Oleh :
Kelompok II Kelas C:
Arif Farhan Yusuf 2107113406
Dhani Radhiva Houctor S. 2107125646
Inggrid Nikita Bella 2107124351
Khairati Amila 2107113608
Asisten :
Febriani Novita Dewi
Dosen Pengampu :
Sri Rezeki Muria, ST., MP. MSc.
(Penulis)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan....................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................2
2.1 Viskositas................................................................................................2
2.2 Alat Ukur Viskositas...............................................................................3
2.2.1 Viskometer Ostwald....................................................................3
2.2.2 Viskometer Cup and Bob............................................................4
2.2.3 Viskometer Brookfield.................................................................5
2.3 Sifat-Sifat Bahan.....................................................................................6
2.3.1 Akuades.......................................................................................6
2.3.2 Etanol...........................................................................................6
2.3.3 Etil Asetat....................................................................................8
2.3.4 Gliserin........................................................................................9
2.4 Aplikasi Viskositas..................................................................................9
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN........................................................10
3.1 Alat dan Bahan......................................................................................10
3.1.1 Alat yang Digunakan.................................................................10
3.1.2 Bahan yang Digunakan..............................................................10
3.2 Prosedur Percobaan...............................................................................10
3.2.1 Menentukan Viskositas Berbagai Macam Cairan......................10
3.2.2 Penentuan Berat Jenis () Berbagai Macam Cairan..................11
3.3 Rangkaian Alat......................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................13
4.1 Hasil.......................................................................................................13
4.2 Pembahasan...........................................................................................13
4.2.1 Menentukan Viskositas Berbagai Macam Cairan......................13
4.2.2 Penentuan Berat Jenis () Berbagai Macam Cairan..................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................17
5.1 Kesimpulan............................................................................................17
5.2 Saran......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
LAMPIRAN
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Viskometer Ostwald...........................................................................4
Gambar 2.2 Vikometer Cup and Bob.....................................................................5
Gambar 2.3 Viskometer Brookfield.......................................................................5
Gambar 2.4 Struktur Etanol....................................................................................7
Gambar 2.4 Struktur Etil Asetat.............................................................................8
4
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sifat Fisika Etil Asetat.............................................................................8
Tabel 2.2 Sifat Kimia Gliserin................................................................................9
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Viskositas
Menurut Fessenden (1997), viskositas merupakan gesekan internal fluida.
Gaya viskos melawan gerakan sebagian fluida relatif terhadap yang lain.
Viskositas juga dapt dikatakan sebagai “kekentalan” atau “pergesekan internal”
suatu fluida. Fluida dapat berupa zat cair ataupun gas. Pada zat zair, viskositas
dipengaruhi gesekan-gesekan antar molekulnya. Sementara untuk zat gas,
viskositas dipengaruhi tumbukan antar-partikel gasnya.
Viskositas juga dapat diartikan sebagai besarnya tahanan fluida untuk
mengalir saat terpengaruh tekanan, dan besarnya harga viskositas merupakan
perbandingan antara tegangan geser dengan kadar geseran (Iqbal & Sabri, 2020).
Disamping viskositas, dikenal pula viskositas kinematik yang merupakan
viskositas absolut per-satuan densitas. Viskositas kinematik dapat dilihat pada
persamaan 2.1 berikut:
μ
v= .........................................................................................................(2.1)
ρ
Dimana:
v = Viskositas kinematik (mm2/s)
= Viskositas absolut (Pa.s)
= Densitas (g/mL)
(Syahdanni & Sutantra, 2018)
Menurut Atkins (1994), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
viskositas yaitu sebagai berikut:
a. Besar dan Bentuk Molekul
Molekul-molekul yang mudah berasosiasi mempunyai viskositas yang
besar, seperti air dan etanol. Zat ini membentuk asosiasi molekul dengan ikatan
hidrogen. Semakin besar berat molekul, makin besar pula viskositas.
b. Suhu
8
Pada kebanyakan cairan, viskositasnya turun dengan naiknya suhu. Terdapat
kekosongan dalam cairan dimana molekul-molekul dapat bergerak secara kontinu
ke dalam kekosongan ini sehingga kekosongan akan terus bergerak. Kekosongan
ini berhubungan dengan tekanan, dimana kekosongan antar-partikel akan
berkurang ketika ruang antar-partikel berkurang akibat naiknya tekanan. Proses
ini menyebabkan aliran, serta memerlukan energi kinetik yang harus dimiliki oleh
suatu molekul sehingga dapat bergerak kedalam kekosongan. Energi kinetik lebih
mungkin untuk didapatkan pada keadaan suhu yang lebih tinggi sehingga dengan
demikian cairan lebih mudah mengalir.
c. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan bertambahnya tekanan. Hal ini disebabkan
jumlah lubang berkurang, sehingga molekul akan menjadi lebih sukar untuk
bergerak terhadap yang lain. Dengan kata lain, tekanan yang tinggi akan
menyebabkan ruang antar-molekul akan menjadi lebih sedikit. Hal ini
menyebabkan molekul sukar untuk bergerak bebas.
d. Konsentrasi
Viskositas suatu larutan bergantung pada konsentrasi atau kepekatan
larutan. Umumnya larutan yang konsentrasinya tinggi memiliki viskositas yang
tinggi pula, dan sebaliknya larutan yang konsentrasinya rendah memiliki
viskositas yang rendah pula. Hal ini berhubungan dengan jarak antar zat terlarut
dalam pelarut yang akan semakin sempit ketika konsentrasi zat terlarut menjadi
lebih besar. Zat terlarut akan mengisi kekosongan pada pelarut sehingga molekul
akan menjadi lebih sukar untuk bergerak bebas.
10
2.2.2 Viskometer Cup and Bob
Viskometer Cup and Bob bekerja dengan memasukkan fluida ke dalam
suatu ruangan yang berada di antara dinding luar (bob) dan dinding dalam
mangkuk (cup) yang berda di tengah rotor. Ketika fluida dimasukkan ke dalam
viskometer, rotor dipasang dan alat dihidupkan sehingga viskositas dapat diukur.
Kelemahan pada viskometer ini adalah dapat terjadinya penurunan konsentrasi
akibat dari pergeseran bob yang membuat terdapat zat keluar sehingga zat tersebut
memadat dan membentuk aliran sumbat (Moechtar, 1990).
11
Gambar 2.3 Viskometer Brookfield
2.3 Sifat-Sifat Bahan
2.3.1 Akuades
Akuades merupakan air mineral yang telah diproses dengan cara distilasi
(disuling) sehingga diperoleh air murni (H2O) yang bebas dari mineral lain.
Akuades (aquadest) berasal dari kata aqua yang berarti air, serta destilation yang
berarti distilasi atau penyulingan, sehingga akuades dapat diartikan sebagai air
hasil penyulingan. Akuades berada dalam fase cair pada tekanan dan temperatur
standar (1 atm dan 25C). Akuades pada bentuk ionnya dapat dideskripsikan
sebagai ikatan terhubung antara sebuah ion H+ dengan sebuah ion OH-. Akuades
secara fisik bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar. Akuades merupaan senyawa kimia dengan rumus H2O, dimana satu
molekul air tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (Suryana,
2013). Sifat fisika akuades ditunjukkan pada Tabel 2.1, dan sifat kimia pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.1 Sifat Fisika Akuades
Sifat Fisika Nilai
Berat Molekul 18,02 g/mol 18,02 g/mol
Bentuk Fisik Cairan
Warna Tidak Berwarna
Bau Tidak Berbau
Titik Didih 100ºC
Tekanan Uap 2,3 kPa
Densitas 1000 k g/m3
(Sumber: Smart-Lab, 2021).
12
Tabel 2.2 Sifat Kimia Akuades
Sifat Kimia Nilai
Memiliki pH 7
Flamabilitas Tidak mudah terbakar
Tiksisitas Tidak beracun
Bersifat Korosif Tidak
(Sumber: Smart-Lab, 2021).
2.3.2 Etanol
Etil alkohol atau etanol merupakan zat kimia yang termasuk ke dalam
golongan alkohol. Etanol memiliki struktur kimia CH3CH2OH, memiliki sifat
mudah menguap, tidak berwarna, dan bersifat semi-polar sehingga dapat
digunakan sebagai pelarut untuk senyawa polar maupun non polar. Etanol
merupakan sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna,
dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan. Etanol
sering digunakan sebagai pelarut obat, pengawet dalam dunia medis, disinfektan
serta dapat digunakan sebagai senyawa yang menghilangkan efek keracunan
metanol dan etilen glikol. Selain itu, etanol memiliki titik didih sebesar 78,4ºC
sehingga memiliki sifat mudah menguap dan terbakar. Etanol juga dapat
digunakan sebagai pengganti bahan bakar kendaraan bermotor (Widyanti &
Moehadi, 2018).
Menurut Liza (2015), etil asetat memiliki sifat kimia sebagai berikut:
1. Merupakan pelarut polar yang volatil.
2. Tidak toksik dan tidak higroskopik.
3. Dapat dibuat dari asam asetat dan etanol.
2.3.4 Gliserin
Gliserin adalah produk samping produksi biodisel dari reaksi
transesterifikasi dan merupakan senyawa alkohol dengan gugus hidroksil
berjumlah tiga. Gliserin (1,2,3-propanetriol) merupakan cairan yang tidak
berwarna, tidak berbau dan merupakan cairan kental yang memiliki rasa manis.
Gliserin dapat dimurnikan dengan proses distilasi agar dapat digunakan pada
industri makanan, farmasi atau juga dapat digunakan dalam pengolahan air.
Sebagai produk samping industri biodiesel, gliserin belum banyak diolah sehingga
nilai jualnya masih rendah (Prasetyo, 2012). Sifat kimia gliserin terdapat pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Sifat Kimia Gliserin
Parameter Karakteristik
Bentuk Cair
Warna Tidak berwarna
Ambang bau Tidak berbau
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan mudah meledak
Sifat oksidator Tidak ada
Suhu nyala 400C
Reaktivitas Membentuk campuran yang dapat
meledak dengan pemanasan 15K di
bawah titik nyala
pH 5
(Sumber: Smart-Lab, 2021)
16
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari percobaan viskositas berbagai jenis cairan adalah:
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Viskositas
Viskositas Kinematik (mm2/s)
No Nama Zat
29C 35C 45C
1 Akuades 1,0310 3
0,7510 3
0,57103
2 Etil Asetat 0,8610 3
0,6110 3
0,52103
3 Etanol 1,05103 0,78103 0,72103
4 Gliserin 81,96103 75,29103 58,13103
4.2 Pembahasan
4.2.1 Menentukan Viskositas Berbagai Macam Cairan
Percobaan ini dilakukan dengan mengukur viskositas akuades, etil asetat,
etanol, serta gliserin dengan beberapa variasi suhu. Cairan diukur sebanyak 10 mL
kemudian dimasukkan ke dalam viskometer ostwald. Cairan kemudian dihisap
dengan menggunakan bulp hingga batas A dan ditahan dengan menutup pipa
dengan menggunakan jari. Hal ini menyebabkan aliran tertahan akibat tekanan
atmosfer yang menjaga tekanan di dalam pipa tetap sama. Waktu turunnya cairan
menuju batas B dihitung dengan melepaskan jari dan menghidupkan stopwatch.
Waktu turun cairan dihitung dengan variasi suhu ruang, 35C, dan 45C. Grafik
perubahan viskositas ditampilkan pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
20
1.2
1
Viskositas Kinematik (mm2/s)
0.8
0.6
Akuades
Etil Asetat
0.4
Etanol
0.2
0
29°C 35°C 45°C
Suhu (C)
90
80
70
60
Viskositas (mm2/s)
50
40
30
20
10
0
29°C 35°C 45°C
Suhu (C)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Viskositas dan Suhu untuk Gliserin
Grafik-grafik di atas menunjukkan perubahan viskositas dimana viskositas
semakin menurun akibat kenaikan suhu. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan
oleh Atkins (1994) dimana suhu yang meningkat akan menyebabkan jarak antar
molekul menjadi semakin renggang sehingga molekul menjadi lebih bebas dan
viskositasnya menurun.
21
Putri (2017) melakukan percobaan tentang pengaruh suhu terhadap
viskositas minyak goreng. Ia memanaskan minyak pada beberapa variasi suhu,
kemudian mengukur viskositas dengan menggunakan viskometer bola jatuh.
Hasilnya diketahui bahwa kecepatan jatuh berbanding terbalik dengan viskositas.
Semakin rendah suhu maka viskositas akan semakin meningkat.
1.3
1.2
Densitas (g/mL)
1.1 Akuades
Etil Asetat
1 Etanol
Gliserin
0.9
0.8
29°C 35°C 45°C
Suhu (C)
22
Fase zat dipengaruhi oleh kerapatan zatnya. Molekul pada zat padat sangat
ketat dan ruang geraknya tidak bebas sehingga tidak mudah untuk dibentuk. Zat
cair memiliki kerapatan zat yang lebih renggang, sehingga ia dapat berubah
bentuk wujud sesuai wadahnya. Zat gas merupakan zat yang sangat renggang,
dimana jarak antar molekulnya sangat jauh sehingga dapat bergerak sangat bebas.
Perubahan wujud zat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu. Tekanan yang
meningkat akan menyebabkan molekul akan saling mendekat sehingga jarak
antar-partikel berkurang. Sementara itu suhu yang semakin tinggi menyebabkan
meningkatnya energi kinetik molekul sehingga molekul akan bergerak secara
bebas dan jarak antar molekul akan merenggang. Setiap zat cair memiliki
kerapatan zatnya tersendiri yang dipengaruhi besar molekulnya serta jarak antar
molekulnya (Sudjino, 2009).
Berdasarkan Material Safety Data Sheet (MSDS) yang dikeluarkan oleh PT.
Smart-Lab (2021) dan (2020), akuades memiliki densitas sebesar 1,00 g/mL, etil
asetat sebesar 0,90 g/mL, etanol sebesar 0,81 g/mL, dan gliserin sebesar 1,26
g/mL. Hal ini selaras dengan data hasil pengujian densitas dimana urutan cairan
yang memiliki densitas terbesar menuju terkecil adalah gliserin, akuades, etil
asetat, dan etanol. Meskipun begitu, viskositas menunjukkan hal yang berbeda
sehingga tidak selaras dengan data MSDS PT. Smart-Lab (2021) dan (2020). Hal
ini menunjukkan telah teradinya kesalahan saat proses pengukuran viskositas.
Kesalahan pada pengukuran ini dapat meliputi beberapa faktor, di antaranya
adalah faktor ketepatan dalam penentuan waktu turunnya cairan. Penentuan waktu
turun harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan teliti. Hal ini dikarenakan waktu
turun cairan khususnya akuades, etil asetat, dan etanol cenderung sangat cepat
yaitu sekitar satu detik atau kurang. Faktor lainnya adalah kebersihan alat
viskometer ostwald yang harus bersih sehingga tidak ada cairan lain yang ikut
terukur pada viskometer. Lubang kapiler pada viskometer ostwald yang sempit
membuat pembersihan viskometer lebih sulit dilakukan, terutama setelah
mengukur viskositas gliserin dikarenakan viskositasnya tinggi.
23
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan viskositas berbagai jenis cairan adalah:
1. Viskositas merupakan tahanan suatu fluida agar tidak dapat bergerak bebas.
Viskoitas yang tinggi berarti fluida akan lebih lambat untuk mengalir.
2. Penentuan viskositas dengan viskometer dilakukan dengan menuangkan
cairan menuju reservoir sebanyak 10 mL, kemudian cairan dihisap dengan
menggunakan bulp hingga berada pada batas A. Kecepatan turun cairan
menuju batas B dihitung untuk menentukan viskositas. Penentuan densitas
dilakukan dengan menimbang piknometer kosong terlebih dahulu,
kemudian cairan dituangkan ke dalam piknometer hingga penuh dan
ditimbang. Densitas ditentukan dengan dihitung menggunakan persamaan.
3. Suhu berbanding terbalik dengan viskositas. Pada akuades, viskositasnya
sebesar 1,03103 mm2/s pada suhu ruang, 0,75103 mm2/s pada suhu 35C,
dan 0,57103 mm2/s pada suhu 45C.
5.2 Saran
Disarankan kepada praktikan untuk lebih teliti dalam menghitung waktu
turun dikarenakan waktu turun akuades, etil asetat, dan etanol yang sangat cepat
sehingga data yang diperoleh menjadi lebih akurat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S. P., Yuniningsih, S., & Sota, M. M. (2017). Pengaruh pH Terhadap
Produk Etanol dari Molasses Melalui Proses Fermentasi. Rekabuana, 2(2),
99-105.
Atkins, P. (1996). Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Bayindri, L. (1993). Density and Viscosity of Grape Juice as a Function of
Concentration and Temperature. Journal of Food Processing
Preservation, 17(1), 147-151.
Bird, T. (1993). Kimia Fisi untuk Universitas. Jakarta: Gramedia.
Febrianto, T., Edi, S. S., & Sunarno. (2013). Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan
Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroller. UNNES Physics
Journal, 2(1), 30-34.
Fessenden, R. J. (1997). Kimia Organik. Jakaarta: Erlangga.
Iqbal, M., & Sabri. (2020). Analisa Kualitas Oli Terhadap Jarak Tempuh
Operasional dan Emisi Gas Buang Mesin Sepeda Motor Menggunakan
Minyak Jarak (Castor Oil) dengan Penambahan Oil Additive (Hexagonal
Boron Nitride dan Ceramic Technology). Jurnal Dinamis, 8(2), 1-8.
Khoiriyah, S., Hanapi, A., & Fasya, A. G. (2014). Uji Fotokimia dan Aktivitas
Antibakteri Fraksi Etil Asetat, Kloroform dan Petroleum Eter Ekstrak
Metanol Alga Coklat Sargassum vulgare dari Pantai Kapong Pamekasan
Madura. Alchemy: Journal of Chemistry, 3(2), 133-144.
Liza, S., Nst, A., & Sutri, R. (2015). Pembuatan Etil Asetat dari Hasil Hidrolisis,
Fermentasi, dan Esterifikasi Kulit Pisang Raja. Jurnal Teknik Kimia USU,
4(1), 1.
Martoharsono, S. (2006). Biokimia I. Yogyakarta: UGM Press.
Moechtar. (1990). Viskositas Cairan. Yogyakarta: UGM Press.
Prasetyo, A. E., A., W., & Widayat. (2012). Potensi Gliserol dalam Pembuatan
Turunan Gliserol Melalui Proses Esterifikasi. Jurnl Ilmu Lingkungan,
10(1), 26-31.
Putri, A., & Kasli, E. (2017). Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas Minyak
Goreng. Prosiding Seminar Nasional MIPA, 3(1), 464-469.
Smart-Lab. (2021). Lembar Data Keselamatan Bahan Aquadest. 7732-18-5. 2853
90 10. F/QCL/008 Rev.01. Menurut Peraturan UE No. 1907/2006.
Smart-Lab. (2020). Lembar Data Keselamatan Bahan Ethanol. 64-17-5. 2207 10
00. F/QCL/008 Rev.01. Menurut Peraturan UE No. 1907/2006.
Smart-Lab. (2021). Lembar Data Keselamatan Bahan Ethyl Acetate. 141-78-6.
2915 31 00. F/QCL/008 Rev.01. Menurut Peraturan UE No. 1907/2006.
Smart-Lab. (2021). Lembar Data Keselamatan Bahan Glycerol. 56-81-5. 2905 45
00. F/QCL/008 Rev.01. Menurut Peraturan UE No. 1907/2006.
26
Sudjino, Waldjinah, & Purwanti, E. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suryana, D. (2013). Cara Membuat Sabun: Cara Praktis Membuat Sabun.
Createspace Independent Publishing Platform.
Syahdanni, L. R., & Sutantra, I. N. (2018). Studi Eksperimen Penngaruh
Temperatur dan Viskositas Pelumas terhadap Performa Kendaraan
Transmisi Manuan (Honda Sonic 150R). Jurnal Teknik ITS, 10(2), 61-66.
Widyanti, E. M., & Moehadi, I. (2018). Proses Pembuatan Etanol dari Gula
Menggunakan Saccharomyces Cereviciae Amobil. Metana, 12(2), 31-38.
27
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
Gambar C.3 Menghitung densitas zat Gambar C.4 Pemanasan zat cair
cair