KONSEP DASAR
A. Pengertian
penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi
kronis, emfisema paru, dan asma bronkial membentuk satu kesatuan yang
Price, 2005)
mempengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar paru. Gangguan yang penting
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah
4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler, CO2
paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih
banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau
sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya
dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak
16
akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan udara yang
dikeluarkan).
Daya muat udara oleh paru-paru,besar daya muat udara oleh paru-paru
ialah 4.500 ml sampai 5000 ml atau 4½ sampai 5 liter udara. Hanya sebagian
kecil dari udara ini, kira-kira 1/10-nya atau 500 ml adalah udara pasang surut
(tidal air ), yaitu yang dihirup masuk dan diembuskan keluar pada pernafasan
dan keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas paru
paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5
liter dan pada seorang perempuan ,3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada
17
C. Etiologi
(PPOK) adalah :
1. Kebiasaan merokok
2. Polusi udara
D. Patofisiologi
terjadi karena metaplasia sel goblet. Saluran nafas besar juga menyempit
(Mansjoer, 2001)
kehilangan rekoil elastik jalan nafas, dan kolaps bronkiolus serta redistribusi
area permukaan alveolar yang kontak langsung dengan kapiler paru secara
18
masuk dan aliran keluar dari paru. Untuk mengalirkan udara ke dalam dan ke
luar paru-paru, dibutuhkan tekanan negatif selama inspirasi dan tekanan positif
dalam tingkat yang adekuat harus dicapai dan dipertahankan selama ekspirasi.
E. Manifestasi Klinis
1. Batuk
2. Sputum putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulen atau
mukopurulen
(mansjoer, 2001)
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
kasus.
19
2. Penatalaksanaan keperawatan
G. Komplikasi
1. Bronkhitis akut
2. Pneumonia
3. Emboli pulmo
H. Pengkajian Fokus
1. Identitas
Beberapa komponen yang ada pada identitas meliputi nama, jenis kelamin,
tinggi badan, berat badan, tanggal dan jam masuk Rumah Sakit.
2. Keluhan utama
Perlu ditanyakan pada keluarga apakah salah satu anggota keluraga ada
yang pernah mengalami sakit yang sama dengan pasien atau penyakit yang
21
adalah gangguan pola tidur, pasien diharuskan tidur dalam posisi semi
yang berlebih.
d. Pola nutrisi-metabolik
Adanya penurunan nafsu makan yang disertai adanya mual muntah pada
e. Pola eliminasi
22
Akan terjadi perubahan jika pasien tidak memahami cara yang efektif
(Body Image, identitas diri, Peran diri, ideal diri, dan harga diri).
Pada pola reproduksi dan seksual pada pasien yang sudah menikah akan
mengalami perubahan.
yang intensif.
baru yang ditimbulkan akibat dari ketakutan akan kematian dan akan
k. Pemeriksaan Fisik
23
5) pencernaan
kembung.
pada abdomen.
24
I. Patways Keperawatan
peradangan bronkus
terjadi akumulasi
secret berlebihan
tidak adekuat
anoreksia
kelemahan
Intoleransi aktivitas
Polanafastidak efektif
25
Intervensi:
a. Mandiri
krekles, ronki.
dibanding inspirasi.
26
distress berat dan mencari posisi yang paling mudah untuk bernafas.
episode akut.
pasien lansia, sakit akut, atau kelemahan. Batuk paling efektif pada
27
pengganti makanan.
b. Kolaborasi
(Bronkodyl, Theo-Dur).
28
rumah sakit.
e) Antimikrobial
29
bronkus.
(obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronkus, jebakan udara) dan
dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan.
tingkat kemampuan/situasi.
Intervensi:
a. Mandiri
30
3) Kaji atau awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa
bunyi tambahan
6) Palpasi fremitus
31
b. Kolaborasi
32
dengan hati-hati
Intervensi:
a. Mandiri
1) Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan
33
dispnea, produksi sputum, dan obat. Selain itu, banyak pasien PPOM
perototan kurang.
total.
34
dispnea.
batuk.
b. Kolaborasi
35
meningkatkan masukan.
Kriteria hasil : Pasien dapat menunjukkan tidak adanya dispnea dan tanda
Intervensi :
Kriteria hasil :Pola napas efektif, bunyi napas normal kembali dan batuk
berkurang
36
Intervensi
Daftar pustaka
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-diansusant-6689-2-babii.pdf