PRAKTIKUM I
(VISKOSITAS DAN RHEOLOGI)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1.1.Mahasiswa mampu Menentukan viskositas dari sediaan minyak kelapa,
kecap, sirup, emulsi, dan suspensi dengan menggunakan Viskometer
Brookfield.
1.2.Mahasiswa mampu Menentukan sifat alir dari sediaan minyak kelapa,
kecap, sirup, emulsi, dan suspensi engan menggunakan Viskometer
Brookfield.
1.3.Mahasiswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
pengukuran parameter rheology dengan menggunakan Viskometer
Broofield.
II. DASAR TEORI
Viskositas adalah gesekan yang muncul akibat adanya pergerakan fluida
atau benda padat di dalam fluida tersebut. Adanya gaya kohesi antar partikel
juga berperan terhadap viskositas, Viskositas penting dalam penentuan jenis
aliran dari suatu fluida. Apabila fluida bersifat viskos dan mengalir lewat
sebuah benda padat maka akan menciptakan boundary layer pada bagian
permukaan benda yang menunjukkan bahwa efek viskositas fluida masih ada
(Martoharsono, 2016).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin
besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam
zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi
antar partikel zat cair (Martoharsono, 2016).
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat
kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang
membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat
dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain
dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu
bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang
persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat.
Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat
kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita
menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka,
sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan
zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter (
Lutfy, 2017).
Viskositas juga menunjukkan ketahanan cairan untuk mengalir. Apabila
viskositas besar maka aliran menjadi lambat. Sebaliknya, saat viskositasnya
kecil, cairan akan mengalir dengan mudah. Besarnya dipengaruhi oleh gaya
tarik, jumlah dan ukuran dari molekul. Pada ilmu mekanika fluida, dipelajari
tentang fluida yang mana mempunyai berat jenis, sifat-sifat viskositas, dan lain
sebagainya. Semua jenis fluida viskositasnya berbeda-beda yang menyebabkan
gesekan aliran fluidanya juga berbeda(Astawa, 2014).
Koefisien viskositas dari fluida dilambangkan dengan η. Koefisien tersebut
menunjukkan perbandingan antara tegangan luncur dan kecepatan perubahan
dari regangan luncurnya. Dengan demikian, viskositas dipengaruhi suhu, Suhu
berbanding terbalik dengan viskositas. Saat suhu naik, efeknya adalah
viskositas akan berkurang. Sebaliknya, saat terjadi penurunan suhu maka
viskositas menjadi bertambah (Fitriyah, 2013).
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur,
gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik
zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan
yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat
dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi
(Sudarjo, 2013).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental
(viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar
mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan
masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam
alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2013).
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu
fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu
lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena
pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang
harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien
kecepatan. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair
lebih kental (viscous) dari pada gas tidak kental (Mobile ) (Martoharsono,
2016).
Istilah rheologi ditemukan pada tahun 1920 oleh Eugene Bingham di
Lafayette Perguruan Tinggi di Indiana Amerika Serikat yang juga pendiri
“Society of Rheology”. Bingham, seorang profesor Kimia, mempelajari
material baru dengan perilaku aliran yang unik, khususnya pada material cat.
Menurut Bingham, rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Rheo (mengalir)
dan Logos (Ilmu) yang menggambarkan aliran dari suatu cairan dan deformasi
padatan. Secara singkat rheologi merupakan ilmu tentang aliran dan deformasi
suatu materi (Hardani dkk, 2021).
Dalam bidang farmasi, istilah rheologi menggambarkan suatu bentuk aliran
pada suatu sediaan. Rheologi meliputi pencampuran dan aliran bahan,
pemasukan dalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, pengeluaran dari
tube dan pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu produk
menggambarkan konsistensinya dari bentuk cair ke semisolid sampai kebentuk
padatan yang dapat memengaruhi tingkat penerimaan bagi pasien,
memengaruhi stabilitas fisika dan bahkan memengaruhi avaibilitas biologis
suatu zat aktif. Selain itu, dalam hal pembuatan dan pengemasan produk
farmasi, sifat rheologi mempengaruhi dalam pemilihan alat yang akan
digunakan untuk proses produksi (Hardani dkk, 2021).
Adapun alat untuk mengukur viskositas dan rheologi suatu zat yaitu
viscometer, dimana ada dua jenis viscometer yaitu :
1. Viscometer satu titik, Alat ini hanya dapat digunakan untuk menentukan
viskositas cairan newton, yang termasuk kedalam jenis alat ini yaitu
viscometer kapiler, viscometer bola jatuh, dan penetrometer.
2. Viscometer banyak titik, Viscometer jenis ini dapat digunakan untuk
menentukan viskositas cairan newton maupun cairan non newton, yang
termasuk kedalam jenis alat ini yaitu viscometer rotasi tipe Stromer,
viscometer Brookfield dan Rotovisco (Tim Dosen, 2023)
Berdasarkan hukum Newton tentang sifat aliran cairan, maka tipe aliran
dibedakan menjadi 2, yaitu cairan newton dan cairan non newton (Tim
Dosen,2023):
1. Cairan Newton yaitu cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan
viskositas.
2. Cairan non Newton yaitu aturannya tidak mengikuti aturan viskositas.
Cairan biasanya memiliki ukuran molekul yang paling besar atau
mempunyai struktur tambahan, misalnya koloid. Untuk mengalirkan cairan
bukan cairan Newton sehingga diperlukan tambahan gaya atau jika perlu
memecah strukturnya.
Ketika material yang mempunyai sifat aliran non-Newton dianalisis dalam
suatu viskometer kemudian hasilnya diplotkan, maka akan diperoleh berbagai
kurva konsistensi yang menggambarkan adanya 3 kelas aliran, yaitu :
1. Aliran yang tidak dipengaruhi oleh waktu
a. Aliran plastis : Aliran plastis berhubungan dengan adanya
partikelpartikel yang terflokulasi dalam suatu suspensi yang pekat,
sehingga mengakibatkan terbetuknya struktur kontinue diseluruh
sistem. Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong
sumbu shearing stress (atau akan memotong jika bagian lurus dari
kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu
yang dikenal dengan sebagai harga yield. Badan Bingham tidak akan
mengalir sampai tegangan geser yang berkaitan dengan yield value
terlampaui.
c. Aliran dilatan : Tipe aliran ini merupakan kebalikan dari tipe yang
dimiliki oleh sistem pseudoplastis. Aliran dilatan terjadi pada
suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi dengan
konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir
(viskositas) dengan meningkatnya rate of shear. Jika stress
dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan cairan
aslinya. Contoh aliran dilatan dapat dilihat pada penggunaan bedak
calamin, pada saat di dalam botol yang didiamkan, konsistensinya
encer dan partikelnya mengendap, tetapi setelah adanya pengocokan
maka partikel yang tadinya mengendap akan menyebar dan
menambah kekentalan dari lotio.
3.1 ALAT
4. Viskometer Brookfield
3.2. BAHAN
1. Alkohol 70%
3. Kecap 500 ml
4. Sirup 500 ml
5. Emulsi 500 ml
6. Suspensi 500 ml
Pilihlah no spindle yang sesuai dengan viskositas sediaan yang akan diperiksa
dandihubungkan dengan rotornya secara hati-hati.
Turunkan spindle ke dalam sediaan sampai tanda batas tercelup.
Siapkan RPM yang dikehendaki dan no spindle yang digunakan, mulailah dari
RPM yang rendah.
Nyalakan viskometernya dan baca skala viskositas dan % torque. Lakukan hal
yang sama dengan menaikkan besarnya RPM (rentang % torque yang boleh
digunakan adalah 10-100%).