Anda di halaman 1dari 17

Tugas Makalah Fisika Dasar

Fluida

DI SUSUN OLEH :

Yahya Nurhakim

Restu Aryanda Akbar

Muhammad Maulana

Muhammad Daniel

S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAHLAWAN

1
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Fluida merupakan ilmu fisika yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia
sehari-hari. Fluida yang biasa ada dalam kehidupan sehari-hari merupakan kelompok
fluida dinamis. Konsep fluida mampu memberikan banyak kemudahan bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu fluida menjadi slah satu bab dalam fisika dasar
yang perlu dipelajari agar dapat mengetahui bagaimana konsep fluida yang kita
gunakan selama ini. Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang terus menerus
berubah bentuk apabila mengalami tegangan gesar fluida tidak mampu menahan
tegangan geser tanpa berubah bentuk. Kendatipun demikian ada bahan-bahan seperti
oli, cat, ter dan larutan polimer yang menunjukkan karakteristik entah zat padat atau
fluida tergantung dari tegangan geser yang dialami.

BAB II
KERANGKA TEORI

Definisi Fluida
Dalam konsep mekanika fluida semua bahan nampak berada dalam dua
keadaan, yaitu sebagai zat padat dan cair (fluida). Kebanyakan bahan bisa disebut
entah sebagai zat padat, zat cair, atau gas. Walaupun sebagian diantaranya
mempunyai sifat-sifat yang memungkinkan diperolehnya sebutan ganda. Sebuah zat
padat umumnya mempunyai bentuk yang tertentu, sedangkan zat cair dan gas
mempunyai bentuk yang ditetapkan oleh wadahnya sendiri (masing-masing).
Perbedaan dasar antara zat cair dan gas (keduanya digolongkan sebagai fluida) adalah
bahwa gas akan menyebar dan mengisi seluruh wadah yang ditempatinya. Defenisi
2
yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari krateristik
deformasi bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai bahan yang menunjukkan
reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima suatu gaya geser (shear).
Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang terus menerus berubah
bentuk apabila mengalami tegangan gesar fluida tidak mampu menahan tegangan
geser tanpa berubah bentuk. Kendatipun demikian ada bahan-bahan seperti oli, cat, ter
dan larutan polimer yang menunjukkan karakteristik entah zat padat atau fluida
tergantung dari tegangan geser yang dialami. (White, M.Frank, 1988)
Umumnya makin besar laju deformasi fluida, makin besar pula tegangan geser
untuk fluida tersebut. Viskositas atau kekentalan adalah ukuran untuk menyatakan
hambatan atau kekentalan fluida terhadap deformasi.
Defenisi tentang fluida ini mengingatkan bahwa tegangan geser ada bila
sebuah fluida sedang mengalami deformasi. Air dalam ssebuah wadah yang
digerakkan atau dirotasikan dengan kecepatan atau percepatan konstan tidak akan
menunjukkan deformasi sehingga tidak mengalami tegangan geser. Namun agar
tegangan geser itu ada, fluida harus viskos sebagai mana karateristik yang ditunjukkan
oleh semua fluida sejati. Fluida ideal boleh didefenisikan sebagai fluida yang tidak
viskos. Jadi tegangan geser pada fluida ideal tidak ada, bahkan meskipun fluida itu
mengalami deformasi.Walaupun fluida yang tidak viskos tidak pernah ada studi
tentang fluida seperti ini penting sekali untuk rekayasa karena perilaku fluida viskos
sering ideal dapat dijabarkan analisis terhadap gerak fluida yang ideal tersebut.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya.
Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia
setiap saat meskipun sering tidak disadari.

Aliran pada Fluida


Ditinjau dari jenis aliran,dapat diklasifikasikan menjadi aliran laminar dan aliran
turbulen.
 Aliran fliuida dikatakan laminar jika lapisan fluida bergerak dengan kecepatan
yang sama dan dengan lintasan partikel yang tidak memotong atau menyilang.
3
Karena aliran fluida pada aliran laminar bergerak dalam lintasan yang sama
maka aliran laminar dapat diamati. Partikel fluida pada aliran laminar jarang
dijumpai dalam praktek hidrolika. Dapat dikatakan bahwa aliran laminar di
tandai dengan tidak adanya ketidak beraturan atau fluktuasi di dalam aliran
fluida.
 Aliran turbulen adalah gerakan fluida tidak lagi tenang dan tunak (berlapis
atau laminar) melainkan menjadi bergolak dan bergejolak (bergolak atau
turbulen). Pada aliran turbulen partikel fluida tidak membuat fluktuasi tertentu
dan tidak memperlihatkan pola gerakan yang dapat diamati. Aliran turbulen
hampir dapat dijumpai pada praktek hidrolika.
Dan diantara aliran laminar dan turbulen terdapat daerah yang dikenal
dengan daerah transisi.

Untuk menganalisa kedua jenis aliran ini diberikan parameter tak berdimensi
yang dikenal dengan nama bilangan Reynolds (Giles. V, 1984) sebagai
berikut:
Re = ρ . D . v / μ
Dimana :
Re = Bilangan Reynolds
r = massa jenis (kg/m3)
m = viskositas dinamis (N.s/m2)
D = Diameter (m)
v = kecepatan aliran (m/s)

 Aliran Steady dan Aliran Uniform


Aliran disebut steady (tenang) apabila aliran semua tempat disepanjang
lintasan aliran tidak berubah menurut waktu.
 Aliran Uniform

4
Sedangkan aliran Uniform dapat diartikan sebagai suatu keadaan aliran yang
tidak berubah diseluruh ruang. Kedua defenisi ini sering dipakai pada keadaan
aliran turbulen dan biasanya dianggap aliran steady yang berarti aliran steady
rata-rata.Demikian pula aliran uniform berarti uniform rata-rata.

Pembagian Fluida
 Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida
tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya
geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana.
 Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak
dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain
yang mengakibatkan air tersebut bergerak.
 Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang
memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari
permukaan sampai dasar sungai.
Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang
sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan
gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang
massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar
merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir
(dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.

 Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai
kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami

5
perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-
putaran).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida
dinamis ini.
Besaran-besaran dalam fluida dinamis
 Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)

 Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang
sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :

6
 Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum
kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan
volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan
dalam persamaan menjadi :

Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air

o Penerapan dalam teknologi


 Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa
terbang karena memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju
aliran udara tepat di bawah sayap, karena laju aliran di atas lebih besar
maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada
tekanan pesawat di bawah.

7
Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan
di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.

Keterangan:
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
F = Gaya angkat pesawat (N)

 Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk

Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada
ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada
tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan
lama kelamaan akan menyembur keluar.

8
2.1 Sifat-Sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada
dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa
jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah
pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut
tentunya kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat
daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara
kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih
ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta
merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan
(densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume.
Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada
benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama.
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)

Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3)

Air 1,00 Gliserin 1,26

Aluminium 2,7 Kuningan 8,6

Baja 7,8 Perak 10,5


9
Benzena 0,9 Platina 21,4

Besi 7,8 Raksa 13,6

Emas 19,3 Tembaga 8,9

Es 0,92 Timah Hitam 11,3

Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012

2. Tegangan permukaan
Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat
terapung di permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan
permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-
molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah
molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan
cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini
menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila
molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di
bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini
diberi jarum atau silet, molekul bagian bawah permukaan akan
memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih
ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa
tenggelam. Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak
tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan dengan
dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang
bersentuhan dengan zat cair.
3. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada
fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan
kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor.
Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi
karena adanya gejala kapilaritas.

10
Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan
diameter kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam
bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa
akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana
berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih
rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut
dengan gejala kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena
itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus.
Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus
cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut
meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi
adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel
karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda
jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat
menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi
antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel
airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan
kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut

11
kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut
kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh
adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair
dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa
dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah
berikut ini :
a. Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
b. Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke
atas sehingga dinding rumah lembab.
4. Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik


dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya
untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal".
Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah,
sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
12
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal
fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran
dari pergeseran fluida.

2.2 Mekanika Fluida

Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari


fluida (yang dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi
fluida statik dan fluida dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan
diam sementara fluida dinamis mempelajari fluida yang bergerak.
 Fluida Newtonian
Sebuah Fluida Newtonian (dinamakan dari Isaac Newton) didefinisikan
sebagai fluida yang tegangan gesernya berbanding lurus secara linier dengan
gradien kecepatan pada arah tegak lurus dengan bidang geser. Definisi ini
memiliki arti bahwa fluida newtonian akan mengalir terus tanpa dipengaruhi
gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Sebagai contoh, air adalah fluida
Newtonian karena air memiliki properti fluida sekalipun pada keadaan diaduk.
 non-Newtonian
fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu "lubang". Lubang ini akan
terisi seiring dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada
material-material seperti puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-
Newtonian diaduk adalah penurunan viskositas yang menyebabkan fluida
tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada cat). Ada banyak tipe fluida non-
Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang berubah pada
keadaan tertentu.
Persamaan pada fluida Newtonian
Konstanta yang menghubungkan tegangan geser dan gradien kecepatan secara linier
dikenal dengan istilah viskositas. Persamaan yang menggambarkan perlakuan fluida
Newtonian adalah:
di mana
τ adalah tegangan geser yang dihasilkan oleh fluida
μ adalah viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas
adalah gradien kecepatan yang tegak lurus dengan arah geseran

13
Viskositas pada fluida Newtonian secara definisi hanya bergantung pada
temperatur dan tekanan dan tidak bergantung pada gaya-gaya yang bekerja pada
fluida. Jika fluida bersifat inkompresibel dan viskositas bernilai tetap di seluruh
bagian fluida, persamaan yang menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat
kartesian) adalah
di mana
τij adalah tegangan geser pada bidang ith dengan arah jth
vi adalah kecepatan pada arah ith
xj adalah koordinat berarah jth
Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida non-
Newtonian.

2.3 Tekanan Dalam Fluida


Misalkan kita sedang berendam di dalam air, apa yang kita rasakan? Seolah-
olah air menekan seluruh tubuh kita yang bersentuhan dengan air. Tekanan ini
semakin besar apabila kita masuk lebih dalam ke dalam air. Fenomena apa yang ada
dibalik peristiwa ini. Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa fluida
memberikan tekanan terhadap benda yang berada di dalamnya. Pengertian ini
diperluas menjadi tekanan pada fluida tergantung pada ketebalannya atau lebih
tepatnya kedalamannya. Udara/atmosfer terdiri dari gas-gas yang juga merupakan
bentuk dari fluida. Maka udara juga akan memiliki tekanan seperti definisi di atas.
Tekanan udara kita anggap sama untuk ketinggian tertentu di atas bumi namun untuk
ketinggian yang sangat tinggi di atas permukaan bumi besarnya menjadi berbeda.

2.4 Fluida Elektro Reologi


Mungkin, yang pertama kali melakukan percobaan pembuatan dan penerapan
cairan fluida yang merespon kondisi luarnya adalah Pak Winslow pada tahun
1940. Kenapa saya awali dengan “mungkin”? Sebab ide atau niatan membuat
fluida pintar ini sudah ada sejak 150 tahun yang lalu. Lalu Pak Winslow lah yang
berhasil melakukan percobaan pembuatannya. Kebanyakan fluida elektro-reologi
merupakan dispersi dari partikel dielectric yang tersuspensi pada non-conducting
liquid (cairan yang bersifat bukan konduksi, alias tidak mampu hantar listrik).
Mudahnya, anda punya partikel (bulet kecil-kecil) dari bahan dielectrik kemudian
14
dicampur dengan cairan tak mampu hantar listrik, misal silicone-oils, hingga sifat
campuran seperti suspensi. Itulah fluida elektro-reologi. Yield stress, tegangan
geser, yaitu gaya luar yang diperlukan untuk menggeser fluida tersebut, dari
keadaan diam kemudian mengalir. Fluida elektro-reologi mula-mula mempunyai
nilai yield stress relatif kecil. Namun ketika medan listrik dari luar diaplikasikan,
nilai yield stress-nya menjadi meningkat dengan drastis, alias susah untuk
mengalir. Mekanisme yang sering digunakan untuk menjelaskan fenomena ini
adalah ketika medan listrik luar (ordenya sekitar kV/mm) diaplikasikan kepada
fluida elektro-reologi, menimbulkan efek dipole (pe-dua-kutub-an) dari dielektrik
partikel yang tersuspensi dalam cairan tsb. Berubahnya sifat dialektrik partikel
hingga mempunyai kutub ini menyebabkan partikel kecil-kecil saling mendekat
satu sama lainnya, sesusai sifat kutub masing-masing.
Kini, aplikasi dari fluida elektro-reologi telah mempunyai pangsa pasar tersendiri,
diantaranya:
- controllable valve and shakers
- controllable machinery and engine mount
- controllable clutch and brakes
- controllable dampers

2.5 Fluida Bermagnet


Pada tahun 1960-an, Pak Rosensweig menjadi pelopor penelitian pembuatan dan
aplikasi dari fluida bermagnet. Kemudian setelah beberapa saat setelah penelitiannya
berkembang, beliau mendirikan perusahaan yang dikenal dengan Perusahaan
Ferrofluidics. Fluida bermagnet terdiri atas partikel bermagnet (superparamagnetic
particle) berukuran sangan kecil (skala nano, < 10 nm) yang terdispersi dalam cairan
pembawa. Tahukan seberapa kecil ukuran nano-meter itu? Iya benar, sepersejuta
meter. Suangaat kecil bukan. Campuran dispersi antara partikel magnet dan cairan
pembawa cenderung bersifat stabil (tidak terjadi sedimentasi/pengendapan),
disebabkan pergerakan Brownian (Brownian motion) yang terjadi ketika kita
mencampur partikel sangat kecil kedalam suatu cairan. Mudahnya, ketika anda
mengaduk gula dalam segelas air, gulanya tidak akan mengendap dibawah jika
adukannya merata. Artinya gula berubah jadi partikel sangat kecil sekali lalu
tersuspensi kedalam air, dan cenderung stabil. Para peneliti juga berhasil menaikkan
15
performa stabilitas fluida bermagnet dengan menambahkan surfactant, suatu zat yang
mencegah menempelnya partikel magnet satu sama lainnya, sehingga penggumpalan
bisa dihindari. Sehingga stabilitas fluida bermagnet dapat dipertahankan lebih lama
lagi.
Fluida bermagnet akan berubah sifat dan karakternya ketika dikenakan medan
magnet. Viskositas adalah salah satu parameter yang bisa diatur pada fluida
bermagnet. Karena waktu respon yang diperlukan sangat pendek (dalam orde mili-
second), maka kemampuan mudah-aturnya cepat mendapat perhatian pangsa pasar.
High-pressure seal dan media pendingin loudspeaker adalah salah dua produk yang
digemari pasar saat ini.

2.6 Fluida Magnet Reologi


Tibalah saatnya kita mengenal fluida pintar jenis ketiga yaitu fluida magnet-
reologi. Secara umum komposisinya sama dengan fluida bermagnet, yaitu: partikel
magnet + cairan pembawa + surfactant. Cuma bedanya adalah ukuran partikel magnet
dalam orde mikro-meter (seperseribu meter) dan peran surfactant yang sangat besar
untuk mencegah proses pengendapan. Pergerakan Brownian tidak terjadi pada fluida
jenis ini, karena ukuran partikel relatif besar. Hal yang menakjubkan dari sifat fluida
magnet-reologi ini adalah kemampuannya berubah fase menjadi semi-padat bahkan
cukup padat hingga dapat dikategorikan fase padat (solid phase).

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulannya fluida merupakan suatu konsep yang berhubungan dengan


kehidupan manusia dalam memudahkan melakukan beberapa hal yang sering
dilakukan dalam kehidupan.

Saran
16
Pahamilah mengenai konsep fluida karena hal ini dapat memberikan banyak
manfaat bagi kehidupan dan tentunnya kita kan mendapat banyak pengetahuan
mengenai alat-alat yang kita gunakan, sehingga tidak hanya memakai alatnya
saja namun juga mengerti konsep yang mengiringi fungsi kerja alat tersebut.

17

Anda mungkin juga menyukai