SATUAN OPERASI
ACARA II
FLUIDA
Penanggungjawab :
Frans Yudhistira A.
A1M013016
A1M013022
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata fluida mencakup zat cair, air
dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda
keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan ke dalam fluida karena tidak bisa
mengalir.
Susu, minyak, pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. Dan semua zat
cair itu dapat dikelompokkan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir
dari satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan seharihari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung dan tenggelam
di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut
mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau
melayang diatasnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi
di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun tidak disadari. Fluida ini dapat kita
bagi menjadi dua bagian, yakni fluida statis dan fluida dinamis.
Adapun pengertian fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tidak ada perbedaan
kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel
tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan
tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana air di bak yang tidak
dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang
mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana
adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai
lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fluida
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi)
secara permanen. Bila bentuk suatu massa fluida akan diubah, maka di dalam
fluida akan terbentuk lapisan-lapisan hingga mencapai suatu bentuk baru
(Munson, 2009).
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi)
secara permanen. Bila bentuk suatu massa fluida akan diubah, maka di dalam
fluida akan terbentuk lapisan-lapisan hingga mencapai suatu bentuk baru.
Pemahaman tentang fluida sangat penting untuk dapat menyelesaikan soal-soal
pergerakan fluida melalui pipa, pompa dan peralatan proses atau alat ukur laju alir
pada fluida (Dudgale, 2006).
Fluida dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Fluida mampu mampat (Compressible), yaitu : fluida yang apabila diberi
gaya tekanan, maka volume dan suhunya akan mengalami perubahan.
Contohnya adalah gas.
2. Fluida tak mampu mampat (Incompressible), yaitu : densitas fluida hanya
sedikit terpengaruh oleh perubahan yang besar terhadap tekanan dan
suhu.fluida tak mampu mampat biasanya berupa cairan seperti air
(Dudgale, 2006).
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan Newtonian
dan non Newtonian.
1. Cairan Newtonian
Cairan Newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air,
minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas
berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear
stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan bahan yang sulit mengalir dikatakan
memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas. Newton
menyatakan hubungan antara gaya gaya mekanika dari suatu aliran viskos
sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalahkonstan sehubungan dengan
gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan.
Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan
dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang
tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida
setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A.
Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada
lapisan fluida dibawahnya, maka tidakada gaya tekan yang bekerja pada lapisan
fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan
bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya
akan membentuk suatu lapisan lapisan yang saling bergeseran.Setiap lapisan
tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragamdengan
kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida
paling bawah sama dengan nol, maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di
suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan tidak adanya tekanan
fluida (Kanginan, 2006). Lapisan- lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling
berdesakan karena itu terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran dimana
besarnya tergantung dari kekentalan zat cair (Ginting, 2011).
Menurut Bird (2010) Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah
sebagai berikut:
1. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas
gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
2. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas
naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-
III.
Viskometer
Gelas Beker
Kompor Gas
Thermometer
Pipet Tetes
Stopwatch
Bahan :
Kecap
Minyak Goreng
Santan
Air
Sirup
B. Prosedur Kerja
METODE PRAKTIKUM
IV.
A. Hasil
1. Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas Bahan
30C
13:43
Pemanasan
50C
06:57
70C
02:13
II
14:15
05:10
01:16
III
15:02
06:02
02:46
Jumlah
43:00
18:09
06:15
Rata-rata
I
14:33
01:10
06:09
00:41
02:05
00:31
Minyak
II
01:09
00:47
00:31
Goreng
III
Jumlah
Rata-rata
I
01:08
3:27
01:09
38:31
00:50
02:08
00:42
34:40
00:38
01:40
00:33
08:33
II
38:40
34:33
08:26
III
38:37
34:38
08:34
Bahan
Kecap
Santan
Ulangan
Air
Sirup
Jumlah
1:55:39
1:43:41
26:07
Rata-rata
I
20:18
02:09
20:14
02:01
08:02
02:06
II
01:55
02:00
02:06
III
Jumlah
02:02
06:06
02:01
06:02
02:06
06:18
Rata-rata
I
02:02
02:21
02:00
02:24
02:06
02:13
II
02:22
02:15
02:18
III
Jumlah
02:24
07:17
02:18
09:15
02:14
06:45
Rata-rata
02:22
03:05
02:15
2. Grafik Pengaruh
Kecap
16:48
14:24
12:00
9:36
7:12
4:48
2:24
0:00
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
Minyak Goreng
1:26
1:12
0:57
0:43
0:28
0:14
0:00
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
55
60
65
70
75
Santan
0:00
19:12
14:24
9:36
4:48
0:00
25
30
35
40
45
50
Air
2:06
2:05
2:03
2:02
2:00
1:59
1:58
1:56
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
55
60
65
70
75
Sirup
3:21
2:52
2:24
1:55
1:26
0:57
0:28
0:00
25
30
35
40
45
50
B. Pembahasan
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu
fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan
fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k,
lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin
mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair
maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) dari
pada gas tidak kental (mobile) (Martoharsono, 2006).
Viskositas biasanya diterima sebagai kekentalan atau penolakan terhadap
penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dapat
dipikir sebagai cara untuk mengukur gesekan fluid. Prinsip dasar penerapan
viskositas digunakan dalama sifat alir zat cair atau rgeologi. Rheologi merupakan
ilmu tentang sifat alir suatu zat. Rheologi terlibat dalam pembuatan, pengemasan
atau pemakaian, konsistensi, stabilitas dan ketersediaan hayati sediaan (Moechtar,
1990).
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan bertambahnya
waktu viskositas semakin meningkat. Makin tinggi viskositas maka akan semakin
besar tahanannya. Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur,
maka viskositas cairan justru menurun jika temperatur dinaikkan. (Martin, 2008).
Martin (2008) juga menyatakan bahwa viskositas gas bertambah dengan naiknya
temperatur, sedang viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien
viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi
untuk cairan naik dengan naiknya tekanan.
Pengukuran viskositas bahan ini dilakukan dengan menggunakan bahanbahan yang telah ditentukan yaitu kecap, minyak goreng, santan, air atau akuades,
dan sirup. Bahan-bahan tersebut kemudian diambil sebanyak 100 ml dan
dimasukkan ke dalam gelas beker. Selanjutnya gelas beker berisi bahan tersebut
dipanaskan hingga mencapai suhu 30C, 50C, dan 70C. Setelah suhu yang
diinginkan telah dicapai, maka selanjutnya dilakukan pengukuran viskositas
bahan dengan menggunakan pipet tetes dimana seluruh bahan diteteskan
menggunakan pipet tetes dan diukur kecepatannya saat menetes dengan
menggunakan stopwatch. Setiap perlakuan suhu dilakukan ulangan sebanyak tiga
kali dan kemudian dihitung rata-rata pada setiap ulangan. Lama waktu bahan
menetes diasumsikan sebanagi besarnya viskositas pada setiap bahan.
Pengukuran viskositas kecap pada suhu 30C dihasilkan waktu pengukuran
rata-rata selama 14 menit 33 detik untuk menurunkan 100 ml minyak goreng,
sedangkan pada suhu 50C dihasilkan waktu rata-rata selama 6 menit 9 detik, dan
pada suhu 70C dihasilkan waktu rata-rata selama 2 menit 5 detik.
Pengukuran viskositas minyak goreng pada suhu 30C dihasilkan waktu
pengukuran rata-rata selama 1 menit 9 detik untuk menurunkan 100 ml minyak
goreng, sedangkan pada suhu 50C dihasilkan waktu rata-rata selama 42 detik,
dan pada suhu 70C dihasilkan waktu rata-rata selama 33 detik.
suspensi menaikkan
viskositas air.
Pada pengukuran viskositas air dan sirup terdapat ketidaksesuain antara
hasil praktikum dengan literatur yang ada bahwa berdasarkan literatur, Martin
(2008) menyatakan bahwa viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Hal
tersebut dapat terjadi akibat adanya kesalahan pada saat melaksanakan
pengukuran dengan menggunakan pipet ataupun kesalahan akibat suhu yang
sudah menurun akibat terlalu lama dalam melakukan pengukuran.
Dalam praktikum ini juga diketahui bahwa pada suhu 30C viskositas
terbesar dimiliki oleh santan dimana santan memerlukan waktu yang lebih lama
pada saat menetes di dalam pipet dibandingkan dengan bahan-bahan lain yaitu
selama 20 menit 18 detik, urutan kedua ditempati oleh kecap dengan waktu
selama 14 menit 33 detik, urutan ketiga ditempati oleh sirup dengan waktu selama
2 menit 22 detik, urutan keempat ditempati oleh air dengan waktu selama 2 menit
2 detik, dan urutan terakhir adalah minyak goreng dengan waktu selama 1 menit 9
detik. Urutan tersebut menunjukkan besarnya viskositas dari terbesar sampai
terkecil.
Kemudian pada suhu 50C viskositas terbesar masih dimiliki oleh santan,
waktu yang diperlukan santan yaitu selama 20 menit 14 detik, urutan kedua
ditempati oleh kecap dengan waktu selama 6 menit 9 detik, urutan ketiga
ditempati oleh sirup dengan waktu selama 3 menit 5 detik, urutan keempat
ditempati oleh air dengan waktu selama 2 menit, dan urutan terakhir adalah
minyak goreng dengan waktu selama 42 detik.
Dan pada suhu 70C viskositas terbesar masih tetap dimiliki oleh santan,
waktu yang diperlukan santan yaitu selama 8 menit 2 detik, urutan kedua
ditempati oleh sirup dengan waktu selama 2 menit 15 detik, urutan ketiga
ditempati oleh air dengan waktu selama 2 menit 6 detik, urutan keempat ditempati
oleh kecap dengan waktu selama 2 menit 5 detik, dan urutan terakhir adalah
minyak goreng dengan waktu selama 33 detik.
Berdasarkan literatur, viskositas santan sebesar 3,790 cp, viskositas kecap
sebesar 0,65 cp, viskositas sirup sebesar 0,055 cp, viskositas air sebesar 0,001 cp,
dan viskositas minyak sebesar 0,0015 cp. Dalam praktikum ini santan memang
memiliki viskositas yang paling tinggi, kemudian urutan kedua adalah kecap,
sirup, minyak, dan air. Terdapat kesesuaian dan ketidaksesuaian antara literatur
dan hasil praktikum. Ketidaksesuaian tersebut dapat terjadi dikarenakan
kurangnya ketelitian pada saat pelaksanaan praktikum sehingga memungkinkan
adanya kesalahan pada saat melakukan pengukuran viskositas berbagai bahan.
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahan yang berbeda maka akan memiliki nilai viskositas yang berbeda.
Dari praktikum ini dihasilkan pengukuran viskositas berdasarkan waktu
dan suhu yang berbeda, yaitu kecap pada suhu 30oC selama 14 menit 33
detik, 50oC selama 6 menit 9 detik, 70oC selama 2 menit 46 detik ;
minyak goreng pada suhu 30oC 1 menit 9 detik, 50oC selama 42 detik,
70oC selama 32oC ; santan pada suhu 30oC selama 20 menit 18 detik,
50oC selama 20 menit 14 detik, dan 70oC 8 menit 2 detik ; Air pada suhu
30oC selama 2 menit 2 detik, 50oC selama 2 menit, 70oC selama 2 menit
6 detik ; sirup 30oC selama 2 menit 22 det ik, 50oC selama 3 menit 5
detik, dan 70oC 2 menit 15 detik.
2. Suhu berpengaruh terhadap viskositas jenis cairan, semakin tinggi suhu
maka viskositas cairan semakin menurun.
3. Zat terlarut berpengaruh terhadap viskositas jenis cairan. Zat terlarut
yang bersifatmengikat cairan maka akan menurunkan viskositas cairan.
B. Saran
1. Sebaiknya dalam memilih jadwal praktikum lebih diperhatikan dan tidak
terlalu mendadak sehingga laporan dapat dikerjakan tanpa mengganggu
UAS serta diharapkan koordinasi antara praktikan dan asisten lebih
terkontrol sehingga praktikum berjalan dengan lancar dan tertib serta
praktikan lebih paham akan apa yang dipraktikan.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti pada saat melaksanakan praktikum agar
hasil yang didapat sesuai atau mendekati literatur.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 2010. Kimia Fisik Untuk Universitas. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Bourne, Malcon. 2002. Food Texture and Viscosity. Academic Press. New York
Dudgale. 2006. Mekanika Fluida Edisi 3. Penerbit Erlangga. Jakarta
Ginting, Tjurmin. 2011.
UNSRI. Indralaya.
Penuntun
Praktikum
Kimia
Dasar.
LDB
Kanginan, M. 2006. FISIKA untuk SMA Kelas XII. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Martin, A. 2008. Farmasi Fisika, edisi II, Jilid 3. UI Press. Jakarta
Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Moechtar. 1990. Farmasi Fisik. UGM-press. Yogyakarta.
Munson and Young., 2009. Fundamentals of Fluids Mechanics, ed. 4. Erlangga.
Jakarta
Wiroatmojo. 1988. Kimia Fisika. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta.
LAMPIRAN