Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KUANTITATIF RESPIRASI

Haffifah Nur Hidayah, 22653, STIPP A

Abstrak

Praktikum analisis kuantitatif respirasi bertujuan untuk menghitung kecepatan respirasi. Respirasi
merupakan proses pembongkaran senyawa cadangan oksidatif. Respirasi merupakan proses pembongkaran
senyawa cadangan oksidatif. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta
energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa
selain karbondiokasida. Respirasi Eksternal, yang merupakan pertukaran udara yang terjadi antara organisme
dengan udara disekeliling mereka dan Respirasi Internal, merupakan pertukaran udara yang terjadi antara sel
dengan organ didalamnya. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Larutan KOH
0,01N, Tauge 100 gram, larutan Ca(OH)2, larutan HCl 0,01 N. Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah Respirator, Erlenmeyer, Gelas beaker, pipet tetes, neraca analitik dan pompa. Pada hasil percobaan di
dapatkan volume HCl sebesar 31 ml, berat CO2 sebesar 39,6 gr dan kecepatan respirasinya adalah sebesar
0,122 mg/kg/jam.

Kata kunci : respirasi, aerob, anaerob, eksternal, internal

1. PENDAHULUAN

Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa
anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung
secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan
karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang
tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat
dan sedikit energy [5]. Respirasi merupakan suatu proses pelepasan energi kimia molekul organik di
dalam sel. Energi molekul organik adalah energi matahari yang disimpan di dalamnya, terjadi pada
proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis terjadi adanya pembentukan gula dari molekul-molekul
karbohidrat dan air dengan bantuan cahaya matahari [2].

Respirasi dalam arti luas adalah pertukaran gas antara organisme dengan lingkungannya,
sedangkan dalam arti yang khusus yaitu adanya pengambilan gas Oksigen dan pelepasan gas
karbondioksida. Pengambilan Oksigen ini ada yang secara langsung melalui udara dan ada yang
mengambil melalui medium cair yang berada disekeliling mereka. Respirasi terbagi atas yaitu
Respirasi Eksternal, yang merupakan pertukaran udara yang terjadi antara organisme dengan udara
disekeliling mereka dan Respirasi Internal, merupakan pertukaran udara yang terjadi antara sel dengan
organ didalamnya [8].

Berdasarkan adanya kandungan oksigen respirasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu respirasi
aerobik dan anaerobik dengan adanya oksigen proses respirasi dapat terjadi yang biasa disebut dengan
respirasi aerobik dan jika tidak ada oksigen maka disebut dengan respirasi anaerobik . Proses kimia
respirasi :

C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + Energi [3].

Dari reaksi di atas, dapat dilihat bahwa karbondioksida dan uap air merupakan produk dari proses
respirasi. Proses ini berawal dari glukosa yang dipecah dalam suatu rangkaian reaksi enzimatis,
sehingga beberapa energi dibebaskan dan diubah menjadi bentuk ikatan Phospat bertenaga tinggi
(ATP) dan sebagian lagi hilang sebagai panas. Reaksi enzimatis dalam respirasi berlangsung dalam
suhu rendah dan pemecahan molekul senyawa organic berlangsung bertahap. Semakin besar CO 2
yang dihasilkan maka dapat dipastikan bahwa kecepatan respirasinya semakin besar pula. Respirasi
merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing dikatalis oleh enzim yang
berbeda. Kecepatan respirasi ini dipengaruhi faktor-faktor yang berhubungan dengan enzim-enzim
karena respirasi merupakan rangkaian reaksi enzimatis. Serta dipengaruhi oleh factor-faktor lain, yaitu
factor dalam dan factor luar. Yang termasuk faktor dalam adalah umur tanaman dan konsentrasi
substrat respirasi yang tersedia, sedangkan yang termasuk faktor luar adalah suhu (temperature),
cahaya, konsentrasi oksigen diudara, konsentrasi karbon dioksida, tersedianya air serta adanya luka
luka pada tumbuhan [1].

2. MATERIAL DAN METODE


2.1. Material

Adapun bahan – bahan yang di gunakan di dalam praktikum kali ini yaitu Larutan KOH 0,01N,
Tauge 100 gram, larutan Ca(OH)2, larutan HCl 0,01 N, indikator PP.

2.2. Alat/Instrumen

Adapun alat – alat yang di pakai di dalam praktikum ini yaitu Respirator, Erlenmeyer, Gelas
beaker, pipet tetes, neraca analitik dan pompa.

2.3. Prosedur Kerja

Timbang kecambah sebanyak 100 gram. Isi tabung penangkap CO 2 dengan Ca(OH)2 yang telah
diketahui volumenya. Cek alat, agar udara masuk tidak mengandung CO 2 (apabila masih mengandung
CO2, maka tabung penangkap CO2 masih keruh). Usahakan udara yang masuk sudah bebas CO 2.
Masukkan kecambah ke dalam respirator, setelah itu hidupkan pompa udara. Ukur kecepatan respirasi
selama 5 menit dengan cara titrasi larutan Ca(OH) 2. Buat blangko yaitu larutan Ca(OH) 2 0,01N
dengan volume yang sama dengan respirator tanpa diisi bahan, kemudian titrasi dengan larutan HCl
0,01 N (indikator pp). Hitunglah jumlah CO2 yang dihasilkan selama respirasi dan kecepatan respirasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Kecepatan Respirasi
Bahan Vol HCl Berat CO2 Kecepatan Respirasi
(mL) (gr) (mg/kg/jam)
Tauge 31 mL 39,6 gr 0,122 mg/kg/jam
Dari hasil percobaan di atas kita dapat mengamati dan ada beberapa hal yang dapat di simpulkan
bahwa setelah melakukan proses praktikum analisis kuantitatif Respirasi, diantaranya adalah dalam
hasil percobaan di dapatkan bahwa bahan utama dalam melakukan percobaan ini adalah tauge dan di
dapatkan juga volume daripada HCl sebesar 31 ml dan didapatkan juga berat CO2 sebesar 39,6 gr dan
kecepatan respirasinya adalah sebesar 0,122 mg/kg/jam.
Respirasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu, tahapan glikolisis, siklus krebs, dan rantai
transpor elektron. Tahapan glikolisis merupakan suatu reaksi pemecahan molekul glukosa
(C6) menjadi asam piruvat (C3) yang secara langsung dilakukan dalam sitoplasma secara anaerob,
menghasilkan suatu energi yang berupa 2 molekul ATP. Proses awal yaitu masuknya glukosa
dalam sel melalui protein yang terdapat pada membran sel secara spesifik, kemudian setelah glukosa
masuk ke dalam sel sitoplasma, akan mengalami suatu proses yang disebut dengan glikolisis.
Pada glikolisis gula akan dirubah dalam bentuk heksosa yaitu glukosa [6].

Respirasi aerob dan fotosintesis dapat didukung dengan adanya penggenangan sebagai salah
satu strategi untuk penghindaran (escape strategy) terhadap penggenangan untuk membantuk
dalam kebutuhan oksigen dan karbondioksida. Pada saat tanaman kekurangan oksigen (keadaan
hipoksia), maka akar adventif akan terbentuk sebagai upaya untuk mencari tekanan oksigen
yang tinngi. Akar tersebut akan mengurangi pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh
adanya genangan dengan memperluas area perakaran di udara dan meningkatkan respirasi aerob
serta mengoksidasi rizosfer [7].

Peningkatan respirasi dan kapasitas AOP yang terdapat pada tanaman dingin akan
melindungi terhadap spesies oksigen reaktif (ROS) yang ada di mitokondria dan photodamage
pada kloroplas. Pengonsumsian yang berlebihan akan mereduktan melalui jaringan
transpor elektroda negatif pada alternatif mitokondria. Peningkatan respirasi mitokondria
terutama yang didukung oleh jalur oksidatif sitokrom (COP) [4].

4. KESIMPULAN
Respirasi merupakan aktivias yang menandakan bahwa jaringan jasad hidup menunjukkan sifat
hidupnya. Respirasi merupakan proses pembongkaran senyawa cadangan oksidatif, misalnya
pembongkaran senyawa glukosa menjadi CO 2 dan H2O dan energy. HCl dalam respirasi berfungsi
untuk mengetahui jumlah CO2 yang terikat dalam KOH. Fungsi KOH pada respirasi yaitu larutan
yang dapat berkaitan dengan CO 2 dan hasil respirasi kecambah. Beberapa hal yang dapat di simpulkan
setelah melakukan praktikum analisis kuantitatif Respirasi, diantaranya adalah dalam hasil percobaan
di dapatkan bahwa bahan utama pada percobaan ini adalah tauge, dan di dapatkan juga volume
daripada HCl sebesar 31 ml dan didapatkan juga berat CO2 sebesar 39,6 gr dan kecepatan
respirasinya adalah sebesar 0,122 mg/kg/jam.

REFERENSI
[1] Adirahmanto, K.A, Hartanto R, dan Novita D.D. 2013. Perubahan Kimia Dan Lama Simpan Buah
Salak Pondoh (Salacca Edulisreinw) Dalam Penyimpanan Dinamis Udara – Co2. Teknik Pertanian
Lampung, 2(3): 123-132.

[2] Dwidjoseputro, D, 1985, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT Gramedia, Jakarta.

[3] Hendy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta.

[4] Isnaeni, 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.

[5] Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. Jakarta: PTGramedia.

[6] Rahmata, H. dan Liliasari. 2012. Pengetahuan Awal Calon Guru Biologi tentang Konsep
Katabolisme Karbohidrat (Respirasi Seluler). Pendidikan IPA Indonesia, 1(1): 91-97.

[7] Rohmah, E. A. dan T. B Saputro. 2016. Analisis Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max
L.) Varietas Grobogan pada Kondisi Cekaman Genangan. sains dan Seni ITS, 5(2):2337-3520.

[8] Willey, J. 1982, Study Guide to Accompany Botany, New York , Chesther Bistane Toronto, Singapore

Mengetahui, Yogyakarta, 18 April 2022

Co.Ass Praktikan

(Salsa Bila Destina Putri) (Haffifah Nur Hidayah)

LAMPIRAN
A. Uji Kecepatan Respirasi
 N HCl : 0,01 N
 Volume HCl : 31 mL
 Berat (Mr) CO2 : 39,6 gr
 Berat bahan : 100 gr
 Waktu : 6 menit

1. Perhitungan Kecepatan Respirasi


= N HCl x V HCl x Mr CO2
= 0,01 N x 31 mL x 39,6 gr
= 12,276 mg
= 12,2 mg
2. Kecepatan Reaksi
= 12,2 mg/100 gr/6 menit
= 12,2 mg/0,1 kg/0,1 jam
= 0,122 mg/kg/jam

Gambar Keterangan
Melakukan respirasi untuk mengukur
kecepatan respirasi.

Hasil respirasi taoge

Diberi 3 tetes indikator PP hingga


menjadi warna ungu bening
Lalu dititrasikan menggunakan larutan
HCl hingga mendapatkan volume HCl
31 mL

Setelah di titrasi menghasilkan warna


akhir bening

Anda mungkin juga menyukai