Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

ADSORPSI PADA LARUTAN

Kelompok B:

Mellyana Santoso 6103018103

Megan Pakpahan 6103018184

Hari, Tanggal: Rabu, 11 september 2019

Dosen : Laurensia Maria Yulian, S.Pt., M.Biotech.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2019
1. Tujuan Percobaan

Menentukan secara kuantitatif sifat-sifat adsorpsi dari suatu bahan adsorpsi.

2. Dasar Teori

Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik
atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan
zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada
gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat
padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan
absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan
pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada permukaannya (Sukardjo,
1990). Selain itu, jenis adsorpsi ini tidak dapat diubah, dimana sifat kimia
adsorben dapat diubah oleh disosiasi permukaan (Loth, 2019).

Adsorbat adalah zat yang diadsorpsi, sedangkan adsorben adalah zat


yang mengadsorpsi, yaitu frasa padat yang berperan sebagai lokasi berpindahnya
zat terlarut dari larutan (Tutik, 2018).

Karbon aktif merupakan adsorben. Karbon aktif memiliki kapasitas


adsorpsi yang dapat membatasi penggunaan karbon aktif pada pengolahan
limbah cair industri. Karbon aktif melakukan proses regenerasi yang digunakan
untuk melepaskan adsorbat yang diadsorpsi.

Jain et al., (2004) mengemukakan bahwa adsorpsi isotherm adalah


hubungan antara jumlah molekul yang diadsorpsi (adsorbat) suatu substansi
dengan konsentrasi suatu larutan pada temperatur dan tekanan tertentu. Adsorpsi
isotherm ini kemudian oleh freundlich dinyatakan sebagai hubungan antara x/m
dan P
X 1/ n
=KP
m
(n > 1) dan T konstan, K dan n adalah parameter yang tergantung pada sifat gas
dan padat. Ketika ruas kiri dan kanan diberi persamaan log maka persamaannya
menjadi:
x
log =n log C +log k
m
Keterangan :
x = massa zat yang diadsorpsi
m = massa adsorben
C = konsentrasi zat keseimbangan.
n dan k = tetapan.
Model isotermal Freundlich sangat berguna pada larutan encer dengan
rentang konsentrasi yang sangat kecil, dan lebih dapat menggambarkan
karakteristik adsorpsi kontaminan air dan limbah cair menggunakan karbon
aktif, jika dibandingan dengan model isotermal Langmuir (Saptani, 2019).
Adsorpsi isoterm model Langmuir dapat ditentukan sebagai berikut:

x abC e
=
m 1+b C e

Keterangan:

x
= massa adsorbat yang diadsorpsi per massa adsorben (mg
m
adsorbat/g adsorben)

a,b = konstanta empiris

Ce = konsentrasi kesetimbangan adsorbat dalam larutan setelah


adsorpsi (mg/liter)

Model isotermal Freundlich sangat berguna pada larutan encer dengan


rentang konsentrasi yang sangat kecil, dan lebih dapat menggambarkan
karakteristik adsorpsi kontaminan air dan limbah cair menggunakan karbon
aktif, jika dibandingan dengan model isotermal Langmuir (Saptani, 2019).

3. Alat dan Bahan


Alat:

1. Erlemeyer 250 ml 3. Buret + klem buret


4. Labu takar 100 ml
2. Corong
5. Pengaduk
6. Pipet volume 10 ml 9. Gelas beker
7. Filler 10. Timbangan analitis
8. Pipet tetes 11. Timbangan kasar
Bahan:

