Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA
TEGANGAN PERMUKAAN
Nama/ NIM : Fahmi Kamil (31118164)
Hielmy Ihsan Fauzi (31118168)
Dede Fitri Nursiam (31118190)
Dina Lestari (31118193)
Dini Sri Anjani (31118172)
Finda Sari (31118156)
Eva Widia (31118180)
Dede Rina R (31118187)
Devi Andriani (31118162)
Kelas / Kelompok : 1D / II
Tanggal Praktikum : 25 April 2019
Tanggal Masuk Laporan : 2 Mei 2019
Asisten Laboratorium : Nina Karlina,.S.Farm,.Apt
Risah Amaliah,.S.Farm,.Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
PERCOBAAN V
VISKOSITAS DAN REOLOGI

I. Tujuan Percobaan
1. Menerangkan arti viskositas
2. Menggunakan alat-alat penentuan viskositas
3. Menentukan viskositas beberapa cairan
II. Teori Umum
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita
lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Kekentalan atau viskositas dapat
dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara bagian dan bagian yang lain dalam
fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian
fluida terhadap yang lain.
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan
pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang
sama dengan dinding. Bagian yang menempel dinding luar dalam keadaan diam
dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut.
Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah
secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminar. Aliran zat cair akan
bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat
(Sudarjo, 2008).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin
besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat
cair tersebut. Viskositas dalam cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair (martoharsono, 2006).
Viskositas atau kekentalan dapat didefenisikan sebagaia gaya geser yang
diperlukan agar menghasilkan kecepatan 1 cm/detik, diantara dua bidang sejajar
cairan yang masing-masing luasnya 1 cm2 dan dipisahkan oleh jarak 1 cm, dalam
satuan poise. Viskositas suatu cairan murni ataupun suatu larutan dapat diukur
dengan mengukur laju aliran cairan atau larutan yang melalui tabung berbentuk
silinder. Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik
untuk cairan ataupun gas.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenya viskositas menunjukan tingkat ketahanan
suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin
lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa falktor seperti temperature,
gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat
cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda, pada zat cair, viskositas disebabkan oleh adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antar molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dnyatakan sebagai tahanan aliran
fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang
lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang rendah (sarojo, 2009).6
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar
resistensi suatu zat cair untuk mengalir makin besar pula viskositasnya. Reologi
adalah ilmu yang mempelajari sifat aliran zat cair atau deformasi zat padat.
Konsep dasar reologi adalah tekanan (stress) dan perubahan bentuk
(deformasi, deformation). Jika suatu benda dikenai tekanan atau gaya dari luar,
benda tersebut cenderung menagalami deformasi. Jika deformasi tersebut
sementara dan menghilang kalau tekanan dihililangkan, maka disebut deformasi
elastic. Sebaliknya jika deformasi tetap (permanen) disebut alir (flow).
Hambatan (resistensi) cairan untuk mengalir merupakan fungsi gaya-gaya
diantara molekul-molekul. Viskositas (kekentalan) merupakan satu ukuran gaya
gesek (friksi) diantara lapisan-lapisan yang berdekatan dengan suatu cairan.
Koefisien viskositas mutlak suatu cairan, ɳ, dapat diartikan sebagai gaya persatuan
luas yang diperlukan untuk mempertahankan satu satuan gradient kecepatan antara
dua bidang sejajar yang terpisah oleh satu satuan jarak. Secara matematis,
viskositas dinytakan sebagai :

𝐹/𝐴
ɳ = 𝑑𝑣/𝑑𝑥

Dimana :
F /A : Gaya persatuan luas yang bekerja terhadap bidang dinamakan juga
tekanan geser (shearing stess)
dv /dx : Gradien kecepatan atau kecepatan (laju) geser (rate of shear)
Apabila digambarkan grafik antara kecepatan geser terhadap tekanan geser,
akan didapat grafik yang merupakan garis lurus melalui titik nol.
dv / dx

F/A
Hubungan antara kecepatan gesek (dv/dx) dengan gaya gesek (F/A) pada
cairan Newton
Berdasarkan tipe alirnya, system aliran dapat dibedakan menjadi aliran
newton dan aliran non newton.

1. Aliran Newton
Disebut aliran newton jika antara shearing stress dengan shearing rate
memiliki hubungan tertentu yang disebut viskositas atau koefisien viskositas
(ɳ). Rheogram untuk tipe aliran newton dapat dilihan seperti pada gambar 2.
Cairan yang memilki tipe alir newton meliputi cairan tuggal misalnya : air,
etanol, gliserol, dll. Sserta larutan dan senyawa yang memilki ukuran molekul
kecil, misalnya : larutan gula dan larutan berbagai macam garam.
2. Cairan Non Newton
a. Time Independent :
 Pseudoplastik
Viskositas cairan pseudoplastik akan berkurang dengan naiknya
kecepatan geser. Cairan yang mempunyai aliran pseudoplastik tidak
mempunyai harga viskositas yang absolut, Viskositas cairan turun
dengan naiknya kecepatan pengaduk.
 Plastik
Cairan yang memiliki aliran plastic tidak akan mengalir sebelum
suatu gaya tertentu dilampauinya. Gaya tersebut adalah yield value
atau f. Pada tekana dibawah yield value cairan tersebut bertidak
sebagai bahan elastic, sedangkan diatas harga ini aliran mengikuti
hokum Newton.
 Dilatan
Viskositas cairan dilatan akan naik dengan naiknya kecepatan geser
karena volume akan naik bila ia bergeser. Hal ini terjadi karena
pengaruh pengadukan menyebabkan terbentuknya struktur dan hasil
penggabungan antar partikel. Suspensi yang memiliki sifat alir
demikian misalnya : Cat murni, tinta cetak dan pasta.
b. Time dependent :
 Tiksotropi
Pada aliran tiksotropi kurva menurun berada disebelah kiri kurva
menaik. Gejala ini umumnya dijumpai pada zat yang mempunyai
aliran plastis dan pseudoplastis. Hal ini disebabkan karena terjadinya
perubahan struktur yang tidak kembali ke keadaan semula dengan
segera apabila tekanan dikurangi. Sifat aliran ini biasanya terjadi
pada partikel yang asimetrik (polimer) yang mempunyai banyak titik
kontak dan tersususn sebagai jaringan tiga dimensi. Pada keadaan
diam system menyerupai gel dan bila diberi tekanan geser akan
berubah menjadi sol.
 Reopeksi
Pada aliran reopeksi kueva neburun ada disebelah kanan kurva
menaik. Hal ini terjadi karena pengocokan yang perlahan dan teratur
akan mempercepat pemadatan suatu sistim dilatan. Pada aliran
reopeksi bentuk kesetimbangan adalah dalam bentuk gel.
 Antitiksotropi
Bila dilakukan pengukuran dengan penambahan dan pengurangan
tekanan geser secara berulang kali pada sistem ini akan diperoleh
suatu viskositas yang terus bertambah sampai akhirnya pada suatu
saat menjadi konstan. Kurva aliran ini adalah sebagai berikut :
Viskositas dapat ditentukan dengan berbagai jenis viskometer, antara lain :
1. Viskometer kapiler (contoh : viscometer Ostwald)

Pada metode ini viskositas ditentukan dengan mengukur waktu yang


dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir
karena gravitasi, melalui sesuatu tabung kapiler vertikal. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu
cairan yang viskositasnya sudah diketahui (biasnya air) untuk lewat antara dua
tanda tersebut. Jika ɳ1 dan ɳ2 masing-masing adalah viskositas dari cairan
yang tidak diketahui dan cairan standard, ρ1 dan ρ2 adalah kerapatan dari
masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik. Maka
viskositas cairan yang tidak diketahui adalah :
1ɳ = ρ1 . t1
2ɳ ρ2 . t2
ɳ1 = ρ1 . t1 . ɳ2
ρ2 . t2
ɳ2 dan ρ2 dapat diketahui dari literature, ρ1 diperoleh dari pengukuran
kerapatan (berat jenis) dengan metode piknometer, t1 dan t2 masing-masing
diketahui dengan cara mengukur waktu yang diperlukan oleh zat uji maupun
air untuk mengalir melalui dua garis tanda pada tabung kapiler viscometer
Ostwald.
2. Viskometer bola jatuh (viscometer Hoeppler)
Pada viscometer tipe ini, suatu bola gelas atau bola besi jatuh kebawah dalam
suatu tabung gelas yang hampir vertkal, mengandung cairan yang diuji
temperatur konstan. Laju jatuhnya bola yang mempunyai kerapatan dan
diameter tertentu adalah kebalikan fungsi viskositas sampel tersebut. Waktu
bagi bola tersebut untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan teliti dan
diulangi beberapa kali. Viskositas cairan dihitung dengan rumus :
f=6πɳrT
Dimana :
f : gaya tahan
ɳ : viskositas
r : jari-jari bola
v : kecepatan
Pada kesempatan gaya ke bawah (m - m° )g = f, sehingga
6 π ɳ r v = (m - m° ) g
Dimana :
m : masa bola logam
m° : massa cairan yang dipindahkan oleh bola logam
g : konstanta
3. Viskometer Brookfield
Adalah jenis viscometer putar (rotasi) terdapat dalam berbagai model
berdasarkan rentang viskositasnya yaitu model : LV, RV, HA dan HB.
Viscometer ini mengukur tenaga putaran (torque) yang diperlukan untuk
memutarkan elemen (spindle) yang dicelupkan dalam cairan. Spindle
digerakkan oleh motor sinkron melalui pegas yang terkalibrasi; defleksi pegas
ditunjukkan jarum penunjuk atau angka (peragaan digital). Viskositas
berbanding lurus dengan kecepatan spindle berotasi dan berkaitan dengan
ukuran dan bentuk (geometri) dari spindle.
III. Alat dan Bahan
 Alat
1. Viscometer Brookfield 2. Labu Ukur 3. Batang Pengaduk

4. Corong kaca 5. Gelas kimia

 Bahan
1. Aquadest 2. Carboxy Methyl Cellulose (CMC 1%)
IV. Prosedur Kerja
Viskometer brokfil

1. buatlah larutan sampel 3. turunkan sedemikian rupa


2. pasang spindel pada
CMC NA 1%, pulvis gum hingga batas spindel tercelup
gantungan spindel.
arab 1%, dan glukosa kedalam cairan yang akan
30%. diukur viskositasnya.

6. biarkan spindel berputar dan 5. hidupkan motor sambil


perhatikan jarum merah pada 4. pasang
menekan tombol.
skala. stopkontak
V. PEMBAHASAN

7. catat angka yang ditunjukan jarum


merah tersebut untuk menghitungkan 8. dengan mengubah-ubah rpm, akan
viskositas, angka pembaca dikalikan diperoleh viskositas cairan pada
dengan suatu faktor yang dari tabel berbagai rpm.
yang terdapat pada brosur alat.

9. buatlah grafik antara rpm dan


viskositas, kemudian tentukan tipe
aliran dari masing-masing zat.
VI. PEMBAHASAN
Viskositas adalah ketidak leluasaan aliran cairan dan gas yang disebabkan
oleh gesekan antara bagian cairan tersebut. Dan menyebabkan aliran suatu fluida
menjadi terhambat. Viskositas juga disebut juga kekentalan. Atau dapat juga
dikatakan bahwa Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas
suatu fluida maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda
begerak didalam fluida tersebut.
Penentuan viskositas larutan pada praktikum kali ini dilakukan dengan
menggunakan viskometer ostwald dan juga menggunakan piknometer, yang mana
pada metode viskometer oswald ini dilakukan dengan mengukur waktu alir yang
dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu untuk mengalir
antara dua tanda pada pipa viskometer. Keunggulan dari metode ini adalah lebih
cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana.
Pada percobaan ini zat cair yang digunakan adalah aseton dan etanol Variasi
ini dimaksudkan agar kita mengetahui viskositas dari masing masing zat cair
tersebut. Bahan lain yang digunakan untuk diukur viskositasnya adalah aquades
yang berfungsi sebagai pembanding saja. hal ini dilakukan karena akuades sudah
memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya.
Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode viskometer Ostwald ini
dilakukan dengan memasukkan cairan sekitar 10/15 ml ke dalam alat viskometer
melalui pipa A (lubang pipa besar) kemudian dengan cara menghisap cairan
dibawa ke B (lubang pipa kecil), sampai garis atas (batas akhir). Pada saat
memasukan zat cai dari pipa a, kira - kira yang terisi adalah setengah nya jangan
sampai terisi terlalu penuh karena cairan dapat tumpah ketika di hisap. cairan
dibawa dari garais bawah(n) sampai garis atas (m), kemudian dibiarkan cairan
mengalir secara bebas dan dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalirkan
cairan tersebut dari ari m ke n. Masing-masing perlakuan di ulangi sebanyak tiga
kali, hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar sebab alat
yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari ketiga hasil
tersebut kemudian dirata-ratakan, penentuan dilakukan pada tiap sampel yaitu air,
etanol dan aseton.
Setelah didapat waktunya dengan menggunakan metode viskometer
oswald dapat kita tentukan massa sampel pada suhu yang kamar dengan
piknometer karena untuk mendapat nilai viskositas kita harus
mengetahui kerapatan sampel tersebut.
Piknometer kosong di timbang dan dicatat massanya sebagai m1,
kemudian sampel dimasukan sebanyak 10 ml, dingin piknometer sampai
suhu turun 2⁰ suhu awal timbang kembali massa piknometer yang telah
diisi dengan cairan sebagai m2, dengan begitu dapat diketahui massa
cairan tersebut dengan m2-m1. Dan hasilnya dibagi dengan 10ml
sebagai volume cairan maka didapatlah hasil kerapatan suatu cairan
tersebut. Lakukan pengukuran pada tiap sampel, dan setelah
pengukuran pada tiap sampel didapat hasil seperti pada data hasil
pengamatan.
Dengan begitu kita dapat mengetahui nilai viskositas dari tiap
sampel dari data yang menggunakan metode viskometer oswald dan
piknometer dengan data yang didapat dibuktikan bahwa semakin banyak
waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka
viskositas cairan tersebut semakin besar pula. Hal ini berarti waktu
yang diperlukan oleh suatucairan untuk mengalir sebanding atau
bebanding lurus dengan viskositasnya. Dalam percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa alkohol mempunyai viskositas lebih besar dari air
dan aseton, sedangkan aseton mempunyai viskositas lebih kecil dari air
dan alkohol. Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas,
berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain, salah satunya adalah
viskositas. Viskositas merupakan tahanan yang dila kukan oleh suatu
lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya, sifat viskositas ini
dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan .
Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis).
Viskositas yang terjadi pada zat cair dipengaruhi oleh gaya kohesi antar
partikel zat cair. Oleh karena itu semakin besar gaya kohesi atau ikatan antar
molekul yang sejenis maka zat cair akan semakin sulit bergerak atau semakin
kental dan sulit untuk bergerak. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam pipa
maka besarnya kecapatan gerak partikel pada penampang melintang tersebut tidak
sama, hal ini disebabkan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental.
Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan temperatur karena
kenaikan temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan
sehingga akan menurunkan nilai viskositasnya.
VII. HASIL PENGAMATAN
Speed (rpm) Spindel
Cp %
20 20 0,4
30 23,3 0,7
50 30,0 1,5
60 31,7 1,9
100 41,0 4,1
60 31,7 2,9
50 30,0 1,5
30 23,3 0,7
20 20 0,4

𝟏
1 cp = 𝟏𝟎𝟎𝟎 pascal
20
 20 cp = 1000
= 0,02 pascal
23,3
 23,3 cp = 1000
= 0,0233 pascal
30
 30 cp = 1000
= 0,03 pascal
31,7
 31,7 cp = 1000
= 0,0317 pascal
41
 41 cp = 1000
= 0,041 pascal
s
1 rpm = 1/s
20
 20 rpm =
60
= 0,333
30
 30 rpm = 60
= 0,5
50
 50 rpm = 60
= 0,833
60
 60 rpm = 60
=1
100
 100 rpm = 60
= 1,6

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktiknya dapat diperoleh kesimpulan:
 Viskositas merupakan cara untuk menyatakan seberapa besar daya tahan dari
aliran yang di berikan oleh suatu cairan dengan di sertai disiplin ilmu yang
mengatur mengenai viskositas yaitu rheologi.
 Praktikum yang dilakukan menggunakan aliran non newton untuk sampel
CMC 0,5% Viskometer brookfield digunakan dengan rotasi yang
mengkombinasikan setting spindle dan kecepatan putar spindle. Pada sampel
CMC bertambah besarnya konsentrasi CMC maka viskositasnya juga semakin
besar, hal ini merupakan cairan non-newton tidak dipengaruhi waktu yaitu
aliran dilatan dimana di dalam aliran ini apabila viskositasnya naik maka
konsentrasinya pun meningkat.Viskositas dapa berpengaruh pada formulasi
sediaan-sediaan farmasi, misalnya pada sediaan suspensi tidak boleh terlalu
kental (viskositas tinggi) sehingga menyebabkan suspensi sulit di tuangkan.
LAMPIRAN
Memasukkan CMC-Na 1% Mengisi aquadest secukupnya Viskositas cairan pada rpm
ke dalam labu ukur kedalam labu ukur 20

Viskositas cairan pada rpm Viskositas cairan pada rpm 50 Viskositas cairan rpm 60.
30

Viskositas cairan pada rpm 100

Anda mungkin juga menyukai