Kelompok B:
2019
1. Tujuan Percobaan
2. Dasar Teori
Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik
atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan
zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada
gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat
padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan
absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan
pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada permukaannya (Sukardjo,
1990). Selain itu, jenis adsorpsi ini tidak dapat diubah, dimana sifat kimia
adsorben dapat diubah oleh disosiasi permukaan (Loth, 2019).
x abC e
=
m 1+b C e
Keterangan:
x
= massa adsorbat yang diadsorpsi per massa adsorben (mg
m
adsorbat/g adsorben)
4. Cara Kerja
A. Larutan Natrium Hidroksida 0,5N dengan Asam Oksalat 0,5 N
NaOH H 2 C 2 O 4 .2 H 2
O
Titrasi
A
A
Penyaringan
Mengambil masing-masing 10
ml
Penambahan PP 3 tetes
Mencatat hasil
5. Hasil perhitungan dan grafik
Titrasi I
V NaOH × N NaOH = V H2C2O4 × N H2C2O4 Konsentrasi Rata-rata :
9,90 × N NaOH = 10,00 × 0,5001
N NaOH = 0,5051 N 0,5051+ 0,5026
=
Titrasi II 2
0.1 N Keterangan:
V1 N1 = V2 N2 1 = Asam asetat 1 N
V1 × 1 = 0.1 × 2 = Asam asetat
100
tiap konsentrasi
V1 = 10 ml
4.5. Titrasi Asam Asetat dengan NaOH sebelum Pemberian Karbon Aktif
N V Rata-rata N
Konsentras N NaOH V NaOH
CH3COOH CH3COOH CH3COOH
i (N) (N) (ml)
(N) (ml) (N)
0,5093 2,10 0,1058 10
0,1 N 0,1058
0,5093 2,10 0,1058 10
0,5093 4,20 - 10
0,2 N 0,5093 4,30✔ 0,2167 10 0,2179
0,5093 4,35 ✔ 0,2192 10
0,5093 10,20 0,5140 10
0,4 N 0,5140
0,5093 10,20 0,5140 10
0,5093 11,55 0,5820 10
0,6 N 0,5807
0,5093 11,50 0,5795 10
0,5093 15,20 0,7659 10
0,8 N 0,7646
0,5093 15,15 0,7634 10
Contoh Perhitungan Titrasi NaOH dengan CH3COOH sebelum adsorpsi
Konsentrasi 0,1 N
Titrasi I
Konsentrasi Rata-
V NaOH × N NaOH = V CH3COOH × N CH3COOH rata :
2,10 × 0,5039 = 10,00 × N CH3COOH
N CH3COOH = 0,1058 N =
Titrasi II 0 ,1058+0,1058
2
V NaOH × N NaOH = V CH3COOH × N CH3COOH
= 0,1 058 N
2,10 × 0,5039 = 10,00 × N CH3COOH
N CH3COOH = 0,1058 N
5.5 Penimbangan Karbon Aktif
Berat Kertas
Konsentras kertas Kertas timbang Karbon
timbang+karbo
i (N) timbang akhir (g) masuk (g)
kosong n (g)
5.6 Titrasi Asam Asetat dengan NaOH setelah Pemberian Karbon Aktif
V N V Rata-rata N
Konsentrasi N NaOH
NaOH CH3COOH CH3COOH CH3COOH
(N) (N)
(ml) (N) (ml) (N)
0,5039 1,70 0,0856 10
0,1 N 0,0856
0,5039 1,70 0,0856 10
0,5039 3,00 0,1511 10
0,2 N 0,1511
0,5039 3,00 0,1511 10
0,5039 8,50 0,4283 10
0,4 N 0,4283
0,5039 8,50 0,4283 10
0,5039 11,30 10
0,5039 11,10 10
0,6 N 0,5039 11,00 0,5618 10 0,5618
0,5039 11,20 10
Rata-rata 11,15 10
Contoh perhitungan
Konsentrasi 0,1 N
Titrasi I
Konsentrasi Rata-
V NaOH × N NaOH = V CH3COOH × N CH3COOH rata :
1,70 × 0,5039 = 10,00 × N CH3COOH
N CH3COOH = 0,0856 N =
Titrasi II 0 ,0856+ 0,0856
2
V NaOH × N NaOH = V CH3COOH × N CH3COOH
= 0,0 856 N
1,70 × 0,5039 = 10,00 × N CH3COOH
N CH3COOH = 0,0856 N
x=
60 ( 2,10+2 2,10 − 1,70+2 1,70 ) ×0,5039 = 0,0120 g
1000
X × valensi 0,0120× 1
C teradsorpsi = = = 0,004 N
Mr CH 3COOH ×V awal 60 × 0.05
50 ml
Ket: V awal = = 0.05 L
1000
C Kesetimbangan vs C Teradsorpsi
0.8
0.7 0.7
0.6
C Kesetimbangan (N)
0.56
0.5
0.43
0.4 f(x) = 8.61x + 0.3
R² = 0.04 Li nea r ()
0.3
0.2
0.15
0.1 0.09
0
0 0 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.02 0.02
C Teradsorpsi (N)
5.7. Isoterm Freundlich
x x C
Kons log
x (g) m (g) Kesetimbanga log C
(N) m m
n (N)
0.1 0,0120 0,9895 0,0121 -1,9172 0,0856 -1,0675
0.2 0,0400 0,9977 0,0400 -1,3979 0,1511 -0,8207
0.4 0,0513 0,9969 0,0514 -1,2890 0,4283 -0,3682
0.6 0,0113 0,9945 0,0113 -1,9469 0,5618 -0,2504
0.8 0,0400 0,9965 0,0401 -1,3968 0,6979 -0,1562
Ket: m = massa adsorben, x = massa CH3COOH teradsorpsi
x
Penghitungan log dan log C menggunakan kakulator
m
Kurva Freundlich
0
-1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
-0.5
-1
log x/m
-1.29
-1.4 -1.4
-1.5
f(x) = 0.23x - 1.47
R² = 0.08
-1.92 -1.95 -2
-2.5
log C
Li nea r ()
1
x x 1
=k . c n = 0,0492. c 20,3252
m m
5.8. Isoterm Langmuir
C C
x
Kons (N) x (g) m (g) Kesetimbanga x
m
n (N) m
0.1 0,0120 0,9895 0,0121 0,0856 7,0743
0.2 0,0400 0,9977 0,0400 0,1511 3,7775
0.4 0,0513 0,9969 0,0514 0,4283 8,3326
0.6 0,0113 0,9945 0,0113 0,5618 49,7168
0.8 0,0400 0,9965 0,0401 0,6979 17,4039
Ket: m = massa adsorben, x = massa CH3COOH teradsorpsi
Isoterm Langmuir
60
50 49.72
40
Li nea r
C/(x/m)
()
30
f(x) = 42.12x + 1.05
20 R² = 0.34
17.4
10
7.07
8.33
3.78
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
C Kesetimbangan (N)
Perhitungan:
1
C = 42,122 y = ax + b
b
y= x
y = 43,122x +
m b = 0,0237
1,0465
1 1
a= = 1,0465 C
b kb 1
x =
b
k = 40,3192 m
1
C+
kb
x=C
1
b=
kb
6. Pembahasan
Perbedaan konsentrasi pada percobaan adsorpsi bertujuan untuk
membandingkan pengaruh konsentrasi adsorbat terhadap kemampuan adsorpsi
adsorben. Asam asetat yang dipakai sebagai adsorbat termasuk jenis larutan
elektrolit lemah, maka karbon aktif digunakan sebagai adsorben bagi asam asetat
karena adsorben jenis karbon aktif lebih efektif untuk mengadsorpsi larutan
elektrolit lemah. Karbon aktif yang digunakan berupa serbuk yang memiliki
partikel kecil sehingga luas permukaannya semakin besar, hal ini akan
berpengaruh pada proses adsorpsi. Menurut Gapsari (2017), semakin luas
permukaan adsorben maka semakin banyak pula jumlah adsorbat yang
teradsorpsi, karbon aktif merupakan suatu adsorben yang hanya menyerap
adsorbat dan tidak ikut bereaksi atau bersifat inert.
Menurut Triyono (2017), konsentrasi larutan akan berkurang atau
bertambah karena terjadinya adsorpsi, peristiwa adsorpi ditunjukkan dengan
berkurangnya konsentrasi CH3COOH sesudah adsorpsi. Selain itu, juga dapat
diketahui pengaruh konsentrasi CH3COOH yang berbeda, karena dengan berat
adsorben yang relatif sama, semakin besar konsentrasi CH3COOH maka semakin
banyak pula jumlah CH3COOH yang teradsorpsi. Hasil percobaan juga
menunjukkan grafik yang condong ke atas berarti semakin tinggi konsentrasi
adsorbat maka semakin tinggi pula adsorpsi oleh adsorben.
C
Kemampuan adsorpsi pada isotherm ditunjukan dengan x . Kurva Freundlich
m
tidak maksimal pada garis liniernya menyebabkan kurva isotherm Langmuir
adalah yang sesuai dengan pustaka yang didapatkan yaitu setiap kosentrasi terus
meningkat pada kurva linier, maka kemampuan adsorpsi meningkat pula. Hal
tersebut dibuktikan juga dari r2 pada Langmuir 0,3444 dan Freundlich 0,0606, hal
tersebut dapat disimpulkan jika mendekati mendekati 1 maka yang paling baik.
Maka dapat disimpulkan jika grafik Langmuir lebih mendekati 1 dari pada
Freundlich.
7. Kesimpulan
C 1 1
= logc
x 0,0237 1,0465
m
x
Persamaan adsorpsi menurut Freundlich adalah = 0,0492.
m
1
20,3252
c
Nilai r2 yang paling mendekati 1 adalah grafik Langmuir dengan r2 =
0,3444 maka dapat dikatakan bahwa percobaan ini lebih condong ke
Langmuir.
DAFTAR PUSTAKA
Botahala, Loth. 2019. Perbandingan Efektivitas Daya Adsorpsi Sekam Padi dan
Cangkang Kemiri Terhadap Logam Besi (Fe) pada Air Sumur Gali. Sleman:
Deepublish.
Gapsari, F. 2017. Pengantar Korosi .Malang: UB Press
Jain, M. 2004 . Adsorption . Competition Science Vision . 7(78): 750-753.
Prawira, M.H. 2008. Penurunan Kadar Minyak pada Limbah Bengkel dan
Menggunakan Rektor Pemisah Minyak dan Karbon Aktif Zeloit sebagai
Media Adsorben. Yogyakarta. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
Setianingsih,Tutik. 2018. Karakterisasi Pori dan Luas Muka Padatan.
Malang: UBPress.
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Triyono. 2017. Kesetimbangan Kimia. Yogyakarta: UGM Press.