Materi :
ABSORBSI CO2 DENGAN NAOH
Disusun Oleh :
Muhammad Zaki Farilla L. NIM 21030119190155
Group : 5/Kamis
Rekan Kerja : 1. Ignatia Novita Tanuwidjaja NIM 21030119130094
2. Muarifatussholekhah NIM 21030119130090
3. Faiq Faturahman NIM 21030119130115
Laporan praktikum yang berjudul Absorpsi CO2 dengan NaOH yang disusun oleh:
Kelompok / Hari : 5 / Kamis
Anggota : 1. Faiq Faturahman NIM. 21030119130115
2. Ignatia Novita T. NIM. 21030119130094
3. Muarifatussholekhah NIM. 21030119130090
4. M. Zaki Farilla L. NIM. 21030119190155
Semarang, 2021
Dosen Pengampu Asisten Pengampu
Prof. Dr. Andri Cahyo K., S.T., M.T. M. Daffa Rizky Dwiputra
NIP 197405231998021001 NIM 21030117130109
ii
RINGKASAN
iii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga laporan Praktikum Proses Kimia ini dapat diselesaikan
dengan lancar dan sesuai dengan harapan. Laporan praktikum ini diperuntukkan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Proses Kimia.
Adapun isi laporan praktikum ini adalah pembahasan mengenai hasil
percobaan dari praktikum Absorpsi CO2 dengan NaOH. Berbagai dukungan dan
doa diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.
Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. T. Aji Prasetyaningrum, S.T., M.Si., selaku penanggung jawab
Laboratorium Proses Kimia.
2. Prof. Dr. Andri Cahyo K., S.T., M.T. selaku dosen pembimbing materi
Absorpsi CO2 dengan NaOH.
3. Kenshi Budhi Saputra selaku koordinator asisten Laboratorium Asisten-
asisten Laboratorium Proses Kimia.
4. M. Daffa Rizky Dwiputra dan Rahma Sekar Alief sebagai asisten pengampu
materi Absorpsi CO2 dengan NaOH.
5. Asisten-asisten Laboratorium Proses Kimia.
Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan
laporan praktikum ini karena masih banyak kekurangan pada laporan praktikum ini
dan perlu diperbaiki. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat. Akhir kata,
semoga laporan dapat berguna sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik
Amonia............................................................................................... 3
Gambar 2.2 Mekanisme absorpsi gas CO2 dalam larutan NaOH ........................... 4
Gambar 3.1 Skema Rancangan Praktikum………………………………………..7
Gambar 3.2 Rangkaian Alat Utama ........................................................................ 8
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Asistensi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh peubah operasi terhadap jumlah CO2 yang terserap
pada berbagai waktu reaksi?
2. Bagaimana pengaruh peubah operasi terhadap nilai tetapan perpindahan
massa CO2 fase gas (kGa)?
3. Bagaimana pengaruh peubah operasi terhadap nilai tetapan perpindahan
massa CO2 fase cair (kLa)?
4. Bagaimana pengaruh peubah operasi terhadap nilai tetapan reaksi antara
CO2 dan NaOH (k2)?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Absoprsi
Absorpsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia
dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap
sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairan. Absorpsi
dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu absorpsi fisik dan absorpsi kimia.
Absorpsi fisik merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa
pelarutan gas dalam larutan penyerap, namun tidak disertai dengan reaksi kimia.
Contoh proses ini adalah absorpsi gas H2S dengan air, methanol, propilen
karbonase. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik. Mekanisme proses
absorpsi fisik dapat dijelaskan dengan beberapa model. yaitu: teori dua lapisan
(two films theory) oleh Whiteman (1923), teori penetrasi oleh Dankcwerts dan
teori permukaan terbaharui.
Absorpsi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa
pelarutan gas dalam larutan penyerap yang disertai dengan reaksi kimia. Contoh
peristiwa ini adalah absorpsi gas CO2 dengan larutan MEA, NaOH, K2CO3 dan
sebagainya. Aplikasi dari absorpsi kimia dapat dijumpai pada proses
penyerapan gas CO2 pada pabrik Amonia seperti yang terlihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik
Amonia
Proses absorpsi dapat dilakukan dalam tangki berpengaduk yang
dilengkapi dengan sparger, kolom gelembung (bubble column), atau dengan
kolom yang berisi packing yang inert (packed column) atau piringan (tray
column). Pemilihan peralatan proses absorpsi biasanya didasarkan pada
reaktifitas reaktan (gas dan cairan), suhu, tekanan, kapasitas, dan ekonomi.
3
2.2 Analisis Perpindahan Massa dan Reaksi dalam Proses Absorpsi Gas Oleh
Cairan
Secara umum, proses absorpsi gas CO2 ke dalam larutan NaOH yang
disertai reaksi kimia berlangsung melalui empat tahap, yaitu perpindahan massa
CO2 melalui lapisan gas menuju lapisan antarfase gas-cairan, kesetimbangan
antara CO2 dalam fase gas dan dalam fase larutan, perpindahan massa CO2 dari
lapisan gas ke badan utama larutan NaOH dan reksi antara CO2 terlarut dengan
gugus hidroksil (OH-). Skema proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2.
dengan z adalah koefisien reaksi kimia antara CO2 dan [OH-], yaitu = 2. Di fase
cair, reaksi antara CO2 dengan larutan NaOH terjadi melalui beberapa tahapan
proses :
NaOH (s) ↔ Na+ (l) + OH- (l) (a)
4
CO2 (g) ↔ CO2 (l) (b)
CO2 (l) + OH- (l) ↔ HCO3- (l) (c)
HCO3- (l) + OH- (l) ↔ H2O (l) + CO32- (l) (d)
CO32-(l) + Na+ (l) ↔ Na2CO3 (l) (e)
Langkah d dan e biasanya berlangsung dengan sangat cepat, sehingga
proses absorpsi biasanya dikendalikan oleh peristiwa pelarutan CO2 ke dalam
larutan NaOH terutama jika CO2 diumpankan dalam bentuk campuran dengan
gas lain atau dikendalikan bersama-sama dengan reaksi kimia pada langkah c
(Juvekar dan Sharma, 1973).
Eliminasi A* dari persamaan 1. 2 dan 3 menghasilkan :
𝑎. 𝐻. 𝑝𝑔. '𝐷#.'$ .[)* ( ]
𝑅! =
𝑎. 𝐻. '𝐷#.'$ .[)* ( ] (4)
1+
𝑘.!
%&!.#$ .[&'( ]
Jika nilai kL sangat besar, maka : '*
≈ 1 sehingga persamaan di
atas menjadi :
(5)
𝑎. 𝐻. 𝑝𝑔. -𝐷#.'$ .[)* ( ]/'* $
𝑅! =
𝑎. 𝐻. -𝐷#.'$ .[)* (]/'* $
1+ 𝑘.!
Jika keadaan batas (b) tidak dipenuhi, berarti terjadi pelucutan [OH-] dalam
larutan. Hal ini berakibat:
%&!.#$ .[&'( ] [)* ( ] & (6)
'*
≈ ,.#∗
-&!
,
Dengan demikian, maka laju absorpsi gas CO2 ke dalam larutan NaOH
akan mengikuti persamaan:
!.#.$%.& (!
𝑅! = ".$.% '! (7)
)*
'("
Nilai diffusivitas efektif (DA) CO2 dalam larutan NaOH pada suhu 30oC
adalah 2.1 x 10-5 cm2/det (Juvekardan Sharma, 1973).
5
Nilai kGa dapat dihitung berdasarkan pada absorpsi fisik dengan meninjau
perpindahan massa total CO2 ke dalam larutan NaOH yang terjadi pada selang
waktu tertentu di dalam alat absorpsi. Dalam bentuk bilangan tak berdimensi,
kGa dapat dihitung menurut persamaan (Kumoro dan Hadiyanto, 2000):
1,;<<= 1/=
'01 56$ 72& $ .82& $ 92& $
&!
