Anda di halaman 1dari 26

II.

ALIRAN FLUIDA
II.1 Pengertian fluida:

o Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir bisa berupa cairan, gas

maupun padat. Fluida mengubah bentuknya dengan mudah.

o Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan

bentuknya secara continue atau terus-menerus bila terkena tekanan/ gaya

geser walaupun relatif kecil.

o Fluida bukan hanya gas dan zat cair saja, tetapi zat padat dalam bentuk

ukuran yang kecil dan dapat mengalir juga dapat dianggap sebagai

fluida, contohnya seperti pasir dan lumpur. Namun pasir dan lumpur

tidak termasuk fluida newtonian, tetapi tergolong fluida non-Newtonian

Fluida ideal adalah fluida yang tidak memiliki tahanan gesekan terhadap tegangan

geser biasanya disebut juga dengan inviscid fluid, sedangkan fluida normal selalu

mempunyai tahanan gesekan terhadapa tegangan geser, yang disebut dengan

viskositas fluida.

II.2. Klasifikasi Fluida

2.1. Klasifikasi berdasarkan Tegangan Geser yang Dikenakan :

1. Fluida Newton adalah suatu jenis fluida yang memiliki kurva tegangan geser (shear

stress) dan gradient kecepatan yang linear. Fluida ini akan terus menerus mengalir

sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut karena viskositasnya

tidak berubah kecuali adanya perubahan temperatur (mengikuti hukum Newton

tentang aliran).

Contoh: air, udara, etanol, benzena.

2. Fluida non Newton adalah jenis fluida yang tidak tahan terhadap tegangan geser

(shear stress), gradient kecepatan (shear rate) dan temperatur. Dengan kata lain,
kekentalan (viscosity) merupakan fungsi dari waktu (tidak mengikuti hukum

Newton tentang aliran sehingga disebut juga fluida non-newtonian)

Contoh:

o cat, minyak pelumas, lumpur, bubur kertas, obat-obatan cair.

o Darah:fluida Non-Newtonian adalah darah. Pada saat darah mengalir keluar

dari pembuluh darah, maka viskositasnya akan semakin bertambah seiring

dengan bertambahnya waktu hingga darah membeku berubah fase menjadi zat

padat.

o Tinner: Tinner atau zat pelarut cat ini mudah sekali menguap. Pada waktu tinner

kita alirkan pada sebuah bidang, maka viskositasnya akan semakin berkurang.

.
Newtonian: fluida yang memiliki viskositas konstan, misalnya air dan kebanyakan gas

mempunyai viskositas yang konstan.

Fluida non newtonian memiliki beberapa model pendekatan yang akan

mengklasifikasikan fluida itu sendiri menjadi:

1. Bingham plastic

Bingham plastic adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian dimana

viscositasnya akan sangat tergantung pada shear stress dari fluida tersebut,

dimana semakin lama viscositasnya akan menjadi konstan.

Bingham plastic adalah bahan yang mempunyai wujud padat ketika teganan

kecil tetapi mengalir sebagai cairan kental di tekanan tinggi.

2. Pseudoplastis (Shear thinning)

Pseudoplastis adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian dimana

viscositasnya cendrung menurun tetapi shear stress dari fluida ini akan semakin

meningkat. Contoh fluida ini adalah vinil acetate/vinylpyrrolidone copolymer (

PVP/PA).

Shear thinning: viskostias menurun dengan pertambahan geseran

3. Dilatant (Shear thickening)

Dilatant adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian dimana

viscositas dan shear stress dari fluida ini akan cendrung mengalami

peningkatan.contoh dari fluida jenis ini adalah pasta.

Shear thickening: viskositas akan naik dengan kenaikan laju geseran

4. Thixotropic (Shear thining), fluida dimana viscositasnya seolah-olah semakin

lama semakin berkurang meskipun laju gesernya tetap. Apabila terdapat gaya

yang bekerja pada fluida ini maka viscositasnya akan menurun contoh fluida ini

adalah cat,campuran tanah liat (clay) dan berbagai jenis jel.

5. Rheopectic (shear thickening), adalah fluida yang viscositasnya seolah olah

makin lama makin besar. Sebagai contoh adalah minyak pelumas dimana
viscositasnya akan bertambah besar saat minyak pelumas tersebut mengalami

guncangan. Dalam hal ini fluida rheopectic jika ada suatu gaya yang bekerja

padanya maka viscositas fluida ini akan bertambah.

Rheopectic: materials yang mempunyai viskositas meningkat ketika digerakkan,

terkena benturan, maupun diberi tegangan

II.2.2. Klasifikasi berdasarkan Kemampuan Menahan Tekanan :

1. Fluida incompressible (tidak termampatkan), yaitu fluida yang tidak dapat

dikompressi atau volumenya tidak dapat ditekan menjadi lebih kecil sehingga

massa jenisnya konstan.

Contoh: Air.

2. Fluida compressible (termampatkan), yaitu fluida yang dapat dikompressi

atau volumenya dapat ditekan menjadi lebih kecil sehingga massa jenisnya

tidak konstan.

Contoh: Gas nitrogen dan gas oksigen.

II. 2.3. Klasifikasi berdasarkan Struktur Molekulnya :

1. Cairan : Fluida yang cenderung mempertahankan volumenya karena terdiri atas

molekul-molekul tetap rapat dengan gaya kohesif yang relatif kuat dan fluida cairan

praktis tak dapat ditekan (uncompressible).

Contoh: air

2. Gas : Fluida yang volumenya tidak tertentu karena jarak antar molekul-molekul

besar dan gaya kohesifnya kecil sehingga gas akan memuai bebas sampai tertahan oleh

dinding yang mengukungnya. Pada fluida gas, gerakan momentum antara molekulnya

sangat tinggi, sehingga sering terjadi tumbukan antar molekul.

Contoh: Gas nitrogen dan gas oksigen.


III.2.4. Klasifikasi berdasarkan sifat alirannya

Percobaan Reynold:

Dari hasil eksperimen tersebut merumuskan aliran fluida :

Dimana : Nre = bilangan Reynold

ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

v = kelajuan fluida (m/s)

d = diameter luas fluida (m)

µ = viskositas fluida (N detik/m2)

1. Fluida bersifat Turbulen, dimana

alirannya mengalami pergolakan

(berputar-putar). Aliran turbulen terjadi

apabila partikel-partikel fluida bergerak

tidak teratur dan garis lintasannya saling berpotongan. Aliran turbulen mempunyai

kecepatan alir yang besar dengan kekentalan yang rendah. Aliran turbulen mempunyai

bilangan Reynolds > 4000.

Contoh: Pusaran air.


2. Fluida bersifat Laminar (stream line), dimana alirannya memiliki lintasan lapisan

batas yang panjang, sehingga dikatakan juga aliran berlapis-lapis. Aliran laminar terjadi

apabila partikel-partikel fluida bergerak teratur dengan membentuk garis lintasan

kontinyu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminar mempunyai kecepatan alir yang

rendah dengan kekentalan yang besar. Aliran laminar mempunyai bilangan Reynolds <

2100.

Contoh: aliran dalam pembuluh darah

3. Fluida transisi

Fluida ini bersifat transisi diakibatkan berubahnya sifat turbulensi menjadi laminar

ataupun sebaliknya. Hal ini dapat diketahui bila bilangan Reynolds number didapatkan

hasil 2000<x<4000 maka aliran tersebut dinyatakan sebagai aliran transisi

II.3 Persamaan-persamaan dasar aliran fluida.

II.3.1 Hukum Newton tentang viskositas fluida

Viskositas selalu dikaitkan dengan kekentalan suatu fluida, memang tidak salah, tetapi

viskositas ternyata memiliki makna yang lebih dari sekedar kekentalan suatu cairan.

Untuk lebih memahami tentang viskositas, marilah kita lihat bagaimana hukum

Newton bercerita tentang viskositas fluida.

Pengertian Viskositas

Viskositas diartikan sebagai tahanan internal terhadap aliran, dan beberapa ahli dapat

juga mendefiniskan sebagai gesekan dari fluida.

Viskositas adalah nilai yang diukur dari tahanan fluida yang berubah bentuk karena

tegangan geser (shear stress) maupun tegangan tarik (tensile stess). Dalam kehidupan

sehari-hari dapat kita jumpai pada fluida seperti air, jelly, madu, susu, dapat pula
dikatakan karena tegangan geser air kecil, sehingga mudah jatuh maka viskositas air

lebih kecil dibandingkan dengan madu, karena madu mempunyai tegangan geser

internal yang lebih besar, sehingga saat diteteskan madu lebih sulit untuk jatuh

dibandingkan dengan air. Pengertian yang paling sederhana semakin kecil nilai

viskositas maka semakin mudah suatu fluida untuk bergerak.

Tegangan geser dan viskositas

Pertama-tama kita bayangkan ada 2 buah lempeng pelat yang memiliki ukuran luas

permukaan yang sama yaitu sebesar A dan terpisah pada jarak yang cukup dekat yaitu

sebesar y. Di antara kedua lempeng pelat tersebut terdapat suatu jenis fluida (dapat

berupa gas atau cairan). Lempang bagian bawah dapat bergerak ke arah sumbuh X,

maka profil kecepatan pada fluida untuk t < 0, t = 0 dan t > 0 dapat digambar seperti
pada gambar berikut ini.

Distribusi kecepatan dalam lapisan fluida di antara 2 buah lempeng yang salah satu

lempengnya bergerak

Perhatikan gambar 1. pada saat t < 0 detik, kita anggap kedua lempeng dalam posisi

diam sempurna sehingga tidak ada profil kecepatan yang timbul pada lapisan fluida.

Pada saat t = 0 detik, pada saat ini lempeng bawah mendapat gaya sebesar F sehingga
lempeng bawah mulai mau bergerak dengan kecepatan konstan sebesar V m/s. Pada

saat t > 0 (t sedikit lebih besar dari 0 detik), maka mulai timbul profil kecepatan pada

lapisan fluida. Profil ini belum terbentuk sempurna dan steady. Pada saat t >> o detik,

pada saat ini profil kecepatan sudah terbentuk sempurna dan steady. Pada saat

terbentuk sempurna, terlihat profil kecepatan di dalam lapisan fluida ternyata linier.

Besar gradien kecepatan akan proporsional dengan perbandingan F terhadap A atau

dapat ditulis :

perbandingan ini memiliki suatu kontanta yang disebut viskositas (µ) sehingga dapat

ditulis menjadi :

F/A adalah tegangan geser yang diberikan kepada fluida atau dapat ditulis : dan

persamaan fluida Newtonian dapat ditulis ulang menjadi :


persamaan di atas menyatakan besarnya tegangan geser proporsional terhadap gradien

kecepatan arah sumbuh Y. Persamaan ini dikenal sebagai hukum Newton untuk

viskositas. Semua jenis gas dan banyak jenis zat cair yang memenuhi persamaan ini.

Fluida yang mengikuti persamaan ini disebut fluida Newtonian.

Ada fluida Newtonnian pasti ada fluida yang membangkang yang tidak mengikuti

persamaan ini. Fluida yang tidak mengikuti persamaan ini disebut fluida non-

Newtonian.

III.3.2 Persamaan fluida statis (tidak bergerak)

1. Massa jenis zat dirumuskan :


2. Tekanan secara umum dirumuskan :

Suatu benda yang berada di dalam zat cair juga mendapatkan tekanan dari zat cair

yang berada di atas benda tersebut......yang dikenal dengan istilah tekanan hidorstatis.

di dalam ruangan terbuka.....benda yang berada dalam suatu zat cair selain mendapat

tekanan hidrostatis juga mendapat tekanan udara/atmosfer. Gabungan tekanan

hidrostatis dan tekanan atmosfer dikenal dengan istilah tekanan mutlak.

dari bentuk2 rumus tekanan di atas menurunkan beberapa rumus baru.... namun

sebelum kita bahas lebih lanjut kalian harus memahami prinsipnya yaitu bentuk2

rumus yang akan dibahas berdasarkan prinsip persamaan tekanan.

3. Hukum Pascal
Dua Zat Cair atau lebih dalam Pipa U

Pada daerah peralihan zat cair di sebelah kanan dan kiri pipa....mempunyai tekanan

hidrostatis yang sama, sehingga membentuk persamaan :

dengan prinsip persamaan tekanan


Tekanan pada pegas

Apabila gaya yang bekerja pada sistem di atas disebabkan oleh suatu benda yang

mempunyai massa m maka berlaku hubungan F = m.g. Sehingga rumus yang sebelah

kiri berubah menjadi rumus yang sebelah kanan.

tekanan yang dilakukan dalam sistem di atas sebanding dengan perubahan panjang

pegas
selanjutnya dalam sebuah sistem seperti gambar di bawah ini menunjukkan adanya

perbedaan tekanan udara dalam kolom udara dibandingkan tekanan udara di

luar.....Tekanan dalam kolom udara sesuai dengan rumus tekanan mutlak. Bila zat cair

yang digunakan untuk pengisi adalah air raksa (Hg) maka tekanan atmosfer yang

ditambahkan dalam satuan cmHg.

P = Po + P

P=  g h

P = Po +  g h

4. Hukum Archimedes tentang gaya tekan ke atas

Apabila suatu benda dimasukkan kedalam air.....maka akan mendapatkan gaya tekan

ke atas sesuai dengan zat cair yang dipindahkan....yang disebut.....


