Fluida
DI SUSUN OLEH :
Yahya Nurhakim
Muhammad Maulana
Muhammad Daniel
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAHLAWAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fluida merupakan ilmu fisika yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia
sehari-hari. Fluida yang biasa ada dalam kehidupan sehari-hari merupakan kelompok
fluida dinamis. Konsep fluida mampu memberikan banyak kemudahan bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu fluida menjadi slah satu bab dalam fisika dasar
yang perlu dipelajari agar dapat mengetahui bagaimana konsep fluida yang kita
gunakan selama ini. Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang terus menerus
berubah bentuk apabila mengalami tegangan gesar fluida tidak mampu menahan
tegangan geser tanpa berubah bentuk. Kendatipun demikian ada bahan-bahan seperti
oli, cat, ter dan larutan polimer yang menunjukkan karakteristik entah zat padat atau
fluida tergantung dari tegangan geser yang dialami.
BAB II
KERANGKA TEORI
Definisi Fluida
Dalam konsep mekanika fluida semua bahan nampak berada dalam dua
keadaan, yaitu sebagai zat padat dan cair (fluida). Kebanyakan bahan bisa disebut
entah sebagai zat padat, zat cair, atau gas. Walaupun sebagian diantaranya
mempunyai sifat-sifat yang memungkinkan diperolehnya sebutan ganda. Sebuah zat
padat umumnya mempunyai bentuk yang tertentu, sedangkan zat cair dan gas
mempunyai bentuk yang ditetapkan oleh wadahnya sendiri (masing-masing).
Perbedaan dasar antara zat cair dan gas (keduanya digolongkan sebagai fluida) adalah
bahwa gas akan menyebar dan mengisi seluruh wadah yang ditempatinya. Defenisi
2
yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari krateristik
deformasi bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai bahan yang menunjukkan
reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima suatu gaya geser (shear).
Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang terus menerus berubah
bentuk apabila mengalami tegangan gesar fluida tidak mampu menahan tegangan
geser tanpa berubah bentuk. Kendatipun demikian ada bahan-bahan seperti oli, cat, ter
dan larutan polimer yang menunjukkan karakteristik entah zat padat atau fluida
tergantung dari tegangan geser yang dialami. (White, M.Frank, 1988)
Umumnya makin besar laju deformasi fluida, makin besar pula tegangan geser
untuk fluida tersebut. Viskositas atau kekentalan adalah ukuran untuk menyatakan
hambatan atau kekentalan fluida terhadap deformasi.
Defenisi tentang fluida ini mengingatkan bahwa tegangan geser ada bila
sebuah fluida sedang mengalami deformasi. Air dalam ssebuah wadah yang
digerakkan atau dirotasikan dengan kecepatan atau percepatan konstan tidak akan
menunjukkan deformasi sehingga tidak mengalami tegangan geser. Namun agar
tegangan geser itu ada, fluida harus viskos sebagai mana karateristik yang ditunjukkan
oleh semua fluida sejati. Fluida ideal boleh didefenisikan sebagai fluida yang tidak
viskos. Jadi tegangan geser pada fluida ideal tidak ada, bahkan meskipun fluida itu
mengalami deformasi.Walaupun fluida yang tidak viskos tidak pernah ada studi
tentang fluida seperti ini penting sekali untuk rekayasa karena perilaku fluida viskos
sering ideal dapat dijabarkan analisis terhadap gerak fluida yang ideal tersebut.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya.
Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia
setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Untuk menganalisa kedua jenis aliran ini diberikan parameter tak berdimensi
yang dikenal dengan nama bilangan Reynolds (Giles. V, 1984) sebagai
berikut:
Re = ρ . D . v / μ
Dimana :
Re = Bilangan Reynolds
r = massa jenis (kg/m3)
m = viskositas dinamis (N.s/m2)
D = Diameter (m)
v = kecepatan aliran (m/s)
4
Sedangkan aliran Uniform dapat diartikan sebagai suatu keadaan aliran yang
tidak berubah diseluruh ruang. Kedua defenisi ini sering dipakai pada keadaan
aliran turbulen dan biasanya dianggap aliran steady yang berarti aliran steady
rata-rata.Demikian pula aliran uniform berarti uniform rata-rata.
Pembagian Fluida
Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida
tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya
geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak
dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain
yang mengakibatkan air tersebut bergerak.
Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang
memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari
permukaan sampai dasar sungai.
Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang
sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan
gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang
massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar
merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir
(dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai
kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami
5
perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-
putaran).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida
dinamis ini.
Besaran-besaran dalam fluida dinamis
Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)
Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang
sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
6
Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum
kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan
volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan
dalam persamaan menjadi :
Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air
7
Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan
di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.
Keterangan:
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
F = Gaya angkat pesawat (N)
Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada
ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada
tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan
lama kelamaan akan menyembur keluar.
8
2.1 Sifat-Sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada
dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa
jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah
pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut
tentunya kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat
daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara
kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih
ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta
merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan
(densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume.
Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada
benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama.
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
2. Tegangan permukaan
Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat
terapung di permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan
permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-
molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah
molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan
cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini
menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila
molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di
bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini
diberi jarum atau silet, molekul bagian bawah permukaan akan
memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih
ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa
tenggelam. Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak
tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan dengan
dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang
bersentuhan dengan zat cair.
3. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada
fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan
kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor.
Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi
karena adanya gejala kapilaritas.
10
Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan
diameter kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam
bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa
akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana
berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih
rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut
dengan gejala kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena
itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus.
Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus
cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut
meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi
adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel
karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda
jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat
menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi
antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel
airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan
kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut
11
kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut
kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh
adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair
dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa
dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah
berikut ini :
a. Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
b. Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke
atas sehingga dinding rumah lembab.
4. Viskositas
13
Viskositas pada fluida Newtonian secara definisi hanya bergantung pada
temperatur dan tekanan dan tidak bergantung pada gaya-gaya yang bekerja pada
fluida. Jika fluida bersifat inkompresibel dan viskositas bernilai tetap di seluruh
bagian fluida, persamaan yang menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat
kartesian) adalah
di mana
τij adalah tegangan geser pada bidang ith dengan arah jth
vi adalah kecepatan pada arah ith
xj adalah koordinat berarah jth
Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida non-
Newtonian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
16
Pahamilah mengenai konsep fluida karena hal ini dapat memberikan banyak
manfaat bagi kehidupan dan tentunnya kita kan mendapat banyak pengetahuan
mengenai alat-alat yang kita gunakan, sehingga tidak hanya memakai alatnya
saja namun juga mengerti konsep yang mengiringi fungsi kerja alat tersebut.
17