Anda di halaman 1dari 31

IMPETIGO

OLEH : AMANDA AZIZHA HAKIM (110.2010.016)

PEMBMBING : dr. RUDIANTO SUTARMAN, Sp. KK

KEPANITRAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RSUD CILEGON

NOVEMBER - DESEMBER 2016


IDENTITAS PASIEN
u n Ny. M
Boj
o
ah ne g
ara
t
29

Pedagang
Islam
ANAMNESA
(AUTOANAMNESIS 05 DESEMBER 2016)

Keluhan utama
Gatal, bercak merah kehitaman
pada lipat siku, ketiak, bawah
payudara, dan selangkangan sejak
1 bulan yang lalu.

Keluhan tambahan
-
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
2 minggu yang lalu pasien mengatakan demam saat malam hari, lalu tidak
lama kemudian muncul gatal-gatal dan timbul bintik-bintik merah berisi
nanah yang dirasakan di sela-sela ketiak, bawah payudara serta perut, lipat
lengan, dan selangkangan. Pasien mengatakan sempat ke klinik, diberi obat
dan bintik-bintik merah yang bernanah mengering dan tidak gatal lagi.
1 minggu yang lalu pasien mengatakan muncul lagi keluhan gatal disertai
bintik-bintik merah bernanah tanpa dirasakan adanya demam. Keluhan
dirasakan di tempat yang sama seperti yang sebelumnya dirasakan. Pasien
mengatakan ke klinik yang sama dan diberi obat yang sama dan bintik-bintik
merah bernanah mengering.
Pada tanggal 5 Desember 2016 pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin
mengeluhkan gatal dan tampak bintik-bintik merah kehitaman tidak
bernanah pada sela ketiak, lipat lengan, bawah payudara serta perut, dan
selangkangan.
Pasien bekerja sebagai penjaga warung,
diakui pasien sering berkeringat, sering
terpapar udara&cuaca panas.

Riwayat Penyakit Dahulu:


2 tahun yang lalu pasien mengatakan terkena
cacar dan sembuh setelah ke dokter dan diberi
obat.
Riwayat Atopik: Asma (-), Rhinitis Alergi (-),
Dermatitis (-)
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada yg mengalami penyakit yg serupa.
Riwayat Atopik: Asma (-), Rhinitis Alergi (-),
Dermatitis (-)
Riwayat Pengobatan:
Pasien ke klinik, diberi obat:
- Dexamethasone 0,5 mg
- Chlorphenamine Maleate 4 mg
- Acyclovir 400 mg
- Cetirizine HCL 10 mg
Pasien mengatakan sempat ada perbaikan tetapi
keluhan timbul kembali.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : Tidak dilakukan

Nadi : Tidak dilakukan


Suhu : Tidak dilakukan
Pernafasan : Tidak dilakukan

Berat Badan :-

Status Generalis
Dalam Batas Normal
1 MINGGU SMRS
Lokasi:
Regio Axilla

Efloresensi:
Pustul eritematosus
hiperpigmentasi berbatas
tegas.
STATUS DERMATOLOGIK
Lokasi I
Regio Axilla

Efloresensi
Papul eritematosus
hiperpigmentasi berbatas tidak
tegas disertai erosi
STATUS DERMATOLOGIK
Lokasi II
Regio Cubiti sinistra

Efloresensi
Tampak papul eritematosus
hiperpigmentasi berbatas tegas
disertai erosi.
STATUS DERMATOLOGIK
Lokasi III
Regio Mamae dan Abdomen

Efloresensi
Pustul, papul, plak eritematosa
dengan batas tidak tegas,
hiperpigmentasi, disertai
ekskoriasi.
STATUS DERMATOLOGIK
Lokasi IV
Regio Selangkangan

Efloresensi
Makula hiperpigmentasi, batas
tidak tegas, disertai erosi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

Saran:
Pewarnaan gram
Kultur cairan
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding
Impetigo Bullosa
Impetigo Krustosa
Dermatofitosis
Dermatitis Kontak

Diagnosa Kerja

Impetigo
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa:
Menghindari dan mencegah faktor predisposisi
Memperbaiki keadaan hygiene diri dan lingkungan
Meningkatkan daya tahan tubuh

Medikamentosa:
Sistemik:
Clindamycin 300 mg
2x1 tab sehari
Cetirizine 10 mg
1x1 tab sehari
Topikal:
Mupirosin 2%
2x oles sehari di daerah predileksi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam


TINJAUAN PUSTAKA

IMPETIGO
IMPETIGO

Definisi
Merupakan pioderma superfisialis yang terbatas hanya pada
epidermis.

Klasifikasi
Impetigo krustosa (impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris)
Impetigo bulosa (cacar monyet)
Impetigo neonatorum
IMPETIGO
KRUSTOSA
Etiologi: Streptococcus B-hemolyticus. Lesi ini sering
ditemukan pada anak.
Manifestasi Klinis: tanpa gejala umum, kelainan kulit
berupa eritema dan vesikel yang mudah pecah (vesikel
yang pecah membentuk krusta bewarna kuning dan tebal
seperti madu).
Predileksi: pada wajah di area sekitar lubang hidung dan
mulut.
Diagnosa Banding: Ektima.
Tatalaksana:

Apabila krusta sedikit maka krusta dapat dilepaskan dan diberikan salep
antibiotik. Pada krusta yang banyak, diberikan antibiotik sistemik.
Komplikasi:

Glomerulonefritis pascastreptokokal, meski jarang ditemukan. Keadaan ini


terjadi 18-21 hari setelah infeksi akibat kompleks antibodi-antigen yang
terbentuk terhadap komponen streptokokus. Kompleks imun ini terbentuk p
glomerulus dan menyebabkan inflamasi lokal sehingga terjadi glomerulonefritis.
IMPETIGO BULOSA
Etiologi:

Staphylococcus aureus. Lesi ini dapat ditemukan


pada anak dan orang dewasa.

Manifestasi Klinis:

Tanpa gejala umum. Kelainan kulit berupa eritema,


bula dan bula hipopion. Pada vesikel atau bula
yang telah pecah akan tampak koleret dengan
dasar eritematosa.

Predileksi: ketiak, dada, dan punggung.


Diagnosis Banding:

Vesikel atau bula yang pecah memberikan


gambaran mirip dermatofitosis.

Tatalaksana:

Apabila terdapat sedikit vesikel atau bula, dapat


dipecahkan dan diberikan salep antibiotik. Jika
vesikel atau bula terdapat dalam jumlah banyak,
maka diberikan antibiotik sistemik.
IMPETIGO NEONATORUM
Etiologi:

Staphylococcus aureus. Penyakit ini merupakan varian dari impetigo bulosa pada
neonatus.

Manifestasi Klinis:

Lokasi bula ditemukan pada seluruh tubuh disertai demam.

Diagnosis Banding: Sifilis Kongenital.

Tatalaksana: Antibiotik sistemik dan bedak salisil 2%.


FAKTOR PREDISPOSISI

ambang
ambang
Penurunan
rangsang
rangsang
daya tahangatal
gatal Terdapat
Kekeringan
Kekeringan
Kebersihankulit
kulit
yang penyakit lain
menjadi
menjadi
tubuh (gizi
relatif
relatif
kurang baik di kulit
rendah
rendah
kurang,
anemia,
penyakit
kronis,
keganasan)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan mikrobiologis.

Pewarnaan gram. Pada pemeriksaan ini akan mengungkapkan adanya


neutropil dengan kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau
kelompok.
Kultur cairan. Pada pemeriksaan ini umumnya akan mengungkapkan
adanya Streptococcus aureus, atau kombinasi antara Streptococcus
pyogenes dengan Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS), atau
kadang-kadang dapat berdiri sendiri.
2. Pemeriksaan Lain:
Titer anti-streptolysin-O ( ASO), mungkin akan menunjukkan hasil positif
lemah untuk streptococcus, tetapi pemeriksaan ini jarang dilakukan.
Streptozyme. Adalah positif untuk streptococcus, tetapi pemeriksaan ini
jarang dilakukan.
PENGOBATAN
1. Sistemik

Golongan Penisilin :
- Ampisilin 4x500 mg/hari PO, 1 jam sebelum makan.
- Amoksisilin 4x500 mg/hari PO, diberikan setelah makan.
- Golongan obat penisilin resisten-penisilinase: kloksasilin 3x250 mg/hari PO sebelum makan.

Linkomisin 3x 500 mg/ hari PO; atau klindamisin 4x150 mg/hari PO, pada infeksi berat diberikan
4x300-450 mg.

Eritromisin 4x500 mg/hari PO.

Sefalosporin: sefadroksil 2x500 mg PO atau 2x1000 PO mg per hari.

2. Topikal

Antibiotik topikal: basitrasin, neomisin, mupirosin 2%.

Kompres: larutan permanganas kalikus 1/5000, larutan rivanol 1%, yodium povidon 7,5%
dilarutkan 10 kali.
PROGNOSIS

Pada umumnya baik apabila


menghindari dan mencegah
faktor predisposisi dan
mendapat terapi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arenas R, Estrada R, penyunting. Tropical dermatology. Georgetown:
Landes Bioscience; 2001.
2. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, penyunting. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2014.
3. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP, penyunting. Fitzpatrick's color atlas &
synopsis of clinical dermatology. Edisi ke-7. Singapura: Elsevier Saunders;
2013.
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai