Anda di halaman 1dari 23

SILUSITIS

KELAS A1

1
DISUSUN OLEH
1. IRFAN RIZKY 15011104017
2. SUSILAWATI DARWAN 15011104007
3. SAFITRI HAMID 13011104002

2
Definisi
Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari
kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi
bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit, meskipun
demikian hal ini dapat terjadi tanpa bukti sisi entri dan ini
biasanya terjadi pada ekstrimitas bawah (Tucker, 1998 : 633).

3
Etiologi
Etiologinya berasal dari bakteri Streptococcus sp.
Mikroorganisme lainnya negatif anaerob seperti Prevotella,
Porphyromona dan Fusobacterium (Berini, et al, 1999). Infeksi
odontogenik pada umumnya merupakan infeksi campuran dari
berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun anaerob
mempunyai fungsi yang sinergis (Peterson,2003).

4
Klasifikasi
Selulitis Sirkumskripta Serous Akut
Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut
Selulitis Difus Akut

5
Tanda dan Gejala
Kemerahan pada kulit yang dapat menjadi sangat luas
Pembengkakan
Hangat pada perabaan pada kulit yang terlibat Sakit atau nyeri
Drainase atau bocornya cairan bening kuning atau nanah dari
kulit, dapat pula membentuk luka yang lebar
Kelenjar getah bening di dekat daerah yang terkena
Demam dapat terjadi jika infeksi menyebar ke tubuh melalui
darah.

6
Patofisiologi
Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan
infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan,
penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah
gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing
manis yang pengobatannya tidak adekuat.

7
Cara penularan
Gigitan dan sengatan serangga, gigitan hewan atau manusia
Luka di kulit
Riwayat penyakit pembuluh darah perifer, kencing manis
Tindakan terhadap penyakit jantung, paru-paru atau gigi, yang
baru-baru ini dijalani oleh penderita
Pemakaian obat imunosupresan atau kortikosteroid.

8
9
Pencegahan
Untuk menghindari kerusakan kulit pada saat bekerja atau
berolah raga, gunakanlah pelindung yang tepat. Bersihkan
setiap luka di kulit secara seksama. Waspada terhadap
terjadinya tanda-tanda infeksi, seperti kemerahan, nyeri,
pembengkakan.
Jaga kesehatan dan kendalikan penyakit menahun. Tubuh yang
sehat akan lebih mudah melawan bakteri sebelum mereka
berkembang biak dan menyebabkan infeksi, sedangkan tubuh
yang lemah memiliki pertahanan infeksi yang kurang baik.

10
KOMPLIKASI
Myonecrosis, fasciitis, carpal tunnel syndrome akut (dalam selulitis
ekstremitas atas), dan osteomyelitis dapat terjadi.
Thrombophlebitis dapat mengembangkan, terutama di bagian bawah
kaki.
Bakteremia dengan pembenihan situs yang jauh dapat menyulitkan
selulitis.
Meningitis dapat mempersulit selulitis wajah.
Demam Scarlet rumit selulitis streptokokus telah diamati tapi jarang.
Bakteri-dan-terkait efek racun dapat mengakibatkan shock dan
kegagalan organ multisistem.
Glomerulonefritis dan endokarditis bakteri adalah komplikasi yang
mungkin.
Kambuh dapat menyebabkan selulitis lymphedema gigih local. Hasil
akhir adalah fibrosis hipertrofik yang permanen untuk jangka nostras
kaki gajah telah diberikan. 11
Penatalaksananan
Rawat inap di rumah sakit, Insisi dan drainase pada keadaan
terbentuk abses. Pemberian antibiotik intravena seperti
oksasilin atau nafsilin, obat oral dapat atau tidak digunakan,
infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral pada pasien
diluar rumah sakit, analgesik, antipretik. Posisi dan imobilisasi
ekstrimitas, Bergantian kompres lembab hangat ( Long, 1996 :
670).

12
ASKEP
Pengkajian
1. Identitas : Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku
bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat.
2. Riwayat penyakit
3. Keluhan utama : Pasien biasanya mengeluh nyeri pada luka, terkadang
disertai demam, menggigil dan malaise.
4. Riwayat penyakit dahulu : Ditanyakan penyebab luka pada pasien dan
pernahkah sebelumnya mengidap penyakit seperti ini, adakah alergi yang
dimiliki dan riwat pemakaian obat.
5. Riwayat penyakit sekarang : Terdapat luka pada bagian tubuh tertentu
dengan karakteristik berwarn merah, terasa lembut, bengkak, hangat, terasa
nyeri, kulit menegang dan mengilap.
6. Riwayat penyakit keluarga : Biasanya dikeluarga pasien terdapat riwayat
mengidap penyakit selulitis atau penyekit kulit lainnya.
7. Keadaan emosi psikologi : Pasien tampak tenang,dan emosional stabil.
8. Keadaan social ekonomi : Biasanya menyerang pada social ekonomi yang 13
sederhana.
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemah
TD : Menurun (< 120/80 mmHg). Nadi : Turun (< 90). Suhu :
Meningkat (> 37,50).
RR : Normal.
2. Kepala : Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak.
3. Mata : Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+).
4. Hidung : Tidak ada pernafasan cuping.
5. Mulut : Kebersihan, tidak pucat.
6. Telinga : Tidak ada serumen.
7. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar.
8. Jantung : Denyut jantung meningkat.
9. Ekstremitas : Adakah luka pada ekstremitas.
10. Integumen : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan
yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang
terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit
jeruk yang mengelupas (peau dorange).Pada kulit yang
14
terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel)
atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah.
Rencana Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri berhubungan dengan respon inflamasi lokal jaringan


subkutan
2) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi/inflamasi
sistemik
3) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya
luka pada kulit.
4) Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan adanya
lesi kemerahan
5) Mobilitas fisik, kerusakan berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler, nyeri/ tak nyaman, penurunan kekuatan dan
tahanan
6) Pk Sepsis

15
Perencanaan keperawatan
1) Dx. Nyeri Berhubungan dengan respon inflamasi lokal
jaringan subkutan
Tujuan : Klien menyatakan nyeri berkurang setelah dilakukan
asuhan keperawatan
Kriteria Hasil :

a) Skala nyeri stabil (0-3)


b) Menunjukkan nyeri hilang/terkontrol
c) Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpatisipasi
dalam aktivitas sesuai kemampuan
d) Mengikuti program farmakologis yang dianjurkan.

16
Dx. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi/inflamasi
sistemik
Tujuan : klien menunujukkan penurunan suhu tubuh setelah
dilakukan asuhan keperawatan
Kriteria Hasil :
TTV dalam batas normal
A) TD : 120/80 mmHg
b) N : 87 x/menit
c) S : 37c
d) RR : 12 20 x/menit
e) Tidak terjadi demam
f) Intakeoutput seimbang

17
Intervensi :

1) Observasi suhu tubuh tekanan darah, frekuensi permapasan dan denyut nadi.
Rasional :menunjukkan status sirkulasi tubuh
2) Monitor intake dan output setiap 8 jam.
Rasional :menunjukkan status hidrasi
3) Anjurkan banyak minum bila tidak ada kontraindikasi.
Rasional :mengganti cairan tubuh yang hilang akibat dari peningkatan laju metabolisme
tubuh
4) Pertahankan ventilasi udara yang cukup di ruangan
5) Berikan kompres hangat
Rasional :membantu menurunkan suhu tubuh
6) Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
Rasional :memberikan rasa nyaman dan mempercepat proses penurunan suhu tubuh
7) Anjurkan klien untuk bedrest total
Rasional :aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga
suhu semakin meningkat.
Kolaborasi
8) Pertahankan cairan IV sesuai program
Rasional :mendukung dan memperbesar volume sirkulasi, terutama jika masukan oral
tidak adekuat
9) Berikan terapi antipiretik sesuai anjuran dokter
Rasional :membantu mengurangi demam dan respon hipermetabolisme, menurunkan
kehilangan cairan takkasat mata 18
Dx. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan
adanya luka pada kulit
Tujuan : klien menunjukkan tidak terjadi infeksi setelah
dilakukan asuhan keperawatan.
Kriteria hasil :

a) Tidak terdapat tanda tanda infeksi (kalor, rubor, tumor,


dolor)
b) TTV dalam batas normal
c) TD : 120/80 mmHg
d) N : 87 x/menit
e) S : 36-375C
f) RR : 18-20 x/menit
g) Leukosit dalam batas normal

19
Intervensi

1) Observasi adanya tanda tanda infeksi. Rasional :melihat perkembangan dari


terapi yang telah diberikan.
2) Observasi tanda tanda vital. Rasional :menunjukkan sirkulasi tubuh.
3) Rawat luka klien dengan prinsif aseptik. Rasional :mengurangi resiko kontaminasi
silang.
4) Anjurkan klien untuk selalu menjaga kebersihan diri. Rasional :menurunkan
resiko infeksi.
5) Anjurkan klien untuk tidak menekan daerah luka. Rasional :luka yang tertekan
akan menyebabkan aliran darah ke luka berkurang sehingga luka akan semakin
parah.
6) Ajarkan pasien dan keluarga mengenal tanda dan gejala infeksi Rasional :untuk
mencegah hal hal yang dapat mengancam infeksi.
7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat betadine. Rasional
:antimikrobial spektrum luas tetapi nyeri pada pemakaiaannya,dapat menyebabkan
asidosis metabolik/ peningkatan absorpsi iodin, dan merusak jaringan rapuh.
8) Berikan Silver nitrat sesuai anjuran dokter. Rasional :efektif untuk melawan
staphylococcus aureus, Escheria coli, dan Pseudomonas aeroginosa, tetapi
mempunyai penetrasi jaringan buruk, nyeri, dan dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit
20
DX Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan adanya
lesi kemerahan
Tujuan : klien menunjukkan perbaikan integritas kulit setelah
dilakukan asuhan keperawatan
Kriteria Hasil :

a) Menunjukkan regenerasi jaringan


b) Mencapai penyembuhan tepat pada waktunya

21

Intervensi :
1) Observasi ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan
nekrotik dan kondisi sekitar luka Rasional :memberikan informasi
dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan
petunjuk tentang sirkulasi pada area luka infeksi.
2) Tinggikan area infeksi bila mungkin/tepat. Rasional :menurunkan
pembengkakan.
3) Pertahankan posisi yang diinginkan dan imobilisasi area bila
diindikasikan Rasional :gerakan jaringan area infeksi dapat
mengubah posisi yang mempengaruhi penyembuhan optimal.
4) Jaga kulit agar tetap bersih dan kering Rasional :membantu proses
penyembuhan
5) Mobilitas fisik, kerusakan berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler, nyeri/ tak nyaman, penurunan kekuatan dan
tahanan
Tujuan : Klien mampu bergerak sesuai tujuan rentang gerak bebas,
peningkatan control dan/atau massa otat 22
TERIMAHKASIH
ADA PERTANYAAN?

23

Anda mungkin juga menyukai