Anda di halaman 1dari 3

TP SUSU  Susu adalah hasil sekresi mengandung leuksit.

Susu
terkontaminasi adalah susu yang
 terkontaminasi oleh debu, mikroba, dan logam berat. Protein dalam susu Kenaikan keasaman menaikkan Ca++ terlarut shg
 Komponen susu terdiri atas: air 85%, TP; lemak 3,5%;  Imunnoglobulin berperan pada pembawa antibodu dan menurunkan stabilitas. 2. Kenaikan keasaman dapat terjadi
proten 3,8%; laktosa 4,6%; mineral. terdapat pada bentuk monomer maupun polimer krn: Dekomposisi laktosa dan Dekomposisi P organic.
 Factor yang mempengaruhi komposisi susu adalah  Laktoferin (Lf) dan transferin (Tf): Merupakan protein Pemanasan menyebabkan reaksi antara gugus reduksi
ginetik/keturunan; psikologis waktu laktasi dan umur; pengikat besi Transferin terdapat didalam plasma Laktoferin laktosa dg gugus amino bebas (lysine) shg terjadi
lingkungan (pakn, iklim, dan stress atau tidak); factor selain disekresikan oleh kelenjar susu juga disekresikan oleh pencoklatan. Reaksi ini tidak terjadi pd suhu <80 oC dan
pemerahan dan frekuensi pemerahan; berdasarkan tempat kelenjar ludah, kelenjar bronchus, ginjal dan mukosa. Kenaikan pH mempercepat reaksi. 3. Pd susu kental kadang
tinggal yang berpengaruh dari iklim yang mempengaruhi Kandungan Cys 4 mol % & berikatan dg KH yang terjadi kerusakan karena instabilitas susu yaitu terjadi: Aged
transpirasi dan respirasi. mengandung N-acetylglucosamine, mannosa,galaktosa & thining (susu kental menjadi encer) dan Aged thickening
 Jenis sapi berpengaruh pada frekuensi susu yang dhasilkan N-acetylneuraminic acid Mengikat 2 mol Fe3+ Konstr & (susu kental menjadi sangat kental). Kerusakan ini dpt
 Stuktur susu: larutan sejati – solidnya tercampur sevara ratio tgt spesies dan tingkat laktasi Lf kolustrum 1250mg/kg dicegah dgn: pemanasan pendahuluan 90-95 oC , selama 30
merata(latosa, garam, vitamin); koloid protein-protein, turun menjadi 100 mg/kg pd pertengahan laktasi Lf merup menit dan Penambahan garam posfat (pyrofosfat) atau
enzim, dan garam yang terikat oleh misel; emulsi-lemak inhibitor bakteri krn membatasi jumlah Fe bg bakteri garam sitrat.
dalam air dari induk sapi yang berasal dari embing induk  Proteose dan Pepton-rantai peptida yg sederhana dan BM LEMAK SUSU
sapi yang bebas kolostrum yang setelah 7 hari sudah kecil Tidak dpt diendapkan dg pemanasan 95-100 oC  Berada dalam bentuk globula dlm keadaan teremulsikan,
dikonsumsi anak sapi terlebih dahulu (susu kolostrum selama 20 menit, pH 4,6. Secara teliti dpt dipisahkan dg gel- Dapat diekstraksi dg pelarut organik (eter, benzena,
terdapat hemoglobin) elektrophoresis ada lebih dari 15 fraksi kloroform), Letak : (a) globula , (b) membran, (c) serum,
 Susu mastitis adalah susu yang terinfeksi mastitis/infeksi dar Koagulasi dan denaturasi protein Globula lemak susu memiliki diameter 0.1–20 µm, Lipid
bakteri, lalu ketika diperah pada mendekati serum darah ,  Koagulasi protein susu dpt dikehendaki (pd pembuatan keju, dapat mengkristal yang berpengaruh pada struktur,
maka susu yang keluar (oil in water). tahu susu)atau tidak dikehendaki (pembusukan oleh pelelehan dan sifat rheologi susu, Setiap globula lemak
 Pada pengamatan dengan mikroskop maka terlihat bulat2 bakteri). Koagulasi dpt dilakukan dg: enzim, asam, basa, diselubungi membran pelindung disebut milk fat globule
berarti protein misel yang tidak larut, ada juga tidak larut alkohol, panas, radiasi, garam membrane (MFGM).
tetapi stabil .  Koagulasi dalam keju: Disebabkan oleh 2 hal: 1. Terjadinya  MFGM Lapisan ini 95% tersusun oleh trigliserida,
 Factor makanan sapi berpengaruh, jika makanan hijau dan perubahan keasaman 2. Karena proses proteolisis. Titik Komponen minor penyusun lainnya: digliserida, asam
biji maka berpengaruh warnanya (rumput-putih) dan (biji- isoelektris kasein 4,6 tapi stabilitas sdh mulai terganggu pd lemak bebas, fosfolipid, sejumlah kecil ester kolesterol,
agak kuning). Maka dari itu pangan yang dikonsumi pH 5,3 Perub laktosa menjadi asam laktat, menyebabkan Komponen tambahan: enzim, protein, dan glikoprotein,
berpengaruh serta makanan rendah lemak sperti konsumsi perubahan Ca-posfat. Ca3(PO4)2 + 3 H+ 3 Ca ++ + HPO4 + Bodi utama MFGM tersusun atas fosfolipid dan esternya
rumput, sedangkan biji2an tinggi lemak nabati. H2PO4. Bertambahnya ion H dpt memisahkan Ca posfat, yang ditempeli oleh berbagai polipeptida, Pemukaan luar
shg Ca-caseinat komplek tdk stabil Terbentuknya ion (MFGM) meliputi enzim dan gugusan gula, MFGM
 Sapi perah memiliki waktu laktasi lama sedangkan sapi
Ca akan membantu proses pengendapan senyawa berperan penting pada stabilitas fase lemak dalam susu dan
potong laktasi cepat (jumlah susu mempengaruh)
komplek Pd suhu tinggi seny komplek lbh tdk stabil perubahan yang terjadi selama pengolahan susu (misal pada
 Lokasi lembah dekat pembuangan limbat atau pabrik maka
Kasein merupakan senyawa amphoter (mempunyai pembuatan keju), Permukaan luar cukup labil dan dapat
akan menyerap bau dan gagal produksi.
muatan + dan -). Tahap kedua : pengendapan oleh hilang dengan perubahan temperatur
 Untuk mengetahui massa jenis susu dapat dengan
enzim rennin (ekstraknya disebut rennet). Ada 2  Kelompok lipid dalam susu: Trigliserida : 97-98% total
piknometer piknometer ; dipengaruhi komponen lemak,
tingkatan: 1. Proses enzimatis K-kasein para-k- lipid, Di dan mono gliserid: sintesis belum sempurna atau
protein,
kasein + glikoprotein optimum pd pH 5,3 – 5,7 2. hidrolisis parsial, Asam lemak bebas: Kerusakan milk fat
 laktosa dan garam mineral dan pada peternakan dapat
Koagulasi oleh ion Ca. Kecep max pd suhu 40-42 oC. globula membrane (MFGM), Lebih dari 400 asam lemak
dengan laktodensimeter (pH susu= 6,5-6,8; titik beku= yang berbeda, Asam lemak bebas cukup larut dalam air dan
Faktor lain yang mempengaruhi kecep koagulasi: 1.
-0,5- -0,6oC; titik didih= 100,6-100,17, Specific gravity:
Konsentrasi ion Ca (Makin tinggi, kecep koagulasi berada di plasma dan lemak susu, Asam lemak bebas
1,027s/d1,035 (diukur dgn pendek yang berada dalam plasma susu dapat terionisasi
makin besar- Makin tinggi kekekaran endapanmakin
 jenis susu mempengaruhi kaseinnya, kasin tinggi pada dan lebih larut air, Asam lemak bebas panjang (>C14)
kuat 2. Terdapatnya asam lemak bebas (susu yang
domba dan kerbau, tetapi pada sapi umumnya kaseinnya terletak pada lemak dan oil – water interface, Fosfolipid dan
mengandung ALB tinggi (rancid) ALB akan membeku
medium dapat dikonsumsi semua orang karena kandungan fosfatida: Kurang dari 1% total lipid, terdapat terutama
dipermukaan misel waktu didinginkan, shg proteolisis
laktosa sysy berpengaruh dan karena lactase mempengaruhi dalam MFGM, Senyawa aktif permukaan dan polar, kurang
rennin ALB juga dpt menyebabkan esterifikasi dg Calsium,
pada tubuh. larut dalam air maupun lemak, Kolesterol : > 95% dari total
membentuk garam Ca  ion Ca berkurang- menghambat
 Fraksinasi protein susu pada ph 4,7 dan ada kasein yang proses koagulasi) 3. Tingginya pemanasan pendahuluan sterol ; 0,3% b/b total lipid ; >90% dlm bentuk bebas, 10%
mengumpal (membentuk endapan), terbentuk filtrat, filtrat teresterifikasi Berada dalam Fat Globule Membrane,
susu (Pemanasan yg tinggi menyebabkan denaturasi ß-
ditambahkan nh4so4 setengah jenih atau mgso4 jenih akan laktoglubolin lalu bereaksi dg k-kasein - menghambat Hidrokarbon: Karotenoid (berkontribusi pada 10-
membentuk lactoglobulin dan lactalbumin. 50% aktivitas vit A), Vitamin: - A,D, & E
hidrolisis k-kasein
 Kasein misel membentuk agregat antar kasein lainnya. Su  Pengumpalan susu oleh asam Dipengaruhi oleh jenis sapi dan pakan- Kolostrum akt vit A
misel adalah gabunagn alfa, beta, dan kappa kasein. Serat2 30 kali lbh besar
Asam menurunkan pH susu. Penurunan pH susu
pada susu adalah gugus kabohidrat (gugus karbonil) menyebabkan pengurangan muatan negatif pada misel  Komposisi lemak pada susu: Faktor yg mempengaruhi asam
yangmenyatukan semuanya dengan kalsium fosfat. Maka lemak susu: Jenis dan jumlah makanan, Tingkat laktasi
kasein sebagai akibat lepasnya ion kalsium oleh
semakin tinggi kalsium fosfatnya maka akan semakin tinggi penambahan asam (produksi asam laktat oleh BAL). (awal atau akhir), Iklim. Fosfolipid berperan sbg emulsifier
juga endapan yang terbentuk kaseinnya. Kasein dan whey Asam lemak pada fosfolipid umumnya tidak jenuh shg
Penurunan pH menyebabkan terkonsentrasinya ion kalsium
dipisahkan dengan kalsium fosfat dan dapat mneyatukan dan posfat sehingga meningkatkan kekuatan ionik serum mudah mengalami ketengikan oksidatif Pengolahan dapat
dengan fosfat. Maka hidrolfilik dari k-kasein mendgandung mengubah rasio fosfolipid dan lemak dalam produk
susu dan mengakibatkan mengerutnya misel kasein. Muatan
kabohidrat memberikan kenampakan hairy. Dan kalsium kasein menjadi nol pada saat pH isoelektrik tercapai, yaitu  Kerusakan lemak: Ketengikan hidrolitik :Spontan: karena
adalah jembatan yang membntukcurd dan mengumpal dan aktifitas lipase Pengaruh dari luar: pengadukan yg
pada pH 4,6-4,7. Kasein akan menggumpal secara sempurna
membntuk kasein. dalam waktu 4-6 jam setelah titik isoelektrik tercapai pada menyebabkan pembuihan, fluktuasi suhu (Spontan
 Penambahan kalsium kasienat memberikan kasein lebih suhu 30°C disebabkan oleh aktivitas lipase dan Pengaruh dari luar
mudah dpisahkan dan membuat menjadi encer. Terdispersi  Mekanisme penggumapan susu oleh rennet: Rennet (pengadukan yg menyebabkan pembuihan, fluktuasi suhu,
stabil dlm susu/produk susu. Mengandung ± 8% Ca dan P. danhomogenisasi susu sebelum pasteurisasi). dan
memecah κ-kasein pada ikatan Phe-Met menjadi para-κ-
Digolongkan menjadi 2 : larut dan tak larut. Penambahan Ca kasein (tidak larut) dan kasein-makropeptida (larut). Para-κ- Ketengikan oksidatif, dipengaruhi oleh: Suhu, oksigen,
++ meningkatkan jumlah tak larut shg lebih mudah pemanasan, logam (Cu & Fe sebagai katalisator), asam
kasein kemudian akan saling agregasi dengan ion kalsium
dipisahkan Pengenceran berefek sebaliknya. membentuk sistem network tiga demensi yang bentuknya askorbat (antioksidan), homogenisasi (mempercepat
 Dlm keadaan terbatas terjadi kesetimbangan yg larut dan tak seperti gel. Pembentukan gel ini terus berlangsung sampai oksidasi jika belum dipasteurisasi). Disebebakan oleh (suhu,
larut. Kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu yg bersifat gel yang sempurna (curd) terbentuk o2, pemanasan, logam cu fe, asam askorbat, dan
reversible. Glikoprotein lebih banyak terdapat pada bagian homogenisasi. Tiga kemungkinan: autooksidasi
 Fktor untuk mempengaruhi koagulasi kasein: 1.Nilai pH
tidak larut (ukuran misel lebih kecil). Glikoprotein tdp pd k- rendah meningkatkan aktivitas enzim, diperlukan pada (pembentukan radikal bebas, perlu inislator, tahapan inisiasi,
kasein. propagasi, dan terminasi), fotooksidasi (adisi o2 pada c
proses penggumpalan tahap pertama dan kedua. Ion kalsium
 Senyawa P organik berupa ester asam amino terutama serin tidak diperlukan pada tahap pertama penggumpalan, tetapi berikatan rangkap, reaksi lemak dan o2 singlet berjalan
dan threonine Ikatan dlm P organik sulit dipisahkan. pada tahap penggumpalan kedua penambahan garam spontan) dan lipoksigenasi (mekanisme oksigenas
Senyawa P anorganik berupa Ca-posfat, tdk dipisahkan kalsium (CaCl2) diperlukan. Suhu optimum koagulasi stereospesifik, substraynya adlaah lemak atau esternya yang
dengan ultrasentrifugasi. Senyawa P anorganik dpt berikatan adalah 30-32°C. Koagulasi tidak terjadi pada suhu 20°C. memilili sitem 1,4 cis pentadiene
dg P organic Bila senyawa P anorganik dipisahkan dr Curd lembek (lunak) jika penggumpalan dilakukan pada  Factor lingkungan dan fisi yang mempengaruhi osdidasi
komplek Ca caseinat tdk stabil dan peka thd ion Ca++🡪 suhu di bawah 30°C 2.Homogenisasi berpengaruh pada lipid pada susu (gas inert/pengemas vakum, permeabilitas
penambahan Ca ++ dpt mengendapkan. penggumpalan tahap kedua. Efeknya menurunkan agregasi gas dan bahan pengemas, cahaya, suhu, ph, aw, luas arela,
 Alfa, beta, dan kappa membentuk submisel dan sineresis serta warna keju lebih putih karena lemak dan potensial reduksi.
kasein terlindungi oleh membran protein. 2. Homogenisasi  Kristaslisasi lemak (Kristalisasi lemak susu sangat
 Senyawa p dalam kasein mebntuk estermonofosfat, diester diperlukan untuk membuat keju lunak (soft cheese). menentukan stabilitas fisik globula lemak serta konsistensi
fosfat, dan ester pyrofosfat Beberapa jenis enzim dapat mengkoagulasikan protein susu. produk tinggi lemak (misal: mentega, ice cream).
 Alpha-kasein terdiri atas: 1. αs- kasein 2. k-kasein (αs- pepsin dari babi, ayam, dan sapi. rennet mikrobial (Mucor Kristalisasi lemak dlm globula berbeda dengan dalam whole
kasein: bagian α- kasein yg peka thdion Ca (tdk larut dlm miehi, Mucor pusillus, and Endothia parasitica). kimosin milk Dalam pembuatan butter, jika krim susu mengalami
larutan Ca-klorida) k-kasein: larut dlm Ca-klorida sintetis hasil rekombinan DNA Eshericia coli , rapid cooling, kristal yang terbentuk akan makin banyak
 k-kasein: dpt menstabilkan αs- kaseinKalau ada ensim Klaveromyces lactis, Aspergillus niger dan kecil, ketika secara perlahan, maka hanya sedikit kristal
rennin kestabilan terganggu k-kasein oleh ensim rennin akan  Pengendapan kasein lainnnya: Menggunakan ensim yang terbentuk namun dalam ukuran besar. Hal ini dapat
dihidrolisis menjadi: 1. para – k – kasein (tidak larut) 2. k- proteolitis selain rennin, misal ficin Menggunakan asam mempengaruhi tekstur butter yang dihasilkan)
kasein A dan B (larut) k- kasein A dan B: poli peptida (HCl atau H2SO4 terjadi pd titik isoelektris Sifat koagulum  Emulsi susu: Umumnya stabilitas emulsi diperlukan
sederhana, kandungan karbohidrat lbh tinggi. tgt suhu (dibawah 100oF koagulum lunak, whey sukar untuk mempertahankan kualitas produk Tapi dlm
B kasein dipisahkan) Pemanasan dan penambahan ion Ca (pada beberapa hal enstabilitas justru diperlukan misal:
 Dapat diendapkan dg lar 1.7 mol urea pada pH 4.6. tersusun pembuatan tahu susu) pemisahan skim dan krim, pembekuan ice cream dan
dr ß-Kasein A1, A2, A3, B1, B2. C dan D yg dpt dipisahkan  Pemasana n pada susu Kasein stabil thd pemanasan. Tetapi pemecahan emulsi pada churning (pembuatan mentega).
berdasar perbedaan muatannya pemanasan dpt menyebabkan perubahan: kenaikan  Destabilitas lemak: Susu yang belum mengalami flokulasi
Proein whey utama laktobumin, laktabumin dan serum keasaman, Perub Ca-posfat larut menjadi tak larut, terjadi akan terjadi creaming secara lambat, Susu flokulasi dan
albumin interaksi antar protein yg ada susu coalesence mengalami rapid creaming, Dalam keadaan
 Lactoglobulin kaya gugus SH menyebakan cooked flavor  Stabilitas susu: 1. Kollostrum mengandung Ca++ & kadar dingin creaming lebih cepat terjadi, Immonoglubolin dalam
pada pemanasan dan laktabumin mnegandung as amino immunoglubolin lb tinggi - tdk stabil pd pemanasan. susu membentuk komplek dengan lipoprotein menjadi
triptofan tinggi (7%) terhdapa proten alfa dan beta ber[eran Kadar Ca++ susu > 4.0 mM menurunkan stabilitas. cryoglubolin yang terpresipitasi pada globula lemak,
dalam sistesis laktosa. Penurunan Ca-posfat koloidal menaikkan stabilitas susu. menyebabkan lemak mengalami flokulasi. Ini yang disebut
dengan cold aglutination. Kondisi inilah yang mempercepat keadaan dingin creaming lebih cepat terjadi, Ini yang disebut dengan cold aglutination. Kondisi inilah
proses creaming. Susu yang belum mengalami flokulasi Immonoglubolin dalam susu membentuk komplek dengan yang mempercepat proses creaming.
akan terjadi creaming secara lambat, Susu flokulasi dan lipoprotein menjadi cryoglubolin yang terpresipitasi pada
susu coalesence mengalami rapid creaming, Dalam globula lemak, menyebabkan lemak mengalami flokulasi.
Laktosa pengadukan, Konsep “daerah” (region) supersolubility benar UJI MUTU
Sifat kimia: Merup disakarida: D-glukosa dan D-galaktosa dg secara kualitatif, tetapi tidak selalu benar secara kuantitatif. Uji bau dan flavor (mengetahui bau.flavir yang tidak normal).
ikatan ß -1,4-glikosida, Di sintesis di kelenjar susu, Kadar Susu mudah menyerap bau dan flavor dari luar. Ketidak
laktosa berbeda dalam susu yang berasal dari spesies yang Kristalisai laktosa melibatkan 2 prises: 1. nomralan(mastitis,makanan, sanitasi kendang, bahan kimia.
berlainan, Dihidrolisis oleh laktase, Ada kesetimbangan antara Nukleusasi/pembentukan inti kristal dan pertumbuhan inti Bobot jenis: mengetahui keaslian (pemalsuan/pengenceran), sg
anomer Alpha dan Beta. Αlpha-laktosa berbeda pd konfigurasi kristal (nucleus). Nukleisasi melibatkan aktivasi partikel kecil ditentukan ts dan fat ddlm susu.
steroik antara –OH dan –H pada C1. Alpha dan ß berbeda pd (halus) yang tidak stabil dengan surface energy yang cukup
rotasi optik dan kelarutan, Dalam larutan dapat mengalami untuk membentuk phase baru yang stabil, Hal ini terjadi pada Rumus:
mutarotasi (perub alpha ke beta atau sebaliknya), Bersifat supersaturasi larutan sebagai akibat shock mekanik,
reduktif ,Tingkat kemanisan lb rendah dp sucrose, Dapat penambahan kristal halus dengan tipe kristal yang diperlukan
dioksidasi oleh larutan Cu, Iodine atau brom menghasilkan dan adanya impuritis tertentu yang dapat bertindak sebagai
laktobionic acid, Juga dpt dioksidasi dg dehidrogenasi khemis pusat pertumbuhan kristal, Inti kristal yang bagus berdiameter
atau oleh ensim laktodehidrogenase yang dihasilkan oleh bakt 100 A.
Pseudomonas, Oksidasi biologis menghasilkan CO2 dan air dpt Pertumbuhan kristal dipengaruhi oleh:1. Derajat supersaturasi
dilakukan dg camp. kultur bakteri dan protozoa. Ini diperlukan 2. ketersediaan luas permukaan untuk deposisi 3. Kecepatan
dlm penanganan limbah industri pengolah susu. Dpt difusi pada permukaan kristal yang tergantung pada viskositas,
dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-galaktosa oleh mineral agitasi dan suhu larutan. Keasaman: normal 0,13-0,18* asam laktat (dipengaruhi oleh
acids, cation exchange resins (dlm bentuk asam), ß- kasein, fosfat, albumin dan co2 dan sitrat)
galaktosidase (laktase), Laktase digunakan untuk produksi Fat tinggi-kasein dan fosfat tinggi-keasaman tinggi
produk susu laktose rendah, Pd pemanasan dpt menghasilkan Ts tinggi: keasaman tinggi
polimer, bbrp diantaranya berwarna coklat dan memiliki Faktor yg mempengaruhi titrable acidity:
flavor yang spesifik. Pemanasan laktosa dg adanya asam 1. Ca posfat - menaikkan, 2. Periode laktasi  kolostrum
amino mengakibatkan reaksi Mailard Pemanasan susu juga keasaman tinggi, 3. Mastitis - menurunkan keasaman (darah
dpt menghasilkan lactulose, Kadar Laktulosa dlm evaporated alkali), 4. Aktivitas ensim - asam  menaikkan keasaman, 5.
milk mencapai 10% total laktosa, Laktulose membantu Makanan - silase menaikkan asam.
pertumbuhan Bifido bakteria shg baik bg kesehatan anak --  Uji alcohol: uji koagulase Prinsip: Koagulasi protein susu pada
prebiotik. saat ditambah alkohol karena keasaman atau Ca, Mg lebih dari
Bentuk laktosa: batas normal Tujuan Uji Alkohol: untuk mengetahui kesegaran
a. alfa latos hidrat: T: dibawah 93,5, (alfa) D 89,4O Tm: 201,6 o susu (+ =kenaikan keasaman, ada mo protease, ada kolostrum)
c. bentuk prisma, tekstur sandy, sukar larut, (170 mg/L: 20 O c. (3 ml susu+3 ml alcohol) ->flokulasi
b. betta laktosa anhidrat ; diatas 93,5, (alfa) D = 45,5 oc, tm: Uji reductase (metilen blue): PRINSIP: warna methylene blue
353,3oc, bentuk diamond, needll, lebih manis, lebih larut (MB) yang dimasukkan dalam susu akan hilang, yang lama
(500mg/L)-> 20oc. (waktu)-nya tergantung dari jumlah mo dalam susu dan
c. alfa laktosa anhidrat: alfa laktosa hidrat -> pemanasan Pengurangan oksigen dan pembentukan senyawa pereduksi
>100oc -> pemvakuman -> alfa laktosa anhidrat tidak stabil selama metabolisme mo menyebabkan warna biru methylene
(higroskopis)
hilang. Uji COB inggris: Prinsip uji COB: susu dipanaskan, bila
d. bentuk stabil (amorf): alfa lakto anhidrat-> pemanasan (120-
terbentuk gumpalan (clot) - kualitas jelek, Uji resazurin :
140oc)-> tekanan 1 atm -> alfa lakto anhidrat (stabil dan tidak
mirip uji MB tapi jam pengamatan ditentukan (diamati setiap 1
higroskopis).
jam sekali dibaca 3x)-> biru->reduksi->resofurin (pink)->peka
Aspek kim-fis laktosa:
leukst, kolostrum mastitis.
Mutarotasi: Alpha dan Beta Laktosa memiliki rotasi spesifik,
Biru; luar biasa, biru kemerahan: good, biru kemerahmudaan:
Dlm larutan air terjadi kesetimbangan reaksi, perubahan dari
sedng, merah muda keputihan: jelek, putih: sangat jelek.
Alpha ke Beta Laktosa atau sebaliknya, Perubahan bentuk
laktosa tsb disebut MUTAROTASI, MUTAROTASI = Uji fosfatase: utk mengetahui apakah susu sdh mengalami
kesetimbangan dlm larutan. Dg mutarotasi, pemutaran bid pemanasan (pasteurisasi), ada pelamsuan susu segar atau apa
polarisasi dlm kesetimbangan tdk sama dg dlm bentuk α atau β asteurisasi benar atau tidak. Prinsip inaktifvasi enzim oleh
dan Makin tinggi suhu, ratio β/α mkn rendah. Kecep mutarotasi panas yang diukur penol hasul aktivitas enzim.
dipengaruhi suhu dan Kecep rendah pd temperatur rendah, naik Uji scharer fild test:sama dengan fotfatase, inkubasi 10-15’,
dg naiknya suhu dan menjadi hampir max pd 75oC. Kecepatan pake reagen folin, lebih sensitive,
mutarotasi dipengaruhi pH, Minimal pd pH 5 dan naik pd Uji sendimen: Tujuan: Untuk mengetahui adanya benda asing
penurunan atau kenaikan pH, Kecep Mutarotasi turun dg (sedimen) dalam susu, Cara: susu dilewatkan pada filter
naiknya konsentrasi gula (misal pd SKM), Pd susu skim kadar (cotton lintine disk) Susu normal akan lewat pd filter tsb dng
air 2%, kesetimbangan terjadi berbulan-bulan pd 25 oC, bbrp mudah, Tapi susu yang sudah mengalami coagulasi sebagian
jam pd 50oC dan bbrp menit pd 80oC, Pd kadar air 6%, akan sulit lewat filter tsb.
kesetimbangan terjadi bbrp hari pd 25 oC dan hanya 1 jam pd Uji formalin: untuk mengetahui adanya penggunaan formalin
50oC untuk pengawetan susu. (tambahkan 2,5 ml aquadest dalam
KELARUTAN: Alpha laktose kurang larut dibanding dengan 2,5 ml susu segar, Tambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1% dan
beta laktose,sehingga bentuk alpha akan mencapai digojog homogen, Tambahkan 2 ml Asam sulfat 75% secara
supersaturasi lebih awal, dan mulai membentuk kristal alpha pelahan lewat dinding tabung, diamkan 5 menit, Terlihat
laktose mono hidrat. larutan susu dan asam sulfat terpisah, Bila antar bidang
pemisah terdapat cincin ungu berarti test positip).

SANITASI; kebersihan

HOMOGENISASI: PRINSIP TEKANAN TINGGI, maka globula


menjadi kecil. Penyamanan ukuran globula (lebih kecil)-
>2mikrometer/kurang ->tidak semua produk memutuhkan
homogenisasi

Separasi : model sentrifugasi : krm dapat dipisahkan


->(bedsrkan berat jenis/ tekanan kecil), (bj/tekananbesar maka
Laktosa dapat dibuat supersaturasi dengan cara: 1. Menaikkan rendah) -> maka bj yang rendah maka akan naik keatas seperti
kandungan laktosa (penguapan) 2. Mendinginkan/menurunkan whey.
suhu larutan.
Kelarutan awal merupakan kelarutan yg sesungguhnya dlm Produk yang perlu separasi adalah produk susu bubuk full
bentuk Alpha, Kenaikan kelarutan dgn waktu disebabkan oleh cream (skim milk), mentega, keju dan yogurt rendah lemak
mutarotasi, Krn ada perub α ke β, lar menjadi tdk jenuh dg α,
shg banyak α-hidrat yang dpt dilarutkan, sampai terjadi Susu bubuk menguapkan air setinggi mungkin dengan
kesetimbangan α dan β dan tdk ada lagi α-hidrat yang bisa pengeringan (pemisahan krim dan susu skim)
dilarutkan, tapi tepung β-laktosa bisa dilarutkan krn kelaruatan
awal β lb besar, Kejenuhan α terjadi lama sebelum β tercapai, Skim milk membuthkan 1,2,3 maka perlu homogensisasi untuk
Tetapi penambahan β menggoyang kesetimbangan dan menyamakan semua ukuran globula agar pada sat separasi
terjadilah mutarotasi, Krn larutan tlh jenuh α, α yang terbentuk mendapatkan krim dan skim yang seragam.
dr mutarotasi akan dikristalkan untuk mencapai kesetimbangan,
Krn β lebih solubel dan mutarotasi lambat, sangat mungkin
larutan pekat dengan melarutkan β daripada α-laktosa hidrat.

KRISTALISASI: Larutan laktosa dpt menjadi supersaturasi


sebelum terjadi kristalisasi spontan, Karena laktosa dpt
mengadakan mutarotasi, kurva kelarutan laktosa berbeda dg zat
yg tidak mengalami mutarotasi, spt terlihat pada gambar,
Dalam kenyataannya kurva kelarutan lbh komplek daripada
gambar tsb, Posisi garis super solubility tgt pada permukaan
inti kristal dan kecepatan terbentuknya supersaturasi (proses
pendinginan dan penguapan) serta perlakuan fisik misalnya

Anda mungkin juga menyukai