembung yang hampir tidak ada dan bara
api meredup saat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Penambahan HCL
pada percobaan ini dimaksudkan agar larutan menjadi dalam keadaan
asam. Dapat kita simpulkan bahwa kerja enzim sangat berpengaruh
terhadap pH suatu larutan. pH pada larutan ini dapat dibilang kurang
optimal.

8. Perlakuan kedelapan (Ekstrak + H2O2 + NaOH)


Pada perlakuan ini dihasilkan gelembung yang banyak dan bara api
meredup saat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Penambahan NaOH
pada percobaan ini dimaksudkan agar larutan menjadi dalam keadaan
basa. Dapat kita simpulkan bahwa kerja enzim sangat berpengaruh
terhadap pH suatu larutan. pH pada larutan ini dapat dibilang optimal.

9. Perlakuan kesembilan (Ekstrak + H2O2 + suhu 37˚)


Pada perlakuan ini dihasilkan gelembung yang sedikit dan bara api
meredup saat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Perubahan suhu
menjadi 37 derajat pada percobaan ini dimaksudkan agar larutan menjadi
dalam keadaan suhu tertentu. Dapat kita simpulkan bahwa kerja enzim
sangat berpengaruh terhadap suhu suatu lingkungan maupun larutannya.
Pada percobaan ini suhu larutan belum optimal.

10. Perlakuan kesepuluh (Ekstrak + H2O2+ suhu 40)


Pada perlakuan ini dihasilkan gelembung yang sedikit ada dan bara api
meredup saat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Perubahan suhu
menjadi 40 derajat pada percobaan ini dimaksudkan agar larutan menjadi
dalam keadaan suhu tertentu. Dapat kita simpulkan bahwa kerja enzim
sangat berpengaruh terhadap suhu suatu lingkungan maupun larutannya.
Pada percobaan ini suhu larutan belum optimal.

1. KESIMPULAN
Berdasarkan data pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka cara kerja enzim dan faktor-faktor yang memengaruhinya dapat kita
simpulkan sebagai berikut:

1. Enzim bekerja pada substrat yang spesifik


Contohny adalah enzim katalase, enzim hanya bias bekerja untuk
mengkatalisis suatu senyawa hydrogen peroksida menjadi oksigen dan air

2. Enzim bekerja pada suhu dan pH tertentu


Suatu enzim hanya dapat bekerja pada suhu yang optimal, jika terlalu
panas maka enzim akan mengalami denaturasi sedangkan jika terlalu
dingin maka enzim akan mengalami masa inaktif untuk sementara. Enzim
juga membutuhkan ukuran pH yang spesifik dan optimal, karena enzim
hanya dapat bekerja pada pH tertentu. Enzim katalase dapat bekerja pada
suhu berkisar 37-40 derajat dengan keadaan asam maupun netral

1. DAFTAR PUSTAKA

 Nurhayati, Nunung. Prayitno, Basuki. BIOLOGI. 2015. Bandung : Yrama


Widya.

 Tim Olimpiade Biologi Indonesia. Biologi konsep dan skills laboratorium.


2011.

Anda mungkin juga menyukai