= 4,0777 𝑥 ? 934 1
@ 𝑥 ?7 @ (9)
$ 34 $ &!
>(1$@) B5467
Dengan 𝑎 = 56
dan 𝜖 = B8
Jika tekanan operasi cukup rendah. maka pim dapat didekati dengan ∆𝑝 = 𝑝GJ −
𝑝DKL
Sedangkan nilai 𝑘E! dapat dihitung secara empirik dengan persamaan
(Zheng dan and Xu, 1992) :
';1 .56 7<1&' .8<1&' 9 <,M
&!
= 0,2258 𝑥 F 9.!
G 𝑥 F7.& G (11)
!
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
↓
Mengalirkan larutan NaOH dari tangki
penampung 1 ke tangki penampung 2
menggunakan pompa
↓
Mengalirkan larutan NaOH dari tangki
penampung 2 ke dalam kolom absorpsi
menggunakan pompa
↓
Menentukan fraksi ruang kosong dan kolom
absorpsi
↓
Memompa larutan NaOH melalui atas kolom,
lalu mengalirkan gas CO2 melalui bawah
kolom
↓
Ambil 10 mL sampel cairan tiap 1 menit,
tambahkan 3 tetes PP dan titrasi dengan HCl
hingga warna merah hampir hilang (Va), lalu
tambahkan 3 tetes MO dan titrasi lanjut dengan
HCl sampai menjadi merah (Vb)
Gambar 3. 1 Skema Rancangan Praktikum
3.1.2 Penetapan Variabel
Variabel Operasi
a. Variabel tetap
1. Tekanan CO2 : 6,5 bar
2. Suhu : 30⁰C
3. Konsentrasi HCl :
7
b. Variabel berubah
1. Konsentrasi NaOH :
2. Laju alir NaOH :
8
kolom dengan membuka kran di bawah kolom, cairan tersebut ditampung
di dalam erlenmeyer atau gelas ukur, kemudian kran ditutup jika cairan
dalam kolom tepat berada pada packing bagian paling bawah. Mencatat
volume cairan sebagai volume ruang kosong dalam kolom absorpsi =
Vvoid. Menentukan volume total kolom absorpsi, yaitu dengan mengukur
R&4.*
diameter kolom (D) dan 𝑉Q = ;
tinggi tumpukan packing (H).
B5467
Kemudian menghitung fraksi ruang kosong kolom absorpsi 𝜀 = B8
.
3. Operasi Absorpsi
Operasi absorpsi dilakukan dengan memompa larutan NaOH sesuai
variabel ke dalam kolom melalui bagian atas kolom dengan laju alir tertentu
hingga keadaan mantap tercapai. Selanjutnya mengalirkan gas CO2 melalui
bagian bawah kolom dan ukur beda ketinggian cairan dalam manometer.
Kemudian mengambil 10 mL sampel cairan dari dasar kolom absorpsi tiap
1 menit selama 10 menit dan dianalisis kadar ion karbonat atau kandungan
NaOH bebasnya. 4
4. Menganalisis sampel
Mula-mula mengambil 10 mL sampel cairan yang ditempatkan dalam
erlenmeyer. Selanjutnya menambahkan indikator PP 3 tetes dan sampel
dititrasi dengan larutan HCl sesuai variabel sampai warna merah hampir
hilang (kebutuhan titran = a mL). Kemudian menambahkan 2-3 tetes
indikator metil jingga (MO) dan titrasi dilanjutkan lagi sampai warna
jingga berubah menjadi merah (kebutuhan titran=b mL).
9
Variabel 2
t (menit) Va (ml) Vb (ml)
Variabel 3
t (menit) Va (ml) Vb (ml)
10
DAFTAR PUSTAKA
11
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL