LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan seharihari kita selalu berhubungan dengan zatzat cair
yang terdapat di sekeliling kita, dan tanpadisadari ada beberapa cara yang dapat
menyebabkan suatu cairan bisa mengalir lebih mudah dari pada zatzat yang
lainnya. Dalam proses pengukuran sifat zat cair dan kekentalan sering dikaitkan
dengan metodedari viskositas. Viskositas membicarakan masalah gesekan yang
terjadi antara lapisanlapisan pada suatu cairan atau fluida pada umumnya, yang
bergerak satu dengan yang lainnya. Gesekan atau hambatan tersebut ditimbulkan
oleh gaya tarik-menarik antara molekulmolekul pada suatu lapisan dengan
molekulmolekul pada lapisan lainnya. Gaya interaktif itu ialah gaya
elektrostatika, yaitu gaya antara muatanmuatan listrik. Selain itu pada viskositas
kita dapat menentukan jumlah kekentalan dalam suatu zat padat, yang nantinya
kita dapat mengaplikasikan di dalam bidang kefarmasian. Oleh sebab itu
pentingnya mengadakan praktikum serta pembelajaran terhadap viskositas ini
karena pada nantinya kita dapat menentukan suatu konsentrasi kekentalan yang
baik di dalam suatu sediaan obat yang dibuat.
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan
deformasi zat padat. Rheologi sangat berkaitan dengan viskositas. Prinsip rheologi
diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi, emulsi, losion, pasta, penyalut
tablet, dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheologi juga digunakan sebagai
karakterisasi produk sediaan farmasi sebagai jaminan kualitas yang sama untuk
setiap produk. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan
obat bagi pasien, stabilitas fisika obat dan bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh
(bioavailabilitas).
II. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
2.1 Apa pengertian dari viskositas dan rheologi?
2.2 Apa perbedaan antara cairan Newton dan cairan non Newton?
2.3 Bagaimana cara menggunakan alat-alat penentuan viskositas dan
rheologi?
2.4 Bagaimana cara menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton dan
non Newton?
III. TUJUAN
Tujuan yang dicapai pada praktikum ini antara lain :
3.1 Menerangkan arti viskositas dan rheologi.
3.2 Membedakan cairan Newton dan cairan non Newton.
3.3 Menggunakan alat-alat penentuan viskositas dan rheologi.
3.4 Menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton dan non Newton.
IV. DASAR TEORI
4.1 Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu
sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar
gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu.
Viskositas dispersi kolodial dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase
dispersi.Koloid-koloid berbentuk bola membentuk sistem dispersi dengan
viskositas rendah, sedang sistem dispersi yang mengandung koloid-koloid linier
viskositasnya lebih tinggi.Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan
refleksi derajat solvasi dari partikel (Moechtar,1990). Viskositas dinyatakan
dalam simbol . Viskositas merupakan perbandingan antara shearing stress
F/A dan rate of shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dyne detik cm-2.
Viskositas dipengaruhi oleh:
a) Besar dan bentuk molekul.
b) Viskositas cairan semakin berkurang dengan bertambahnya suhu tapi tak
cukup banyak dipengaruhi oleh perubahan tekanan.
c) Adanya koloid dapat memperbesar viskositas sedang adanya elektrolit
akan sedikit menurunkan viskositas dari cairan.
(Martin et al., 2008).
Pada dasarnya makin besar viskositas suatu cairan, akan makin besar pula
gaya per satuan luas (shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
rate of shear tertentu, sehingga rate of shear harus sebanding langsung dengan
shearing stress.
Dengan adanya viskositas, dapat menyebabkan beberapa hal pada sediaansediaan farmasi, contohnya pada sediaan suspensi, tidak boleh terlalu kental
karena viskositas tinggi sehingga menyebabkan suspensi tidak bisa di kocok, hal
ini dapat menyebabkan distribusi zat aktif tidak merata pada seluruh cairan dan
juga akan mengalami kesulitan pada saat penuangan, contoh lain untuk sediaan
mata, viskositas dinaikkan untuk membantu menahan obat pada jaringan sehingga
menambah efektivitas terapinya (Ansel, 2005).
Berdasarkan grafik sifat alirannya (rheogram), cairan non Newton terbagi
menjadiduakelompok, yaitu :
1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu. Kelompok ini terbagi
atas tiga jenis, yaitu :
-
Aliran plastik
Aliran pseudoplastik
Aliran dilatan
2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu. Kelompok ini terbagi atas
tiga jenis, yakni :
Tiksotrofik
Antitiksotrofik
Rheopeksi
1.
Aliran Plastik
Cairan yang mempunyai aliran plastik tidak akan mengalir sebelum suatu
gaya tertentu dilampaui. Gaya tersebut adalah yield value atau f. Pada tekanan di
bawah yield value, cairan tersebut berlaku sebagai bahan elastis. Sedangkan di
atas harga tersebut, alirannya mengikuti hukum Newton (Prasetya dkk., 2015).
2.
Aliran Pseudoplastik
Aliran dilatan
Akibatnya terbentuk suatu celah yang dinamakan hysteresis loop (Prasetya dkk.,
2015).
4. Aliran tiksotropik
Pada aliran tiksotropik, kurva menurun berada di sebelah kiri kurva menaik.
Fenomena ini umumnya dijumpai pada zat yang mempunyai aliran plastik dan
pseudoplastik. Kondisi semacam ini disebabkan karena terjadinya perubahan
struktur yang tidak segera kembali ke keadaan semula pada saat tekanan geser
diturunkan. Sifat aliran semacam ini umumnya terjadi pada partikel asimetrik
(misalnya polimer) yang memiliki banyak titik kontak dan tersusun membentuk
jaringan tiga dimensi. Pada keadaan diam, sistem akan membentuk gel dan bila
diberikan tekanan geser, gel akan berubah menjadi sol (Prasetya dkk., 2015).
6. Aliran antitiksotropik
Bila dilakukan pengukuran dengan penambahan dan penurunan tekanan
geser secara berulang-ulang pada sistem ini akan diperoleh suatu viskosita yang
terus bertambah sampai akhirnya suatu saat akan konstan (Prasetya dkk., 2015).
bola yang terbuat dari bahan yang telah ditentukan dijatuhkan kedalam
tabung yang telah diisi fluida dengan viskositas atau kekentalan yang
ditentukan (Ridwan, 1999).
Viskositas cairan dapat dihitung dengan persamaan Stokes :
=
2r 2 ( 1 2 ) g
9v
Keterangan :
r : jari-jari bola (cm)
1 : bobot jenis bola
2 : bobot jenis cairan
g : gaya gravitasi
v
Keterangan :
B : konstanta bola
t
Viskosimeter Brookfield
Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur
penurunan
konsentrasi.
Penurunan
konsentrasi
ini
menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini
disebut aliran sumbat (Martin et al., 2008).
c. Viskosimeter Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan di tengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan
oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam
ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar
(Martin et al., 2008).
V. PROSEDUR PENELITIAN
5.1 Alat dan Bahan
5.1.1 Alat
- Viskosimeter Hoeppler
- Viskosimeter Brookfield
- Bola 1
- Bola 2
- Bola 3
- Bola 4
- Piknometer
- Spindel no.4
- Pipet tetes
- Gelas Beaker
- Corong gelas
- Tisu
5.1.2 Bahan
- Aquadest
- Oleum ricini
- Propilen Glikol
- Sorbitol 70%
- Gliserin
- Suatu emulsi
Mengukur
Viskositas
Cairan
Newton
dengan
Menggunakan
Viskosimeter Hoeppler
Cairan yang akan diukur viskositanya dimasukkan ke dalam tabung yang
ada di dalam alat sampai hampir penuh
Waktu tempuh bola melalui tabung dicatat, mulai dari garis m1 sampai
m3 dalam detik
5.1.2
10
Dibuat kurva antara rpm dengan usaha yang dibutuhkan untuk memutar
spindel untuk mengetahui sifat aliran
5.3 Analisis Data
5.3.1
Hasil Pengamatan
5.3.1.1 Tabel penimbangan piknometer
No.
Bahan
1.
15,920 gram
2.
25,615 gram
Oleum ricini
25,246 gram
II.
Gliserin
III.
Propilen Glikol
26,065 gram
IV.
Sorbitol 70%
26,011 gram
Bahan
Aquadest
Propilenglikol
Sorbitol 70%
Ball
1
Arah
Backward
Berat Bola
4,606 gr
Waktu
84,87 s
Forward
86,65 s
Backward
86,15 s
Backward
16,042 gr
35,50 s
Forward
35,34 s
Backward
35,66 s
Backward
16,042 gr
14 s
11
Gliserin
Oleum ricini
Forward
13 s
Backward
14 s
Backward
14,170 gr
95,78 s
Forward
91,15 s
Backward
95,94 s
Backward
14,170 gr
89 s
Forward
95,04 s
Backward
95,47 s
20
30
50
60
Torque%
20,4
4080
20,7
4140
20,4
4080
= 20,5
= 4100
23,7
2370
24,1
2410
24,2
2440
= 24
= 2406,67
26,5
1767
26,6
1773
26,7
1780
=26,6
=1773,33
30,2
1208
30,1
1204
30,3
1212
=30,2
1208
31,5
1050
31,6
1053
41000
48133,4
53199,9
60400
12
100
31,6
1053
=31,5667
=1052
35,6
712
35,4
708
35,4
710
=710
=35,4667
63120
710000
20
30
50
60
Torque%
20,4
4080
20,3
4060
20,5
4100
= 20,4
= 4080
24
2400
23,9
2390
24
2400
= 23,9667
= 2396,67
26,4
1760
26,6
1773
26,4
1760
=26,4667
=1764,33
29,8
1192
30,3
1212
29,9
1196
=30
=1200
31,3
1043
31,3
1043
31,4
1047
=31,33
=1044,33
40800
47933,4
52929,9
60000
62659,8
13
100
35,6
712
35,4
708
35,4
710
=710
=35,4667
710000
5.3.2. Perhitungan
5.3.2.1 Perhitungan bobot jenis
Dari data diatas maka dapat dihitung bobot jenis dari masin-masing
sampel sebagai berikut:
Oleum Ricini
Gliserin
Propilen Glikol
Sorbitol 70%
14
2.
3.
Nama Bahan
bola
(g/cm3)
B (mPa. cm3/g)
Forward
Aquades
4,606
0,00851
Sorbitol 70%
8,1438
0,1308
2,2314
0,09537
Propilengliko
l
Backwa
Bola
rd
0,0085
3
0,1309
0,0954
5
Waktu (s)
No.
Forward Backward
84 s
85 s
83 s
83 s
167 s
147 s
Gliserin
8,1438
0,1308
0,1309
251 s
249 s
Oleum ricini
7,6731
0,650
0,650
93 s
94 s
Ditanya
Air (2)
= 1 g/cm3
B bola Forward
B bolaBackward
= 0,00853mPa. cm3/g
Forward
= 86,65detik
Backward1
= 84,87 detik
Backward2
= 86,15 detik
: Viskositas () = ...cPs
Perhitungan
= 2,2282 g/cm3
Forward :
= B (1 2) t
15
Backward1 :
= B (1 2) t
= 0,00853 mPa. cm3/g (2,2282 -1) g/cm3 x 84,87 s
= 0,89 cPs
Backward2 :
= B (1 2) t
= 0,00853 mPa. cm3/g (2,2282 -1) g/cm3 x 86,15 s
= 0,90 cPs
cPs
cPs
= 0,896 cPs
Jadi, Viskositas rata-rata air adalah 0,896 cPs
Ditanya
= 8,1438g/cm3
Sorbitol (2)
= 1,05g/cm3
B BolaFoward
B Bola Backward
Forward
= 14 detik
Backward1
= 14 detik
Backward1
= 13 detik
Perhitungan :
Forward :
= B (1 2) t
= 0,1308 mPa. cm3/g (8,1438 -1,05) g/cm3 x 14 s
= 12,99 cPs
Backward1 :
16
= B (1 2) t
= 0,1309 mPa. cm3/g (8,1438 -1,05) g/cm3 x 14 s
= 13 cPs
Backward1 :
= B (1 2) t
= 0,1309 mPa. cm3/g (8,1438 -1,05) g/cm3 x 13 s
= 12,07 cPs
cPs
cPs
= 12,69 cPs
Jadi, Viskositas rata-rata sorbitol 70% adalah 12,69 cPs
Ditanya
= 8,1438g/cm3
Propilenglikol (2)
= 1,04 g/cm3
B Bola Forward
B Bola Backward
Forward
= 35,34 detik
Backward1
= 35,50 detik
Backward2
= 35,66 detik
Perhitungan :
Forward :
= B (1 2) t
= 0,1308 mPa. cm3/g (8,1438-1,04) g/cm3 x 35,34
s
= 32,84 cPs
Backward1 :
= B (1 2) t
17
Backward2 :
= B (1 2) t
= 0,1309 mPa. cm3/g (8,1438-1,04) g/cm3 x 35,66 s
= 33,15 cPs
cPs
cPs
cPs
= 33 cPs
Jadi, Viskositas rata-rata propilenglikol adalah 33 cPs
Ditanya
Bola (1)
= 7,7064 g/cm3
Gliserin (2)
= 1,26 g/cm3
B BolaForward
B BolaBackward
Forward
= 91,15 detik
Backward1
= 95,78 detik
Backward2
= 95,94 detik
Perhitungan :
Forward :
= B (1 2) t
= 0,650 mPa. cm3/g (7,7064 -1,26) g/cm3 x 91,15 s
= 381,93 cPs
Backward1 :
= B (1 2) t
= 0,650 mPa. cm3/g (7,7064 -1,26) g/cm3 x 95,78 s
= 401,33 cPs
Backward2 :
= B (1 2) t
18
cPs
cPs
cP
= 395,09 cPs
Jadi, Viskositas rata-rata Gliserin adalah 395,09 cPs
Ditanya
= 7,7064 g/cm3
g/cm3
B Bola Forward
B Bola Backward
Forward
= 95,04 detik
Backward1
= 89 detik
Backward2
= 95,47 detik
Perhitungan :
Forward :
= B (1 2) t
= 0,650 mPa. cm3/g (7,7064-0,96) g/cm3 x 95,04 s
= 416,77 cPs
Backward1 :
= B (1 2) t
= 0,650 mPa. cm3/g (7,7064-0,96) g/cm3 x 89 s
= 390,28 cPs
Backward2 :
= B (1 2) t
= 0,650 mPa. cm3/g (7,7064-0,96) g/cm3 x 95,47 s
= 418,65 cPs
19
cPs
rata-rata =
cPs
= 408,57 cPs
Jadi, Viskositas rata-rata Oleum Ricini adalah 408,57 cPs
Pengukuran Viskositas dengan Viskosimeter Brookfield sebelum titik balik
Kecepatan
Torque%
Viskositas (cP)
(rpm)
10
20
30
50
60
100
20,4
4080
20,7
4140
20,4
4080
= 20,5
= 4100
23,7
2370
24,1
2410
24,2
2440
= 24
= 2406,67
26,5
1767
26,6
1773
26,7
1780
=26,6
=1773,33
30,2
1208
30,1
1204
30,3
1212
=30,2
1208
31,5
1050
31,6
1053
31,6
1053
=31,5667
=1052
35,6
712
35,4
708
35,4
710
=35,4667 =710
Pengukuran Viskositas dengan Viskosimeter Brookfield sesudah titik balik
20
Kecepatan
Torque%
Viskositas (cP)
(rpm)
10
20
30
50
60
100
20,4
4080
20,3
4060
20,5
4100
= 20,4
= 4080
24
2400
23,9
2390
24
2400
= 23,9667
= 2396,67
26,4
1760
26,6
1773
26,4
1760
=26,4667
=1764,33
29,8
1192
30,3
1212
29,9
1196
=30
=1200
31,3
1043
31,3
1043
31,4
1047
=31,33
=1044,33
35,6
712
35,4
708
35,4
710
=35,4667
=710
21
22
23
24
5000
4000
3000
2000
Sebelum
1000
Sesudah
0
0
20000
40000
F/A
60000
80000
sebelum
Sesudah
0
20000
40000
F/A
60000
80000
25
adalah suatu ilmu yang mempelajari sifat aliran zat cair atau deformasi zat padat.
Makin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula
viskositasnya. Viskositas dapat berpengaruh pada formulasi sediaan-sediaan
farmasi, contohnya pada sediaan suspensi, tidak boleh terlalu kental (viskositas
tinggi) sehingga menyebabkan suspensi tidak bisa dikocok, hal ini dapat
menyebabkan distribusi zat aktif tidak merata pada seluruh cairan dan juga akan
mengalami kesulitan pada saat penuangan, contoh lain untuk sediaan mata,
viskositas dinaikkan untuk membantu menahan obat pada jaringan sehingga
menambah efektivitas terapinya (Ansel, 2005).
Pada praktikum ini digunakan dua jenis alat viskosimeter yaitu viskosimeter
bola jatuh atau viskosimeter Hoeppler dan viskosimeter Brookfield. Viskosimeter
Hoeppler digunakan untuk mengukur cairan Newton, ysitu yang kekentalan
cairannnya tidak dipengaruhi oleh gaya yang diberikan dan tidak tergantung
kepada kecepatan geser. Sedangkan viskosimeter Brookfield digunakan untuk
mengukur cairan Newton maupun non Newton. Larutan uji yang diukur dengan
viskosimeter bola jatuh (Hoeppler) diantaranya adalah aquades, gliserin, sorbitol
70%, propilenglikol dan Oleum ricini (minyak jarak). Sedangkan pada
viskosimeter Brookfield digunakan suatu larutan emulsi sebagai cairan uji yaitu
emulsi.
Tahap pertama uji viskositas dengan menggunakan alat viskosimeter
Hoeppler adalah penetapan bobot jenis masing masing sampel. Penetapan
dilakukan dengan menggunakan alat yaitu piknometer. Ada beberapa hal yang
perlu diketahui untuk menentukan bobot jenis menggunakan piknometer
diantaranya adalah bobot dari piknometer kosong (W0), bobot piknometer yang
berisi air suling (W1), dan bobot piknometer yang berisi destilat (W2). Kemudian
baru setelah itudapat ditentukan bobot jenisnya dengan menggunakan rumus:
Bobot Jenis ( )
W2 W 0
W1 W 0
26
jenis dari gliserin, sorbitol 70%, propilenglikol, dan Oleum ricini berturut-turut
yaitu 1,26 g/mL, 1,05 g/mL, 1,04 g/mL dan 0,96 g/mL. Sedangkan untuk bobot
jenis air dapat disesuaikan dengan pustaka, yaitu sebesar 1 g/mL (Depkes RI,
1979).
Selanjutnya dilakukan pengukuran viskositas dari cairan sampel (gliserin,
sorbitol 70%, propilenglikol, dan Oleum ricini) menggunakan viskosimeter
hoeppler. Prinsip dasar dari viskosimeter ini adalah mengukur kecepatan bola
jatuh melalui cairan dalam tabung pada suhu tetap, dimana waktu bagi bola
tersebut untuk jatuh antara dua tanda batas diukur dengan teliti dan diulangi
beberapa kali (Martin et al, 1993). Uji viskositas dengan viskosimeter Hoeppler
dilakukan dengan pengisian tabung gelas dengan sampel dan bola yang diletakkan
dalam tabung gelas dan dibiarkan mencapai keseimbangan temperatur dalam
tabung tersebut. Kemudian tabung tersebut dibalik, yang akan menyebabkan bola
berada pada puncak tabung gelas dalam. Viskosimeter ini dipasang miring
sehingga kecepatan bola jatuh akan berkurang dan pengukuran dapat dilakukan
lebih teliti. Waktu bagi bola tersebut untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan
teliti dan diulangi beberapa kali. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengukuran adalah gelembung dalam tabung dan posisi kemiringan tabung.
Dalam tabung tidak boleh terdapat gelembung udara karena dapat mempengaruhi
kecepatan dari bola jatuh. Selain itu tabung yang digunakan agak dimiringkan
agar bola yang jatuh tidak terlalu cepat dan kecepatan bola yang digunakan ketika
memasuki batas m1 sampai melewati batas m3 tidak boleh lebih dari 300 detik
sehingga susah diukur kecepatannya. Selain itu perlu diperhatikan pada saat
pemilihan bola, yaitu pemilihan bola yang sesuai dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dimana bola dipilih berdasarkan kemampuannya untuk
bergerak dari titik awal (m1) menuju titik akhir (m3) dengan waktu <300 detik.
Berdasarkan data yang didapatkan, waktu yang dibutuhkan bola untuk jatuh
ke dasar tabung dalam suatu cairan sampel, dapat dihitung viskositas dari tiap
larutan. Setelah dilakukan perhitungan viskositas diperoleh bahwa vikositas
tertinggi hingga terendah berturut-turut adalah larutan oleum ricini (408,57cPs),
gliserin (395,09 cPs), propilenglikol (33 cPs), sorbitol (12,69 cPs), air (0,896 cPs).
Sedangkan bobot jenis dari yang tertinggi ke bobot jenis yang terendah secara
27
t (1 2 ) K. F
(Martin dkk., 2008)
Alat yang digunakan dalam pengukuran sifat aliran adalah Viskosimeter
Brookfield. Langkah awal yang dilakukan adalah memilih spindel yang akan
digunakan. Spindel yang digunakan berbanding terbalik dengan viskositas dari
sampel yang digunakan. Nomor (jenis) spindle dan kecepatan putar pada alat
viskosimeter ditentukan terlebih dahulu. Bila pengukuran dilakukan pada fluida
yang kekentalannya belum diketahui, dianjurkan untuk menggunakan spindle dari
bernomor besar hingga kecil dan kecepatan putar dari kecepatan putar rendah ke
kecepatan yang tinggi. Pada praktikum ini spindel yang digunakan yaitu spindel
04 karena spindel ini memberikan persentase antara 10-100.Setelah spindle
ditentukan maka spindel dipasang pada gantungan spindel kemudian stop contact
dipasang.
Pada penggunaanya, spindel dihubungkan ke viskosimeter dan dicelupkan
kedalam larutan sampai tanda batas pada spindel. Hal ini bertujuan untuk
mengukur
nilai
viskositas
suatu
larutan.
Agar
pengukuran
viskositas
menghasilkan nilai yang stabil, letak spindel harus berada tepat di tengah-tengah
larutan. Spindel tidak boleh menyentuh bagian bawah atau samping dari wadah
yang digunakan sebagai wadah sampel karena dapat menyebabkan kesalahan
pengukuran nilai viskositas. Spindel yang menyentuh wadah, viskositas yang
terbaca akan lebih besar dari yang seharusnya, karena terjadinya gesekan antara
spindel dengan wadah yang digunakan.
Selanjutnya, pada layar diatur seri spindel menjadi seri 04 serta
kecepatannya diatur secara bertahap mulai dari 10 rpm, 20 rpm, 30 rpm, 50 rpm,
60 rpm, 100 rpm dan kembali lagi ke kecepatan 10 rpm, 20 rpm, 30 rpm, 50 rpm,
60 rpm, 100 rpm. Setiap pergantian kecepatan geser, alat viskosimeter Brookfield
perlu didiamkan terlebih dahulu selama 1 menit. Pendiaman bertujuan
28
F/A
dv / dx
F / A dv / dx
Dimana :
F/A
: viskositas
( cP )
: tekanan geser
( rpm )
29
VII.
KESIMPULAN
7.1 Viskositas merupakan ukuran resistensi/ketahanan zat cair untuk mengalir.
Makin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula
viskositasnya.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
32