Gaya Tekan ke Atas

akibatnya berat benda di dalam zat cair lebih kecil dari berat benda di dalam air

Wair = Wudara - Fa

sampai sejauh ini berarti kita mengenal tiga bentuk gaya yakni gaya berat, gaya pegas

dan....gaya tekan ke atas. seperti halnya tekanan ketiga bentuk gaya ini juga dapat

dihubungkan dalam suatu rumus/konsep.

Benda Terapung di atas air

kemudian bila zat cairnya terdiri dari dua jenis.......


yang perlu diingat volume benda yang tercelup maupun volume benda total

satuannya tidak selalu dalam meter kubik (m3) namun bisa dalam perbandingan

ataupun persentase.

III.3.Persamaan aliran fluida pada pipa

Salah satu cara untuk menjelaskan gerak suatu fluida adalah dengan membagi

fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil yang dapat dinamakan

partikel fluida dan mengikuti gerak masing-masing partikel ini.

Suatu massa fluida yang mengalir selalu dapat dibagi-bagi menjadi tabung

aliran,bila aliran tersebut adalah tunak, waktu tabung-tabung tetap tidak berubah

bentuknya dan fluida yang pada suatu saan berada didalam sebuah tatung akan tetap

berada dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran didalam tabung aliran adalah

sejajar dengan tabung dan mempunyai besar berbanding terbalik dengan luas

penampangnya. (pantar,s, 1997)

Konsep aliran fluida yang berkaitan dengan aliran fluida dalam pipa adalah :
III.3.3.1 Persamaan Hukum kekekalan Massa

Partikel fluida yang semula di A1 setelah Δt berada di A2. Karena Δt kecil dan

alirannya stasioner maka banyaknya fluida yang mengalir di tiap tempat dalam waktu

yang sama akan sama pula.

m1 = m2
Bagaimana dengan pipa yang memiliki penampang berbeda dan terletak pada

ketinggian yang berbeda?

ρ . A1 . v1 . Δt = ρ . A2 . v2 . Δt

dalam waktu (t)yang sama persamaan menjadi:

ρ1 . A1 . v1 = ρ2 . A2 . v2

dalam waktu yang sama, dan tidak ada perubahan  maka persamaan menjadi
A1 . v1 = A2 . v 2

Pipa Bercabang Dua :

berlaku hukum kontinuitas :

A1 V1 = A2 V2 + A3 V3

Persamaan Kontinuitas

Pada fluida tak-termampatkan (imcompresible), berlaku persamaan kontinuitas :

Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di

sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:

Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :


Pada fluida termampatkan (compresible), berlaku persamaan kontinuitas :

ρ1 . A1 . v1 = ρ 2 . A2 . v 2

Debit aliran (Q)

Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

Dimana :

Q = debit aliran (m3/s)

A = luas penampang (m2)

V = Volume fluida (m3)

v = laju aliran fluida (m/s)

Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran


Dimana :

Q = debit aliran (m3/s)

V = volume (m3)

t = selang waktu (s)

Contoh Soal:

1. Suatu pipa mengalirkan air dengan debit 1 m3 tiap sekonnya, dan digunakan

untuk mengisi bendungan berukuran ( 100 x 100 x 10 ) m. Hitung waktu yang

dibutuhkan untuk mengisi bendungan sampai penuh !

Jawab :

2. Aliran dengan debit 2 Liter/detik

Diketahui seperti gambar:


1. Kecepatan Fluida Masuk

2. Laju aliran massa (kg/s)

3. Kecepatan fluida keluar (1 in)

4. Jenis aliran (turbulen)

Jawaban:

Prinsip kekekalan massa aliran:

Sementara itu diketahui:

1. Q1 = 2 l/s = 2 x 10-3 m3/s

2. D1 = 77,9 mm = 0,0079 m (dalam tabel; pipa 3 in standar)

3. A1 = ¼ (π D12) = 0,06 m2

Maka:

(1)Kecepatan Fluida Masuk

v1 = Q1/A1 = (2. 10-3 m3/s)/0,06 m2 = 0,33 m/s

(2)Laju aliran massa (kg/s)

Q1 =2 x 10-3 m3/s, 1= 995,7 kg/m3

[3] Kecepatan fluida keluar (pipa 1 in) V2\


[4] Jenis aliran

Jenis aliran ditentukan oleh harga

bilangan reynold (NRe atau Re)

Termasuk jenis aliran transisi (Aliran

laminar, Re < 2100 dan Aliran turbulen, Re > 4000)

III.3.3.2 Hukum kekekalan energi

III.3.3.3 Persamaan Bernoulli

Bernoulli mengasumsikan bahwa kondisi yang terjadi adalah

- Tanpa ada perubahan panas (Q), perubahan energy dalam (U), kerja dalam

fluida (W) dan kerugian energy selama proses (karena gesekan) (F),

Ep + Ek +PV = 0 atau Ep + Ek + PV = konstan

m g (h2-h1) + ½ m(v22- v12) + (P2-P1)V = 0


atau

m g (h2-h1) + ½ m(v22- v12) + (V2-V1)P = 0


- Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi

sebagai berikut:

 Aliran bersifat mantap/tunak (steady state)

 Tidak terdapat gesekan (inviscid)

Dari kedua konspe diatas, diperoleh bahwa aliran fluida pada pida kecil

kecepatannya lebih besar disbanding aliran fluida pada pipa besar. Dan tekanan fluida

paling besar terletak pada bagian yang kecepatan alirannya paling kecil, dan tekanan
paling kecil terletak pada bagian yang kelajuannya paling besar. Pernyataan ini dikenal

dengan azaz Bernoulli.

Ditinjau dari gambar diatas, maka berdasarkan konsep: energi mekanik yang

melibatkan besaran tekanan p (usaha), besaran kecepatan aliran fluida v (mewakili

energi kinetic), dan besaran ketinggian (mewakili energi potensial), Bernoulli

menurunkan persamaan matematis, yang dikenal dengan Persamaan Bernoulli, sebagai

berikut:

ditampilkan dalam satuan persatuan massa:

g (h2-h1) + ½ (v22- v12) + (P2-P1)/ = 0

atau

 g (h2-h1) + ½ (v22- v12) + (P2-P1) = 0

atau

 g h + ½  v2 + P = konstan

Jadi persamaan Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan, energi kinetic per

satuan volume, dan energi potensial persatuan volume memiliki nilai yang sama pada
setiap titik sepanjang suatu garis arus. Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat

dituliskan sebagai berikut:

Contoh soal

1. Sebuah pipa mendatar dengan luas penampang 10 cm2 disambungkan ke pipa

mendatar lainnya yang memiliki luas penampang 50 cm2. Kelajuan air dalam

pipa kecil adalah 6 m/s dan tekanan disana adalah 200 kPa. Tekanan dalam pipa

besar adalah ….

a. 183 kPa

b. 202 kPa

c. 217 kPa

d. 235 kPa

e. 264 kPa

2. Sebuah pipa horizontal mempunyai luas penampang 0,1 m2 dalam suatu bagian

dan 0,05 dalam bagian lain. Laju air dalam penampang pertama adalah 5 m/s,

dan tekanan air dalam penampang kedua adalah 2 x 105 N/m2. Tekanan air

dalam penampang pertama adalah ….

a. 2,0 x 103 Pa

b. 2,4 x 105 Pa

c. 2,0 x 105 Pa

d. 3,0 x 104 Pa

e. 4,0 x 105 Pa

3. Gambar aliran fluida


Air mengalir melalui pipa mendatar dengan luas penampang pada masing-

masing ujungnya 200mm2 dan 100mm2. Bila air mengalir dari panampang besar

dengan kecepatan adalah 2 m/s, maka kecepatan air pada penampang kecil

adalah ….

A. 1 m/s

B. 2 m/s

C. 3 m/s

D. 4 m/s

E. 5m/s

4. Fluida mengalir dengan kecepatan 6 kg/menit pada pipa dengan luas

permukaan masuk = 0,5 m2 dan luas permukaan keluar = 0, 1 m2. Berapa m/s

kecepatan air keluar dari pipa? (berat jenis air – 1 g/cc)

A. 60 m/s

B. 30 m/s

C. 10 m/s

D. 5 m/s

E. 1 m/s

5. Minyak mengalir melalui sebuah pipa bergaris tengah 8 cm dengan kecepatan

rata-rata 3 m/s. Cepat aliran dalam pipa sebesar …. Liter/s

A. 13,5 liter/s

B. 15,1 liter/s
C. 16,2 liter/s

D. 17,3 liter/s

E. 18,4 liter/s

6. Debit air yang keluar dari pipa yang luas penampangnya 4cm2 sebesar 100 cm3/s.

Kecepatan air yang keluar dari pipa tersebut adalah ….

A. 30 cm/s

B. 25 cm/s

C. 20 cm/s

D. 15 cm/s

E. 10 cm/s

Anda mungkin juga menyukai