ABSORBSI
Kelompok : 6
DEPOK 2014
DIFUSI Page 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan akhir modul absorbsi ini.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan makalah Industri Kertas ini.
Pihak-pihak yang turut membantu penulisan antara lain:
1. Tim dosen pengampu mata kuliah praktikum unit operasi proses 2 yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan dan nasihat dalam pembuatan
makalah ini
2. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh sebab itu saya memohon maaf apabila terjadi kesalahan teknis maupun non
teknis didalam makalah ini.
Akhir kata, saya berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Terimakasih
Depok, Mei 2014
Tim Penulis
DIFUSI Page 2
DAFTAR ISI
2.2.1 Absorbsi CO2 ke dalam Air pada Packed Bed Column .................................. 17
2.2.2 Absorbsi CO2 ke dalam NaOH pada Packed Bed Column ............................. 17
DIFUSI Page 3
3.1.1 Absorbsi CO2 ke dalam Air pada Packed Bed Column .................................. 18
3.1.2 Absorbsi CO2 ke dalam NaOH pada Packed Bed Column ............................. 19
3.2.1 Absorbsi CO2 ke dalam Air pada Packed Bed Column .................................. 20
3.2.2 Absorbsi CO2 ke dalam NaOH pada Packed Bed Column ............................. 23
4.1.1 Absorbsi CO2 ke dalam Air pada Packed Bed Column .................................. 28
4.1.2 Absorbsi CO2 ke dalam NaOH pada Packed Bed Column ............................. 29
4.2.1 Absorbsi CO2 ke dalam Air pada Packed Bed Column .................................. 31
4.2.2 Absorbsi CO2 ke dalam NaOH pada Packed Bed Column ............................. 32
DIFUSI Page 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3.1 Definisi
DIFUSI Page 5
Sebagai ilustrasi dapat diamati, bila gas (rich gas) yang mudah larut dalam
air dengan konsentrasi tertentu memasuki bagian bawah kolom absorpsi, bergerak
naik secara berlawanan arah (countercurrent) dengan air murni yang bergerak
turun melalui bagian atas kolom, akan jelas terlihat bahwa jumlah gas yang
terlarut dalam total gas keluar akan turun (lean gas) dan konsentrasi gas dalam air
akan naik.
Absorpsi Fisika
Komponen yang diserap pada absorpsi ini memiliki kelarutan yang lebih
tinggi (dibanding komponen gas lain) dengan pelarut (absorben) tanpa melibatkan
reaksi kimia.
DIFUSI Page 6
Contoh: Absorpsi menggunakan pelarut shell sulfinol, Selexol, Rectiso
(LURGI), flour solvent (propylene carbonate).
Absorpsi Kimia
Melibatkan reaksi kimia saat absorben dan absorbat berinteraksi. Reaksi
yang terjadi dapat mempercepat laju absorpsi, serta meningkatkan kapasitas
pelarut untuk melarutkan komponen terlarut.
Contoh: Absorpsi yang menggunakan pelarut MEA, DEA, MDEA, Benfield
Process (Kalium Karbonat)
Pemilihan Pelarut
b) Kelarutan Gas
Kelarutan gas harus tinggi sehingga dapat meningkatkan laju absorpsi dan
menurunkan kuantitas pelarut yang diperlukan. Umumnya, pelarut yang
memiliki sifat yang sama dengan bahan terlarut akan mudah dilarutkan.
c) Volatilitas
Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah karena jika gas yang
meninggalkan kolom absorpsi jenuh dengan pelarut, maka akan ada banyak
pelarut yang terbuang. Jika diperlukan, dapat menggunakan cairan pelarut
DIFUSI Page 7
kedua, yaitu yang volatilitasnya lebih rendah untuk menangkap porsi gas
teruapkan.
d) Korosivitas
e) Harga
f) Ketersediaan
g) Viskositas
Viskositas pelarut yang rendah amat disukai karena akan terjadi laju
absorpsi yang tinggi, meningkatkan karakter flooding dalam menara, serta
perpindahan kalor yang baik.
h) Lain-lain
DIFUSI Page 8
1.3.3 Jenis Kolom Absorber
Secara umum kolom absorber dibagi menjadi tiga, yaitu Packed Bed
Column, Plate Column dan Spray Column. Pada sub-bab ini hanya akan
dijelaskan mengenai jenis kolom yang digunakan pada percobaan yaitu Packed
Bed Column.
• Versatilitas
Materi isian dapat dengan mudah ditukar sehingga mudah meningkatkan
efisiensi, menurunkan pressure drop, dan meningkatkan kapasitas.
• Minim Korosi
Larutan asam dan larutan yang bersifat korosif lainnya dapat diatasi oleh
packed bed column karena konstruksi kolom terbuat dari material yang
tahan korosi.
DIFUSI Page 9
Gambar 1.2 Packed Bed Column
DIFUSI Page 10
d
Fenomena flooding dapat terjadi bila pada laju alir gas konstan, laju alir
cairan dinaikkan sehingga cairan mengisi lebih banyak ruang antar isian dan
mengurangi ruang gerak gas. Bila hal ini terus terjadi, maka akan timbul
fenomena flooding cairan serta kenaikan pressure drop yang tinggi. Hampir sama
dengan di atas, untuk laju alir cairan turun yang tetap, ternyata laju alir gas
ditingkatkan sehingga pressure drop ikut naik, maka akan terjadi flooding.
P 150 1
2
v0 ...1)
L D 2p 3
Neraca Massa
DIFUSI Page 11
Untuk memahami persamaan neraca massa yang berlaku pada kolom
absorber, perhatikan gambar berikut:
In = Out
Gm y1 y2 Lm x1 x2 ...3)
Dimana,
DIFUSI Page 12
Koefisien Transfer Massa Gas Menyeluruh (KOG atau KG)
Koefisien transfer massa gas menyeluruh (Overall Mass Transfer
Coefficient, gas concentration) merupakan parameter yang erat kaitannya dengan
laju difusi atau perpindahan massa gas ke liquid. Semakin besar nilai koefisien,
semakin besar pula laju difusi gas. Persamaan yang digunakan untuk menentukan
KOG adalah sebagai berikut:
ln i
P
Ga Po
K OG ...4)
a AH Pi Po
Dimana,
Semakin besar permukaan gas dan pelarut yang kontak, maka laju absorpsi
yang terjadi juga akan semakin besar. Hal ini dikarenakan, permukaan
DIFUSI Page 13
kontak yang semakin luas akan meningkatkan peluang gas untuk berdifusi
ke pelarut.
Jika laju alir fluida semakin kecil, maka waktu kontak antara gas dengan
pelarut akan semakin lama. Dengan demikian, akan meningkatkan jumlah
gas yang berdifusi.
c) Konsentrasi Gas
Perbedaan konsentrasi merupakan salah satu driving force dari proses difusi
yang terjadi antar dua fluida.
d) Tekanan Operasi
f) Kelembaban Gas
DIFUSI Page 14
BAB II
PROSEDUR PERCOBAAN
DIFUSI Page 15
2.2 Langkah Kerja
2.2.1 Absorbsi CO2 ke Dalam Air pada Packed Bed Column
Mengisi liquid reservoir tank dengan sekitar ¾ penuh 0.2 M larutan NaOH.
Dengan control valve (C2 dan C3) untuk aliran gas tertutup, menyalakan
pompa dan memastikan larutan NaOH mengalir melewati kolom dengan
laju sekitar 3 L/min dengan mengatur flowmeter F1 melalui bukaan control
valve C1.
Menyalakan kompresor, mengatur bukaan control valve C2 untuk
mengalirkan udara dengan laju alir 30 L/min pada flowmeter F2.
Dengan hati – hati membuka pressure regulating valve pada silinder CO2
dan memastikan control valve C3 terbuka dan memberikan aliran F3 yang
besarnya setengah dari F2.
DIFUSI Page 16
Setelah 15 menit atau hingga mencapai keadaan tunak, mengambil 250 mL
sampel dari gas secara simultan setiap 20 menit pada titik sampel S4 dan S5.
Kemudiain menganalisisnya dengan peralatan analisis yang digunakan.
DIFUSI Page 17
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Waktu = 15 menit
Volume sampel = 40 ml
HCl = 0.0277 M
𝜋
Volume kolom (AH) = 4 × (0,075 𝑚)2 × 1,4 𝑚 =
0,0062 𝑚3
L = 0.051
DIFUSI Page 18
Sumber T1 (ml) T2(ml) BaCl2 (ml) T3 (ml)
S4 4 3.2 0.88 6.5
S5 4.6 2.8 1.98 6.6
Keterangan :
T2 : total volume HCl yang ditambahkan hingga mencapai end point kedua
atau volume HCl yang digunakan untuk menetralkan basa NaOH dan Na2CO3
(dalam ml)
DIFUSI Page 19
3.2 Pengolahan Data
Dengan menggunakan peralatan Hempl, diperoleh fraksi volume CO2 yaitu V2/V1.
Gas diasumsikan bersifat ideal sehingga diasumsikan fraksi volume CO2 tersebut
sama dengan fraksi molnya (fraksi volume CO2 = fraksi mol CO2). Pada
percobaan ini juga dilakukan pengecekan terlebih dahulu sampel yang masuk ke
dalam kolom absorpsi agar mempunyai nilai fraksi CO2 yang sama seperti yang
diindikasikan oleh flowmeter pada aliran masuk.
𝐹3 0,05
𝑌𝑖 = = = 0,09091
𝐹2 + 𝐹3 0,5 + 0,05
Yi adalah fraksi mol gas CO2 pada aliran gas masuk (inlet).
𝑉2 1,6
𝑌𝑜 = ( ) = = 0,04
𝑉1 𝑜 40
Y0merupakan fraksi mol gas CO2 pada aliran gas keluar (outlet)
DIFUSI Page 20
Bila diumpamakan Fa dalam satuan liter/sekon adalah CO2 yang terserap dari
puncak kolom hingga dasar kolom, persamaannya menjadi:
𝐺𝑎 = 0,00123 𝑔. 𝑚𝑜𝑙/𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑃
𝐺𝑎 ln (𝑃𝑖 )
𝑜
𝐾𝑂𝐺 = ×
𝑎 × 𝐴𝐻 (𝑃𝑖 − 𝑃𝑜 )
Keterangan:
𝜋
Volume kolom absorber (AH) = 4 × (0,075 𝑚)2 × 1,4 𝑚 = 0,0062 𝑚3
DIFUSI Page 21
Pi = Fraksi mol inlet x tekanan total = Yi x P column
sehingga diperoleh :
69,327
0,00123 ln ( ) 𝑔𝑚𝑜𝑙
30,504
𝐾𝑂𝐺 = × = 9, 5346 𝑥 10−6
440 × 0,0062 (69,327 − 30,504) 𝑎𝑡𝑚. 𝑚2 . 𝑠𝑒𝑐
DIFUSI Page 22
3.2.2 Absorbsi CO2 ke Dalam NaOH pada Packed Bed Column
Pertama-tama kita perlu mencari nilai fraksi mol gas CO2 pada aliran gas
masuk dan keluar
𝐹3 0,05
𝑌𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = = = 0,0909
𝐹2 + 𝐹3 0,5 + 0,05
𝑉2 1,2
𝑌𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = ( ) = = 0,06
𝑉1 𝑖 20
Yi adalah fraksi mol gas CO2 pada aliran gas masuk (inlet).
𝑉2 0,5
𝑌𝑜 = ( ) = = 0,025
𝑉1 𝑜 20
Y0merupakan fraksi mol gas CO2 pada aliran gas keluar (outlet)
Setelah mendapatkan fraksi teori dan percobaan kita dapat menghitung kesalahan
yang terjadi.
0,0909 − 0,06
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑌𝑖 = | | × 100% = 51,5%
0,06
DIFUSI Page 23
Selanjutnya kita melihat menghitung Aliran gas yang masuk dan yang
keluar. Pada perhitungan aliran gas masuk (Gi) kita menggunakan rumus sebagai
berikut
Dimana
Setelah kita mendapatkan aliran gas masuk kita dapat menghitung besar
Aliran Gas Keluar (Go) seperti berikut
1 − 𝑌𝑖 (1 − 0,06) 𝑔𝑚𝑜𝑙
𝐺𝑜 = 𝐺𝑖 = 0,0231 = 0,0216
1 − 𝑌𝑜 (1 − 0,025) 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Dari aliran gas masuk dan keluar tersebut kita dapat menghitung Jumlah
CO2 terabsorb pada aliran gas = (0,0231 – 0,0216) gmol/sekon = 0,0015
gmol/sekon
Selanjutnya kita melihat menghitung Aliran cairan yang masuk dan yang
keluar. Dimana konsentrasi CO2 berhubungan dengan konsumsi hidroksida dalam
cairan oleh karena itu kita menghitung NaOH
𝑇3 (𝑖) 6.6
𝐶𝑐𝑖 = × 0,20 = × 0,20 = 0,0264
50 50
DIFUSI Page 24
𝑇3 (𝑜) 6.5
𝐶𝑐𝑜 = × 0,20 = × 0,20 = 0,026
50 50
𝐿 0,051 𝑔𝑚𝑜𝑙
= × (𝐶𝑐𝑖 − 𝐶𝑐𝑜 ) = × (0,0264 − 0,026) = 1,02 × 10−5
2 2 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑃
𝐺𝑎 ln (𝑃𝑖 )
𝑜
𝐾𝑂𝐺 = ×
𝑎 × 𝐴𝐻 (𝑃𝑖 − 𝑃𝑜 )
Keterangan:
DIFUSI Page 25
a = Luas spesifik (440 m2/m3)
Selanjutnya kita perlu mencari variable-variabel yang belum diketahui dari rumus
tersebut
𝜋
Volume kolom (AH) = 4 × (0,075 𝑚)2 × 1,4 𝑚 = 0,0062 𝑚3
Mencari nilai Ga
Suhu kolom = 19 oC
𝐺𝑎 = 0,0008 𝑔. 𝑚𝑜𝑙/𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
DIFUSI Page 26
Sehingga didapatkan nilai koefisien transfer massa gas sebagai berikut:
0,05993
0,0008 ln (0,024973) gmol
𝐾𝑂𝐺 = × = 0,007418
440 × 0,0062 (0,05993 − 0,024973) atm. m2 . sec
DIFUSI Page 27
BAB IV
ANALISIS
Tujuan dari percobaan kali ini adalah untuk melihat peristiwa absorpsi gas
CO2 dalam air dengan menggunakan alat analisis gas yang tersedia. Peristiwa
absorpsi gas CO2 dalam air dapat diamati dengan cara menghitung selisih fraksi
mol CO2 pada inlet dan fraksi mol CO2 pada outlet dalam packed bed column.
Fraksi mol dari CO2 dicari dengan cara mengasumsikan gas CO2 dan udara
sebagai gas ideal. Sehingga berdasarkan hukum Avogadro, kita dapat
menganggap fraksi volum gas CO2 dalam aliran gas dapat dianggap sebagai
fraksi mol gas CO2 dalam aliran gas.
Pada proses absorpsi CO2 ini dapat terjadi dikarenakan adanya driving
force berupa perbedaan densitas antara senyawa-senyawa yang saling kontak di
mana senyawa yang memiliki densitas lebih rendah, dalam percobaan ini gas CO2
dan udara, akan berpindah ke dalam senyawa yang memiliki densitas lebih tinggi,
dalam percobaan ini air. Untuk memastikan terjadi kontak yang banyak antara gas
CO2 dan udara dengan air, maka laju alir gas CO2 dan udara dibuat lebih besar
daripada laju alir air sehingga waktu tinggal air dalam kolom absorpsi menjadi
lebih lama.
Fraksi mol gas CO2 pada masukan dapat juga dihitung langsung
menggunakan data laju alir udara dan CO2 masuk. Sementara fraksi mol gas CO2
pada keluaran dapat dicari dengan menggunakan analisis gas sisa dengan
peralatan Hempl. Gas CO2 pada aliran keluaran mengindikasikan jumlah gas CO2
yang tidak terabsorp oleh air. Sebelum menggunakan peralatan, sebaiknya
peralatan disterilkan dari keberadaan gas sisa yang terdapat di sekitar absorption
globe, agar gas yang berada dalam sistem dalam keadaan vakum dan tidak
tercampur dengan gas lain. Pada peralatan terdapat piston yang akan mendorong
DIFUSI Page 28
gas outlet. Dengan mendorong piston pada tabung V1 sehingga sampel masuk ke
dalam absorption globe berisi NaOH.
Setelah itu, piston pun kemudian ditarik kembali. Sehingga mengakibatkan
larutan NaOH akan ikut tertarik melebihi batas nol pada tabung indikator. Hal ini
menunjukkan bahwa volume campuran udara CO2 berkurang karena CO2 telah
terabsorbsi oleh NaOH sehingga volume gas lebih sedikit dari V1. Tabung V1 dan
absorption globe terisolasi dari atmosfer sehingga ruang kosong pada V1 yang
tadinya diisi oleh molekul CO2 akan digantikan oleh larutan NaOH. Dengan
demikian, volume NaOH yang tertarik melebihi batas nol pada tabung indikator
akan sama dengan volume CO2 yang terdapat dalam sampel. Piston ditarik dan
didorong kembali beberapa kali untuk memastikan sudah semua CO2 terabsorbsi
oleh larutan NaOH dalam absorption globe. Setelah fraksi mol CO2 pada inlet
dan outlet kolom diketahui, maka jumlah CO2 yang terabsorpsi dapat dihitung
dengan menggunakan neraca massa pada kolom di mana jumlah gas CO2 yang
terabsorpsi merupakan selisih antara aliran gas CO2 yang masuk dengan aliran
gas CO2 yang keluar.
Pada percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya CO2 yang
dapat terabsorpsi oleh air. Analisis dalam percobaan ini dilakukan dengan
membandingkan rate CO2 masuk dengan rate CO2 keluar.Karbon dioksida (CO2)
yang terabsorbsi merupakan selisih antara CO2 inlet ke packed column dengan
CO2 yang keluar dari packed column(CO2 terabsorbsi = CO2inlet – CO2outlet)
atau dengan persamaan:
Fo
Y1 Y0 F2 F3
1 Y0
Pada dasarnya seperti yang telah diketahui prinsip dasar dari absorpsi adalah
perpindahan senyawa dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah. Pada percobaan kali ini, CO2 dan udara dikontakkan dengan
air.Konsentrasi CO2 pada campuran CO2 dan udara lebih besar dibandingkan
DIFUSI Page 29
dengan konsentrasi CO2 di dalam air. Oleh sebab itu, akan terjadi perpindahan
masa CO2 dari campuran CO2 dan udara menuju air. Peristiwa perpindahan ini
dilakukan dengan cara mengontakkan campuran CO2 dan udara dengan air.
CO2 dan udara setelah itu dialirkan melalui bagian bawah kolom sehingga
bergerak ke atas.Sedangkan air dialirkan melalui bagian atas kolom sehingga
bergerak ke bawah. Karena pergerakannya berlawanan arah dan melewati tempat
yang sama, maka akan terjadi kontak antara campuran CO2–udara dan air. Laju
alir CO2 dan udara diatur lebih besar dibandingkan dengan laju alir air. Hal ini
bertujuan agar terjadi kontak yang lebih baik sehingga pengabsorpsian CO 2 dapat
berjalan dengan lebih maksimal. Pada prakteknya, gas CO2 tidak dapat diabsorp
seluruhnya oleh air.
Oleh karena itu, jumlah CO2 yang terabsorp dihitung dengan mengambil
data jumlah CO2di inlet dan di outlet.Selisih dari kedua nilai tersebut merupakan
jumlah CO2 yang dapat diabsorp oleh air. Percobaan diawali dengan tahap
preparasi.Pada tahap preparasi, dilakukan pembuangan gas sisa yang berada di
sekitar absorbtion globe dengan piston agar semua gas yang berada dalam sistem
keluar seluruhnya.Hal ini dilakukan agar jumlah gas yang terdeteksi adalah benar-
benar gas yang berasal dari sistem (tidak ada udara luar yang masuk). Dengan
demikian perhitungan dari percobaan ini akan lebih presisi.
Setelah itu, piston kemudian didorong, hal ini dilakukan untuk memasukkan
sample gas ke dalam absorbsition globe yang sebelumnya telah berisi NaOH 1M.
NaOH berguna untuk mengabsorbsi CO2 Data yang diambil selanjutnya adalah
V2 yang merupakan volume CO2 yang telah terabsorbsi oleh larutan NaOH yang
ditunjukkan oleh skala, yang dalam perhitungan digunakan sebagai jumlah CO2
pada aliran keluar Kemudian piston ditarik kembali, dengan tujuan untuk
menghilangkan udara yang tidak terabsorbsi oleh NaOH ke atmosfir, karena
NaOH hanya akan mengabsorb CO2.
DIFUSI Page 30
4.2 Analisis Data dan Hasil Perhitungan
4.2.1 Absorbsi CO2 ke Dalam Air pada Packed Bed Column
DIFUSI Page 31
4.2.2 Absorbsi CO2 ke Dalam NaOH pada Packed Bed Column
Dari tabel berikut dapat dilihat bahwa gas CO2 terabsorbsi lebih
banyak pada larutan NaOH dibandingkan dengan air. Selain itu hal ini sejalan
dengan besar koefisien transfer massa gas pada larutan NaOH lebih besar
dibandingkan dengan air yang mengindikasikan banyaknya gas CO2 yang
terasorbsi ke dalam larutan. Hal ini dapat terjadi dikarnakan pada absorbsi CO2
pada NaOH terjadi absorbsi kimiawi yang disebabkan oleh bertemunya asam
DIFUSI Page 32
(CO2) dan basa (NaOH) yang mengasilkan garam dengan ikatan ionic sedangkan
pada absorbsi CO2 dengan air akan terjadi absorbsi fisika yang menghasilkan
ikatan kovalen dimana ikatan ionik lebih mudah terbentuk dibandingkan dengan
ikatan kovalen.
DIFUSI Page 33
4.3 Analisis Kesalahan
DIFUSI Page 34
4.4 Analisis Alat dan Bahan
Pada percobaan ini beberapa bahan yang digunakan adalah larutan NaOH,
BaCl2, air, Indikator Metil Orange dan Phenolphtalein. Larutan NaOH berfungsi
sebagai absorben pada proses absorbsi yang melarutkan gas CO2 dari aliran gas
masuk kolom absorbsi yang tercampur dengan udara. Larutan barium klorida
berfungsi menjadi larutan pengendap untuk semua anion karbonat menjadi barium
karbonat untuk kedua sampel yaitu S4 dan S5.
Terdapat dua jenis indikator yang digunakan, yaitu indikator
phenolphtalein dan metil orange. Indikator phenolphtalein menjadi indikator
tercapainya endpoint pada titrasi tahap awal untuk menetralisir anion karbonat.
Sedangkan Indikator metil orange menjadi indikator tercapainya endpoint pada
titrasi tahap lanjut untuk menetralisir anion bikarbonat. Air digunakan sebagai
pelarut universal dari bahan – bahan diatas (kecuali indikator PP dan MO) saat
preparasi bahan.
Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan meliputi kolom absorbsi, flow
meter, pompa, sump tank, tabung gas CO2 dan apparatur Hempl. Pada kolom
absorbsi berlangsung proses absorbsi dimana gas CO2 akan larut ke dalam
absorben dan nantinya akan dianalisis sebagai seberapa banyak gas yang larut.
Pada kolom ini terdapat packing yang berguna untuk membuat aliran absorben
yang masuk dari atas kolom menjadi ruah atau turbulen sehingga gas yang ingin
diabsorbsi mudah masuk ke dalam badan cairan. Gas CO2 akan masuk melalui
selang. Apparatur Hempl dan flow meter digunakan untuk menghitung fraksi gas
karbondioksida pada aliran gas masuk dan keluar kolom absorbsi.
Terdapat juga sump tank yang berfungsi sebagai wadah absorben yang
kemudian dipompakan ke atas kolom. Sump tank ini juga sekaligus menjadi
tempat untuk membuat larutan kaustik NaOH yang merupakam absorben pada
percobaan kedua. Tabung gas CO2 berfungsi sebagai sumber gas CO2 yang akan
dialirkan ke larutan NaOH dan Air.
DIFUSI Page 35
BAB V
KESIMPULAN
Jika semakin tinggi laju udara yang terdapat didalam kolom, maka akan
semakin besar pula pressure drop yang terjadi di dalam kolom.
DIFUSI Page 36