1. Asam asetat 1N 4. Indicator PP


2. Karbon aktif (norit) 5. Kertas saring wattman
3. NaOH 0,5N 6. Kertas timbang

4. Cara Kerja
A. Larutan Natrium Hidroksida 0,5N dengan Asam Oksalat 0,5 N
NaOH H 2 C 2 O 4 .2 H 2
O

Pembuatan larutan Pembuatan larutan

NaOH 0,5N Asam oksalat 0,5N

Titrasi

B. Proses Adsorpsi Larutan Asam Asetat 1N pada Bahan Aktif


Asam
Penentuan asetat 1NNaOH
konsentrasi

Penambahan akuades 10ml:20 ml:40 ml:60 ml: 80 ml

CH 3 COOH 0,1 N: 0,2 N: 0,4 N: 0,6 N: 0,8N

A
A

Mengambil masing-masing 10 ml Mengambil masing-masing 50 ml

Memasukkan ke Erlenmeyer 250ml Memasukkan ke gelas beker

Penambahan PP 3 tetes Penambahan norit 1 gram

Menitrasi duplo dengan NaOH 0,5N Pengadukkan 45 detik

Mencatat hasil Memasukkan ke gelas beker

Pendiaman selama 10 menit

Penyaringan

Mengambil masing-masing 10
ml

Memasukkan ke Erlenmeyer 250ml

Penambahan PP 3 tetes

Menitrasi duplo dengan NaOH


0,5N

Mencatat hasil
5. Hasil perhitungan dan grafik

Suhu : 29ºC P : 744 mmHg

4.1. Perhitungan massa H2C2O4 dan N H2C2O4

Pembuatan H2C2O4 0,5N – 100mL Penimbangan H2C2O4


m 1000 Berat botol timbang (analitis)= 11,9815 g
N= × × val
Mr Vol
Berat botol + zat (analitis) = 15,1343 g
m 1000
0,5 N= × ×2 Berat zat = 3,1528 g
126,07 100
m=3,1518 g m 1000
NH C 2 O4 = × × val
2
Mr vol
Range ± 10% = 2,8366 g – 3,4670 g
3,1528 1000
¿ × ×2
126,07 100
¿ 0,5001 N
5.2. Standarisasi NaOH 0,5N dengan H2C2O4 0,5N

Volume H2C2O4 N H2C2O4 (N) Volume NaOH N NaOH (N)


(mL) (ml)
10,0 0,5001 9,90 0,5051
10,0 0,5001 9,95 0,5026
Rata-Rata 0,5039 N
5.3. Perhitungan N NaOH

Titrasi I
V NaOH × N NaOH = V H2C2O4 × N H2C2O4 Konsentrasi Rata-rata :
9,90 × N NaOH = 10,00 × 0,5001
N NaOH = 0,5051 N 0,5051+ 0,5026
=
Titrasi II 2

V NaOH × N NaOH = V H2C2O4 × N H2C2O4 = 0,5039 N

9,95 × N NaOH = 10,00 × 0,5001


N NaOH = 0,5026 N
5.4. Perhitungan CH3COOH 1 N dalam kosentrasi 0,1 N; 0,2 N; 0,4N; 0,6 N; 0,8 N

0.8 N 0.6 N 0.4 N 0.2 N


V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2
V1 × 1 = 0.8 × V1×1 = 0.6 × V1 × 1 = 0.4 × V1 × 1 = 0.2 ×
100 100 100 100
V1 = 80 ml V1 = 60 ml V1 = 40 ml V1 = 20 ml

0.1 N Keterangan:
V1 N1 = V2 N2 1 = Asam asetat 1 N
V1 × 1 = 0.1 × 2 = Asam asetat
100
tiap konsentrasi
V1 = 10 ml
4.5. Titrasi Asam Asetat dengan NaOH sebelum Pemberian Karbon Aktif

N V Rata-rata N
Konsentras N NaOH V NaOH
CH3COOH CH3COOH CH3COOH
i (N) (N) (ml)
(N) (ml) (N)
0,5093 2,10 0,1058 10
0,1 N 0,1058
0,5093 2,10 0,1058 10
0,5093 4,20 - 10
0,2 N 0,5093 4,30✔ 0,2167 10 0,2179
0,5093 4,35 ✔ 0,2192 10
0,5093 10,20 0,5140 10
0,4 N 0,5140
0,5093 10,20 0,5140 10
0,5093 11,55 0,5820 10
0,6 N 0,5807
0,5093 11,50 0,5795 10
0,5093 15,20 0,7659 10
0,8 N 0,7646
0,5093 15,15 0,7634 10
Contoh Perhitungan Titrasi NaOH dengan CH3COOH sebelum adsorpsi

Konsentrasi 0,1 N
Titrasi I
Konsentrasi Rata-
V NaOH × N NaOH = V CH3COOH × N CH3COOH rata :
2,10 × 0,5039 = 10,00 × N CH3COOH
N CH3COOH = 0,1058 N =
Titrasi II 0 ,1058+0,1058
2
V NaOH × N NaOH = V CH3COOH × N CH3COOH
= 0,1 058 N
2,10 × 0,5039 = 10,00 × N CH3COOH
N CH3COOH = 0,1058 N
5.5 Penimbangan Karbon Aktif

Berat Kertas
Konsentras kertas Kertas timbang Karbon
timbang+karbo
i (N) timbang akhir (g) masuk (g)
kosong n (g)

0.1 0,5268 1,5272 0,5377 0,9895


0.2 0,5267 1,5278 0,5301 0,9977
0.4 0,5295 1,5299 0,5330 0,9969
0.6 0,5496 1,5498 0,5553 0,9945
0.8 0,5487 1,5490 0,5525 0,9965

5.6 Titrasi Asam Asetat dengan NaOH setelah Pemberian Karbon Aktif

V N V Rata-rata N
Konsentrasi N NaOH
NaOH CH3COOH CH3COOH CH3COOH
(N) (N)
(ml) (N) (ml) (N)
0,5039 1,70 0,0856 10
0,1 N 0,0856
0,5039 1,70 0,0856 10
0,5039 3,00 0,1511 10
0,2 N 0,1511
0,5039 3,00 0,1511 10
0,5039 8,50 0,4283 10
0,4 N 0,4283
0,5039 8,50 0,4283 10
0,5039 11,30 10
0,5039 11,10 10
0,6 N 0,5039 11,00 0,5618 10 0,5618
0,5039 11,20 10
Rata-rata 11,15 10

0,5039 13,85 0,6979 10


0,8 N 0,6979
0,5039 13,85 0,6979 10
Catatan: Pada kosentrasi CH3COOH 0,8 N volume NaOH dirata-rata semua menjadi satu
data saja dalam perhitungan

Waktu pengadukan : 45 detik

Contoh perhitungan

Konsentrasi 0,1 N
Titrasi I
Konsentrasi Rata-
V NaOH × N NaOH = V CH3COOH × N CH3COOH rata :
1,70 × 0,5039 = 10,00 × N CH3COOH
N CH3COOH = 0,0856 N =
Titrasi II 0 ,0856+ 0,0856
2
V NaOH × N NaOH = V CH3COOH × N CH3COOH
= 0,0 856 N
1,70 × 0,5039 = 10,00 × N CH3COOH
N CH3COOH = 0,0856 N

4.6. C Teradsorpsi vs C Kesetimbangan


N N CH3COOH N CH3COOH
Massa Massa
N CH3COOH setelah adsorpsi teradsorpsi
karbo CH3COOH
CH3COOH sebelum (C (C
n teradsorpsi
adsorpsi kesetimbangan) teradsorpsi)
0.1 0,1058 0,0856 0,9895 0,0120 0,004
0.2 0,2179 0,1511 0,9977 0,0400 0,0133
0.4 0,5140 0,4283 0,9969 0,0513 0,0171
0.6 0,5807 0,5618 0,9945 0,0113 0,00378
0.8 0,7646 0,6979 0,9965 0,0400 0,0133

Contoh perhitungan massa CH3COOH teradsorpsi untuk CH3COOH 0.1 N

Mr CH 3COOH ( V NaOH awal−V NaOH akhir ) × N NaOH standarisasi


x=
1000

x=
60 ( 2,10+2 2,10 − 1,70+2 1,70 ) ×0,5039 = 0,0120 g
1000

X × valensi 0,0120× 1
C teradsorpsi = = = 0,004 N
Mr CH 3COOH ×V awal 60 × 0.05
50 ml
Ket: V awal = = 0.05 L
1000

Grafik C Kesetimbangan vs C Teradsorpsi

C Kesetimbangan vs C Teradsorpsi
0.8
0.7 0.7
0.6
C Kesetimbangan (N)

0.56
0.5
0.43
0.4 f(x) = 8.61x + 0.3
R² = 0.04 Li nea r ()
0.3
0.2
0.15
0.1 0.09
0
0 0 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.02 0.02
C Teradsorpsi (N)
5.7. Isoterm Freundlich

x x C
Kons log
x (g) m (g) Kesetimbanga log C
(N) m m
n (N)
0.1 0,0120 0,9895 0,0121 -1,9172 0,0856 -1,0675
0.2 0,0400 0,9977 0,0400 -1,3979 0,1511 -0,8207
0.4 0,0513 0,9969 0,0514 -1,2890 0,4283 -0,3682
0.6 0,0113 0,9945 0,0113 -1,9469 0,5618 -0,2504
0.8 0,0400 0,9965 0,0401 -1,3968 0,6979 -0,1562
Ket: m = massa adsorben, x = massa CH3COOH teradsorpsi
x
Penghitungan log dan log C menggunakan kakulator
m

Kurva Freundlich
0
-1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0

-0.5

-1
log x/m

-1.29
-1.4 -1.4
-1.5
f(x) = 0.23x - 1.47
R² = 0.08
-1.92 -1.95 -2

-2.5
log C
Li nea r ()

Grafik kurva Freundlich


Perhitungan:
x log k = -1,7371 y = ax + b
y = log
m
k = 0.0183 y = 0,0492x –
1 1,7371
a= 1
n = 0,0492 x
n log =
x = log C m
1
log C +
n
log k
b = log k

1
x x 1
=k . c n = 0,0492. c 20,3252
m m
5.8. Isoterm Langmuir

C C
x
Kons (N) x (g) m (g) Kesetimbanga x
m
n (N) m
0.1 0,0120 0,9895 0,0121 0,0856 7,0743
0.2 0,0400 0,9977 0,0400 0,1511 3,7775
0.4 0,0513 0,9969 0,0514 0,4283 8,3326
0.6 0,0113 0,9945 0,0113 0,5618 49,7168
0.8 0,0400 0,9965 0,0401 0,6979 17,4039
Ket: m = massa adsorben, x = massa CH3COOH teradsorpsi

Isoterm Langmuir
60

50 49.72

40
Li nea r
C/(x/m)

()
30
f(x) = 42.12x + 1.05
20 R² = 0.34
17.4
10
7.07
8.33
3.78
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

C Kesetimbangan (N)

Perhitungan:
1
C = 42,122 y = ax + b
b
y= x
y = 43,122x +
m b = 0,0237
1,0465
1 1
a= = 1,0465 C
b kb 1
x =
b
k = 40,3192 m
1
C+
kb
x=C
1
b=
kb

6. Pembahasan
Perbedaan konsentrasi pada percobaan adsorpsi bertujuan untuk
membandingkan pengaruh konsentrasi adsorbat terhadap kemampuan adsorpsi
adsorben. Asam asetat yang dipakai sebagai adsorbat termasuk jenis larutan
elektrolit lemah, maka karbon aktif digunakan sebagai adsorben bagi asam asetat
karena adsorben jenis karbon aktif lebih efektif untuk mengadsorpsi larutan
elektrolit lemah. Karbon aktif yang digunakan berupa serbuk yang memiliki
partikel kecil sehingga luas permukaannya semakin besar, hal ini akan
berpengaruh pada proses adsorpsi. Menurut Gapsari (2017), semakin luas
permukaan adsorben maka semakin banyak pula jumlah adsorbat yang
teradsorpsi, karbon aktif merupakan suatu adsorben yang hanya menyerap
adsorbat dan tidak ikut bereaksi atau bersifat inert.
Menurut Triyono (2017), konsentrasi larutan akan berkurang atau
bertambah karena terjadinya adsorpsi, peristiwa adsorpi ditunjukkan dengan
berkurangnya konsentrasi CH3COOH sesudah adsorpsi. Selain itu, juga dapat
diketahui pengaruh konsentrasi CH3COOH yang berbeda, karena dengan berat
adsorben yang relatif sama, semakin besar konsentrasi CH3COOH maka semakin
banyak pula jumlah CH3COOH yang teradsorpsi. Hasil percobaan juga
menunjukkan grafik yang condong ke atas berarti semakin tinggi konsentrasi
adsorbat maka semakin tinggi pula adsorpsi oleh adsorben.

Menurut Prawira (2008), kemampuan adsorpsi meningkat seiring dengan


meningkatnya konsentrasi adsorbat karena interaksi adsorbat dan adsorben yang
semakin banyak. Pada percobaan yang dilakukan didapatkan data sesuai dengan
teori. Karena kurva linier pada isotherm Langmuir menunjukan semakin tinggi
kosentrasi adsrobat maka kemampuan adsorpsi semakin meningkat pula.

C
Kemampuan adsorpsi pada isotherm ditunjukan dengan x . Kurva Freundlich
m
tidak maksimal pada garis liniernya menyebabkan kurva isotherm Langmuir
adalah yang sesuai dengan pustaka yang didapatkan yaitu setiap kosentrasi terus
meningkat pada kurva linier, maka kemampuan adsorpsi meningkat pula. Hal
tersebut dibuktikan juga dari r2 pada Langmuir 0,3444 dan Freundlich 0,0606, hal
tersebut dapat disimpulkan jika mendekati mendekati 1 maka yang paling baik.
Maka dapat disimpulkan jika grafik Langmuir lebih mendekati 1 dari pada
Freundlich.

7. Kesimpulan

 Persamaan adsorpsi menurut Langmuir adalah

C 1 1
= logc
x 0,0237 1,0465
m
x
 Persamaan adsorpsi menurut Freundlich adalah = 0,0492.
m
1
20,3252
c
 Nilai r2 yang paling mendekati 1 adalah grafik Langmuir dengan r2 =
0,3444 maka dapat dikatakan bahwa percobaan ini lebih condong ke
Langmuir.

DAFTAR PUSTAKA

Botahala, Loth. 2019. Perbandingan Efektivitas Daya Adsorpsi Sekam Padi dan
Cangkang Kemiri Terhadap Logam Besi (Fe) pada Air Sumur Gali. Sleman:
Deepublish.
Gapsari, F. 2017. Pengantar Korosi .Malang: UB Press
Jain, M. 2004 . Adsorption . Competition Science Vision . 7(78): 750-753.
Prawira, M.H. 2008. Penurunan Kadar Minyak pada Limbah Bengkel dan
Menggunakan Rektor Pemisah Minyak dan Karbon Aktif Zeloit sebagai
Media Adsorben. Yogyakarta. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
Setianingsih,Tutik. 2018. Karakterisasi Pori dan Luas Muka Padatan.
Malang: UBPress.
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Triyono. 2017. Kesetimbangan Kimia. Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai