Anda di halaman 1dari 10

Skenario Penyakit Kulit

Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sejak 6 bulan
yang lalu timbul sariawan pada mulut yang tidak sembuh –sembuh. Sariawan tidak
bertambah besar dan jumlahnya hanya 2. Sejak 1 bulan yang lalu timbul lepuh pada
punggung, lepuh semula kecil kemudian bertambah besar dan banyak serta mudah pecah.
Pada kulit yang terkena lepuh tidak terasa gatal. Kemudian berobat ke Puskesmas diberi
salep sembuh. Sejak 2 minggu yang lalu lepuh muncul lagi dengan jumlah yang lebih
banyak . lepuh berisi cairan jernih bila berdiri cairan ikut turun kebawah lepuh. Lepuh
mudah pecah dan terkelupas.
Tidak disertai demam atau nyeri tulang. Penderita bekerja di percetakan buku. Penderita
tidak memiliki riwayat kencing manis, hipertensi, keluarga juga tidak ada yg seperti ini,
pekerjaan tidak berhubungan dengan panas maupun api serta bahan kimia. Pada pemeriksaan
fisik oleh dokter didapatkan bula multiple dengan dinding kendor berisi cairan jernih, tidak
nyeri tekan Nickolsky sign (+), erosi. Dokter menjelaskan bahwa itu merupakan
penyakit autoimmune dan merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Diskusikan scenario di atas dengan menggunakan seven jump step, yaitu :
1. Jelaskan terminologi yang belum anda ketahui
2. Jelaskan masalah yang harus anda selesaikan
3. Analisis masalah tersebut dengan brainstorming agar kelompok memperoleh
penjelasan yang beragam mengenai fenomena yang didiskusikan.
4. Cobalah untuk menyusun penjelasan yang sistematis mengenai fenomena/ masalah
yang diberikan kepada anda.
5. Susunlah persoalan- persoalan yang tidak bisa diselesaikan dalam diskusi tersebut
menjadi tujuan pembelajaran kelompok (learning issue/learning objectives)
6. Lakukan belajar mandiri untuk mencari informasi yang anda butuhkan guna
menjawab learning issues yang telah anda tetapkan.
7. Jabarkan temuan informasi yang telah dikumpulkan oleh anggota kelompok,
sintesakan dan diskusikan temuan tersebut agar tersusun penjelasan yang
komprehensif untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah.
(❁´◡`❁)(❁´◡`❁)(❁´◡`❁)(❁´◡`❁)(❁´◡`❁)(❁´◡`❁)(❁´◡`❁)(❁´◡`❁)(❁´◡`❁)
DAFTAR TERMINOLOGI
✍(◔◡◔) (KASUS BU TITA) ✍(◔◡◔)

 Sariawan
Seriawan (disebut pula sariawan) atau stomatitis aftosa (stomatitis aphtosa) adalah suatu
kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna
putih kekuningan dengan permukaan agak cekung. Munculnya Seriawan ini disertai rasa
sakit yang tinggi. (Wikipedia)

 Kencing Manis
Penyakit kencing manis adalah sekelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan
kadar gula darah yang tinggi selama periode waktu yang lama.
Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu gangguan kesehatan berupa kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah
akibat kekurangan insulin ataupun resistensi insulin dan gangguan metabolik pada umumnya.
(Isniati, 2007. Hubungan tingkat pengetahuan penderita diabetes melitus dengan
keterkendalian Gula daraf di Poliklinik RS Perjan Dr. Djamil Padang Tahun 2003. Jurnal
Kesehatan Masyarakat)

 Lepuh
Bedasarkan KBBI  Bengkak mengandung air disebabkan karena terbakar atau yang
lain.
Penyebab umumnya disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit. Contohnya termasuk luka
bakar, luka gesekan, ataupun trauma.
 Hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam Ardiansyah M., 2012).
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik (tekanan saat jantung berkontraksi) sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolic (tekanan darah saat jantung istirahat) sedikitnya 90 mmHg.

CLASSIFICATION :

www.nhlbi.nih.gov ACC/AHA 2017

Idonesia classification

 Bula multipple
Lepuhan berisi cairan dengan diameter ≥ 10 mm yang besar, gatal, dan kemerahan seperti
biduran.  Lebih ke tanda nya.
Multipple (Banyak)
Penyakit kulit yang ditandai dengan terbentuknya bula disebut Pemfigooid Bulosa (PB)
(https://www.sehatq.com/penyakit/pemfigoid-bulosa)
 Nickolsky sign
Nickolsky sign merupakan salah satu metode diagnosis yang sangat berguna dalam kasus
kelainan kulit seperti pemphigus, tocix epidermal necrolysis. (Maity, S., Banerjee, I., Sinha,
R., Jha, H., Ghosh, P., & Mustafi, S. (2020). Nikolsky's sign: A pathognomic boon. Journal
of family medicine and primary care, 9(2), 526–530.
https://doi.org/10.4103/jfmpc.jfmpc_889_19)
Nickolsky sign positif disebabkan oleh adanya akantolisis, Adapun cara mengetahui
Nickolsky
1. Nickolsky sign type 1
Menekan dan menggeser kulit diantara dua bula menggunakan jari lalu kulit
terkelupas
2. Nickolsky sign type 2 / asboe Hansen sign
Menekan bula dengan jari lalu bula meluas karena cairan didalamnya mengalami
tekanan

 Erosi
Erosi, Merupakan lesi membasah, berbatas tegas, biasanya depressed lesion, akibat
hilangnya sebagian atau seluruh epidermis. Erosi dapat terjadi akibat vesikel/bula yang pecah
(herpes simpleks, herpes zoster, impetigo). Erosi yang sembuh tanpa infeksi sekunder tidak
akan menimbulkan skar.
Erosi : lecet kulit yang diakibatkan kehilangan lapisan kulit sebelum stratum basalis, bisa
ditandai dengan keluarnya serum.
(Andrews’ diseases of the skin: clinical dermatology. Edisi ke-11 China: Elsevier Inc; 2011)

 Autoimmune
Autoimun adalah penyakit yang menyerang tubuh kita sendiri karena adanya antibodi
yang hiperaktif. Manifestasinya beraneka ragam. Penyakit autoimun lebih sering ditemukan
pada wanita dibanding pria titik faktor psikis berperan dalam timbulnya penyakit autoimun
dan sebaliknya penyakit autoimun sendiri menimbulkan stress. (Marisza Cardoba
Foundation. Book Autoimmune the true story, IKAPI. Jakarta. 2017)
Autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya
sendiri. Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun. Beberapa di antaranya
memiliki gejala serupa, seperti kelelahan, nyeri otot, dan demam.
(https://www.alodokter.com/penyakit-autoimun)
 Dermatitis herpetiformis Duhring

 Pemfigoid bulosa

2. Jelaskan masalah yang harus diselesaikan


 Objektif :
 Bula multiple dengan dinding kendor berisi cairan jernih
 tidak merasakan nyeri ketika ditekan,
 tanda Nickolsky (+),
 erosi.
Dokter menjelaskan berdasarkan anamnesa, yaitu pasien mengalami autoimmune
sehingga dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
 Subjektif : Perempuan berusia 30 tahun mengeluh sejak 6 bulan mengalami sariawan
yang tidak bertambah besar dan hanya 2 yang tidak kunjung sembuh dan berobat ke
puskesmas. Selama 1 bulan mulai muncul lepuhan pada punggung yang terus
membesar dan semakin banyak sampai mudah pecah.
Perempuan ini diobati dengan salep untuk lepuhan yang berada pada punggungnya
tetapi hanya bertahan selama 2 minggu dan lepuhan mulai muncul kembali dengan
jumlah yang lebih banyak. Lepuhan mulai mudah pecah dan terkelupas sampai berisi
cairan jernih yang ketika berdiri cairan ikut turun kebawah lepuhan. Pasien tidak
mengalami demam ataupun nyeri tulang, tidak memiliki riwayat penyakit seperti ini di
keluarganya serta pekerjaannya tidak berhubungan dengan penyebab terjadi lepuhan pada
punggungnya.
 Diagnosis :
- Dermatitis herpetiformis Duhring
- Pemfigoid bulosa
 Pemeriksaan lab :
 Obat-obatan: Obat-obat imunosupresi, seperti azathioprine,
mycophenolate mofetil, methrotrexate, dan cyclophosphamide, dikombinasi
dengan kortikosteroid dosis rendah dapat mengurangi efek samping kortikosteroid.
DOSIS azathriopine 2,5 mg/kgBB/ hari. (Pemfigus Vulgaris: Diagnosis dan Tatalaksana.
CDK-247/ vol. 43 no. 12 th. 2016)
 Tatalaksana yang sesuai dengan gejala : Rekomendasi obat : kortikosteroid dosis
tinggi seperti prednison 100-150mg /hari, secara sistemik atau au dexamethasone 100 mg
/hari (Pemfigus Vulgaris: Diagnosis dan Tatalaksana. CDK-247/ vol. 43 no. 12 th. 2016)

Guidelines Panduan praktiklinis Perdoksi 2017


 Planing :
Non Farmakologi
• Meminimalisasi kemungkinan terjadinya trauma pada akulit karena kulit pasien sangat
rapuh akibat penyakitnya sendiri maupun efek samping dari steroid sistemik dan topikal.
• Memberi pemahaman bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit yang bersifat
kronis.
• Melakukan perawatan luka yang adekuat
 Farmakologi
• Kombinasi Prednison 100-150 mg/hari secara sistemik & Azathriopine 2,5 mg/kgBB/
hari
• Jika tidak ada perbaikan diberi IVIG 2 gram/ kgBB/dosis selama 3-5 hari
• Diberi Sulfadiazine perak 1% untuk mencegah infeksi sekunder
(menurut Pemfigus vulgaris: diagnosis dan tatalaksana CDK-247/vol.43 no.12 th 2016 &
Brazilian Society of Dermatology th 2018.
 MONITORING:
Monitoring Kepatuhan
• Monitoring Keberhasilan Terapi
• Monitoring Efek Samping Obat
• Periksa luka setiap hari, perhatikan atau catat perubahan
penampakan kulit untuk mengidentifikasi adanya
penyembuhan dan memberikan deteksi dini adanya infeksi
• Memeriksa laju tingkat aktifitas pasien untuk mengetahui
tingkat ADL pasien
(Sulaiman, 2019)
 Mekanisme kerja
•Prednisolon (Kortikosteroid)
Prednisolone bekerja dengan menekan reaksi sistem
kekebalan tubuh yang terlalu aktif, sehingga
mengurangi peradangan dan gejala akibat reaksi alergi
• Azotioprin
Azotioprin dalam tubuh diubah menjadi 6-
merkaptopurin(6-MP) yang merupakan metabolit aktif
dan bekerja Menghambat sintesis de novo purin

Anda mungkin juga menyukai