Anda di halaman 1dari 47

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Kecamatan Secara Geografis

1.1.1 Situasi Keadaan Umum

Kecamatan Kresek merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Tanggerang


terletak sebelah Barat Kabupaten Tangerang dengan jarak 27 Km2 . Kecamatan
Kresek memiliki 9 desa binaan/ wilayah kerja diantaranya :

1. Desa Kresek
2. Desa Talok
3. Desa Renged
4. Desa Patrasana
5. Desa Pasirampo
6. Desa Koper
7. Desa Jengkol
8. Desa Kemuning
9. Desa Rancasilat

Gambar 1.1 Peta Kecamatan Kresek

1
Gambar 1.2 Peta Desa Patrasana

1.1.2 Batas Wilayah

Kecamatan Kresek berupa dataran rendah dan berupa lahan pertanian dengan
batas wilayah Kecamatan Kresek sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Kronjo

Sebelah Barat : Kabupaten Serang

Sebelah Selatan : Kecamatan Sukamulya

Sebelah Timur : Kecamatan Gunung Kaler

2
1.1.3 Gambaran Umum Kecamatan Secara Demografi

1.1.3.1 Situasi Kependudukan

Menurut Profil Puskesmas Kresek tahun 2015, jumlah penduduk wilayah


Kecamatan Kresek 64.153 jiwa, yang terdiri dari :

Laki - Laki : 32.338 Jiwa

Perempuan : 31.815 Jiwa

Jumlah Rumah Tangga : 17.363 KK. Dengan rata-rata per KK 3,69 jiwa,
tingkat kepadatan penduduk mencapai 2.292 jiwa per Km2

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kecamatan Kresek tahun


2015
No Kecamatan Luas Jumlah Jumlah Jumlah Rata-Rata Kepadatan
Wilayah Desa Kelurahan Desa+Kelurahan Penduduk Rumah Jiwa/Rumah Penduduk
(km2) Tangga Tangga (per km2)
1 Kresek 3.81 1 0 1 9,079 2,279 3.98 2,382.94
2 Talok 2.48 1 0 1 6,435 1,612 3.99 2,594.76
3 Renged 3.18 1 0 1 7,575 2,225 3.40 2,382.08
4 Patrasana 2.34 1 0 1 7,592 2,209 3.44 3,244.44
5 Pasirampo 2.45 1 0 1 6,032 1,627 3.71 2,462.04
6 Koper 2.60 1 0 1 4,398 1,489 2.95 1,691.54
7 Jengkol 3.57 1 0 1 6,107 1,587 3.85 1,710.64
8 Kemuning 4.47 1 0 1 9,903 2,468 4.01 2,215.44
9 Rancailat 3.09 1 0 1 7,032 1,867 3.77 2,275.73
Jumlah
27.99 9 0 9 64,153 17,363 3.69 2,292.00
Kab/Kota

3
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Kecamatan Kresek tahun 2015
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK
NO LAKI- LAKI-LAKI +
UMUR (TAHUN) PEREMPUAN
LAKI PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1 <1 278 301 579
2 14 2.088 2.517 4.605
3 5-9 2.862 2.608 5.470
4 10- 14 3.255 3.037 6.292
5 15- 19 3.550 3.408 6.958
6 20-24 3.356 3.214 6.570
7 25-29 3.233 3.028 6.261
8 30-34 2.669 2.796 5.465
9 35-39 2.562 2.535 5.097
10 40-44 2.244 2.195 4.439
11 45-49 1.889 1.822 3.711
12 50-54 1.611 1.511 3.122
13 55-59 1.155 1.062 2.217
14 60-64 750 717 1.467
15 65-69 422 472 894
16 70-74 249 334 583
17 75+ 165 258 423

Jumlah (Kecamatan) 32.338 31.815 64.153

4
Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Puskesmas Kresek
Tahun 2015

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur


Puskesmas Kresek Tahun 2015
4000

3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
0-4 5-9 10- 14 15- 19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+

Laki-Laki Perempuan

1.1.3.2 Indeks Pembangunan Manusia

IPM merupakan kinerja pembangunan wilayah terhadap pembangunan


manusia itu sendiri, dengan upaya peningkatan kualitas penduduk sumber daya, baik
aspek fisik (keseshatan), aspek intelektual (pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi
(daya beli) serta pasrtisipasi pembangunan akan meningkat.

Dalam penyusunan IPM terkait erat dengan tiga komponen yaitu angka
harapan hid up (AHH), Angka indeks pendidikan (lama sekolah), dan kemampuan
daya beli (PPP).

1.1.3.3 Keadaan Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap


derajat kesehatan. Dengan keadaan lingkungan yang sehat maka status derajat

5
kesehatan akan terpelihara dan dapat lebih meningkat, sebaliknya bila keadaan
lingkungan kurang sehat dapat mempengaruhi terhadap status kesehatan masyarakat.

1. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat


kesehatan yaitu bangunan yang memiliki jamban, sarana air bersih, tempat
sampah dan sarana pengelolaan air limbah, ventilasi rumah yang cukup,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah bersih dan kedap air.

Berdasarkan data puskesmas tahun 2015 tentang rumah sehat, jumlah


rumah yang ada 12.375 rumah dengan jumlah rumah yang dibina 12.230
(98.83%) sedangkan jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan 6.755
(51.06%) dari jumlah rumah yang diperiksa menurut data PHBS.

Sementara untuk data tahun 2016 tentang laporan cakupan rumah


sehat Puskesmas Kresek, dijabarkan secara detail per desa baik dari jumlah
seluruh rumah yang ada di desa tersebut, jumlah yang diperiksa, jumlah
rumah sehat, serta persentase untuk rumah sehat.

Tabel 1.3 Laporan Cakupan Rumah Sehat Puskesmas Kresek Tahun 2016

Rumah
No Desa Jumlah Jumlah % Jumlah %
Seluruhnya Diperiksa Diperiksa Sehat Sehat
1 Kresek 1593 1160 72,82 858 73,97
2 Talok 1187 808 68,07 467 67,80
3 Renged 2310 1081 48,80 444 41,07
4 Patrasana 1439 772 53,65 464 60,10
5 Pasirampo 1101 875 78,47 534 61,03
6 Koper 1171 681 68,18 430 63,14
7 Jengkol 1286 975 76,82 858 73,87

6
8 Kemuning 1755 820 48,72 451 66,0
9 Rancailat 1388 900 84,84 504 68,0
Jumlah 13.230 8.072 4.788

2. Akses terhadap air bersih

Dari jumlah penduduk 64.153 Jiwa, yang mendapat akses air bersih
ada 61.542 Jiwa (95.9%), terdiri dari sumur gali terlindung 1332 jiwa, sumur
bor dengan pompa 36228 dan pengguna PD AM sebanyak 23982 jiwa.

3. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar

Kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi , jamban, tempat sampah


dan pengelolaan air limbah dari jumlah 12.230 rumah yang diperiksa jumlah
yang memiliki jamban keluarga 6.755 rumah (55.23%).

Tempat tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengolahan


Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan
berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit. TTU meliputi terminal, pasar,
tempat ibadah, statsiun, tempat rekreasi, dll. Sedangkan TUPM meliputi hotel,
restoran, depot air dll. TTU dan 1 PM yang sehat adalah yang memenuhi
syarat kesehalan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan samah,
sarana pembungan air imbah (SPAL), ventilasi yang baik dan luas lantai
ruangan yang sesuai dengan jumlah pengunjungdan memiliki pencahayaan
yang cukup.

Jumlah Tempat-tempat Umum yang ada di Kecamatan Kresek 47 unit


sedang yang memenuhi svarat kesehatan 19 unit (40.43 %). Untuk Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM) berjumlah 133 unit TPM semuanya memenuhi
syarat kesehatan (100%).

7
1.3.3.4 Keadaan Prilaku Masyarakat
Perilaku dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa (berfikir, berpendapat,
bersikap) untuk memberikan respon terhadap situasi di luar subyek yang dapat
bersifat pasif (tanpa tindakan) atau aktif yaitu dengan adanya tindakan. Komponen
perilaku terdiri dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan, dari mulai mengetahui
lalu menerima atau menolak dan melakukan tindakan sebagai perwujudan dari
pikiran dan jiwa.

Untuk menggambarkan prilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap


kesehatan digunakan indikator Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdiri
dari 10 indikator

1. Rumah Tangga Sehat

Jumlah PHBS Rumah Tangga yang dipantau 1.890 rumah, dan jumlah
rumah tangga tersebut yang yang mempunyai Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
hanya 1.188 rumah tangga (62.9 %) menunjukan bahwa persentase rumah
tangga sehat di Kecamatan Kresek masih kurang jika dibandingkan dengan
si&ndar pel ay an an minimal (65 %).

2. ASI Ekslusif

Air Susu Ibu diyakini dan terbukti merupakan makanan bayi yang
paling tinggi manfaatnya bagi bayi dari semua aspek di Kecamatan Kresek
dari berbagai kegiatan seperti penyuluhan kepada ibu hamil pembentukan
Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KPKIA) dari seluruh bayi 0-6
bulan yang ada 774 bayi yang diberi ASI mencapai 584 bayi (75.5 %),
cakupan ini sudah melampaui target pencapaian dibandingkan standar
pelayanan minimal yaitu (75 %).

8
3. Desa dengan garam beryodium yang baik

Dari Jumlah 9 desa yang ada di Kecamatan Kresek seluruh desa


masyarakat masih ada yang menggunakan garam kasar (krosok) yang
kandungan yodiumnya sangat rendah, ini menunjukan prilaku masyarakat
belum peduli terhadap manfaaat kandungan yodium pada garam yang
digunakan sehari hari.

4. Posyandu

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat


berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di
masyarakat dengan Posyandu merupakan salah satu UKBM yang sangat
populer. Posyandu dikelompokkan menjadi Pratama, Madya, Pumama dan
Mandiri. Di Kecamatan Kresek jumlah Posyandu ada 57 pos, terdiri dari
Posyandu Pratama berjumlah 0 posyandu, Madya 55 Posyandu, Pumama 0
Posyandu dan Mandiri 2 posyandu. Dari data tersebut Posyandu di wilayah
Kecamatan Kresek masih di dominasi oleh Strata Madya.

5. Polindes dan Poskesdes

Pondok bersalin desa didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan


pelayanan kesehalan ibu dan anak khususnya di wilayah pedesaan yang jauh
dari jangkauan pelayana kesehatan . Selain Polindes dalam upaya mendukung
pelaksanaan desa siaga di wilayah Kecamatan Kresek terdapat 3 polindes
terdiri dari Desa Pasirampo dan Desa Jengkol masih berfungsi sedangkan
Polindes Desa Renged keadaan bangunan tidak terawat karena keadaan
bangunan sudah rusak

9
6. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin

Dalam rangka meningkatkan jangkauan pelayanan masyarakat yang


jauh Puskesmas kresek melaksanakan Puskesmas Keiling yang menjangkau 9
desa dilaksanakan setiap hari selasa dengan mobil puskesmas keliling.

1.1.3.5 Kesehatan

A. Sepuluh Besar Penyakit

Grafik 1.2 Jumlah Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kresek Tahun 2015

Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas


Kresek 2015
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
10 Besar Penyakit di
Puskesmas Kresek 2015

Dari grafik diatas 10 besar penyakit di Puskesmas Kresek penyakit ISPA


(Infeksi Saluran Nafas Atas) berada diposisi teratas yaitu 5477, diikuti Gastritis
sebanyak 1347 dan Hipertensi 1277, sedangkan yang ke 10 ( sepuluh ) yaitu Penyakit
Diare sebanyak 852.

10
Selain itu penyakit tidak menular seperti hipertensi dan gastritis juga banyak
terjadi di Wilayah Kresek ini, karena jumlah kunjungan yang berulang ulang.

Sementara untuk penderita penyakit Tuberculosis Paru di Puskesmas Kresek


tahun 2015 ditemukan suspek 431 kasus sedangkan TB paru BTA + dan di obati
sebanyak 58 kasus.

Grafik 1.3 Jumlah Penderita Kasus Suspek TB Paru dan BTA + Puskesmas Kresek
Tahun 2015

250

200

150 P = BTA +

P=
100 Suspek
L = BTA +

L=
50
suspek

0
L = Suspek L = BTA + P = Suspek P = BTA +

B. Sarana Kesehatan
1. Sarana Prasarana

UPT Puskesmas Kresek memiliki gedung utama dan gedung


tambahan yang diuraikan sebagai berikut :

a. Gedung Utama /Rawat Jalan :


1. Ruang Loket / Pensdaftaran

11
2. Ruang Tunggu
3. Ruang Periksa BPU
4. Ruang Periksa Kesehatan Anak
5. Ruang Gigi
6. Kamar Obat / Apotik
7. Ruang Periksa Kesehatan Ibu]
8. Ruang Gudang Farmasi
9. Ruang Administrasi Bidan
10. Ruang Tata Usaha
11. Ruang Pelayanan terbatan 24 jam (UGD)
12. Ruang Kepala Puskesmas
13. Ruang Bendahara
14. Mushalla untuk Pegawai
15. Ruangan Kamar Inap dengan 5 tempat tidur
16. Ruangan Persalinan (PONED)
17. Ruang Klinik Gizi
18. Ruang Aula
19. Ruang Laboratorium

b. Gedung Tambahan yang berada di depan gedung utama terdiri dari :


1. Ruang Periksa TB Paru
2. Ruang Pos Satpam

c. Untuk sarana penunjang kegiatan Puskesmas dilengkapi antara lain :


1. Mobil Puskesmas keliling 1 unit
2. Mobil Ambulan untuk Merujuk Pasien Gawat Darurat 1 unit
3. Sepeda motor dinas 4 unit

12
2. Ketenagaan

Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di UPT


Puskesmas Perawatan Kresek mempunyai tenaga 47 orang dengan
rincian sebagai berikut :

Tabel 1.4 Kategori Tenaga dan Status Pekerja Puskesmas Kresek 2015
NO KATAGORI STATUS
TENAGA PNS PTT / HONORER JUMLAH
TKK
1 Kepala Puskesmas 1 - - 1
2 Kepala Tata Usaha 1 - - 1
3 Dokter Umum - 2 - 2
4 Dokter Gigi 1 - - 1
5 S2 Kesehatan 1 - - 1
6 SKM 1 - - 1
7 D IV Kebidanan 2 - - 2
8 D III Kebidanan 5 11 3 18
9 D1 Kebidanan 1 - - 1
10 S1 Keperawatan 1 - - 1
11 DIV Keperawatan - - - -
12 DIII Keperawatan 4 - 3 7
13 Perawat Kesehatan 1 - - 1
14 Sanitarian 1 - - 1
15 Nutrition - - - -
16 Perawat Gigi - - - -
17 Pekarya - - - -
18 Asisten Apoteker - - - -
19 Analis Kesehatan 1 - - 1
20 SMA / Administrasi - - 3 3

13
21 Petugas Kebersihan - 2 - 2
22 Sopir - 1 - 1
23 Petugas Keamanan - 5 - 5
Jumlah 21 21 9 51

Tabel 1.5 Jumlah Fasilitas Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kresek tahun 2015
NO Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Umum 0
2 Rumah Sakit Jiwa 0
3 Rumah Sakit bersalin 0
4 Rumah Sakit Khusus Lainnya 0
5 Puskesmas 1 (unit)
6 Poskesdes 9
7 Puskesmas Keliling 13 (pos)
8 Posyandu 57 (pos)
9 Polindes 3 (unit)
10 Posbindu 9 (pos)
11 Rumah Bersalin 0
12 Balai Pengobatan / Klinik 4
13 Apotik 3 (unit)
14 Toko Obat 0
15 Praktek Dokter Umum 4 (unit)
16 Praktek Dokter Gigi 2
17 Praktek Dokter Spesialis 0
Jumlah 94

14
C. Upaya Kesehatan

Menurut upaya kesehatan di UPT Puskesmas Kresek Tahun 2015 :

a) Pelayanan Kesehatan

- Cakupan K1 : 99,2%

- Cakupan K4 : 81,5%

- Persalinan Nakes : 99,9%

- Peserta KB aktif masih kurang yaitu hanya 51,1%

- Desa Pencapaian UCI : 4/9 desa (44,4%)

b) Perilaku Hidup Masyarakat dan Keadaan Lingkungan

Rumah tangga yang ber-PHBS sudah meningkat dari tahun sebelumnya


yaitu hanya sebesar 44,76% sedangkan tahun ini mencapai 49,63%

1.2. Profil Puskesmas Kresek

Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang membina peran serta masyarakat

disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya

dalam bentuk kegiatan pokok dan usaha kesehatan integritas yang kegiatanya

merupakan kegiatan lintas sektoral. Puskesmas Kresek berupaya melaksanakan

kegiatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat secara maksimal, sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan yang mengutamakan kepuasan pelanggan dengan

mengedepankan mutu setiap bidang pelayanan dan berupaya menjangkau semua

15
lapisan masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam memberikan

pelayanan dan pembinaan kesehatan baik kegiatan dalam gedung dan di luar Gedung.

1.2.1 Visi

Dalam menjalankan fungsinya, maka Puskesmas Kresek telah

menentapkan Visi, yaitu : mewujudkan pembangunan kesehatan bewawasan

lingkungan menuju masyarakat kecamatan kresek sehat dan mandiri

1.2.2 Misi

1) Meningkatkan kwalitas pelayanan kesehatan secara paripurna

2) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat secara terpadu

3) Meningkatkan upaya pencegahan penyakit

4) Meningkatkan sinergi kemitraan dengan sektor terkait

1.2.3 Motto

Motto Puskesmas Kresek adalah BERSINAR yang artinya adalah :

1) BERSIH adalah Puskesmas bebas dari sampah lingkungan, sampah

medis dan non medis, sampah organic dan non organik

2) SEHAT adalah memiliki lingkungan kerja yang sehat dan tidak

menjadi sumber penularan penyakit

3) INDAH adalah keselarasan penataan lingkungan kerja

4) NYAMAN adalah kondisi puskesmas yang menyenangkan dalam

memenuhi kepuasan pelanggan

16
5) AMANAH menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sepenuh

hati dan bertanggungjawab

6) RAMAH memberikan pelayanan dengan penuh kesantunan dengan

moto pelayanan 5S (senyum safa salam sopan dan santun)

1.3. Keluarga Binaan

Keluarga binaan kelompok 6 terdiri dari 5 keluarga, yaitu:

1. Keluarga Tn. Mantra


2. Keluarga Tn. Umar
3. Keluarga Tn. Ramun
4. Keluarga Tn. Ruslan
5. Keluarga Tn. Sarkadi

Rute perjalaan menuju rumah keluarga binaan selama 5 menit


perjalanan dengan jarak 2 kilometer dari Puskesmas Kresek. Setibanya di
Desa Patrasana, lokasi rumah keluarga binaan berada di sekitar 30 meter dari
pinggir jalan raya, daerah dikelilingi oleh kubangan air serta dikelilingi oleh
selokan.

17
B

S U

Rumah Tn.Ramun T

Rumah Tn.Ruslan Rumah Tn.Mantra

Rumah Tn.Umar

Rumah Tn. Sakardi

.
Gambar 1.3 Denah Desa Patrasana, Kecamatan Kresek

Rumah Tn. Sakardi


Rumah Tn.Umar
Rumah Tn.Mantra

Rumah Tn.Ramun Rumah Tn.Ruslan

Gambar 1.4 Tampak Kiri Desa Patrasana, Kecamatan Kresek (dari arah masuk
ke desa)

18
Gambar 1.5 Tampak Atas Desa Patrasana, Kecamatan Kresek

1.3.1 Keluarga Tn. Mantra

Data Dasar Keluarga Tn. Mantra

Keluarga Tn. Mantra terdiri dari 12 anggota keluarga yang tinggal serumah,
yang terdiri dari istri, 3 orang anak kandung, 3 orang menantu, dan 5 cucu. Istrinya
bernama Ny. Enah bertindak sebagai kepala keluarga dikarenakan Tn. Mantra
meninggal kurang lebih 1 tahun yang lalu karena sakit. Tn. Mantra dan Ny. Enah
memiliki 3 anak, yang pertama bernama Ny. Sanah yang menikah dengan Tn. Ahmad
dan memiliki 5 anak yang bernama Partiwi, Karmila, Neli, Rudi, dan Ahmad. Anak
kedua bernama Ny. Asni yang menikah dengan Tn. Sarwani. Anak ketiga bernama
Ny. Suherni yang menikah dengan Tn. Mulyono. Mereka semua tinggal di dalam satu
rumah milik Tn. Mantra di Kampung Nambo, RT 010/RW 004, Desa Patrasana,
Kecamatan Kresek, Tanggerang, Provinsi Banten.

Tn. Mantra memiliki seorang istri yang bernama Ny. Enah yang saat ini
berusia 57 tahun dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar. Ny. Enah
merupakan seorang ibu rumah tangga, dan tidak memiliki penghasilan. Keseharian
Ny. Maisaroh setiap harinya membersihkan rumah, memasak dan mencuci.

19
Tn.Mantra dan Ny.Enah memiliki 3 orang anak kandung yang tinggal dalam satu
rumah. Sehingga didalam satu rumah terdapat 4 keluarga. Sumber penghasilan
keluarga Ny. Enah berasal dari 3 menantunya, yaitu menantu pertamanya yaitu Tn.
Ahmad bekerja sebagai kuli borong bangunan yang per bulan penghasilannya Rp
350.000. menantu keduanya yaitu Tn. Sarwani bekerja sebagai kuli yang per bulan
penghasilannya tidak tetap, rata-ratanya Rp. 300.000 Rp 450.000 per bulannya.
Menantu ketiganya bekerja sebagai buruh di pabrik kopi dan gaji perbulannya sebesar
Rp 3.270.936.

Keluarga Tn. Mantra tinggal di rumah miliki sendiri dengan bangunan


permanen yang terbuat dari semen, dengan luas tanah 13 x 6 m, dengan dinding
rumah terbuat dari tembok pada bagian ruang tamu dan sebagian dapur,
papan/teriplek pada bagian kamar depan milik anaknya dan bagian belakang rumah,
berlantai kan keramik pada bagian ruang tamu, papan pada bagian kamar ketiga
kamar anaknya, dan pada bagian dapur, sumur, serta tempat tidur Ny. Enah terbuat
dari tanah. Atap rumah menggunakan genteng tanah liat dan tidak dibuat plafon.
Rumah Tn. Mantra terdiri dari satu buah ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang
keluarga, tiga buah kamar tidur dan dua buah ruang dapur yang bersatu dengan kamar
mandi dan kamar tidur Ny.Enah. Pada bagian depan rumah terdapat 1 kamar anaknya
dan 2 pada bagian dalam rumah, yang berbentuk persegi, tidak ada ventilasi serta
ruangan tampak redup. Di rumah ini terdapat 2 buah dapur yang menurut Ny. Enah
adalah dapur milik Ny. Sanah dan Ny. Enah. Antar dapur letaknya berdekatan, tidak
ada ventilasi, letaknya berdekatan pula dengan sumur tempat keluarga Ny. Enah
mengambil air dan tempat tidur milik Ny. Enah. Pada bagian dapur sekaligus
dijadikan tempat menaruh makanan yang hanya di letakan di samping kompor. Di
rumah tersebut hampir tidak ada jendela yang dapat dibuka. Untuk siang hari hingga
malam keluarga Tn. Mantra menggunakan lampu sebagai penerangan.

Air yang digunakan untuk sehari-hari berasal dari sumur untuk pasien mandi
dan mencuci, sedangkan untuk minum dan makan pasien menggunakan air galon
yang ia beli dari warung sebelah rumahnya. Pada kamar mandi tidak terdapat pintu,

20
hanya terdapat tirai sebagai penutup, tidak ada bak mandi, tidak ada WC, hanya
terdapat sumur, ember yang terdapat penutupnya dan tempayan yang terbuat dari
tanah liat untuk menampung air untuk mencuci, baik mencuci baju ataupun mencuci
sayuran. Air nya berwarna keruh dan terdapat jentik nyamuk pada sumurnya.
Keluarga Tn. Mantra biasa buang air besar dan buang air kecil di WC umum yang
airnya juga berasal dari sumur. Lokasi WC umum kurang lebih 7 meter dari rumah
Tn. Mantra, lantai terbuat dari keramik dan bangunan terbuat dari semen. Di dapur
dan di atas kamar mandi Tn. Mantra terdapat tumpukan barang bekas, pencahayaan
yang minimal, kompor gas, dan tidak terdapat tempat sampah.

Rumah keluarga Tn. Mantra terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak 0,2 meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Sahidin memiliki kebiasaan
membuang sampah di lahan kosong belakang rumahnya. Biasanya sampah tersebut di
bakar setelah terkumpul banyak.

Keluarga Tn. Mantra memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Enah
memasak makanan dengan menu yang tidak menentu, contoh menu yang disajikan
sehari-hari ialah nasi dan sayur, tempe, tahu terkadang ikan dan ayam. Menurut Ny.
Enah, semua makanan dimasak sampai matang, keluarga Tn. Mantra jarang
memakan buah.

Anak pertama Tn. Mantra bernama Ny. Sanah yang lahir secara normal,
cukup bulan lahir dirumah dan dibantu oleh dukun, dengan berat badan dan tinggi
badan saat lahir yang tidak diketahui, dan menurut Ny. Sanah mendapatkan imunisasi
lengkap, dan mengkonsumsi ASI sampai usia 1 tahun. Saat kecil, Ny. Sanah pernah
mengalami penyakit campak pada usia kurang lebih 9 bulan. Anak kedua Tn. Mantra
bernama Ny. Asni yang lahir secara normal, cukup bulan lahir dirumah dan dibantu
oleh dukun, dengan berat badan dan tinggi badan saat lahir yang tidak diketahui, dan
menurut Ny. Sanah mendapatkan imunisasi lengkap, dan mengkonsumsi ASI sampai
usia 1 tahun. Anak ketiga Tn. Mantra bernama Ny. Suherni yang lahir secara normal,
cukup bulan lahir dirumah dan dibantu oleh dukun, dengan berat badan dan tinggi

21
badan saat lahir yang tidak diketahui, dan menurut Ny. Sanah mendapatkan imunisasi
lengkap, dan mengkonsumsi ASI sampai usia 1 tahun.

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke
puskesmas, jika puskesmas sedang tidak ada dokter untuk pertolongan pertama
kadang keuarga Tn. Mantra juga datang ke bidan dekat rumahnya. Menurut Ny.
Enah, Tn. Mantra meninggal karena menderita penyakit paru-paru yang ditandai
dengan batuk yang terus menerus dan mengalami pengobatan selama 1 tahun. Tn.
Mantra memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi setiap hari. Ny. Enah mengaku
setelah Tn. Mantra dinyatakan sembuh, Tn. Mantra masih mengkonsumsi rokoknya
setiap hari. Para menantu Tn. Mantra memiliki kebiasaan merokok dan juga minum
kopi setiap hari. Biasanya mereka merokok didalam rumah atau didepan rumahnya.

Keluarga Tn.Mantra mengaku selalu cuci tangan setiap mau makan, walaupun
kadang tidak menggunakan sabun. Ny. Enah juga mengatakan selalu mencuci tangan
ketika akan masak. Keluarga Tn. Mantra selalu mandi menggunakan sabun. Keluarga
Tn. Mantra tidak memiliki kebiasaan berolahraga. Dalam kesehariannya keluarga Tn.
Sahidin selalu menggunakan alas kaki jika keluarga rumah.

22
B

Kamar mansdi
S U
Sumur Kamar

T
Dapur Kamar

Kamar Ruang Keluarga

Kamar
Teras

Gambar 1.6 Denah Rumah Tn. Mantra

Gambar 1.7 Tampak Atas Rumah Tn. Mantra

23
Gambar 1.8 Tampak Depan Rumah Tn. Mantra

1.3.2 Keluarga Tn. Umar

Data Dasar Keluarga Tn. Umar

Keluarga Tn. Umar terdiri dari 4 anggota keluarga yang tinggal serumah,
yaitu Tn. Umar sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Sainah dan kedua
orang anaknya yang bernama Nurhayati dan Asep Nurmanah. yang tinggal di
Kampung Nambo, Desa Patrasana RT 010 RW 004, kecamatan Kresek, Tanggerang,
provinsi Banten. Tn. Umar sebagai kepala keluarga berusia 53 tahun, dengan latar
belakang pendidikan terakhir sekolah dasar. Tn. Umar saat ini bekerja sebagai buruh,
dengan penghasilan yang tidak menetap dalam seminggu berpendapatan kurang lebih
Rp. 300.000 per minggu.

Tn. Umar memiliki seorang istri yang bernama Ny. Sainah yang saat ini
berusia 50 tahun dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar. Ny. Sainah
merupakan seorang ibu rumah tangga tetapi memiliki warung kecil didepan
rumahnya. Keseharian Ny. Sainah setiap harinya membersihkan rumah, memasak,
mencuci dan berjualan di warung. Pendapatan Ny. Sainah dari menjaga warung hanya
sekitar Rp. 80.000 per hari. Tn. Umar dan Ny. Sainah memiliki dua orang anak, anak

24
pertama perempuan berusia 25 tahun saat ini sudah bekerja di pabrik dan anak kedua
laki laki berusia 19 tahun dan saat ini masih bersekolah SMA kelas 3.

Keluarga Tn. Umar tinggal di rumah miliki sendiri dengan bangunan


permanen yang terbuat dari batu bata tanpa dilapisi semen dengan luas tanah 14 x 6
m, dengan dinding rumah terbuat dari batu bata, berlantai kan keramik pada bagian
ruang tengan kamar, dan pada bagian dapur dan kamar mandi lantai terbuat dari
semen. Atap rumah menggunakan genteng tanah liat dan tidak dibuat plafon. Rumah
Tn. Umar terdiri dari satu buah ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang keluarga,
dua buah kamar tidur dan satu buah ruang dapur yang bersatu dengan kamar mandi.
Pada bagian dapur sekaligus dijadikan tempat menaruh makanan yang hanya di
letakandi samping kompor. Di rumah tersebut terdapat jendela dapat dilewati cahaya
matahari. Untuk siang hari hingga malam keluarga Tn. Umar menggunakan lampu
sebagai penerangan. Pada ruang tidur tidak terdapat ventilasi dan lembab.

Air yang digunakan untuk sehari-hari berasal dari sumur untuk pasien mandi
dan mencuci, sedangkan untuk minum dan makan pasien menggunakan air gallon.
Pada kamar mandi tidak ada bak mandi, hanya terdapat ember untuk menampung air.
Dapur Tn. Umar terdapat tumpukan barang bekas, pencahayaan yang minimal,
kompor gas, dan tidak terdapat tempat sampah.

Rumah keluarga Tn. Umar terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Umar memiliki kebiasaan membuang
sampah di lahan kosong belakang rumahnya. Biasanya sampah tersebut di bakar
setelah terkumpul banyak.

Keluarga Tn. Umar memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Sainah
memasak makanan dengan menu yang sama, contoh menu yang disajikan sehari-hari
ialah nasi dan tempe tahu dan sayur. Menurut Ny. Sainah, semua makanan dimasak
sampai matang, keluarga Tn. Umar jarang memakan buah.

25
Anak pertama Tn. Umar bernama Nurhayati yang lahir secara normal, cukup
bulan lair di Rumah dan dibantu oleh paraji, dengan berat badan saat lahir 3200
gram, Nurhayati juga mendapatkan imunisasi lengkap, dan mengkonsumsi ASI
sampai usia 2 tahun. Anak kedua Tn. Umar bernama Asep Nurmanah lahir normal,
cukup bulan dibantu oleh bidan , berat badan saat lahir 3400 gram, Asep Nurmanah
mendapatkan ASI ekslusif sampai usia 2 tahun.

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke
puskesmas, jika puskesmas sedang tidak ada dokter untuk pertolongan pertama
kadang keuarga Tn. Umar juga datang ke bidan dekat rumahnya. Tn. Umar pernah
menjalani pengobatan TB selama 1 bulan sekitar 1 tahun yang lalu, namun berhenti
akibat malas meminum obat terus menerus.

Keluarga Tn.Umar mengaku selalu cuci tangan setiap mau makan, walaupun
kadang tidak menggunakan sabun. Ny. Sainah juga mengatakan selalu mencuci
tangan ketika akan masak. Keluarga Tn. Umar selalu mandi menggunakan sabun.
Keluarga Tn. Umar tidak memiliki kebiasaan berolahraga. Dalam kesehariannya
keluarga Tn. Umar selalu menggunakan alas kaki jika keluar atau di dalam rumah.

S U

Dapur Kamar mandi


T
Kamar
Ruang Keluarga

Kamar

warung

Gambar 1.9 Denah Rumah Tn. Umar

26
Gambar 1.10 Tampak Atas Rumah Tn. Umar

Gambar 1.11 Tampak Depan Rumah Tn. Umar

1.3.3. Keluarga Tn. Ramun

Data Dasar Keluarga Tn.Ramun

Keluarga Tn. Ramun terdiri dari 4 anggota keluarga yang tinggal serumah,
yaitu Tn.Ramun Sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Surnama dan kedua
orang anaknya yang bernama Lutfiatul Hasanah dan M. Fatur Rohman yang tinggal

27
di kampong nambo , desa patrasana RT 10 RW 004, kecamatan kresek, Tangerang,
provinsi Banten. Tn. Ramun sebagai kepala keluarga berusia 35 tahun, dengan latar
belakang pendidikan terakhir sekolah dasar. Tn. Ramun saat ini bekerja sebagai buruh
tidak tetap, dengan penghasilan yang tidak menetap dalam sebulan berpendapatan
kurang lebih Rp. 1.000.000 perbulan.

Tn. Ramun memiliki seorang istri yang bernama Ny. Surnama yang saat ini
berusia 31 tahun dengan latar belakang pendidikan sekolah menengah pertama. Ny.
Surnama merupakan seorang ibu rumah tangga dan memiliki warung kecil sebagai
penghasilan tambahannya. Dalam sebulan berpendapatan kurang lebih Rp 2.000.000
perbulan. Keseharian Ny. Surnama setiap harinya membersihkan rumah, memasak,
mencuci,mengurus anaknya yang berusia 10 bulan, dan menjaga warungnya. Tn.
Ramun dan Ny. Surnama memiliki dua orang anak, anak pertama perempuan berusia
8 tahun saat ini duduk dikelas 2 SD dan anak kedua laki laki berusia 10 bulan.

Keluarga Tn. Ramun tinggal di rumah miliki sendiri dengan bangunan


permanen yang terbuat dari semen dengan luas tanah 15 x 8 m, dengan dinding rumah
terbuat dari bilik kayu, berlantai kan keramik pada bagian ruang tengah, kamar. Atap
rumah menggunakan genteng tanah liat dan tidak dibuat plafon. Rumah Tn. Ramun
terdiri dari satu buah ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang keluarga, tiga buah
kamar tidur dan satu buah kamar tidur samping kanan rumah namun masih bersatu
dengan rumah membentuk huruf L. Pada teras depan rumah terdapat warung kecil
yang sekaligus dijadikan dapur untuk memasak. Di rumah tersebut tidak terdapat
jendela dan tidak ada sinar matahari masuk,begitupun pada ruang tidur tidak terdapat
ventilasi dan lembab. Untuk siang hari hingga malam keluarga Tn. Ramun
menggunakan lampu sebagai penerangan.

Air yang digunakan untuk sehari-hari berasal dari sumur untuk pasien mandi
dan mencuci, sedangkan untuk minum dan makan pasien menggunakan air galon
yang dimasak terlebih dahulu. Keluarga Tn.Ramun tidak memiliki kamar

28
mandi,sehingga menggunakan wc umum yang letaknya persis didepan rumah.
Didalam rumah terlihat sampah berceceran dilantai.

Rumah keluarga Tn. Ramun terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak 0,2 meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Ramun memiliki kebiasaan
membuang sampah di lahan kosong dibelakang rumahnya. Biasanya sampah tersebut
di bakar setelah terkumpul banyak.

Keluarga Tn. Ramun memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Surnama
memasak makanan dengan menu yang tidak menentu, contoh menu yang disajikan
sehari-hari ialah nasi dan tempe tahu terkadang ikan, ayam dan sayur. Menurut Ny.
Surnama, semua makanan dimasak sampai matang, keluarga Tn. Ramun jarang
memakan buah.

Anak pertama Tn. Ramun bernama Lutfiatul Hasanah yang lahir secara
normal, cukup bulan lahir di rumah dan dibantu oleh bidan, dengan berat badan saat
lahir 3500 gram, Lutfiatul Hasanah juga mendapatkan imunisasi lengkap, namun
mengkonsumsi ASI sampai usia 2 tahun. Anak kedua Tn. Ramun bernama M. Fatur
Rohman lahir normal, cukup bulan dibantu oleh bidan , berat badan saat lahir 4000
gram, M. Fatur Rohman saat ini mendapat ASI eksklusif dan makanan pendamping
seperti biscuit dan bubur.

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke
puskesmas, jika puskesmas sedang tidak ada dokter untuk pertolongan pertama
kadang keuarga Tn. Ramun juga datang ke bidan dekat rumahnya.

Keluarga Tn. Ramun mengaku selalu cuci tangan setiap mau makan,
walaupun kadang tidak menggunakan sabun. Ny. Surnama juga mengatakan selalu
mencuci tangan ketika akan masak. Keluarga Tn. Ramun selalu mandi menggunakan
sabun. Keluarga Tn. Ramun tidak memiliki kebiasaan berolahraga. Dalam

29
kesehariannya keluarga Tn. Ramun selalu menggunakan alas kaki jika keluarga
rumah.
B

Lahan S U
Kamar
Kosong

Kamar
Ruang
Keluarga

Kamar
Kamar

Teras
Warung

Gambar 1.12 Denah Rumah Tn. Ramun

Gambar 1.13 Tampak Atas Rumah Tn. Ramun

30
Gambar 1.14 Tampak Depan Rumah Tn. Ramun

1.3.4. Keluarga Tn. Ruslan

Data Dasar Keluarga Tn. Ruslan

Keluarga Tn. Ruslan terdiri dari 5 anggota keluarga yang tinggal serumah,
yaitu Tn. Ruslan sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Sutinah dan ketiga
orang anaknya yang bernama Ipah Halipah , Rusmayanti , dan Alip yang tinggal di
kampong Nambo , desa Patrasana RT 010 / RW 004 , kecamatan Kresek,
Tanggerang, provinsi Banten. Tn. Ruslan sebagai kepala keluarga berusia 51 tahun,
dengan latar belakang pendidikan terakhir sekolah dasar. Tn. Ruslan saat ini bekerja
sebagai kuli matrial, dengan penghasilan yang tidak menetap dalam sebulan kurang
lebih berpendapatan kurang lebih Rp. 1.500.000 perbulan.

Tn. Ruslan memiliki seorang istri yang bernama Ny. Sutinah yang saat ini
berusia 49 tahun dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar. Ny. Sutinah
merupakan seorang ibu rumah tangga, dan tidak memiliki penghasilan. Keseharian
Ny. Sutinah setiap harinya membersihkan rumah, memasak, dan mencuci. Tn.Ruslan

31
dan Ny.Sutinah memiliki empat orang anak, anak pertama laki laki berusia 31 tahun
saat ini sudah menikah dan tinggal terpisah, anak kedua perempuan berusia 25 tahun
saat ini bekerja sebagai buruh dan anak ketiga perempuan berusia 17 tahun saat ini
masih duduk di kelas XII Sekolah Menengah Atas dan anak keempat berusia 8 tahun
dan saat ini masih duduk di kelas 1 Sekolah Dasar.

Keluarga Tn. Ruslan tinggal di rumah miliki sendiri dengan bangunan


permanen yang terbuat dari semen dengan luas tanah 7 x 15 m, dengan dinding rumah
terbuat dari tembok, berlantai kan semen pada bagian ruang tengah dan kamar, dan
pada bagian dapur lantai tanah. Atap rumah menggunakan genteng tanah liat dan
tidak dibuat plafon. Rumah Tn. Ruslan terdiri dari satu buah ruang tamu yang
sekaligus dijadikan ruang keluarga, 3 buah kamar tidur dan satu buah ruang dapur
dan tidak mempunyai kamar mandi. Pada bagian dapur sekaligus dijadikan tempat
menaruh makanan yang hanya di letakandi samping kompor. Di rumah tersebut
terdapat jendela dapat dilewati cahaya matahari. Untuk siang hari hingga malam
keluarga Tn. Ruslan menggunakan lampu sebagai penerangan. Pada ruang tidur
terdapat ventilasi.

Air yang digunakan untuk sehari-hari berasal dari sumur untuk mandi dan
mencuci, sedangkan untuk minum dan makan pasien menggunakan air galon yang
dimasak terlebih dahulu. Dapur Tn. Ruslan terdapat tumpukan barang bekas,
pencahayaan yang minimal, kompor gas, dan tidak terdapat tempat sampah.

Rumah keluarga Tn. Ruslan terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak 1,5 meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Ruslan memiliki kebiasaan
membuang sampah di lahan kosong samping rumahnya. Biasanya sampah tersebut di
bakar setelah terkumpul banyak.

Keluarga Tn. Ruslan memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Sutinah
memasak makanan dengan menu yang tidak menentu, contoh menu yang disajikan

32
sehari-hari ialah nasi dan tempe tahu dan sayur. Menurut Ny. Sutinah, semua
makanan dimasak sampai matang, keluarga Tn. Ruslan jarang memakan buah.

Anak pertama Tn. Ruslan bernama Riman yang lahir secara normal, cukup
bulan lahir di Rumah dan dibantu oleh Paraji, dengan berat badan saat lahir 3000
gram, Riman juga mendapatkan imunisasi lengkap, namun mengkonsumsi ASI
sampai usia 4 tahun. Anak kedua Tn. Ruslan bernama Ipah Halipah yang lahir secara
normal, cukup bulan lahir di Rumah dan dibantu oleh Paraji, dengan berat badan saat
lahir 3200 gram, Ipah Halipah juga mendapatkan imunisasi lengkap, namun
mengkonsumsi ASI sampai usia 4 tahun. Anak ketiga Tn. Ruslan bernama
Rusmayanti yang lahir secara normal, cukup bulan lahir di Rumah dan dibantu oleh
Paraji, dengan berat badan saat lahir 3100 gram, Rusmiyanti juga mendapatkan
imunisasi lengkap, namun mengkonsumsi ASI sampai usia 9 tahun. Anak keempat
Tn. Ruslan bernama Alip yang lahir secara normal, cukup bulan lahir di Rumah dan
dibantu oleh Paraji, dengan berat badan saat lahir 2900 gram, Alip juga
mendapatkan imunisasi lengkap, namun mengkonsumsi ASI sampai usia 5 tahun.

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke
puskesmas, jika puskesmas sedang tidak ada dokter untuk pertolongan pertama
kadang keuarga Tn. Ruslan juga datang ke bidan dekat rumahnya. Tn. Ruslan dan
istri memiliki riwayat penyakit batuk, pilek, demam dan diare.

Keluarga Tn. Ruslan mengaku selalu cuci tangan setiap mau makan,
walaupun tidak menggunakan sabun. Ny. Sutinah juga mengatakan selalu mencuci
tangan ketika akan masak. Keluarga Tn. Ruslan selalu mandi menggunakan sabun.
Keluarga Tn. Ruslan tidak memiliki kebiasaan berolahraga. Dalam kesehariannya
keluarga Tn. Ruslan selalu menggunakan alas kaki jika keluar rumah.

33
B

Dapur S U

Kamar T

Ruang
Keluarga
Kamar

Ruang Tamu
Kamar

Teras

Gambar 1.15 Denah Rumah Tn. Ruslan

Gambar 1.16 Denah Rumah Tn. Ruslan

34
Gambar 1.17 Denah Rumah Tn. Ruslan

1.3.5. Keluarga Tn. Sarkadi

Data Dasar Keluarga Tn. Sarkadi

Keluarga Tn. Sarkadi bertempat tinggal di Kampung Nambo Desa Patrasana,


Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga Tn. Sarkadi
terdiri dari 5 anggota keluarga yang tinggal serumah, yaitu Tn. Sarkadi sebagai
kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Maryani, satu anak perempuan (Ny.Neni), satu
anak laki-laki (An. Hambali), satu menantu (Tn.Mulyana). Rumah yang ditempai
adalah milik sendiri.

Tn. Sarkadi berusia 40 tahun, mampu membaca dan menulis karena ia sempat
mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Istrinya,
Ny. Maryani berusia 39 tahun, bekerja berjualan kue dan gorengan. Ny. Maryani
mampu membaca dan menulis karena ia sempat mengenyam pendidikan hingga lulus
Sekolah Dasar (SD). Tn. Sarkadi dan Ny. Maryani memiliki dua orang anak. Anak
pertama laki - laki bernama Tn. Marsita berusia 24 tahun, anak kedua permpuan

35
bernama Ny. Neni berusia 22 tahun. Anak kedua Tn. Sarkadi sudah berumah tangga
dan tinggal serumah dengannya.

Tn. Sarkadi bekerja sebagai pegawai di took material dengan penghasilan


tidak tetap yang berkisar Rp. 500.000,00 - Rp. 1.000.000,00 per bulan. Tn. Sarkadi
bekerja dari pagi hari hingga sore hari. Selain Tn. Sarkadi, anak pertamanya yaitu Tn.
Marsita bekerja sebagai buruh di pabrik dengan pendapatan tidak tetap berkisar Rp.
100.000,00 Rp. 150.000,00 per hari dan menantunya Tn. Mulyana saat ini sedang
tidak bekerja dan masih mencari pekerjaan setelah sebelumnya sempat bekerja
dengan kakak iparnya di pabrik dengan penghasilan Rp. 50.000,00 Rp. 100.000,00
per bulan. Pendapatan Tn. Sarkadi dan anaknya (Tn. Marsita) yang digabungkan dan
sedikit uang dari istrinya (Ny. Maryani) digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidupan bersama seperti, untuk membeli makanan, membayar iuran listrik, membeli
air, pengobatan, dan lain lain.

Keluarga Tn. Mahdi tinggal di rumahnya sendiri, dengan luas tanah sekitar
100 m2 dan luas bangunan berukuran 6 m x 10 m. Air yang digunakan untuk sehari-
hari berasal dari sumur yang letaknya di samping rumah. Kamar mandi terletak di
luar rumah, hanya terdapat ember untuk menampung air. Air tampaj agak keruh
tersebut di gunakan untuk mandi, dan mencuci. Bangunan tempat tinggal tidak
bertingkat, berlantaikan semen dan tidak menggunakan plafon, di dalam rumah
terdapat ruang tamu 2 x 4 m2, satu kamar tidur dengan ukuran 3 x 4 m2, satu
ruangan untuk menyimpan barang dan solat berukuran 3 x 4 m2 dan satu dapur,
Keluarga Tn. Sarkadi biasa tidur di ruang tamu dengan menggunakan kasur kapuk.
Untuk kamar tidur biasa digunakan oleh anaknya (Ny. Neni) dan suaminya (Tn.
Mulyana) Di dalam rumah tidak terdapat jamban, keluarga Tn. Sarkadi biasanya
menggunakan wc umum untuk buang air besar. Dapur keluarga Tn. Sarkadi. Dinding
dapur tampak kotor. Dapur Tn. Sarkadi terdapat rak piring yang tidak terutup,
pencahayaan yang sangat minimal, tidak terdapat ventilasi, kompor gas, dan terlihat
hewan (kecoa) keluar masuk dapur tersebut. Seluruh ruangan di dalam rumah ini
berlantaikan semen. Rumah tersebut juga tidak menggunakan plafon. Dinding rumah

36
terbuat dari batu bata dan semen. Rumah ini memiliki dua pintu masuk, yaitu dari
ruang tamu dan dari dapur. Ruang tamu memiliki dua jendela dan memiliki ventilasi
namun hanya satu jendela yang dapat dibuka. Sehingga sirkulasi rumah tidak
berfungsi dengan baik.

Keluarga Tn.Sarkadi membeli air bersih dari depot isi untuk air minum dan
memasak. Keluarga Tn. Sarkadi tidak mempunyai tempat sampah sendiri, sehingga
mereka membuang dan membakar sampah di belakang rumahnya.

Rumah Tn.Sarkadi terletak dipemukiman yang padat penduduk yang


mayoritas masih keluarga dari Tn. Sarkadi .Dibagian depan terdapat jalan setapak,
bagian belakang terdapat jalan setapak, bagian kanan terdapat tanah kosong dan
dibagian kiri terdapat kendang ayam. Tidak terdapat aliran limbah cair. Keluarga Tn.
Sarkadi memiliki kebiasaan membuang dan membakar sampah di lahan kosong
belakang rumahnya.

Keluarga Tn. Sarkadi memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Maryani
memasak sendiri dengan menu yang disajikan sehari-hari adalah nasi, sayur, tempe,
tahu, ikan, dan ayam bila uang mencukupi. Masakan dimasak dengan menggunakan
gas 3 kilogram (kg). Menurut Ny.Maryani semua makanan dimasak sampai matang.

Riwayat kelahiran anak dari Tn. Sarkadi lahir secara normal dalam usia cukup
bulan. Anak pertama Tn. Sarkadi, bernama Tn. Marsita, sekarang berusia 24 tahun,
lahir normal dirumah dengan dibantu oleh dukun beranak, berat bedan saat lahir 3000
gram. Ny. Maryani mengaku anak pertamanya mendapatkan imunisasi lengkap dan
memeriksakan kehamilan ke puskesmas ketika masih mengandung. Anak kedua Tn.
Sarkadi, bernama Ny. Neni, sekarang berusia 22 tahun, lahir normal dirumah dengan
dibantu oleh dukun, berat badan saat lahir 3000gram. Ny. Bibit mengaku anak
keduanya mendapatkan imunisasi lengkap dan memeriksakan kehamilan ke bidan
ketika masih mengandung. Anak kedua Tn. Sarkadi (Ny. Neni) sudah menikah dan

37
punya satu anak (An. Hambali) berusia 1,5 tahun lahir normal di rumah dengan
antuan bidan dan dukun beranak.

Ny.Maryani memberikan ASI sampai usia satu tahun. Ny.Maryani


menggunakan KB suntik 3 bulan selama 14 tahun. Pada keluarga Tn. Sarkadi ketika
terdapat anggota keluarganya yang sakit, keluarga ini berobat ke Puskesmas Kresek
atau berobat ke bidan praktek swasta yang berpraktek tidak jauh dari rumahnya.
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.Sarkadi terkadang suka mengalami batuk dan
pilek dan gatal gatal. Sakit terumata timbul ketika banjir. Daerah tempat tinggal
keluarga Tn. Ssarkadi rawan terkena banjir apabila musim hujan hingga ketinggian 1-
2 meter. Ketika anggota keluarga Tn. Saarkadi sakit mereka selalu datang ke
puskesmas. Dikeluarga Tn. Sarkadi, ada 3 orang yang memiliki kebiasaan merokok
yaitu Tn. Sarkadi yang dalam sehari biasa merokok hingga satu bungkus. Tn. Marsita
yang biasa merokok hingga 2 bungkus, dan Tn. Mulyana yang biasa merokok kurang
lebih setengah bungkus. Mereka biasa merokok di dalam rumah. Keluarga Tn.Sarkadi
mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor dengan
menggunakan sabun, Kebiasaan berolahraga tidak ada. Ny Maryani jarang
membersihkan rumahnya. Keluarga Tn. Sarkadi tidak pernah menabung.

Saat ini di keluarga Tn. Sarkadi tidak ada yang sakit, namun istri Tn. Sarkadi
(Ny. Maryani) memiliki riwayat pengobatan penyakit paru selama 3 bulan dan
sekarang sudah berhenti tetapi tidak kontrol ke puskesmas. Alasan tidak minum obat
lagi karena obat sudah habis dan merasa sudah membaik. Ny. Maryani juga memiliki
riwayat darah tinggi tapi tidak memiliki keluhan keluhan lain. Tn. Sarkadi sendiri
memiliki riwayat pengobatan paru untuk PPOK namun hingga saat ini masih
merokok.

38
B

S U
WC

T
Dapur

Ruang
Keluarga
Kamar

Ruang Tamu

Gambar 1.18 Denah Rumah Tn. Sarkadi

Gambar 1.19 Denah Rumah Tn. Sarkadi

39
Gambar 1.20 Denah Rumah Tn. Sarkadi

1.4. Area Masalah Keluarga Binaan

1.4.1 Area Masalah Keluarga Tn. Mantra

Area masalah yang terdapat pada keluarga Tn. Mantra dibagi menjadi 2, yaitu
masalah medis dan non medis.

Masalah non medis:

1. Tidak mengetahui syarat rumah sehat


2. Tidak ada pemisah antar ruangan
3. Tidak ada sumber air bersih
4. Tidak memiliki jamban sehat
5. Tidak ada penerapan pendidikan wajib sembilan tahun
6. Ketidaktersedianya tempat sampah dan pengelolaan sampah
7. Pendapatan setiap keluarga binaan mayoritas dibawah UMR
8. Kurangnya kesadaran berolahraga
9. Pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam rumah kurang dari 10%
luas bangunan
10. Tingkat pendidikan dan sosioekonomi yang rendah

40
Masalah medis:

1. ISPA
2. TB

1.4.2. Area Masalah Keluarga Tn. Umar

Area masalah yang terdapat pada keluarga Tn. Umar dibagi menjadi 2, yaitu
masalah medis dan non medis.

Masalah non medis:

1. Tidak mengetahui syarat rumah sehat


2. Tidak adanya ventilasi di dalam rumah
3. Tidak adanya pemisah antara dapur dengan jamban
4. Kurangnya pencahayaan di dalam rumah
5. Ketidaktersediaan tempat sampah serta pengelolaan yang baik
6. Kurangnya kesadaran untuk berolahraga

Masalah medis:

1. TB Paru
2. Diare

1.4.3. Area Masalah Keluarga Tn. Ramun

Area masalah yang terdapat pada keluarga Tn. Ramun dibagi menjadi 2, yaitu
masalah medis dan non medis.

Masalah non medis:

1. Tidak mengetahui syarat rumah sehat

41
2. Kebiasaan merokok di dalam rumah
3. Kebiasaan menyajikan makanan tanpa ditutup tudung makanan
4. Tidak ada penerapan pendidikan wajib sembilan tahun
5. Ketidaktersedianya tempat sampah dan pengelolaan sampah
6. Pendapatan setiap keluarga binaan mayoritas dibawah UMR
7. Kurangnya kesadaran berolahraga
8. Pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam rumah yang tidak baik
9. Tidak adanya jamban didalam rumah

Masalah medis:

1. ISPA
2. Demam

1.4.4 Area Masalah Keluarga Tn.Ruslan

Area masalah yang terdapat pada keluarga Tn. Sahidin dibagi menjadi 2,
yaitu masalah medis dan non medis.

Masalah non medis:

1. Tidak mengetahui syarat rumah sehat


2. Kebiasaan merokok di dalam rumah
3. Tidak ada penerapan pendidikan wajib sembilan tahun
4. Ketidaktersedianya tempat sampah dan pengelolaan sampah
5. Pendapatan setiap keluarga binaan mayoritas dibawah UMR
6. Kurangnya kesadaran berolahraga
7. Pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam rumah yang tidak baik

Masalah medis:

1. ISPA

42
2. Demam
3. Gatal-gatal
4. Diare

1.4.5. Area Masalah Keluarga Tn. Sarkadi

Area masalah yang terdapat pada keluarga Tn. Sarkadi dibagi menjadi 2, yaitu
masalah medis dan non medis.

Masalah non medis:

1. Tidak mengetahui syarat rumah sehat


2. Kurangnya kedisiplinan dalam menjaga kesehatan
3. Kurang memahami fungsi cuci tangan sampai bersih
4. Kurangnya ventilasi didalam rumah
5. Kurangnya pencahayaan didalam rumah
6. Kurangnya kesadaran untuk berolahraga
7. Ketidaktersediaan tempat sampah serta pengelolaan yang baik
8. Keterbatasan ruangan dalam rumah

Masalah medis:

1. ISPA
2. PPOK
3. TBC

43
1.5 Rumusan Area Masalah

1.5.1 Metode Delphi

Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh
suatu kelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Proses penetapan
Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari
penyelesaiannya.

Gambar 1.21 Metode Delphi

Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga


binaan yang bertempat tinggal di Desa Patrsana, Kecamatan Kresek, maka
dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah
yaitu Pengetahuan Mengenai Rumah Sehat pada Keluarga Binaan RT 010 RW
004, Desa Patrasana, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Metode
Delphi dalam penelitian ini digunakan sebagai penentu area masalah.

44
1.5.2 Alasan Pemilihan Area Masalah

Berdasarkan data yang dipaparkan Puskesmas Kresek Tahun 2015 mengenai


Rumah Sehat, didapatkan jumlah rumah yang ada 12.375 rumah dengan jumlah yang
dibina 12.230 (98.83%) sedangkan jumlah yang memenuhi syarat kesehatan 6.755
(51.06%) dari jumlah rumah yang diperiksa menurut data PHBS. Laporan Cakupan
Mengenai Rumah Sehat Tahun 2016 melaporkan bahwa jumlah seluruhnya di Desa
Patrasana 1439, jumlah diperiksa 772 (53.65%) dan jumlah rumah yang dinyatakan
sehat 464 (60.10%).

Berdasarkan hasil data wawancara dan presurvey didapatkan bahwa seluruh


keluarga binaan memiliki rumah yang tidak sehat, karena baik dari komponen rumah,
sarana sanitasi dan perilaku penghuni tidak memenuhi syarat rumah sehat. Dari
komponen rumah seperti lantainya masih ada yang terbuat dari tanah, ada beberapa
ruangan (kamar tidur, dapur, ruang keluarga) yang tidak memiliki jendela dan ada
yang memiliki jendela namun tidak berfungsi dengan baik (tidak dapat dibuka),
dindingnya masih ada yang terbuat dari bilik anyaman, tidak adanya tempat sampah
di dalam rumah, dan pencahayaan yang kurang. Langit-langit rumah tidak
menggunakan plafon, hanya menggunakan terpal sehingga ada genangan air diatas
terpal tersebut. Sekat antar ruangan juga tidak di buat, sehingga kamar tidur masih
menyatu dengan dapur, kamar mandi, dan beberapa ruangan lain. Untuk sanitasi tidak
di dapatkan adanya sarana pembuangan kotoran di dalam rumah, sehingga keluarga
hanya bisa mencuci baju dan mandi di dalam rumah sementara untuk buang air besar,
harus ke WC umum yang letaknya kurang lebih 7 meter dari rumah keluarga binaan
tersebut. Air juga masih diperoleh dari sumur yang warnanya agak keruh dan terdapat
beberapa jentik nyamuk. Pembuangan limbah masih terlihat di sekitar rumah yang
tidak di perhatikan dengan baik sehingga tampak kubangan-kubangan di sisi-sisi
rumah dan selokan yang mampet, kotor, dan berbau.

Berdasarkan alasan di atas, kami melakukan kegiatan pre-survey dengan tujuan


untuk menetapkan area masalah mana yang paling dominan dengan kriteria sampel

45
usia lebih dari 15 tahun. Dari hasil pre-survey didapatkan bahwa sebanyak 2 dari
14 responden keluarga binaan (14,2%), memiliki pengetahuan yang baik mengenai
rumah sehat sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat,
sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, sosial. Sebanyak
7 dari 14 responden keluarga binaan (50%) memiliki sikap yang baik mengenai
rumah sehat sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat,
sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, sosial, sementara
4 dari 14 responden (28,6%) yang memiliki perilaku yang baik mengenai mengenai
rumah sehat sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat,
sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, sosial. Oleh
karena 85,8% responden keluarga binaan masih memiliki pengetahuan yang buruk
mengenai rumah sehat, maka dari sekian masalah yang ada, diputuskan untuk
mengangkat permasalahan Pengetahuan Mengenai Rumah Sehat pada Keluarga
Binaan RT 010/RW 004, Desa Patrasana, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.
Agama Islam menganjurkan kepada para pemeluknya agar senantiasa berusaha
mencegah penyakit lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak awal diupayakan
agar badan tetap sehat. Menjaga kesehatan saat sehat lebih baik daripada meminum
obat saat sakit. Dalam kaidah ushuliyyah dinyatakan bahwa mencegah lebih baik
daripada mengobati, serta menolak lebih mudah daripada menghilangkan. Sunnah
nabi pada riwayat para sahabat menunjukan berbagai upaya untuk melakukan
tindakan pencegahan penyakit seperti dinyatakan dalam Al-Quran serta hadist
Rasulallah SAW. Sebagai berikut :

46
Artinya : Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan dan berbuat baik; sesungguhnya
Allah mencintai orang yang berbuat baik. (Q.S Al-Baqarah [2]: 195).

Kebersihan lingkungan erat kaitanya dengan masalah kesehatan. Lingkungan


yang bersih adalah lingkungan yang sehat. Kelalaian dalam menjaga kebersihan
lingkungan merupakan awal dari mewabahnya berbagai penyakit. Banyak wabah
penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Menjaga kebersihan
lingkungan dimulai dari kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, sebagimana
ajaran mulia yang menyetarakan membuang sampah dengan sedekah, Perintah
membersihkan lingkungan, tempat tinggal dan tempat ibadah secara tersirat
diperintahkan pada Nabi Ibrahim untuk selalu menjaga kebersihan Baitullah tempat
beribadah, rumah Allah. Hendaklah perintah ini ditauladani juga bagi segenap
muslim dalam menjaga kebersihan lingkungan. Berikut merupakan ayat Al-Quran
yang menyebutkan bahwa Allah itu mencintai kebersihan antara lain :

Artinya : Dan sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang


bersih.(Q.S. At-Taubah [9]: 108).

47

Anda mungkin juga menyukai