Anda di halaman 1dari 56

Rheologi

(FARMASI FISIKA)

DEASI WIKANDARI, M. FARM., APT


deasi.wikandari@yahoo.com
PENGERTIAN

VISKOSITAS

FAKTOR YG MEMPENGARUHI

PENGUKURAN
PENGERTIAN

Kata Rheologi berasal dari bahasa YUNANI


- Rheo : Mengalir
- Logos : Ilmu

menggambarkan aliran zat cair atau perubahan


bentuk (deformasi) zat di bawah tekanan
(Bingham & Crawford)
PENGERTIAN

 Reologi dapat didefinisikan sebagai ilmu


pengetahuan yang mempelajari deformasi dan
aliran “flow”
 Secara reologis selanjutnya, sifat mekanis bahan
dinyatakan berdasarkan 3 parameter; gaya,
deformasi dan waktu
 Contoh sifat reologis adalah perilaku time-
dependent stress dan strain, creep, stress relaksasi
dan viskositas
PENGERTIAN
FLUIDA NEWTON

Aliran newton adalah jenis aliran yang ideal. Pada umumnya


cairan yang bersifat ideal adalah pelarut, campuran pelarut, dan
larutan sejati.

Pada cairan Newton, hubungan antara shearing rate (kecepatan


tekanan) dan shearing stress (besarnya tekanan) adalah linear,
dengan suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas atau
koefisien viskositas.

Tipe alir ini umumnya dimiliki oleh zat cair tunggal serta larutan
dengan struktur molekul sederhana dengan volume molekul
kecil. Tipe aliran yang mengikuti Sistem Newton, viskositasnya
tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak tergantung pada
kecepatan geser, sehingga viskositasnya cukup ditentukan pada
satu kecepatan geser.
FLUIDA NEWTON

NB:
shearing rate atau rate of sheare (kecepatan tekanan),
dalam hal ini contohnya kecepatan dalam mengocok botol.
shearing stress (besarnya tekanan), dalam hal ini contohnya
kekuatan mengocok dan kekuatan memencet tube.

Dengan kata lain, bahwa pada aliran Newton, tidak


membutuhkan energi (tekanan)
untuk bisa mengalir karena akan mengalir dengan sendirinya
mengikuti gaya gravitasi
sehingga viskositas (kekentalan zat) tidak berubah. Contohnya
adalah pada air yang mengalir, tanpa adanya energi (tekanan),
air dapar mengalir terutama pada daerah yang miring
FLUIDA NEWTON

 Ini adalah aliran kental (viscous) sejati


 Shear rate berbanding langsung dengan shear
stress dan viskositas adalah tidak tergantung
shear rate dalam kisaran aliran laminer
 Viskositas diberikan oleh slope kurva shear
stress-shear rate
 Fluida Newtonian tipikal (cairan tunggal)
adalah air, minuman berair seperti teh, kopi,
beer, sirup gula, minuman karbonatasi, madu,
juice saring dan susu
8
FLUIDA NEWTON

 Fluida Newtonian adalah tipe sifat aliran paling


sederhana
.
 Fluida dengan viskotas tinggi disebut “viscous”,
sedangkan viskositas rendah disebut “mobile”
 banyak pangan fluida adalah tidak Newtonian,
pada kenyataannya, mereka menyimpang
sangat mendasar dari aliran Newtonian

9
FLUIDA NON-NEWTON

Fluida non-Newton
adalah suatu fluida yang akan mengalami perubahan
viskositas ketika terdapat gaya yang bekerja pada
fluida tersebut. Hal ini menyebabkan fluida non-
Newtonian tidak memiliki viskositas yang konstan.
Berkebalikan dengan fluida non-Newtonian, pada
fluida Newtonian viskositas bernilai konstan sekalipun
terdapat gaya yang bekerja pada fluida.
FLUIDA NON-NEWTON
 Pada cairan non-Newton, shearing rate (kecepatan
tekanan) dan shearing stress (besarnya tekanan) tidak
memiliki hubungan linear, viskositasnya berubah-ubah
tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan. Tipe
aliran non-Newton terjadi pada disperse heterogen antara
cairan dengan padatan seperti pada koloid, emulsi, dan
suspensi cair, salep.
 Jadi pada tipe aliran non-Newton ini adalah kebalikan
dari aliran Newton, di mana aliran ini dipengaruhi oleh
adanya kecepatan dan besarnya energi (tekanan)
sehingga bias mengalir. Bila tidak diberi tekanan,
maka sediaan ini tidak akan mengalir. Artinya untuk
mengalir sediaan ini membutuhkan bantuan. Karena
adanya tekanan (energi) maka viskositas dari sediaan
11

ini akan berubah.


 ALIRAN PLASTIS

Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi


memotong sumbu shearing stress pada suatu titik tertentu
yang dikenal dengan sebagai harga yield.

Cairan plastis tidak akan mengalir sampai shearing stress


dicapai sebesar yield value tersebut.

Aliran plastis diaplikasikan pada suspensi dengan


partikel-partikel yang terflokulasi.
 (Suspensi terflokulasi adalah suspensi dengan ukuran
partikel yang besar, sehingga bila mengendap, tidak
terbentuk endapan yang rapat, dan bila dikocok, akan
segera terdispersi dalam pembawanya).
ALIRAN PSEUDOPLASTIS
Viskositas menurun dengan meningkatnya rate of share
(kecepatan tekanan).
Terjadi pada molekul berantai panjang seperti polimer-
polimer termasuk gom, tragakan, natrium alginat, metil
selulosa, karboksi metilselulosa.
Meningkatnya shearing stress (besarnya tekanan)
menyebabkan keteraturan polimer sehingga mengurangi
tahanan.
Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari titik (0,0) ,
tidak ada harga yield.
 Sistem pseudoplastis disebut pula sebagai sistem geser encer (shear-
thinning) karena dengan menaikkan tekanan geser viskositas menjadi
turun.
 Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah kecap atau saus tomat.
Sebelum dikocok,
 saus tomat akan susah dituang dari botol, tetapi setelah dikocok maka
akan mudah dikeluarkan dari botol. Apabila semakin dikocok maka akan
bertambah encer.
 Hal ini disebabkan karena pengocokan menyebabkan kekentalan menjadi
berkurang. Kandungan natrium CMC pada saus tomat sebagai bahan
pensuspensi karena adanya pengocokan maka struktur polimernya makin
beraturan sehingga makin encer.
ALIRAN DILATAN

Aliran dilatan merupakan kebalikan dari aliran


pseudoplastis
Disebut sebagai sistem geser kental (shear-
thickeningsystem)
Dimiliki oleh suspensi yang berkonsentrasi tinggi (>50%)
dari partikel yang terdeflokulasi
Viskositas meningkat dengan bertambahnya rate of shear
Dalam pengeluarannya dari wadah membutuhkan tekanan
yang kuat.
Contoh.
1. Pada bedak calamin, pada saat di dalam botol
yang didiamkan, konsistensinya encer dan
partikelnya mengendap, tetapi setelah adanya
pengocokan maka partikel yang tadinya
mengendap akan menyebar dan menambah
kekentalan dari lotio.

2. Aliran dilatan ini diaplikasikan pada sediaan bentuk


salep dan pasta. Sediaan salep dan pasta, butuh
tekanan yang lebih besar untuk mengeluarkan dari
wadah.
ALIRAN THIKSOTROPIK
1. Tipe sediaan thiksotropik bila dalam
keadaan diam, akan menyerupai suatu gel.
2. Ketika diberi tekanan misalnya
pengocokan, struktur gel ini akan terpecah
menjadi partikel-partikel yang lurus yaitu
sol.
3. Pada saat pengocokan dihilangkan, tahap
demi tahap struktur gel kembali terbentuk.
(Gel sol gel (proses pertama berlangsung
cepat sedangkan proses kedua berlangsung
lebih lambat).
VISKOSITAS

• Kecenderungan fluida untuk mengalir dg mudah


atau sulit telah menjadi subyek praktis dan
kepentingan intelektual pada kehidupan
manusia untuk beberapa abad
• llmuwan Inggris Sir Isaac Newton (1642-1727)
adalah salah seorang peneliti pendahulu yg
mempelajari aliran fluida
• Hipotesisnya, “hambatan yg muncul dari tidak
adanya kelicinan dari bagian cairan, yang lain
adalah setimbang, adalah setara dng kecepatan
dimana bagian cairan dipisahkan satu dari
lainnya”
23
VISKOSITAS

 Prinsip itu, bahwa aliran fluida berbanding lurus


dng gaya yg diterapkan, dipakai untuk
menggambarkan kelas-kelas cairan, dikenal
sebagai fluida “Newtonian”.
 Air adalah fluida Newtonian yg dikenal dng baik
 Ilmuwan2 lain telah mempelajari cairan lebih
kompleks
 Poiseuille (1797-1869), mempelajari aliran fluida dalam pipa kapiler, dan
diakui sebagai salah seorang founder viscometry modern
 Sir George Gabriel Stokes (1819-1903), mempelajari aliran cairan melalui
orifice (bukaan), dan diakui sebagai salah seorang founder tipe efflux
viscometer
24
VISKOSITAS

DINAMIK

KINEMATIK
VISKOSITAS
25
Viskositas dinamis (Dinamic Viscosity)
• Seringkali disebut “viskositas” atau viskositas mutlak, adalah friksi
internal dari suatu fluida atau kecenderungannya untuk melawan
aliran
• Biasanya disimbolkan dengan η dan dinyatakan dng persamaan

η = σ/γ

• dimana η adalah viskositas, σ adalah shear stress, dan γ adalah


shear rate
.

.
26
Centipoise/ cp
Viskositas dinamis (Dinamic Viscosity)
• Fluida pada pelat yang diam kecepatannya nol
sedangkan pada pelat yang bergerak kecepatannya
sama dengan kecepatan pelat
• Tegangan geser yang bekerja pada pelat atas sebanding
dengan gradien kecepatan
• Konstanta kesebandingannya disebut sebagai viskositas
dinamik
Viskositas dinamis (Dinamic Viscosity)
= tegangan geser [N/m2]
F v F= gaya geser [ N]
   A= luas permukaan [m2]
A y
v = kecepatan [m/s]
Y = jarak vertikal [m]
 = viskositas dinamik [Pa.s]
Viskositas dinamis (Dinamic Viscosity)
SATUAN
 
 y  N m   N 
     2 s   Pa s 
v v  m m   m
2

y  s
Satuan viskositas yang sering digunakan adalah poise

poise  0,1Pa.s
1
centipoise  poise  1 m Pa.s
100
Viskositas dinamik air sekitar 1 cp
Viskositas kinematik

 Dinyatakan sebagai viskositas mutlak


dibagi dengan densitas fluida
 Biasa dinotasikan dengan v

32
v=η/ρ
.
 dimana v adalah viskositas kinematik, η adalah
viskositas dan ρ adalah densitas dalam gram per
centimeter cubic
 Satuan SI viskositas kinematik adalah meter-
square-second / stoke (s), centistokes (cs)
 Viskositas kinematik diukur dalam efflux
viskometer, oleh karena kecepatan alir tipe
viskometer ini sebanding dengan densitas, juga
viskositas
 Viskositas kinematik dipakai luas di industri
perminyakan, dimana specific gravity
hidrokarbon tidak jauh variasinya
33
VISKOSITAS KINEMATIK


  = rapat massa [kg/m3 ]

SATUAN VISKOSITAS KINEMATIK
   m 
  Pa.s   Ns m3   kg s 2 sm   m 2 
    2     
  kg   m kg   kg   s 
 m3   
Satuan viskositas kinematik yang lain adalah stoke

4 m2
stoke  10
s
2 2
1 m mm
centi stoke  stoke  10 6 
100 s 2
SOAL
Dengan menggunakan viskositas Ostwald, diperoleh
viskositas aseton 0,313 cp pada suhu 25oC.
Kerapatan aseton pada suhu 25oC adalah 0,788
g/cm3. Berapakah viskositas kinematis dari aseton
pada suhu 25oC?
Jawaban:

Dik : η = 0,313 cp
ρ = 0,788 g/cm3

Dit : Viskositas kinematis aseton?


Viskositas relatif
• Kadangkali disebut rasio viskositas, adalah rasio
viskositas larutan terhadap viskositas solven
murni dan dinyatakan dengan persamaan

ηrel = η / ηs

• dimana ηrel adalah viskositas relatif, η adalah


viskositas larutan, dan ηs adalah viskositas
solven

37
PENGERTIAN

VISKOSITAS

FAKTOR YG MEMPENGARUHI

PENGUKURAN
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Viskositas

1. Suhu
• Terdapat hubungan terbalik
antara viskositas dan suhu
• Data tipikal terlihat pada Fig 3.10
yang memplot viskositas air dan
beberapa larutan gula sebgaia
fungsi suhu

39
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Viskositas

1. Suhu
Viskositas tergantung pada
suhu

• Untuk cairan :
makin tinggi
temperaturnya maka
viskositasnya makin rendah
• Untuk gas
makin tinggi temperaturnya
maka viskositasnya makin
tinggi 40
2. Konsentrasi Solut
• Terdapat hubungan non-linear
secara langsung antara konsentrasi
solut dan viskositas pada suhu
tetap
• Fig memperlihatkan perilaku
viskositas-konsentrasi larutan
sukrosa pada suhu tetap

41
3. Berat molekul solut
• Biasanya ada hubungan non-
linear antara berat molekul
solut dan viskositas larutan pada
konsentrasi setimbang

• Fig 3.12 memperlihatkan


viskositas sirup jagung sebagai
fungsi berat molekul

• Sirup jagung dibuat dengan


hidrolisasi dengan pati tingkat
berat molekul tinggi menjadi
dekstrosa

42
4. Tekanan
 Viskositas kebanyakan cairan pada dasarnya
konstan pada kisaran tekanan 0-100 atm
 Sehingga efek tekanan biasanya dapat
diabaikan untuk pangan

5. Bahan tersuspensi
 Biasanya ini sedikit meningkatkan viskositas
ketika pada konsentrasi rendah, tetapi bahan
tersuspensi tinggi dapat menyebabkan
peningkatan berarti oleh karena akibar antar
partikel
43
 Bahan tersuspensi konsentrasi tinggi biasanya merubah produk non-
Newtonian dan dapat menyebabkan aliran plastis atau dilatant
 Konsentrasi bahan suspensi tidak larut memiliki efek nyata pada viskositas
dan tipe aliran kental

44
PENGERTIAN

VISKOSITAS

FAKTOR YG MEMPENGARUHI

PENGUKURAN
Pengukuran Viskositas
 Ada beberapa cara/prinsip pengukuran
1. Aliran bahan melalui Pipa Kapiler
 Untuk mengukur visk cairan murni
 Ostwald Viscosimeter
 Waktu yg diperlukan untuk mencapai jarak tertentu & dibandingkan air
(pd oC)
 Merupakan visk. relatif.

46
2. Berdasarkan Beban Jatuh
 Mengukur waktu yg diperlukan beban jatuh melalui bahan yg diuji di dalam
tabung sampai jarak tertentu.
 Untuk mengukur konsistensi minyak, syrup, krim.
 Contoh : Gardner Mobilometer

47
3. Berdasarkan Rotasi Silinder dlm bahan yg diuji
Banyak dipakai di Industri
Bhn statis & silinder berputar
 Brookfield Synchrolectric Viscometer
 Stormer Viscosimeter
 Dg menghitung waktu untuk mencapai sejumlah putaran tertentu dari silinder
yg dicelup dlm bahan yg diuji (pada suhu konstan)

48
Stormer Viscosimeter

49
4. Berdasarkan Rotasi bahan yg diuji mengitari silinder.
 Prinsip berlawanan dg cara ke-3  bhn berputar & silinder statis !!!
 Sampel diputar dg motor
 Mac Michael Viscosimeter
 Fisher Electroviscosimeter

50
5. Berdasarkan Konsumsi Power / Tenaga
 Mengukur kebutuhan tenaga untuk menggerakkan mixer, silinder atau
jenis lainnya sampai sejumlah putaran tertentu.
 Kebut tenaga  dg Mikrowatt-jam meter
 Brabender Farinograph banyak dipakai di industri kimia & roti 
Seberapa tingkat konsistensi & elastisitas adonan selama fermentasi
 Alat lain : Extensograph  elastisitas & sifat viskus dari adonan.

51
6. Berdasarkan Penetrasi Kedalam Bahan yg Diuji.
 Untuk pengujian gelatin. Lem, pektin, jelli.
 Bloom Gelometer  semula untuk gel.
 Penetrometer  konsistensi bahan, misal produk tomat.

52
7. Berdasarkan Kemudahan
mengalir dari bahan
 Mengukur sudut yg
diperlukan bahan untuk
mengalir selama waktu
tertentu.
 Bostwick Consistometer

53
PENGUKURAN VISKOSITAS FLUIDA
( p1  p2 ) D 2
Capillary tube viscometer 
32vL
Falling ball viscometer
Viskositas ditentukan dengan
mengukur berapa lama bola
menempuh jarak tertentu (kecepatan)

( bola   fluida) D
2

 bola

18V
Falling ball viscometer

For a falling ball viscometer, the viscosity is


calculated by the simple formula:
µ = K ( rt - r ) t
where,
µ = viscosity in centipoises (cp)
rt = density of ball (g/mL)
2.53 for the glass
8.02 for stainless steel
16.6 for tantalum
r = density of liquid (g/mL)
t = time of descent (minutes)
K = viscometer constant

Anda mungkin juga menyukai