Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Melly
Megan Pakpahan 6103018184
2.1 Viskositas
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul–molekul cairan satu dengan yang lain
(Febrianto, 2013). Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Terdapat tiga parameter yang
berperan penting, diantaranya stress, strain, dan waktu. Stress adalah besarnya
gaya pada perumakaan bidang tertentu yang dinyatakan dalam unit gaya
perluas area. Strain adalah parameter yang dinyatakan dalam rasio perubahan
ukuran, bentuk atau bidang dalam satuan Panjang dan presentase
(Wirakartakusumah, 1992 dalam Wahyuni, 2015). Nilai viskositas bergantung
pada jenis fluida tertentu, dan untuk setiap fluida tertentu sangat bergantung
pada temperature (Munson, Young, Okiishi et al., 2002).
Viskositas dapat diukur dengan menggunakan alat viskosimeter atau
viskometer. Besarnya viskositas dapat diukur dari rata-rata aliran liquid yang
dilewatkan pada tabung yang silindris. Untuk mengukur viskositas suatu liquid
diperlukan pembanding yang sudah diketahui viskositasnya pada suhu tertentu,
biasanya menggunakan air, karena itulah hasil dari pengukuran viskositas
liquid tersebut disebut viskositas relatif. (Alberty, R., 1955)
Zat cair yang mengalir saling bergesekan, oleh karena itu adanya
gaya tersebut dapat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan
zat.
Rumusnya adalah
𝑑𝑣 𝐺
𝐺=𝐴 𝜂=
𝑑𝑦 𝑑𝑣
𝐴
𝑑𝑦
Dimana : G = gaya gesek
η= viskositas / angka kekentalan dinamis
A= luas lapisan
dv/dy = gradient kecepatan
dari persamaan itu, diperoleh satuan angka kental dinamis adalah g/cm.dt,
yang disebut poise (Bird,1987).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan
oleh gesek antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran
fluida sehingga dapatdinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya.
Nilai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya
tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip
dasar ini yang dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen
menggunakan metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke
dalam fluida dan kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat
tersebut maka semakin tinggi nilai viskositasnya (Walter, 1962).
Penentuan viskositas relative suatu bahan pangan cair dapat dihitung dengan
rumus:
𝜂𝑥 𝑡𝑥 .𝜌𝑥
=𝑡
𝜂𝑎𝑖𝑟 𝑎𝑖𝑟 .𝜌𝑎𝑖𝑟
Dimana :
ηx = viskositas sampel ηair = viskositas air
tx = waktu alir sampel tair = waktu alir air
ρx = berat jenis sampel ρair = berat jenis air
Fluida yang mengencer akibat gesekan disebut shear thinning fluids.
Hal ini dikarenakan viskositas yang berkurang karena adanya peningkatan
laju gesekan.fluida yang mengental akibat gesekan disebut shear thickening
fluids. Hal ini dikarenakan viskositas yang meningkat dengan peningkatan
laju aliran.
Faktor - faktor yang mempengaruhi viskositas larutan antara lain:
1. Suhu
Semakin tinggi suhu, maka viskositasnya menurut karena
viskositas berbanding terbaling dengan suhu. Viskositas zat cair
menurun seiring dengan meningkatnya suhu yang disebabkan gaya
kohesi pada pada zat cair yang pada saat dipanaskan mengalami
penurunan dengan bertambahanya suhu. Semakin banyak zat padat
tercampur pada zat cair maka viskositasnya akan meningkat.
2. Berat molekul
Semakin besar berat molekul suatu zat alir, viskositasnya
semakin rendah. Adanya zat makro molekul akan menaikan viskositas
larutan bahkan pada konsentrasi rendahpun, efeknya besar, karena
molekul besar mempengaruhi aliran fluida pada jarak jauh. Pada
konsentrasi rendah, viskositas larutan berhubungan dengan viskositas
pelarut murni.
3. Kosentrasi
Makin besar konsentrasi suatu bahan, viskositas akan makin
meningkat.
4. Koloid hidrofilik
Viskositas koloid hidrofilik meningkat seiring dengan
meningkatnya hidrasi. Penurunan viskositas pada koloid hidrofobik
lebih sedikit dari koloid hidrofilik.
5. Sol
Sol dengan partikel terkecil menunjukkan viskositas lebih
tinggi daripada partikel terkasar pada konsentrasi yang sama.
6. Jumlah larutan non - elektrolit
Pada umumnya, larutan dengan jumlah non - elektrolitnya
sedikit viskositasnya meningkat, sedangkan jumlah non – elektrolit
yang banyak viskositasnya menurun. Biasanya larutan dengan jumlah
padatan yang banyak menyebabkan peningkatan viskositas.
(Buckle, 1985)
Viskositas dibagi menjadi dua tipe aliran (Suyitno, 1988) yaitu
viskositas netwonian dan viskositas non-newtonian.
a. Newtonian
Viskositas cairan yang bersifat Newtonian tidak berubah
dengan adanya perubahan gaya irisan dan kurva hubungan antara
shear stress dan shear ratenya linier melewati titik (0,0) atau dengan
kata lain viskositasnya tidak berubah dengan adanya perubahan gaya
gesekan antar permukaan cairan dengan dinding. Cairan newtonian
biasanya merupakan cairan murni secara kimiawi dan homogen secara
fisikawi. Contohnya adalah larutan gula, air, minyak, sirup, gelatin,
dan susu.
b. Non-newtonian
Viskositas cairan yang bersifat Non-newtonian berubah
dengan adanya perubahan gaya irisan dan kurva hubungan antara shear
stress dan shear ratenya non linier. Dengan kata lain, viskositasnya
berubah dengan adanya perubahan gaya gesekan antar permukaan
cairan dengan dinding. Cairan non newtonian ini termasuk cairan yang
bersifat non true liquid/non ideal. Contohnya yaitu soas tomat, kecap,
slurry permen, dan susu kental manis.
Pada metode Brookflied Viscosimeter menggunakan metode dengan
cara mencelupkan spindle ke dalam cairan yang akan diukur viskositasnya.
Gaya gesek antara permukaan spindle dengan cairan akan menentukan
tingkat viskositas cairan. Spindle dimasukkan ke dalam cairan dan diputar
dengan kecepatan tertentu. Bentuk dari spindle dan kecepatan putarnya inilah
yang menentukan Shear Rate
Pada percobaan untuk cairan-cairan yang tergolong dalam kategori
Non Newtonian hasil pembacaan Viskositas dipengaruhi oleh Shear Rate,
dalam hal ini dinyatakan oleh bentuk geometri spindle serta kecepatan
putarnya. Oleh karena itu untuk membuat sebuah report Viskositas dengan
methode pengukuran Rotational harus dipenuhi beberapa hal sbb. :
Jenis Spindle
Kecepatan putar Spindle
Type Viscometer
Suhu sample
Shear Rate (bila diketahui)
Lama waktu pengukuran (bila jenis sample-nya Time Dependent) : jenis
cairan yang nilai viskositasnya berubah seiring dengan lama waktu
pengukuran.
10000
𝑐𝑃 = 𝑇𝐾 × 𝑆𝑀𝐶 ×
𝑅𝑃𝑀
TK = DV1 torque constant
SMC = Spindle Multiplier Constant
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4 piknometer bersih
dan kering
Timbang analitik
piknometer (pegang
mengunakan kertas saring)
A
A
Timbang analitik
piknometer+sampel
3.2.1.2. Penentuan Waktu Alir Akuades dan Sirup
Buret
A
A
Ulangi 3x
Viscometer
Hubungkan kabel
power ke sumber
listrik
Tekan on/off di
belakang viskometer
Tekan tombol
apapun
Pasang spindle
A
A
4.1. Tabel Berat Piknometer, Berat Akuades dan Sirup, dan Densitas Akuades
dan Sirup
Berat Berat
Jenis Berat Zat
Piknometer Piknometer + 𝑔
Cairan (g) ( ൗ𝑚𝐿)
Kosong (g) zat (gr)
Akuades 11,7111 21,3705 9,6595 0,9660
Sirup
16,3491 26,5067 10,1576 1,0474
15%
Sirup
15,8831 26,8018 10,9187 1,1259
35%
Sirup
15,8457 27,6720 11,8263 1,2195
55%
4.2. Tabel Waktu Alir Akuades dan Sirup Serta Viskositas Relatif Akuades
dan Sirup
VISKOSITAS
Jenis Waktu alir (s)
RELATIF
Cairan
1 2 3 Rata-rata (Pa s)
Akuades 4,5 4,5 4,4 4,467 818,835 x 10-6
Sirup 15% 4,6 4,6 4,7 4,633 959,966 x 10-6
Sirup 35% 5,1 5,1 5,2 5,133 1256,295 x 10-6
Sirup 55% 5,8 5,7 6,0 5,833 1309,008 x 10-6
Waktu : buret pada volume = ke 40 mL – 50 mL
4.3. Tabel Pembacaan Viskosimeter Brookfield dan Perhitungan Viskositas
Sampel No RPM suhu % Viskositas Viskositas
spindel torque (cP) (cP)
(Praktek) (Perhitungan)
Kecap 02 20 21,10 100 2014 2000
10 21,10 50,43 2172 4000
4,0 21,10 22,1 2260 10000
2,0 21,30 12,1 2420 20000
03 20 20,2 60,7 3035 5000
10 20,4 25,6 2560 10000
5,0 20,5 12,7 2540 20000
2,0 20,6 95,4 3200 50000
Saos 07 50 22,4 14,4 1152 80000
100 22,4 18,3 7320 40000
30 22,4 10,6 14133 133333,33
60 22,4 13,8 9200 66666,67
05 5,0 21,7 44,8 35840 80000
10 21,6 57,0 22800 40000
4,0 21,6 41,2 41200 100000
2,0 21,6 32,7 65400 200000
BAB 5
PERHITUNGAN
akuades
𝑚𝑎𝑘𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
=
𝑣𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
9,6595 𝑔
= = 0,9595 ൗ𝑐𝑚3
10
sirup 35%
𝑚𝑠𝑖𝑟𝑢𝑝 15%
= 𝑎𝑖𝑟 ×
𝑚𝑎𝑖𝑟
10,1576 𝑔
= 0,99612 × = 1,0474 ൗ𝑐𝑚3
9,6595
5.2. Viskositas Relatif (Pa S)
Contoh perhitungan.
Suhu : 28,5 ºC P : 743,5 mmHg
Interpolasi viskositas air pada suhu 28,5 ºC
𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1
28,5 − 25 𝑦 − 880,637 × 10−6
=
30 − 25 792,377 × 10−6 − 880,637 × 10−6
3,5 𝑦 − 880,637 × 10−6
=
5 − 88,26 × 10−6
−309,91 × 10−6 = 5𝑦 − 4403,185 × 10−6
𝑦 = 828,838 × 10−6
Viskositas sirup 15%
μx t x × ρx
=
μair t air × ρair
μ𝒙 4,633 × 1,0474
−6
=
828,838 × 10 4,467 × 0,99612
μx = 825,7969 × 10−6 𝑃𝑎 𝑠
Febrianto, Teguh., Sukiswo Supeni Edi dan Sunarno. 2013. Rancang Bangun Alat
Uji Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler. Unnes
Physics Journal, UPJ 2:2252-6978.
Wahyuni, Irma Tri. 2015. Studi Sifat Reologi Puree Buah Naga (Hylocereus
undatus), Skripsi S-1, Fakultas Teknologi Pertanian UNEJ, Jember.
Hardani, H Wibi., (ED). 2003. Mekanika Fluida Edisi Keempat. Jakarta:Erlangga.
Alberty, R. 1955. Physical Chemistry. New York : John Wiley & Sons, Inc.
Bird, T. 1987. Kimia Fisika untuk Unversitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Walter, J. Moore. 1962. Physical Chemistry. USA: Prentice-hall, inc.
Buckle, K. A, dkk. 1985. Ilmu Pangan. Jakarta: UI Press.
Suyitno. 1988. Kimia Fisika. Jakarta:Bumi Pustaka