Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN INDUSTRI DAN RUMAH

SAKIT
(PERANAN FARMASI DI CSSD)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III

ANJANI WAHONO
DENTA ELAKE
GRACE DE QUELJOE
JIHAN SUTRISNO
NABILLA H RUHUNUSSA
NURSAMSI FANATH
PINYAKARA KAREPESINA
RISKA RUMBIA
SANI LEULY
SULASMI SAILAN
YULLI SALAMA
VENSKA PRITI MAWENE

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MALUKU HUSADA
AMBON
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami kepada Allah SWT, karena atas ridhonyalah makalah MANAJEMEN
INDUSTRI dan RS ini dapat terselesaiakan.Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW. Serta pihak telah membantu penyusunan makalah
ini.Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini agar dapat menjadi rujukan untuk mempelajari
tentang PERANAN FARMASI DI CCSD.

Dalam penulisan makalah ini penulis mencoba semaksimal mungkin dalam


penyusunannya.Namun tidak ada gading yang takretak, begitupun dengan makalah ini, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki
makalah sederhana ini.Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan
mengenai materi PERANAN FARMASI DI CCSD

Ambon,08 februari 2020

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan selain merupakan pusat
rujukan medik, juga berpotensi terhadap resiko penularan infeksi yang sering disebut dengan
Healthcare Associated Infections (HAIs). HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama
perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain yang tidak ditemukan dan tidak
dalam masa inkubasi saat pasien masuk rumah sakit. HAIs dapat disebabkan oleh flora endogen
atau karena mikroorganisme dilingkungan institusi penyedia pelayanan kesehatan. Keberhasilan
dalam pelayanan kesehatan salah satu indikatornya adalah angka HAIs rendah oleh sebab itu
maka diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian resiko penularan secara terpadu mulai
dari tingkat pelaksana,manager unit kerja dan pimpinan rumah sakit agar pasien, keluarga
pasien, masyarakat yang berkunjung maupun petugas rumah sakit tidak terkena infeksi. Secara
terstruktur dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit adalah dengan
memberdayakan secara optimal pelayanan sterilisasi yang diselenggarakan oleh CSSD (Central
Sterile Supply Departement) melalui proses sterilisasi yang tersentralisasi dalam satu atap
managemen agar kualitas barang steril yang dihasilkan dapat terstandarisasi dengan mutu
terjamin sehingga terjadi efisiensi cost dalam pelayanan sterilisasi di Rumah Sakit Central
Sterile Supply Departement (CSSD) merupakan unit kerja yang berfungsi dalam memutus mata
rantai infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi di Rumah sakit. Untuk
melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, CSSD sangat tergantung pada unit penunjang lain
seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang medik maupun unit kerja/instalasi lainnya di
rumah sakit seperti instalasi farmasi, instalasi pemeliharaan sarana, unit Laundri dan Unit
sanitasi.apabila terjadi hambatan pada salah satu unit diatas maka pada akhirnya akan
mengganggu proses sterilisasi dan berdampak terhadap barang steril yang dihasilkan. Central
Sterile Supply Departement ( CSSD) mempunyai fungsi yang sangat penting dalam mendukung
keselamatan pasien oleh sebab itu barang barang steril yang dihasilkan harus dijamin
kesterilannya secara kontinue dan konsisten dalam memenuhi keperluan perawatan pasien baik
untuk keperluan darurat maupun keperluan rutin ruangan Dalam memenuhi standar akteriditasi
dalam Pelayanan sterilisasi, CSSD harus di kelola secara profesional dibawah seorang Manager
yang mempunyai pengetahuan,kompetensidan ketrampilan di bidang sterilisasi dengan kualitas
SDM CSSD yang sudah tersertifikasi melalui pendidikan dan pelatihan khusus tentang CSSD.
Disamping itu fasiltas CSSD juga menjadi prioritas seperti bangunan, ruangan operasional
( area kotor,area bersih,area steril), peralatan sterilisasi, air, listrik, sarana ruangan
(AC,Hepafilter, termometer ), sarana penunjang ( bak pencucian, meja pengemasan dll) dan
kualitas barang yang akan dilakukan proses sterilisasi baik barang habis pakai maupun peralatan
instrument karena hasil proses sterilisasi sangat tergantung dari fasilitas yang tersedia bila
fasilitas tidak sesuai standar maka barang steril yang dihasilkan tidak bermutu dan tidak steril.
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi tentang CSSD
2. Fungsi CSSD
3. Alur peralatan CSSD
4. Ruangan-ruangan CSSD

1.3 Tujuan Penulisan

1. untuk mengetahui Definisi tentang CSSD


2. untuk mengetahu Fungsi CSSD
3. untuk mengetahui Alur CSSD
4. untuk mengetahui Ruangan – ruangan CSSD

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN CSSD(CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT)


CSSD (Central Sterile Supply Department) atau Pusat sterilisasi merupakan salah
satu dari mata rantai yang penting agar dapat mengendalikan infeksi dan mempunyai peran
dalam upaya menekan kejadian infeksi terutama infeksi nosokomial, hal ini dikarenakan CSSD
adalah bagian di institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) yang mengurus suplai dan peralatan
bersih atau steril. Pembentukan CSSD (Central Sterilization Supply Department) berdasarkan
pada Kebijakan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang menyatakan bahwa CSSD
sebagai salah satu upaya dalam pengendalian infeksi di rumah sakit dan merupakan salah satu
mata rantai yang penting untuk Perencanaan dan Pengendalian infeksi (PPI).
Penanggung jawab CSSD ini adalah seorang apoteker. Berdirinya CSSD di rumah sakit
dilatarbelakangi oleh:
1. Besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial
2. Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di
lingkungan rumah sakit.
3. Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit, maka peran dan
fungsi CSSD sangat penting.

Disamping itu, rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk
mencegah terjadinya resiko infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator
keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah
sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di
rumah sakit. Istilah untuk pusat sterilisasi bervariasi, mulai dari Central Sterile Supply
Department (CSSD), Central Service (CS), Central Supply (CS), Central Processing Department
(CPD) dan lain lain, namun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu menyiapkan
alat-alat steril dan bersih untuk keperluan perawatan pasien. Secara terperinci, fungsi dari pusat
sterilisasi adalah menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan serta
mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan
perawatan pasien. Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat
Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan
proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan dalam
kondisi steril. Instalasi CSSD ini merupakan pusat pelayanan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan alat/bahan steril bagi unit-unit yang membutuhkan sehingga dapat mencegah dan
mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit itu sendiri. Alur aktivitas fungsional CSSD
dimulai dari pembilasan, pembersihan/dekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan pengemasan,
memberi label, sterilisasi, sampai proses distribusi.Penanggung jawab CSSD ini adalah seorang
apoteker. Berdirinya CSSD di rumah sakit dilatarbelakangi oleh: Besarnya angka kematian
akibat infeksi nosokomial Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi
manusia di lingkungan rumah sakit. Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan
rumah sakit, maka peran dan fungsi CSSD sangat penting.

B. FUNGSI CSSD
1. Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang membutuhkan
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat
3. Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan barang-barang steril
lainnya
4. Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi, pencucian,
sterilisasi dan pengiriman barang steril
5. Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak instrumen dan set
operasi di seluruh lingkungan rumah sakit
6. Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrument
7. Melakukan monitoring dan kontrol terhadap tindakan pengendalian infeksi sesuai dengan
arahan komite pengendalian infeksi
8. Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan distribusinya
9. Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya operasional
10. Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan peraturan yang
berlaku
11. Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan
12. Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang membutuhkan pemrosesan
dan sterilisasi instrumen. Meliputi penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan dan
implementasi metode baru

C. ALUR PELAYANAN CSSD


a. Pembilasan: pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang
perawatan.
b. Pembersihan: semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik sebelum
dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi.
c. Pengeringan: dilakukan sampai kering.
d. Inspeksi dan Pengemasan: unit ini melakukan pengecekan barang dan instrumen
mengenai kelayakan barang tersebut serta melakukan pengemasan agar sterilitas dapat
terjaga. Pengemasan yang dimaksudkan disini yaitu semua material yang tersedia untuk
fasilitas kesehatan yang sudah didisain untuk membungkus, mengemas, dan
menampung alat-alat yang dapat dipakai ulang untuk sterilisasi, penyimpanan dan
pemakaian. Tujuan pengemasan adalah agar dapat berperan terhadap keamanan dan
efektivitas perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi.
e. Pelabelan: setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari kemasan,
cara sterilisasi, tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses sterilisasi.
f. Pembuatan: membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut, yang kemudian akan
disterilkan.
g. Sterilisasi: unit sterilisasi melakukan sterilisasi barang dan instumen yang telah
dikemas menggunakan metode yang tepat agar mencapai sterilisasi yang optimal.
Sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada staf terlatih. Untuk sterilisasi
menggunakan etilen oksida sebaiknya digunakan ruang tersendiri dan dilengkapi
exhaust
h. Penyimpanan: unit penyimpanan melakukan penyimpanan barang steril dan melakukan
penjaminan kualitas barang dan instrumen steril. Harus diatur secara baik dengan
memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik.
i. Distribusi: unit distribusi mengirimkan suplai kepada kustomer yang membutuhkan
barang tersebut. Dapat dilakukan berbagai sistem distribusi sesuai dengan rumah sakit
masing-masing

D. RUANGAN CSSD

Area dekontaminasi dan pencucian merupakan area dimana barang dan instrumen kotor yang
dapat diproses ulang berada. Di area ini barang dan instrumen tersebut didekontaminasi
menggunakan disinfektan yang sesuai dan dicuci bersih. Sehingga setelah melalui area ini barang
dan instrumen yang kotor dan terkontaminasi dapat diproses secara aman. Proses dekontaminasi
dan pencucian dapat dilakukan dengan cara manual ataupun dengan cara otomatis menggunakan
mesin. Bahan deterjen kimia dan disinfektan mempunyai peranan yang penting di area ini.

Area inspeksi dan pengemasan menjadi tempat selanjutnya untuk barang dan instrumen
yang telah mengalami dekontaminasi dan pencucian. Instrumen yang telah dicuci dilakukan
inspeksi untuk mengetahui adanya kerusakan. Instrumen yang rusak akan disingkirkan agar tidak
digunakan lagi. Pengemasan menggunakan pengemas sekali pakai maupun menggunakan
pengemas rigid yang digunakan berulang. Pengemasan linen yang digunakan untuk operasi
dilakukan di ruang tersendiri.

Area sterilisasi tempat mesin sterilisasi berada. Metode sterilisasi yang tersedia di rumah
sakit sebaiknya terdiri dari dua jenis. Metode sterilisasi suhu tinggi dan sterilisasi suhu rendah.
Sehingga semua jenis barang dan instrumen yang perlu disterilkan dapat disterilkan di CSSD.
Metode sterilisasi suhu tinggi yang paling diumumkan adalah sterilisasi uap. Metode sterilisasi
suhu rendah memiliki bermacam jenis, dapat menggunakan Etilen oksida, Formaldehida,
Hidrogen peroksida, maupun Gas Plasma. Pemilihan sterilisasi suhu rendah memperhatikan
kebutuhan rumah sakit.

Area penyimpanan merupakan tempat dimana barang dan instrumen disimpan sebelum
dikirimkan untuk digunakan pada pasien. Area penyimpanan harus mengikuti kaidah clean room,
dimana terdapat beberapa persyaratan yang membutuhkan pengaturan. Pengaturan suhu dan
kelembaban, pembatasan lalu lintas personel, ventilasi agar bertekanan positif, dan mekanisme
lain agar terbebas dari kotoran dan debu. Bila terdapat inventaris yang mencukupi, maka akan
banyak barang dan instrumen yang berada disini. Dibutuhkan sistem penyimpanan yang baik.
Area distribusi bertanggung jawab pada ketersediaan instrumen dan barang steril yang
dibutuhkan oleh pasien. CSSD harus menjamin ketersediaan dengan mempertahankan par level.
Sistem distribusi harus dibuat seefisien dan seefektif mungkin. Meminimalisir personel,
mengurangi waktu simpan namun tetap siap untuk keadaan darurat. Di area distribusi juga harus
tersedia disinfektan untuk membersihkan kereta dari ruangan perawatan pasien yang membawa
barang atau instrumen steril.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya
angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu
dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Istilah untuk pusat sterilisasi bervariasi, mulai
dari Central Sterile Supply Department (CSSD), Central Service (CS), Central Supply (CS),
Central Processing Department (CPD) dan lain lain, namun kesemuanya mempunyai fungsi
utama yang sama yaitu menyiapkan alat-alat steril dan bersih untuk keperluan perawatan pasien.
Secara terperinci, fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima, memproses, memproduksi,
mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah
sakit untuk kepentingan perawatan pasien. Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau
Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau bahan
yang dibutuhkan dalam kondisi steril. Instalasi CSSD ini merupakan pusat pelayanan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alat/bahan steril bagi unit-unit yang membutuhkan
sehingga dapat mencegah dan mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit itu sendiri. Alur
aktivitas fungsional CSSD dimulai dari pembilasan, pembersihan/dekontaminasi, pengeringan,
inspeksi dan pengemasan, memberi label, sterilisasi, sampai proses distribusi.Penanggung jawab
CSSD ini adalah seorang apoteker. Berdirinya CSSD di rumah sakit dilatarbelakangi oleh:
Besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi
benda dan menginfeksi manusia di lingkungan rumah sakit. Merupakan salah satu pendukung
jaminan mutu pelayanan rumah sakit, maka peran dan fungsi CSSD sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai