Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FARMASI FISIKA
“Rheologi dan Viskositas”

OLEH:

KELOMPOK II

NAMA:

1. Afriati Hasan 6. Sakila Ohorela


2. Astini Nurlatu 7. Sin H. Kelerey
3. Ilya. W Bungasia 8. Walfa S. Buamona
4. Mutiara Natasya F 9. Rahmatia
5. Nursamsi Vanath 10. Putri A. K. Sillehu

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOiLAH TINGGI ILMU KESEHATAM

MALUKU HUSADA

2020

KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan nikmat-Nya kepada Penulis. Penulis sangat bersyukur karena telah diberikan nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Farmasi Fisika dengan judul “RHEOLOGI DAN
VISKOSITAS”.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membatu dalam
menyelesaikan makalah ini dan juga terima kasih kapada Ibu Dosen Farmasi Fisika yang telah
memberikan kepercayaan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam
penulisan maupun penyajian materinya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

AMBON 02 Februari 2020

PENULIS

KELOMPOK II

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................................................

2.1 Devinisi Rheologi dan Viskositas................................................................................

2.2 Tipe-tipe Aliran...........................................................................................................

2.3 Metode Pengukuran.....................................................................................................

2.4 Penerapan Rheologi dan Viskositas dalam Bidang Farmasi.........................................

BAB III : PENUTUP......................................................................................................................

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................

3.2 Saran............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Salah satu materi dalam Fisika Farmasi adalah Rheologi dan Viskositas. Rheologi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang sifat zat cair atau deformasi zat dari padatan. Rheologi mempelajari
hubungan antaratekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan
atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat. Viskositas adalah ukuran resistensi suatu
zat cair untuk mengalir.

Beberapa alat yang biasa digunakan dalam penentuan rheology yaitu Viscometer Ostwald,
Viscometer Bola Jatuh, Viscometer “Cup” dan “Bob” serta Viscometer kerucut dan lempeng.

Beberapa tahun terakhir ini prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam penyelidikan cat,
tinta, berbagai adonan, bahan-bahan untuk pembuat jalan, kosmetik, produk hasil peternakan serta
bahan-bahan lain. Sebenarnya nilai Viskositas sudah ada Dalam literarul tapi terkadang terjadi
perbedaan nilai tergantung dari kondisi zat tersebut. Biasanya dalam literatul tidak dicantumkan nilai
viscositas atau terkadang senyawa tersebut nilai viskositasnya tidak sesuai dengan literatul. Oleh
karena itu kita sebagai mahasiswa farmasi harus mampu menghitung nilai viskositas suatu zat.
1.2 Rumusan Masalah

a.  Apa itu Rheologi dan Viskositas ?

b. Apa itu Tipe-tipe tentang Aliran ?

c. Bagaimana Metode Pengukuran ?

d. Apa Penerapan Rheologi dan Viskositas dalam Bidang Farmasi ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui apa itu Rheologi dan Viskositas

b. Untuk mengetahui Tipe-tipe tentang Aliran

c. Untuk mengetahui Metode Pengukuran

d. Untuk mengetahui Penerapan Rheologi dan Viskositas dalam BidangFarmasi


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Rheologi Dan Viskositas

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi dari padatan.

Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser

(shearing rate) pada cairan, atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat.

Viskositas adalah suatu ungkapan dari resistensi zat cair untuk mengalir. semakin tinggi

viskositas aliran akan semakin besar resistensinya. Viskositas berpengaruh terhadap laju penyerapan

obat dari saluran pencernaan dalam penelitian dan teknologi farmasetik dan sejenisnya. Viskositas

adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk dibawah tekanan shear.

Viskometer merupakan ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Biasanya Viscometer diterima

sebagai kekentalan atau penolakan terhadap penuangan. Viscositas menggambarkan penolakan

dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air

memiliki viskositas rendah sedangkan minyak sayur memiliki Viskositas tinggi.

Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Dalam bidang farmasi, prinsip – prinsip rheologi
diaplikasikan dalam pembuatan emulsi, pasta, krim, suspensi, losion, suppositoria, dan penyalutan
tablet yang menyangkut stabilitas, keseragaman dosis, dan keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik
pembuat krim kosmetik, pasta, dan lotion harus mampu menghasilkan suatu produk yang
mempunyai konsistensi dan kelembutan yang dapat diterima oleh konsumen. Selain itu, prinsip
rheologi digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form) sebagai
penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch.

Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan,pemasukan ke dalam wadah,


pemindahan sebelum digunakan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum
suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas
fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah
terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.
Ada beberapa istilah dalam rheologi ini:

a. Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan
yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
b. Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk
menyebabkan aliran

F’/A = η dv/dr

η = (F’/A) / (dv/dr)= F / G

2.2 Tipe-tipe Aliran

1. Sistem Newton
Pada cairan Newton, hubungan antara shearing rate dan shearing stress adalah linear,
dengan suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas atau koefisien viskositas. Tipe alir ini
umumnya dimiliki oleh zat cair tunggal serta larutan dengan struktur molekul sederhana dengan
volume molekul kecil. Tipe aliran yang mengikuti Sistem Newton, viskositasnya tetap pada suhu
dan tekanan tertentu dan tidak tergantung pada kecepatan geser, sehingga viskositasnya cukup
ditentukan pada satu kecepatan geser.
2. Sistem Non Newton
Pada cairan non-Newton, shearing rate dan shearing stress tidak memiliki hubungan
linear, viskositasnya berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan. Tipe aliran
non-Newton terjadi pada dispersi heterogen antara cairan dengan padatan seperti pada koloid,
emulsi, dan suspense cair,salep. Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newton, yaitu:
a. Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress
pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield. Cairan plastis tidak akan
mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di
bawah harga yield value, zat bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu kembali ke
keadaan semula, tidak mengalir).
b. Aliran plastis
Berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang tersuspensi dalam suspensi
pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang
berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya van der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran
dapat terjadi. Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin
banyak suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar
partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika yield value terlampaui (shear stress di
atas yield value), sistem plastis akan menyerupai sistem newton.
c. Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan
sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil selulosa, dan natrium
karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam
larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari partikel-partikel
tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada
yield value, dan bukan suatu harga tunggal.
Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear.
Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan adanya aksi shearing
terhadap molekul-molekul polimer (atau suatu bahan berantai panjang). Dengan
meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan, mulai
menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran.
d. Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi
dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir (viskositas)
dengan meningkatnya rate of shear. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan
kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn rapat dengan volume
antar partikel pada keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam suspensi ini cukup
untuk mengisi volume ini dan membentuk ikatan lalu memudahkan partikel-partikel
bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya pada rate of shear yang rendah. Pada saat shear
stress meningkat, bulk dari system itu mengembang atau memuai (dilate). Hal itu
menyebabkan volume antar partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada tidak
cukup memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran meningkat karena
partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna lagi oleh pembawa.
Akhirnya suspensi menjadi pasta yang kaku.

Perbedaan Sistem Newton dan Sistem non-Newton. Pada cairan Newton, hubungan antara
shearing rate dan shearing stress adalah linear dengan suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas
atau koefisien viskositas. Sedangkan pada cairan non-Newton, shearing rate dan shearing stress tidak
memiliki hubungan linear, viskositasnya berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan yang
diberikan. Tipe aliran non-Newton terjadi pada dispersi heterogen antara cairan dengan padatan
seperti pada koloid, emulsi dan suspensi.

2.3 Metode Pengukuran


Metode untuk mengukur viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer.
Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain:

a.    Viskometer kapiler / Ostwald

Viskositas dari cairan newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika ia mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang
dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda
tersebut.

b.    Viskometer Hoppler

Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya
gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang
terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki.
Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel.

c.    Viskometer Cup dan Bob

Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam
dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya
aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga
menyebabkan penueunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah
zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebt aliran sumbat.

d.    Viskometer Cone dan Plate

Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan


hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecapatan
dan sampelnya digeser didalam ruang semit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang
berputar.

2.4 Penerapan Rheologi dan Viskositas dalam Bidang Farmasi

Penerapan Rheologi dalam bidang farmasi yaitu:


1. Sifat Rheologi Dalam Suspensi
Viskositas dari suatu suspensi apabila mempengaruhi pengendapan dari partikelpartikel zat
terdispersi perubahan dalam sifat-sifat aliran dari suspensi bila wadahnya dikocok dan bila
produk tersebut dituang dari botol dan kualitas penyebaran dari cairan (lotio) bila digunakan
untuk suatu bagian permukaan yang akan diobati. Pertimbangan rheologi juga penting dalam
pembuatan suspensi.

Satu-satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada penyimpanan adalah lantaran
pengendapan dari partikel-partikel yang tersuspensi. Gaya ini diabaikan dan bisa dibuang. Tetapi
jika wadah dikocok dan produk dituang dari botol terdapat laju shearing yang tinggi. Zat
pensuspensi yang ideal harus mempunyai viskositas yang tinggi  pada shear yang dapat diabaikan
yakni selama penyimpanan dan zat pensuspensi itu harus mempunyai viskositas yang rendah pada
laju shearing yang tinggi yakni ia harus bebas mengalir selama pengocokan, penuangan, dan
penyebarannya ini.

2. Sifat Rheologi Dalam Emulsi


Produk yang diemulsikan mungkin mengalami berbagai shear-stress selama pembuatan
atau penggunaanya. Pada kebanyakan proses ini sifat aliran produk akan menjadi sangat penting
untuk penampilan emulsi yang tepat pada kondisi penggunana dan pembuatannya. Jadi
penyebaran produk dermatologik dan produk kosmetik harus dikontrol agar didapat suatu
preparat yang memuaskan. Aliran emulsi parenteral melalu jarum hipodermik, pemindahan suatu
emulsi dari botol atau tube dan sifat dari satu emulsi dalam berbagai proses penggilingan yang
digunakan dalam pembuatan produk ini secara besar-besaran, menunjukkan perlunya
karakteristik aliran yang tepat.

Kebanyakan emulsi, kecuali emulsi encer menunjukkan aliran non Newton yang
mempersulit interpretasi data dan perbandingan kuantitatif antara sistem-sistem dan formulasi-
formulasi yang berbeda.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan fase terdispersi meliputi perbandingan dengan fase
terdispers meliputi perbandingan volume fase, distribusi ukuran partikel dan viskositas dari fase
dalam itu sendiri. Jadi, jika konsentrasi volume dari fase terdispers rendah (kurang dari 0,05),
sistem tersebut adalah Newton. Dengan naiknya konsentrasi volume, sistem tersebut menjadi
lebih tahan terhadap aliran dan menujukkan karekteristik aliran pseudoplastis. Pada konsentrasi
yang cukup tinggi, terjadi aliran plastis. Jika konsentrasi volume mendekati 0,74 mungkin terjadi
inversi dengna berubahnya viskositas secara nyata. Pengurangan ukuran partikel rata-rata akan
menaikkan viskositas. Makin  luas distribusi ukuran partikel, makin rendah viskositasnya jika
dibandingkan dengan sistem yang memiliki ukuran partikel rata-rata serupa tetapi dengan
distribusi ukuran partikel yang lebih sempit.
3. Sifat Rheologi Dalam Semisolid
Pembuat salep farmasetik dan krim kosmetik menyadari adanya keinginan untuk
mengontrol konsistensi bahan non-Newton. Instrumen yang paling baik untuk menentukan sifat-
sifat rheologi dari semisolid di bidang Farmasi adalah viskometer putar (rotational viscometer).
Untuk  analisis semisolid yang berbentuk emusi dan suspensi digunakan  cone-plate viscometer.
Viscometer Stormer terdiri dari cup yang stationer dan bob yang berputar, dan alat ini juga baik
untuk semisolid.

4. Sifat Aliran Pada Serbuk


Serbuk bulk agak analog dengan cairan non Newton menunjukkan aliran plastik dan
kadang-kadang dilatansi partikel-partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menarik sampai derajat 
yang bervariasi. Oleh karena itu, serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-flowing) atau melekat.
Dalam pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan kerapatan, dan kehalusan
permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan besarnya interaksi partikel-partikel.

Akan halnya partikel-partikel yang relati kecil (kurang dari 10µm), aliran partikel melalui
lubang dibatasi karena gaya lekat antara partikel besarnya sama dengan gaya gravitasi. Karena
gaya yang terakhir ini merupakan fungsi dari garis tengah yang di naikkan pangkat tiga, gaya-
gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran partikel meningkan dan aliran dipermudah.
Laju aliran maksimum dicapai setelah aliran berkurang apabila ukuran partikel mendekati
besarnya lubang tersebut. Jika suatu serbuk mengandung sejumlah partikel-partikel kecil, sifat-
sifat aliran serbuk bisa diperbaiki dengan menghilangkan “fines” atau mengadsorbsinya pada
partikel-partikel yang lebih besar. Kadang kadang, aliran yang jelek bisa diakibatkan karena
adanya kelembapan dalam hal mana pengeringan partikel-partikel akan mengurangi lekatnya
partikel-partikel tersebut.

Partikel-partikel panjang atau plat cenderung untuk mengepak walaupun dengan sangat
longgar sehingga memberikan serbuk yang mempunyai porositas tinggi. Partikel-partikel dengan
kerapatan tinggi dan porositas dalam rendah cenderung untuk mempunyai sifat-sifat bebas
mengalir. Ini dapat dikurangi  dengan kasarnya permukaan, yang cenderung mengakibatkan
karakteristik aliran yang jelek disebabkan oleh gesekan dan kelekatannya.

Serbuk yang mengalir tidak baik atau granulat memberikan banyak kesulitan pada industri
farmasi. Produksi unit sediaan tablet yang seragam terbukti bergantung pada beberapa sifat
granulat. Jika ukuran granular berkurang, variasi berat tablet  pun berkurang. Variasi berat
minimum dicapai pada granul yang mempunyai garis tengah 400 sampai 800 µm. Jika ukuran
granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas dan variasi berat granul meningkat.
Distribusi ukuran partikel mempengaruhi aliran dalam dan pemisahan dari suatu granulat.
Penerapan Viskositas dalam bidang farmasi yaitu:

1.  Cairan, dapat diterapkan pada:

a. Pencampuran
b. Pengurangan ukuran partikel dari sistem sistem dispersi dengan shear
c. Pelewatan melalui mulut, penuangan, pengemasan dalam botol, pelewatan melalui jarum
suntik
d. Perpindahan cairan
e. Stabilitas fisik sistem dispersi

2. Semi solid, dapat diterapkan pada:

a. Penyebaran dan pelekatan pada kulit


b. Pemindahan dari wadah/tube
c. Kemampuan zat padat untuk bercampur dengan cairan-cairan
d. Pelepasan obat dari basisnya

3.  Padatan, dapat diterapkan pada:

a. Aliran serbuk dari corong ke lubang cetakan tablet/kapsul


b. Pengemasan serbuk/granul

4.  Pemprosesan, dapat diterapkan pada:

a. Kapasitas produksi alat


b. Efisiensi pemrosesan
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi dari

padatan.Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan

geser (shearing rate) pada cairan, atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat.

Sedangkan Viskositas adalah suatu ungkapan dari resistensi zat cair untuk mengalir. semakin tinggi

viskositas aliran akan semakin besar resistensinya.

Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Dalam bidang farmasi, prinsip – prinsip rheologi

diaplikasikan dalam pembuatan emulsi, pasta, krim, suspensi, losion, suppositoria, dan penyalutan

tablet yang menyangkut stabilitas, keseragaman dosis, dan keajekan hasil produksi. Rheologi dari

suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan

ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat

mempengauhi laju absorbsi obat dalam tubuh.

3.2 Saran

Dalam penyususan makalah ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai
hasil terbaik namun keterbatasan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki menjadikan makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, untuk kepentingan perbaikan makalah-makalah
berikutnya maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan

DAFTAR PUSTAKA

Lachman, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri I Edisi III. Universitas Indonesia Press: Jakarta
Martin Alfred. 1983. Farmasi Fisika Edisi III Jilid I dan II. Iniversitas Indonesia Press: Jakarta

Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai