Anda di halaman 1dari 55

2.

FLUIDA

Fluida adalah benda seperti air atau gas yang berubah


bentuknya oleh pengaruh gaya geser, zat yang mudah
mengalir.
(https://kbbi.web.id/fluida)

2.1 Sifat- Sifat Fluida

Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas


saat fluida berada dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis
fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan permukaan,
kapilaritas,danviskositas.

2.1.1. Massa Jenis

Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas)


benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan
volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap
satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda,
maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan
total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah
daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air). (http://yuilisyahdaulay.blogspot.co.id)

Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik


(kgm-3). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap
zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun
massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama. (http://ramliyana-fisika.blogspot.co.id/2013/11/penerapan-
konsep-fluida-statis-dalam.html)

2.1.2. Tegangan permukaan

Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-


molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan
sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di
permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul
cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang
menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi
permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan
cairan.

Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan,


dalam hal ini diberi jarum atau silet, molekul bagian bawah
permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke
atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum
atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam. .

Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak


tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan
dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah
permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan


permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastis.
2.1.3. Kapilaritas

Pada sebuah pipa kaca dengan diameter kecil (pipa


kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukan ke dalam bejana
berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam
pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut
ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam
tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air
raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan gejala
kapilaritas.(http://ramliyanafisika.blogspot.co.id/2013/11/penerapa
n-konsep-fluida-statis-dalam.html)

Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa


kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik
turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang
berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan
air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus
cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk
cembung disebut meniskus cembung.

Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan


kohesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang
sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya
saling tolak menolak. Sedangkan adhesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat
menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik
ataumerekat.(http://ramliyanafisika.blogspot.co.id/2013/11/penera
pan-konsep-fluida-statis-dalam.html)

Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler


naik karena adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar
daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala
kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil
daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut
kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca. .
(http://ramliyana-fisika.blogspot.co.id/2013/11/penerapan-konsep-
fluida-statis-dalam.html)

Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler


disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada
keliling persentuhan zat cair dengan pipa. . (http://ramliyana-
fisika.blogspot.co.id/2013/11/penerapan-konsep-fluida-statis-
dalam.html)

Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas


dalam kehidupan sehari-hari:

a) Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga


kompor bisa dinyalakan.

b) Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.

c) Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui


pembuluh kayu.

Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa


masalah berikut ini :

Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam


juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata
menuju ke atas sehingga dinding rumah lembab.
(http://yuilisyahdaulay.blogspot.co.id)

2.1.4. Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari


ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan
hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau
"pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki
viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki
viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah
viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida
tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran
dari pergeseran fluida.(http://ramliyanafisika.blogspot.co.id/2013/
11/penerapan-konsep-fluida-statis-dalam.html)

Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan


dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang
tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide
ideal.(http://ramliyana-fisika.blogspot.co.id/2013/11/penerapan-
konsep-fluida-statis-dalam.html)
2.2 Fluida Statis

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak


bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak
ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan
kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
(http://ramliyana-fisika.blogspot.co.id/2013/11/penerapan-konsep-
fluida-statis-dalam.html)

Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis


sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara
sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya
apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang
mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang
tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan
seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan
sampai dasar sungai.(http://ramliyana-
fisika.blogspot.co.id/2013/11/penerapan-konsep-fluida-statis-
dalam.html)

2.3 Fluida Dinamis

Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas)


yang bergerak. Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida
disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan
terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan
volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-
putaran). (http://ramliyana-fisika.blogspot.co.id)
2.3.1. Persamaan Kontinuitas

Debit fluida (Q) adalah besar volume V (m3) fluida yang


mengalir pada suatu penampang A (m2) tiap satuan waktu t
(sekon). Secara matematis debit fluida dapat dinyatakan:

Q Selama t (sekon) fluida bergerak kekanan pada


A1 menempuh jarak S1 dan fluida bergerak pada A2 menempuh
jarak S2. Volume fluida V1 = A1S1 yang masuk di A1 akan keluar
dengan volume fluida V2 = A2S2 melalui A2.
Dengan menyamakan massa fluida yang melalui A1 dengan
massa fluida yang melalui A2, akan diperoleh :

A1v1= A2v2

Pada fluida yang tak termampatkan, berlaku :

Hasil kali kelajuan v fluida dengan luas A selalu tetap


(konstan)
Debit fluida di titik mana saja selalu konstan atau (
Q1 = Q2 )
Kelajuan fluida v berbanding terbalik dgn luas
penampang A, berlaku (v1 /v2=A2 / A1 )
Kelajuan fluida v berbanding terbalik dengan kuadrat jari-
jari ( r2 ) atau diameter penampang ( d2 ), berlaku (v1 /
v2 = r22 / r12 ) atau (v1 / v2 = d22 / d12)

2.3.2. Persamaan Bernoulli


Daniel Bernoulli (1700-1782). Menjelaskan hubungan
tekanan P dengan kelajuan fluida v pada pipa mendatar
(horizontal), tekanan fluida paling besar pada saat
kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil pada sat
kelajuannya paling besar. Pernyataan inilah yang dikenal
sebagai Asas Bernoulli. Asas bernoulli ini
merupakan merupakan persamaan pokok hidrodinamika untuk
fluida mengalir dengan arus stasioner. Asas ini menjelaskan
hubungan tekanan, kecepatan alir, dan tinggi tempat dalam satu
garis lurus. (http://ramliyana-fisika.blogspot.co.id)

2.4 Fluida Dalam Al-Quran

Al-Quran mengelompokkan berdasarkan kejernihannya :


Al-Quran menyebut Al maa al muqthir (air hujan) :
air yang membersihkan.

[QS Al Furqan : 48]

Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira


dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami
turunkan dari langit air yang amat bersih
-Air suling, filtrasi. Air yang dididihkan pada suhu 100 derajat
celcius hingga menjadi uap, kemudian dikondensasi membentuk
butiran air. Dengan kadar-kadar kejernihan tinggi/sangat jernih.
-Air hujan, air suling yang paling baik. Sains dan teknologi telah
menunjukkan hal ini. Air yang ada diuapkan, kemudian
dikondensasi, kemudian diturunkan dalam bentuk hujan. Jadi
ketika Allah SWT menyebut hal ini tidak sembarangan. Air hujan
ini memiliki karakteristik tertentu.
-Air hujan mampu menjadi pembersih (udara, kulit), menyerap
kotoran yang ada.
Jadi sebenarnya ketika orang tua melarang main hujan-
hujanan karena takut sakit itu yang berbahaya bukan air
hujannya. Air hujannya bersih, namun di sekitarnya banyak
mengandung polutan dan air hujan ini berfungsi untuk
membersihkan udara. Pembasmi kotoran terbaik. Yang mampu
mensterilkan, membersihkan bumi yang tercemar. Sehingga
ketika air hujan yang bercampur dengan polutan ini mengenai
badan dapat menyebabkan sakit. (Giancolli C douglas FISIKA
jilid 1 dan http://yulisyahdaulay.blogspot.co.id)

-Thohuran menghilangkan berbagai kotoran.


Al maa al furaat (air tawar) : Air yang biasa kita minum
dari sumur atau air sungai.
[QS. Al-Mursalat : 27]

dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami


beri minum kamu dengan air tawar

Air laut yang mengandung kadar garam disebut dengan Al


maa al ujaj.

[QS. Fathir : 12]








Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap
diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing
laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat
mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan
pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar
membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan
supaya kamu bersyukur. Ini berbeda dari air suling.
Yang ini adalah air yang asin dan pahit. Hal tersebut
menandakan bahwa mineral-mineral yang ada di laut sangat
besar.Ini adalah kuasa Allah SWT.

(Qs. Al Mulk : 30)

(30)Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu


menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air
yang mengalir bagimu?".

(18)Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu
Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa menghilangkannya.

Maksudnya, air yang memancar dan mengalir di permukaan


bumi. Makna yang dimaksud ialah tiada yang dapat
melakukannya selain dari Allah Swt. Maka termasuk dari
kemurahan dan karunia-Nya, Allah menyemburkan air bagi kalian
dan menjadikannya mengalir di berbagai kawasan di bumi sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh hamba-hamba-Nya di masing-
masing kawasan, ada yang memerlukan secukupnya dan ada
pula yang memerlukan banyak. Maka segala puji dan karunia
hanyalah bagi Allah Swt. (katsir, 1998)

2.4.1. Air Mani

(2)Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes


mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan
perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar
dan melihat.

(4)Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi


pembantah yang nyata.

(5)Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan


(dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim,
apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,
kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya.
Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

(11)Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air


mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan
perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun
mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan
sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur
seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh
Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah
mudah.




(12)Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah.

(13)Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)


dalam tempat yang kokoh (rahim).

(14)Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu


segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

(19)Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu


menentukannya.




(37)Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya -- sedang dia
bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan)
yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air
mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang
sempurna?

(37)Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke


dalam rahim),

(46)dari air mani, apabila dipancarkan.

(77)Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami


menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi
penantang yang nyata!
2.4.2. Sungai

(QS. Al-Furqan:53)


(53)Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir


(berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi
pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang
menghalangi.

biota air tawar

(Q.S.35;12)

(12)Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar,
sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-
masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan
kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu
memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-
kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari
karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.

(Q.S.5;96)









(96)Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang
berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi
orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu
(menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram.
Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan
dikumpulkan.

2.4.3. Siklus Air

(Ar-Ruum : 48)

(48)Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu


menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit
menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-
gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang
dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.

(an-Nur : 43)











(43)Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan,
kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian
menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan
keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-
butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan
seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran)
es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya
dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-
hampir menghilangkan penglihatan.

2.5 Manfaat Air

Manfaat air memang sangat banyak,terutama bagi


kehidupan muka bumi ini baik untuk manusia,hewan,dan
tumbuhan. Air sangat menunjang kehidupan di bumi ini. Bisa kita
bayangkan apa yang akan terjadi apabila tidak ada air di bumi
kita? tentu akan terjadi kemusnahan masal yang artinya tidak
akan ada kehidupan di muka bumi ini, termasuk seluruh makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Adapun manfaat air diantaranya;
(http://wikipedia.com)

2.5.1. Air Bagi Manusia


Tubuh manusia terbuat lebih dari 70 % air. Seluruh organ
tubuh kita membutuhkan air. Analoginya seperti ketika kita
menanam tanaman dari bibit sampai tubuh besar, apa yang
dibutuhkan selain pupuk (makanan), yang selalu kita berikan
setiap hari?
(http://wikipedia.com)
2.5.2. Air Bagi Tumbuhan
Tidak ada tanaman yang tidak membutuhkan air. Oleh
karena itu, jika kita ingin sehat, harus rajin minum air. Tumbuhan
yang hidup dimuka bumi pasti membutuhkan air agar bisa
tumbuh subur dan menghasilkan sesuatu yang baik bagi bumi
(http://wikipedia.com)

2.5.3. Air Bagi Hewan


Hewan sama halnya dengan manusia pasti membutuhkan
air untuk menunjang kehidupannya baik itu air laut sungai dan air
yang bermanfaat bagi tubuh hewan tersebut dan menjadikan gizi
yang baik baginya. (http://wikipedia.com)

Dan masih banyak manfaat air bagi kehidupan di muka bumi ini.

2.6 Hikmah Air

Sepertihalnya pisau yang bermata dua, air memliki


dampak yang baik dan buruk, tergantung seperti apa kita
menyikapinya. Pola hidup yang individualisme dan tidak
memperdulikan sekitar dapat menimbulkan kebiasaan buang
sampah sembarangan yang berujung pada bencana banjir.

Adapun bila kita dengan bijak menyikapi air di dunia ini


maka air akan mendatangkan begitu banyak manfaat. Tumbuhan
yang terus tumbuh, hewan-hewan yang terus berkembang biak
dan manusia yang mencari nafkah dari air yang ada. Maka dapat
dikatakan air adalah sumber kehidupan bagi banyak makhluk.

Bencana banjir yang disebabkan oleh ulah manusia


maupun bencana tsunami karena faktor alam tidak sepenuhnya
mendatangkan kesengsaraan. Ada banyak hikmah yang dapat
dipetik jika hal itu terjadi, misalnya masyarakat yang mulai
menjauh dari Allah akan ingat dan sadar bahwa manusia itu tidak
seberapa dengan kekuasaan Allah, manusia hanya satu titik kecil
dari luasnya alam semesta ini. Maka tidak patut bagi kita untuk
menyombongkan diri dan berbuat seenaknya dengan alam
sekitar.








Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan)
berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan
bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan:
"Binasalah orang-orang yang zalim". (QS. Hud : 44)

"Maka tatkala mereka melihat azab itu, berupa awan yang


menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: 'Inilah
awan yang akan menurunkan hujan kepada kami'. (Bukan!,)
bahkan itulah azab yang kamu minta, supaya datang dengan
segera, (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih,"(24)
"yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabb-
nya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi, kecuali
(bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami
memberi balasan kepada kaum yang berdosa." (QS.Al-Ahqaaf
:25)

2. KELAUTAN

Istilah laut, lautan dan kelautan sering digunakan secara


bergantian. Secara umum laut adalah kumpulan air asin dalam
jumlah yang sangat banyak dan luas, yang berfungsi
menghubungkan atau memisahkan antara suatu benua dengan
benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya. (Rokhmin
Dahuri, 2003 dikutip dalam F Azhar, 2015). Kemudian laut
dengan sufiksan yaitu lautan bermakna laut yang sangat luas.
Oleh karena itu, lautan bisa juga diartikan dengan samudra.
Sedangkan kelautan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan laut. (Depdiknas, 2005)
Para ahli kelautan menyepakati bahwa ada lima lautan atau
yang dikenal dengan samudra, yaitu Samudra Pasifik, Samudra
Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Arktik dan Samudra Antartik.
Samudra Pasifik adalah samudra terluas di dunia dengan ukuran
166 juta km sekaligus merupakan lautan terdalam. Sedangkan
samudra terkecil adalah Samudra Arktik dengan luasnya yaitu
14,956 juta km. Samudra Arktik terletak di kutub utara, sehingga
sebagian besar wilayahnya tertutup es, selain itu Samudra Artktik
juga merupakan samudra terdangkal di dunia. (Susilo Soekardi
dan Tauhid Nur Azhar, 2012 dikutip dalam F Azhar, 2015).

Asal Mula Laut

Semua ciptaan Allah baik yang bernyawa atau pun tidak,


semuanya terjadi melalui proses dan tahapan-tahapan tertentu.
Demikian pula dengan lautan, ia tidak hadir begitu saja tanpa
melalui proses yang sangat lama hingga lautan bisa tampak
seperti yang ada sekarang. Ada beberapa teori mengenai asal
mula terjadinya laut yang akan dipaparkan pada bagian ini.

Salah satu teori pembentukan laut yang sering dikenal oleh


para ahli kelautan adalah teori Wegener atau disebut juga
dengan teori gerakan kontinen. Teori tersebut mengatakan
bahwa Pangaea mengalami gerakan kontinen dan terpecah
menjadi beberapa benua. Setelah benua tersebut terbentuk
menjadi seperti yang ada sekarang, maka selanjutnya terjadi
pelapukan batuan di darat oleh air hujan yang membawa
berbagai jenis garam mineral melalui sungai yang akhirnya
menuju ke laut. Dari lautan akan terjadi proses penguapan
karena kenaikan suhu pada siang hari dan uap terakumulasi
membentuk awan yang akhirnya jatuh ke bumi menjadi hujan.
Begitu seterusnya sehingga proses tersebut membentuk suatu
siklus yang berlangsung terus menerus untuk mencapai
keseimbangan alam. (M.S. Wibisono, 2005 dikutip dalam F
Azhar, 2015)
Selanjutnya ada pula teori yang menceritakan asal mula
terbentuknya lautan yaitu sekitar empat miliar tahun silam, ketika
permukaan bumi masih sangat panas. Karena panasnya, air pun
tidak dapat bertahan dalam wujud cair. Zat cair yang dikeluarkan
dalam wujud uap dari kawah gunung berapi bersama gas-gas
vulkanik lain, terlepas begitu saja ke langit. Akhirnya, sekitar 3,85
miliar tahun silam, bumi mulai mendingin diikuti dengan
terbentuknya atmosfer yang menyelubungi permukaan bumi.
Atmosfer tersebut tersusun atas gas-gas vulkanik dan salah
satunya adalah uap air. (Susilo Soekardi dan Tauhid Nur Azhar,
2012 dikutip dalam F Azhar, 2015).

Pada perkembangan selanjutnya, air mulai mengembun


sehingga terbentuk genangan-genangan lautan di cekungan-
cekungan permukaan bumi. Itulah awal mula terbentuknya laut.
Sejak laut terbentuk, hujan mulai turun dan turunnya hujan
membasahi bumi serta berperan besar dalam mengikis garam
dari bebatuan lalu membawanya ke lautan. Pengikisan yang
berlangsung terus menerus mengakibatkan berkumupulnya
garam-garam tersebut sehingga mengakibatkan rasa air laut
menjadi asin. (Susilo Soekardi dan Tauhid Nur Azhar, 2012
dikutip dalam F Azhar, 2015).

Manfaat Laut

Pada dasarnya Allah menciptakan segala sesuatu tidak ada


yang sia-sia. Lautan diciptakan lebih luas oleh Allah memiliki
tujuan dan tujuan tersebut telah diinformasikan dalam al-Quran.
Salah satunya ada di dalam surat al-Nahl ayat 14. Ayat tersebut
menginformasikan bahwa makanan di dalam laut melimpah ruah.
Manusia juga bisa menghasilkan perhiasan dan kemudian
berniaga dari hasil-hasil lautnya. Semua hal itu diciptakan oleh
Allah agar manusia selalu bersyukur kepada-Nya. Peneletian
sains menyebutkan bahwa penyumbang oksigen terbesar di bumi
adalah ganggang laut yang hidup di lautan sejak kurang lebih 3,8
miliar tahun lalu. Kehadirannya selama beberapa ratus juta tahun
di dalam lautan menyebabkan oksigen hadir melimpah di bumi.
(Agus Sudarmojo, 2009 dikutip dalam F Azhar, 2015). Ganggang
laut atau yang lebih umum dikenal dengan rumput laut
merupakan jenis tumbuhan yang paling sering ditemukan di laut.
Selain menghasilkan oksigen, ganggang juga bisa dimanfaatkan
sebagai bahan makanan karena didalamnya kaya akan vitamin
dan mineral serta berkadar lemak rendah. (Nawawi Rambe, 1985
dikutip dalam F Azhar, 2015).

Seandainya lautan diciptakan lebih luas daripada daratan,


maka atmosfer bumi akan didominasi oleh karbondioksida,
sehingga akan menghambat hadirnya kehidupan di planet bumi.
Semuanya diciptakan oleh Allah agar manusia tidak bersusah
payah mendapatkan makanan yang melimpah, perhiasan dan
oksigen sebagai unsur terpenting pendukung kehidupan. Selain
itu, masih banyak lagi kekayaan laut yang dapat diambil oleh
manusia yaitu sebagai sumber bahan tambang, mineral, logam,
minyak dan gas serta sebagai sumber pembangkit listrik. (Agus
Sudarmojo, 2009 dikutip dalam F Azhar, 2015).

3.1 Laut dalam Al-Quran


3.1.1 Pengertian Laut dalam al-Quran

Al-Quran sebagai kitab suci hadir dengan menggunakan


bahasa Arab sejak pertama kali turun. Istilah laut di dalam al-
Quran disebutkan dengan kata bahr dengan segala bentuk
derivasinya yang terulang sebanyak 41 kali. Rincian tersebut
terbagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut:

(1) kata bahr dalam bentuk mufrad/ tunggal terulang sebanyak 33


kali dan tersebar di dalam 32 ayat. (Fuad Abd Al-Baqi, 1945
dikutip dalam F Azhar, 2015).
(2) kata bahr dalam bentuk tatsniyyah yaitu bahran dan bahrayn,
masing-masing terulang sebanyak satu dan empat kali serta
tersebar di dalam lima ayat. (Fuad Abd Al-Baqi, 1945 dikutip
dalam F Azhar, 2015)

(3) kata bahr dalam bentuk plural/ jamak yaitu abhur dan bihar
masing-masing terulang satu dan dua kali serta tersebar di dalam
tiga ayat. (Fuad Abd Al-Baqi, 1945 dikutip dalam F Azhar, 2015)

Fungsi pengulangan kata dalam al-Quran sesuai kaidah


tafsir adalah untuk mengokohkan suatu permasalahan dalam hati
masyarakat, serta menunjukkan pentingnya permasalahan yang
tersembunyi di balik kata tersebut agar mendapatkan perhatian.
(Ahmad Badawi, 2005 dikutip dalam F Azhar, 2015)

Menurut Raghib al-Isfahani, makna kata bahr adalah


setiap tempat yang luas yang mencakup air yang banyak. Setiap
sesuatu yang luas bisa dikatakan bahr. Kata bahr juga bisa
berarti orang yang luas ilmunya. Sebagian ahli bahasa
mengatakan bahwa pengertian asal kata bahr adalah hanya bagi
air asin bukan air tawar sebagaimana dalam al-Quran surat al-
Furqan ayat 53. Kata bahr bisa juga dikatakan untuk air tawar
karena ia bertemu bersamaan dengan air asin sebagaimana
dikatakan bagi kata al-shams dan al-qamar pada kata al-
qamaran (matahari dan rembulan). (Raghib Al-Isfahani, 1987
dikutip dalam F Azhar, 2015)

Sedangkan menurut Ibn Manzur, dijelaskan kata bahr adalah


air yang banyak, baik yang asin maupun tawar. Lawan kata dari
barr (daratan) dan dikatakan bahr karena luasnya air tersebut.
Bentuk jamaknya adalah abhur, buhur, bihar. Pendapat lain
mengatakan, kata bahr dipakai untuk air yang asin saja, sebagian
yang lain mengatakan bahr adalah kata yang menunjukkan
terbentang dan luasnya air. Ada pula yang mengatakan, kata
bahr sebagai ungkapan bagi orang yang luas pengetahuannya.
(Ibn Manzur, 1984 dikutip dalam F Azhar, 2015)

Kata yang Semakna dengan Bahr

Di dalam al-Quran terdapat istilah lain yang memiliki arti laut


selain kata bahr, yaitu yamm. Kata yamm merupakan bentuk
masdar dari kata kerja dasar yumma-yumammu-yamman,
berasal dari akar kata ya-mim-mim yang bermakna terlempar ke
laut. Pakar Bahasa Arab menyatakan bahwa kata yamm
merupakan padanan kata bahr yang berarti laut. (Luwis Maluf,
1827 dikutip dalam F Azhar, 2015). Kata yamm di dalam al-
Quran terulang sebanyak 8 kali dan terdapat pada tujuh ayat dan
empat surat. Lima ayat dari kata yamm bermakna laut dan
masing- masing terdapat pada QS. Al-Araf: 136, QS. Ta Ha: 78
dan 97, QS. Al-Qasas: 40 dan QS. Az-Zariyat: 40. (Fuad Abd Al-
Baqi, 1945 dikutip dalam F Azhar, 2015). Sedangkan dua ayat
yang lain kata yamm bermakna sungai Nil yang terdapat pada
QS. Ta Ha: 39 (terulang dua kali) dan QS. Al-Qasas: 7. (Fuad
Abd Al-Baqi, 1945 dikutip dalam F Azhar, 2015)

Ulama bahasa sepakat bahwa kata yamm adalah bahr.


Dalam al-Quran, oleh ahli tafsir dikatakan bahwa kata yamm
tersebut adalah sungai Nil di Mesir. Ibn Siddah mengatakan
setiap sungai besar dikatakan bahr. Al-Zajjaj mengatakan, setiap
sungai yang airnya tidak putus alirannya maka dinamakan bahr.
Azhari mengatakan setiap sungai yang tidak putus alirannya
sebagaimana sungai Dajlah atau pun Nil atau yang lainnya dari
beberapa sungai air tawar yang besar dikatakan bahr. (Ibn
Manzur, 1984 dikutip dalam F Azhar, 2015)

Menurut al-Laith, yamm adalah laut yang tidak bisa dijangkau


kedalamannya dan tidak bertepi, dikatakan juga yamm adalah
laut yang luas serta dalam. Sedangkan al-Zajjaj berpendapat
bahwa sebagian mereka menduga bahwa kata yamm adalah
bahasa Suryaniyyah yang telah diarabisasikan. Kata yamm
menunjukkan laut yang airnya asin dan juga sungai besar yang
airnya tawar, Ibu Nabi Musa as diperintahkan agar menaruh
Musa (masih bayi) untuk dimasukkan pada peti lalu dihanyutkan
dalam yamm yaitu sungai Nil di Mesir, ketika ia melahirkan dan
khawatir terhadap Firaun. Sedangkan air yamm (sungai) tersebut
adalah air tawar. (Ibn Manzur, 1984 dikutip dalam F Azhar,
2015). Seperti dalam QS. Thoha 20 ayat 39 yang menunjukkan
batalnya perkataan Laith yang mengatakan bahwa kata yamm
adalah laut yang tidak bisa dijangkau kedalamannya dan tidak
bertepi.

Ada beberapa fenomena alam mengenai kelautan dimuka bumi


ini, yang kemudian akan di bahas disubab selanjutnya.

3.2 Fenomena Kelautan dalam Al-Quran


3.2.1 Pelayaran

Artinya : Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat


dari papan dan paku. (Q.S Al Qomar [54] :13)

Menurut Raghib Isfahani dalam al mufradat, kata dusur,


bentuk kata dari disar, awalnya diartikan mendorong, menekan
keras, paku yang dipukul keras-keras diatas kayu dan
sejenisnya disebut disar. Tapi ada beberapa mufasir yang
mengartikan kata itu sebagai tali, yang diterapkan pada tali
layar kapal dan sejenisnya. (Kamal Faqih et al., 2005)

Salah satu catatan penting dari ayat ini adalah tentang


pengungkapan alasan yang begitu ekspresif, pasti dan nyata. Hal
itu mencerminkan sebuah prahara yang sangat dahsyat, karena
meliputi segala sesuatu di bumi. Lalu Tuhan memerintahkan
beberapa potongan kayu dan paku untuk menyelamatkan Nuh
a.s dan para pengikutnya. Kemudian benda mati itu menjalankan
tugasnya dengan cara terbaik dan hal itu mencerminkan
kekuasaan Ilahi. Istilah ini bisa juga menyinggung
kesederhanaan teknologi pada waktu itu dibandingkan dengan
kapal canggih modern. (Kamal Faqih et al., 2005)

Meskipun demikian, menurut sumber-sumber sejarah


bahtera Nuh a.s itu cukup besar sehingga untuk membangunnya
perlu menghabiskan waktu bertahun-tahun dan bisa menampung
bermacam-macam pasangan binatang yang berbeda-beda.
Kapal Nabiyullah Nuh a.s hanya diisi sedikit orang, yaitu orang-
orang yang telah menerima seruan risalah dakwah Nabi Nuh.
meskipun demikian, kapal Nabi Nuh diisi banyak pasangan
hewan. (Kamal Faqih et al., 2005). Seperti dalam ayat berikut:





Artinya: Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah
memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam
bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan
betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu
ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang
beriman". Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali
sedikit. (QS Hud [11] :40)

Adapun ayat lain yang berhubungan dengan ayat diatas, adalah:


) (
) (
()

Artinya: dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi


mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam
bahtera yang penuh muatan. dan Kami ciptakan untuk mereka
yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. dan jika Kami
menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, Maka
Tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka
diselamatkan.(QS Yasin [36]:41-43)

Kata Dzuriah, sebagaimana dikatakan oleh Rakib dalam


mufradat, secara harfiah berarti keturunan, meskipun kadang-
kadang dipakai dalam pembicaraan biasa untuk menyebut anak-
anak, pemuda dan orang-orang tua. Kata ini dipakai dalam
bentuk tunggal dan jamak dan secara tidak langsung
menyatakan bahwa Allah melahirkan keturunan mereka (anak-
anak mereka) dikapal tersebut tanpa menyebutnya dalam ayat
ini, barang kali dikarenakan anak-anak lebih membutuhkan
perawatan khusus daripada orang dewasa yang telah bisa
berjalan. Lebih dari itu, penafsiran makna diatas lebih sesuai
untuk menyadarkan kaum musyrik. (Kamal Faqih et al., 2005)

Penggunakan kata masyhun (penuh) merujuk pada fakta


bahwa bukan hanya orang-orang itu yang diangkut dalam kapal
melainkan juga barang-barang kekayaan mereka. (Kamal Faqih
et al., 2005)

Allah-lah yang telah mengatur air laut sehingga mereka


dapat melayarkan kapal-kapalnya. Karunia ini adalah salah satu
tanda-tanda kekuasaan Allah. Dalam rangka memperjelas
karunia tersebut, ayat ini mengemukakan peristiwa yang mungkin
saja terjadi andai kata karunia tersebut ditiadakan. Dalam ayat ini
Allah menyatakan bahwa Dia bisa memerintahkan ombak besar
untuk menenggelamkan kapal-kapal mereka, atau
memerintahkan pusaran air di lautan, atau memerintahkan angin
badai supaya menghempaskan mereka ketengah lautan seperti
sebilah jerami. (Kamal Faqih et al., 2005)
Allah juga menyatakan bahwa jika Dia berkenan, Dia bisa
mengubah keadaan air laut, kapal, keberaturan hembusan angin,
dan kestabilan gelombang laut sehingga segala yang mereka
miliki akan porak-poranda. Dia-lah yang menyebabkan segala
sistem berbagai elemen alam tersebut berjalan teratur sehingga
mereka menikmatinya. Dia menciptakan keberaturan ini supaya
mereka menyadari karunia yang menaungi mereka. (Kamal Faqih
et al., 2005)

Dalam Bahasa Al-Quran, berjalannya kapal adalah akibat


digerakkan Allah. (Agus Purwanto, 2012). Pertanyaannya,
bagaimana Allah melakukannya? Dalam sudut pandang alam,
tindakan Allah ini dimediasi oleh medium apa dan dengan
mekanisme bagaimana? Al Quran menyatakan bahwa kapal
bergerak karena tiupan anginnya. Seperti firman Allah:

Artinya: Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di


daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di
dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-
orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan
mereka bergembira karenanya, datanglah dengan badai, dan
(apabila) gelombang dari segenap penjuru datang menimpanya,
dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya),
maka mereka berdoa pada Allah dengan mengikhlaskan
ketaatan kepada-Nya semata-mata, (seraya berkata), Sungguh
jika engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami
akan termasuk orang-orang yang bersyukur. (Q.S Yunus [10] :
22).
Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai berikut. Pertama-
tama, Dia mengatakan bahwa Dialah yang menjadikan kamu
semua bisa berjalan di atas daratan maupun lautan. Ketika kamu
bepergian dengan kapal laut, Dia akhirnya menjadikan kamu dan
kapalmu sampai ke tempat tujuan dengan pertolongan angin
yang menggembirakan hati. Kemudian apabila badai yang
dahsyat datang dan ombak menerpa mereka dari setiap sisi, hal
itu membuat mereka sadar bahwa maut itu dekat, dan mereka
lalu kehilangan harapan untuk bisa bertahan. (Kamal Faqih et al.,
2005)

Selain itu, disebut juga dalam ayat lain, seperti:

) (

)(

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-


kapal di tengah (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung.
Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka
jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya)
bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur.
(Q.S Asy-Syura [42] : 32-33)

Kata Al-jawar dalam bahasa arab merupakan bentuk


jamak dari jariya yang berarti kapal yang berlayar.
Sedangkan frase ka-al alam berarti kapal besar atau gunung
es yang bergerak. (Kamal Faqih et al., 2005). Angin memiliki
peran penting dialam. Pernapasan, makhluk hidup, bergerakan
kapal-kapal dan awan, penyerbukan tumbuh-tumbuhan dan
perubahan dingin dan panas, semuanya bergantung pada
hembusan angin yang sekaligus merupakan salah satu sumber
energi di zaman modern.
Ayat ini mengatakan bahwa tanda-tanda keperkasaan
dan rahmat Illahi termasuk kapal-kapal yang setinggi gunung
sedang berlayar di lautan. Andaikan angin tidak berhembus
dengan kehendak Tuhan, tak sesuatupun yang bisa
menggerakan kapal-kapal besar di lautan apabila angin
berhembus perlahan dan lautan tenang, kapal bisa bergerak
dengan mudah mencapai tujuannya. Namun demikian, sangat
berbahaya bagi kapal-kapal untuk berlayar di lautan, badai pada
saat guntur dan kilat menyambar. Jika tidak ada angin, kapal
akan tetap mengapung di air. (Kamal Faqih et al., 2005)

Tentunya kapal memerlukan media untuk menangkap angin,


sehingga kapal dapat bergerak, dan media itu adalah suatu layar.
Seperti dijelaskan pada ayat berikut:

Artinya: Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang tinggi


layarnya di lautan laksana gunung-gunung. (Q.S Ar-Rahman
[55]: 24).

Mengenai kapal, dalam ayat ini Allah menandakan bahkan


produk yang dibangun oleh manusia itu juga adalah milik-Nya.
Mengapa demikian? Karena ide, rencana dan kekuatan fisik yang
diperlukan untuk membangun dan membuat semua itu berasal
dari-Nya. Oleh karena itu al Quran mengatakan bahwa kapal
yang mengambang dilautan dengan layar yang tinggi ini
menyerupai semua manifestasi kasih sayang llahi. (Kamal Faqih
et al., 2005).

Dari semuanya, maka dapat diketahui manfat laut seperti yang


dijelaskan dalam salah satu ayat dibawah ini:


Artinya: Rabb-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan


untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu. (Q.S
Al- Isra [17]; 66)

Jelas, banyak manfaat yang dapat diperoleh manusia dari rute-


rute yang membentang di lautan, misalnya untuk dilewati sarana
transportasi penumpang dan barang, memurahkan biaya
perjalanan, menjadikan masyarakat merasa nyaman dengan cara
perjalanan ini, serta untuk mendapatkan ikan segar. Peran lautan
dalam menghasilkan oksigen, uap air, awan, dan hujan,
sekaligus mengembangkan wilayah-wilayah perikanan serta
pengangkutan barang, tanaman, dan binatang sangatlah besar.
Keajaiban-keajaibannya yang menakjubkan berkenaan dengan
benda-benda mati, tanaman, dan binatang juga sangat melimpah
ruah. (Kamal Faqih et al., 2005).

3.2.2 2 Air laut yang tidak bercampur





Artinya: Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir secara
berdampingan (yang ini tawar lagi segar) sangat tawar lagi
menyegarkan (dan yang lain asin lagi pahit) asin sekali sehingga
rasanya pahit (dan Dia jadikan antara keduanya dinding) batas
yang menyebabkan kedua air tersebut tidak membaur, antara
yang satu dengan yang lainnya (dan batas yang menghalang)
yakni penghalang yang mencegah keduanya untuk bercampur.
(QS Al-Furqon 25: 53)
Sekali lagi, ayat yang mulia ini berargumen tentang
keagungan Allah dengan mneyebutkan rahmat-rahmat-Nya
dalam sistem penciptaan. Dengan menyebutkan turunnya air
hujan yang menghidupkan dalam ayat-ayat sebelumnya, Al-
Quran merujuk pada tidak bercampurnya air manis dan air asin.
(Kamal Faqih et al., 2005).

Kata maraja berasal dari kata maraj yang berarti


mencampur atau mengirimkan dan menyampaikan dengan
bebas. Disini, kata ini berarti menempatkan air asin dan manis
secara berdampingan. (Kamal Faqih et al., 2005).

Kata adzb berarti menyehatkan, murni, dan dingin. Dan


kata furat berarti manis dan lezat. Kata milh berarti asin, dan kata
ujaj berarti pahit dan hangat. Jadi adzb dan furat mempunyai arti
yang berlawanan dengan milh dan ujaj. Kata barzakh berarti
penghalang dan pemisah diantara kedua benda atau keadaan.
(Kamal Faqih et al., 2005).

Bagaimanapun, ayat mulia ini menggambarkan salah satu


manifestasi mengagumkan dari kekuasaan Allah dalam
penciptaan; bagaimanapun sebuah tabir yang tak tampak dan
penghalang yang tak dapat dideteksi ditempatkan diantara laut
yang asin dan laut yang manis, dimana penghalang itu tidak
membiarkan keduanya bercampur.

Tentu saja dewasa ini, kita tahu bahwa penghalang yang


tak dapat dideteksi ini adalah perbedaan kepadatan antara air
manis dan air asin, atau apa yang disebut dengan gravitasi
spesifik, yang menyebabkan keduanya tidak bercampur untuk
waktu yang lama. (Kamal Faqih et al., 2005).

Beberapa ahli tafsir mencoba mencari dimana kedua laut


asin dan manis itu berada di muka bumi, yang konon tidak
bercampur. Tetapi masalah ini telah selesai bagi kita. Sebab kita
tahu bahwa semua sungai besar yang airnya manis, yang
menumpahkan airnya ke laut, merupakan laut air manis dipantai
dan mendesak air laut ke belakang. Situasi ini terus berlanjut
untuk waktu lama karena perbedaan derajat kepadatan keduanya
tidak saling bercampur, dan mengatakan satu sama lain, Hijran
mahjura. (Kamal Faqih et al., 2005).

Adalah menarik bahwa dikarenakan kondisi pasang dan


surut air laut naik dan turun dua kali sehari sebagai akibat
gravitasi bulan. Air manis ini, yang membentuk laut, mendesak ke
daratan di muara sungai-sungai yang sama dan di tempat-tempat
disekitarnya.

Adalah menarik bahwa manakala seseorang terbang


diatas tempat-tempat tersebut dengan pesawat udara, ia dengan
mudah dapat melihat bahwa kedua jenis air itu memiliki warna
yang berbeda dan tidak saling bercampur. Hal ini menjadikan
manusia ingat terhadap apa yang dikemukan Al-Quran tersebut.

Di samping itu, ditempatkannya air ini ditengah-tengah


ayat-ayat tentang iman dan kekufuran mungkin merujuk pada
masalah bahwa ada kalanya ditengah masyarakat atau di kota,
atau bahkan di rumah, terdapat oranag-orang beriman yang
bagaikan air manis dan menyenangkan hidup bersama orang-
orang tak beriman yang bagaikan air asin dan hangat. Mereka
memiliki gagasan-gagasan dan pendapat-pendapat yang
berbeda serta amal perbuatan yang suci dan tidak suci, namun
tidak salung bercampur satu sama lain. (Kamal Faqih et al.,
2005).

Selain dalam ayat tersebut, dijelaskan pula didalam Q.S Ar-


Rahman ayat 19-20:

) (
)(


Artinya: Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya
kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak
dilampaui masing-masing. (QS. Ar-Rahman[55] : 19-20)

Kata kerja Maraja menunjukkan arti melepaskan.


Sedangkan kata benda barzakh menunjukkan arti sebuah
penghalang dua hal. (Kamal Faqih et al., 2005). Ayat-ayat ini
melanjutkan kisah dengan menyebutkan nikmat Tuhan yang
berasal dari laut, meskipun bukan semua laut. Kualitas istimewa
laut tertentu adalah fenomena menakjubkan yang menjadi tanda
ke-Maha Kuasaan mutlak Tuhan. Laut juga berfungsi sebagai
sarana memproduksi hal-hal tertentu yang digunakkan manusia.
Sehingga, ayat-ayat ini mengatakan bahwa Tuhan
menyandingkan dua laut yang berbeda saat mereka bertemu.
Namun ada penghalang antara keduanya sehingga satu sama
lain tidak mungkin bercampur. (Kamal Faqih et al., 2005).

Para mufasir tidak sepakat mengenai lokasi dua laut manis


dan asin tersebut. Faktanya, satu sama lain tidak bercampur
dengan adanya dinding penghalang yang memisahkan
keduanya. Masalah ini sudah disebutkan dalam penafsiran surat
ke 25 (Al Furqan) dengan mengatakan bahwa sungai manis yang
besar mengalir ke laut dan lautan yang biasanya membentuk
lautan air manis disamping pantai sehingga memukul mundur air
garam. Menarik untuk diketahui bahwa air manis dan asin,
karena perbedaan derajat ketebalannya, tidak pernah bercampur.
Dengan melihat perairan asin dan manis dari angkasa jelas
menunjukkan partisi antara keduanya. Ketika batasannya
berbaur, air manis segar menggantikan air yang bercampur,
sehingga partisi keduanya terlihat setiap saat. Adalah menarik
bahwa pada saat mengallir, permukaan lautan naik, sehingga air
manis ini ditolak, tanpa bercampur dengan air garam tersebut.
(Kamal Faqih et al., 2005).
3.2.3 Laut dalam Gelap Gulita








Artinya: (Atau) amal perbuatan orang-orang kafir yang buruk
(seperti gelap-gulita di lautan yang dalam) yakni laut yang amat
dalam (yang diliputi oleh ombak di atasnya) di atas ombak itu
(ada ombak pula, di atasnya lagi) maksudnya di atas ombak yang
kedua itu (awan) yang mendung dan gelap; ini adalah (gelap-
gulita yang tindih-menindih) yakni gelapnya laut, gelapnya ombak
yang pertama, gelapnya ombak yang kedua, dan gelapnya
mendung (apabila dia mengeluarkan) yakni orang yang
melihatnya (tangannya) di dalam gelap-gulita yang sangat ini
(tiadalah dia dapat melihatnya) artinya hampir saja ia tidak dapat
melihat tangannya sendiri (dan barang siapa yang tiada diberi
cahaya oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun)
maksudnya barang siapa yang tidak diberi petunjuk oleh Allah,
niscaya ia tidak akan mendapatkan petunjuk. (QS. AN-Nur [24]
:40)

Setiap amal perbuatan yang dikerjakan seorang beriman


adalah cahaya, dan setiap amal perbuatan yang dikerjakan
seorang kafir adalah kegelapan. Alih-alih membuka jalan bagi
mereka, amal-amal perbuatan amal-amal perbuatan orang kafir
itu semakin menyesatkan mereka sendiri dan menjadi tabir diatas
tabir.

Cahaya sejati dalam kehidupan manusia hanyalah


cahaya iman, dan hidup akan menjadi gelap tanpanya. Tetapi
cahaya iman ini hanya datang dari Allah SWT.
Untuk memahami perumpamaan ini, pertama-tama kita
perlu memberikan perhatian kepada arti kata lujjiy. Kata ini berarti
lautan yang luas dan sangat dalam. Dalam arti kenyataannya
berasal dari kata lijaj yang berarti mengikuti atau bersikeras
dalam suatu pekerjaan (biasanya buruk). Kemudian, kata ini
digunakan untuk serangkaian ombak laut dan munculnya ombak-
ombak tersebut satu di belakang yang lain. (Kamal Faqih et al.,
2005).

Jika sebuah lautan itu lebih dalam dan lebih luas, maka
ombaknya juga lebih banyak. Karena itu, kata lujjiy digunakan
untuk laut-laut yang dalam dan luas. (Kamal Faqih et al., 2005).

Sekarang, pertimbangkanlah sebuah laut yang penuh


ombak bergulung-gulung dan sangat dalam. Kita tahu bahwa
sinar matahari, yakni sinar yang paling kuat, menembus ke dalam
air laut hingga ke lapisan tertentu, dan sinar terakhirnya akan
lenyap dalam kedalaman hampir mencapai 700 m. Sehingga di
bagian-bagian lebih dalam, yang berkuasa adalah kegelapan
abadi, lantaran tak ada cahaya yang menembus hingga ke situ.
(Kamal Faqih et al., 2005).

Kita juga tahu bahwa jika air tenang dan jernih, maka
cahaya mampu menembus lebih dalam, tetapi air yang
berombak-ombak akan memotong berkas-berkas cahaya, dan
hanya sedikit cahaya yang akan menembus masuk ke dalam air.
Dan jika di atas laut yang berombak-ombak itu terdapat awan
gelap, maka kegelapan yang dihasilkan akan sangat pekat.
(Kamal Faqih et al., 2005).

Pertama, kegelapan di kedalaman laut, kedua, kegelapan


lautan yang penuh ombak. Dan ketiga, gelapnya awan.
Semuanya membentuk lapisan-lapisan kegelapan yang
bertumpuk-tumpuk. Jelas, dalam kegelapan seperti itu, benda
paling dekat pun tidak dapat dilihat. Bahkan, jika mencoba
melihat tangannya sendiri, seseorang tidak akan mampu
melihatnya.

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa kegelapan berlapis


tiga ini, yang menyelimuti orang-orang tak beriman, adalah
sebagai berikut: gelapnya kepercayaan yang tidak benar,
gelapnya pembicaraan yang keliru, dan gelapnya perilaku yang
buruk. Dengan perkataan lain, amal-amal perbuatan orang yang
tak beriman adalah gelap dari segi fundamentalnya, dari sudut
pandang cerminannya dalam pembicaraan mereka, dan dari
keserasian dengan perbuatan-perbuatan buruk mereka yang lain.
(Kamal Faqih et al., 2005).

3.2.4 Gunung Api di dalam Laut

()
( )
( )
( )

()

( )

Artinya:: Demi bukit, dan Kitab yang ditulis, pada lembaran yang
terbuka, dan demi Baitul Ma'mur, dan atap yang ditinggikan
(langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api. (Q.S. At-
tur[52] : 1-6)

Sejak diturunkannya al-quran hingga berabad-abad


setelah itu, orang-orang arab belum mampu menguak fakta
bagaimana dibalik dasar laut terdapat api, sedangkan air dan
panas adalah sesuatu yang berlawanan.

Kata Tur berarti gunung, tetapi secara khusus bermakna


gunung diwilayah sinai yang ditunjuk menjadi tempat Musa a.s
bertemu dengan menifestasi illahi. Gunung adalah tempat suci
dan Al Quran menggambarkannya sebagai Al thur (gunung).
Ungkapan kitabin masturin, yang berarti kitab suci seperti taurat
dan Al Quran yang tertulis diatas potongan-potongan Quran tipis
yang kebanyakan tidak digulung. Kata Raqq dalam kalimat fii
raqqin mansyur berasal dari kata raqqah yang artinya perkamen
(lembaran kertas) yang tipis dan halus dan siap untuk ditulisi.
Kata mansyur diartikan dengan diuraikan sedangkan masjur
berarti terbakar yang juga menunjukan arti penuh, berlimpah,
terisi. (Kamal Faqih et al., 2005).

Ungkapan Al bahr al masjur diartikan sebagai laut yang


menyala dan bergejolak atau laut yang akan dibakar pada hari
kiamat. Ungkapan ini juga disebut ungkapan lain, yang ada
dalam firman Allah:



Artinya: dan ketika lautan menjadi seperti api yang membara
atau meluap. (QS Al takwir [81] : 6).

Para ahli tafsir telah berusaha mengungkapkan makna


dari surat At-Thur ayat 6 tentang laut yang mengandung api.
Sebagian besar mentafsirkan bahawa ayat itu bercerita tentang
kejadian di hari kiamat. Di hari tu, lautan akan dipanaskan ssmpai
bergejolak, sesuai dengan surat At-takwir ayat 6. Imam Abu jarir
At-Tabhari menuliskan satu tafsir yang agak lain berkaitan surah
ini. Penjelasan ini berasal dari Abdullah bin Umar, yang
dimaksudkan adalah lautan berapi yang berada di langit di bawah
Arasynya. Tetapi imam Zamakhshari dalam tafsirnya Al-Kashaf
mengaitkannya kepada kepada dialog antara Ali bin Abi thalib
dengan seorang yahudi. Ali bertanya , Di mana letaknya Neraka
? Si yahudi menjawab, Di laut. Ali berkata, Aku melihat
bahawa dia adalah benar.
Maka dari itu, ada tiga tafsiran mengenai kedua ayat tersebut:
yang pertama lautan berapi itu kelak di hari kiamat. Kedua lautan
api itu sekarang sudah ada tetapi di langit. Dan yang ketiga
lautan berapi itu memang ada sekarang. (Siti N Amalina et al.,
2012)

3.3 Fenomena Kelautan menurut Sains

3.3.1 Pelayaran

Dalam Bahasa Al-Quran, berjalannya kapal adalah akibat


digerakkan Allah. Pertanyaannya, bagaimana Allah
melakukannya? Dalam sudut pandang alam, tindakan Allah ini
dimediasi oleh medium apa dan dengan mekanisme bagaimana?
Al Quran menyatakan bahwa kapal bergerak karena tiupan
anginnya.

Rekayasa kapal, itulah tugas kita. Nabi Nuh a.s.-Lah orang


pertama yang tercatat diajari merancang dan membuat kapal.
Dengan demikian, kita harus mempelajari manuskrip rancangan
kapal Nabi Nuh a.s.

Keistimewaan Al-quran telah menunjukan bahwa kapal akan


diam. Selama tidak ada gaya yang mempengaruhi untuk
bergerak.

Kapal dapat berjalan di lautan. Ada dua hal dalam kasus


kapal berjalan, yaitu terapung dan berjalan. Tidak semua benda
terapung di air. Ada benda yang terapung, melayang, dan
tenggelam. Kapal harus terapung. Apa syarat benda dapat
terapung di air? Benda terapung akan tetap berada di tempat
tertentu, tidak berpindah, tidak beralih. Kapal harus dapat
berjalan. Bagaimana kapal dapat berjalan?

Kapal dapat berjalan karena tiupan angin, karenanya pada


kapal dilengkapi layar yang dapat menangkap angin dan kapal
demikian disebut kapal atau perahu layar. Layar berfungsi
menangkap angin, dalam arti layar mewakili tubuh atau bagian
kapal yang dapat didorong angin. Semakin lebar layar, semakin
banyak angin ditangkap, atau semakin banyak bagian kapal yang
didorong angin sehingga kapal semakin cepat berjalan.

Masalahnya, seberapa lebar dan seberapa tinggi layar yang


dapat dipasang pada kapal sehinggga kapal tetap seimbang tidak
roboh? Kapal butuh dorongan, salah satunya dorongan dari
angin tanpa angin, kapal tidak dapat berjalan.

Tanpa angin, kapal tidak bisa berjalan karena tidak ada


kekuatan alam yang mendorongnya. Mungkinkah kekuatan angin
diganti oleh kekuatan lain? Sangat mungkin. Dayung adalah alat
alternative untuk menggerakkan kapal tepatnya perahu. Dayung
berfungsi seperti tangan orang berenang, mendorong air ke
belakang sehingga perahu mendapat dorongan kedepan.

Untuk menambah kekuatan dorong seringkali dayung dan


pendayung ditambah . Perahupun dapat bergerak lebih cepat
dibandingkan jika didorong oleh seorang pendayung. Perahu
dayung menggunakan tenaga manusia yang relatif terbatas
sehingga meskipun banyak tenaga pendayung, kecepatan
perahu tetap sangat terbatas.

Manusia terus berusaha membuat perahu yang lebih besar


dan dapat bergerak lebih cepat. Ketika mesin ditemukan, ada
pemikiran membuat perahu dengan mesin. Upaya paling
sederhana adalah menempelkan mesin yang dapat
menggerakkan baling-baling pada bagian belakang perahu.

Perahu-perahu tersebut adalah perahu yang terbuat dari


kayu. Perahu yang dari sisi bahan sama dengan bahan perahu
Nabi Nuh a.s , kayu dan paku. Kita relatif menerima alasan atau
sebab perahu kayu ini tidak tenggelam. Banyak kayu, batang
pohon yang kita lihat terapung dia air. Karenanya, wajar jika
perahu yang terbuat dari kayu juga terapung.

Selain karena tetapan angin dahsyat dan gelombang air laut


yang besar, kapal juga dapat tenggelam karena kebanyakan
muatan. Pertanyaannya, jika seseorang ingin mengangkut
seratus orang dengan bawaan sekian ton, berapa ukuran
minimum kapal dan dapat dibuat dari bahan dengan berat
berapa? Kapalpun harus diracang dengan tepat.

Kapal dapat tenggelam. Pertanyaannya dapat dibalik, kapal


dengan bentuk dan ukuran tertentu mempunyai daya tampung
berapa? Berapa banyak dan apa saja yang dapat dimasukkan ke
kapal?

Kapal laut harus dapat terapung di air. Kapal atau perahu


tradisional biasanya terbuat dari kayu yang umumnya memang
terapung di air. Bagaimana jika ingin membuat kapal yang lebih
kuat, misalnya dari bahan logam? Bukankah logam umumnya
tenggelam di air?

Suatu benda akan terapung di air jika benda tersebut


mempunyai massa jenis lebih kecil dari pada massa jenis air.
logam mempunyai massa jenis lebih besar dari pada air, tetapi
kapal dari logam dapat terapung, tidak tenggelam. Kapal dapat
terapung dipermukaan air karena kapal mempunyai bentuk
permukaan cekung.

Kapal laut tidak tenggelam karena dibuat dengan memenuhi


ketentuan yang membatasinya dengan air. Bagian kapal yang
tergenang dalam air harus mempunyai volume besar dan
memiliki rongga. Gaya dorong air laut meningkat seiring dengan
bertambahnya volume. hal ini sesuai dengan hokum Archimedes
yang berbunyi :
Benda yang masuk ke dalam zat cair sebagian atau seluruhnya
akan mendapatkan gaya tekanan ke atas sebesar zat cair yang
dipindahkan.

Pada saat perahu atau kapal berada di air, kapal akan


menekan permukaan air dan bagian kapal akan turun sampai
kedalaman tertentu. Sebaliknya air akan menekan badan atau
lambung kapal yang arahnya ke atas sehingga kapal
mengapung. Semakin banyak beban kapal, semakin banyak
bagian kapal turun dan semakin banyak air dipindah oleh badan
kapal. Jumlah air yang digantikan oleh kapal akan sebanding
dengan tekanan air pada badan kapal.

Misalkan volume perahu adalah satu meter kubik, volume


ini setara dengan berat satu ton. Dengan kata lain, perahu ini
dapat mengangkut beban total sekitar satu ton ikan dan
nelayannya. Bila beban lebih besar dari satu ton, perahu akan
tenggelam. Untuk kapal ferry, misalkan berukuran 10 m x 10 m x
20 m, muatan yang diangkut adalah dua ribu ton.

Kapal harus dirancang ukuran dan berat bahan


pembuatnya. Dari ukuran berat dan bahan ini kita dapat
memperkirakan daya tampung kapal. Muatan maksimum yang
dapat diangkut kapal dapat diketahui dengan baik sehingga
musibah kapal tenggelam karena kelebihan muatan (overload)
dapat dihindari sejak dini.

Kapal memiliki bagian yang tenggelam didalam air dan


tidak dapat dilihat. Bagian tersebut yang menjaga keseimbangan
dan mencegahnya agar tidak tenggelam

Terkendalinya kadar laut dan air sungai, serta menentukan


kepadatan yang sesuai untuk mengapungkan kapal diatas
permukaannya. ( Ensiklopedia
3.3.2 2 Air laut yang tidak bercampur

Selat Gibraltar adalah selat yang memisahkan Samudera


Atlantik dengan Laut Tengah. Nama Gibraltar sendiri berasal dari
bahasa Arab yaitu Jabel Tariq yang berarti Gunung Tariq.
Nama ini menunjukan kepada Tariq Bin Ziyad yang berhasil
menaklukkan Spanyol pada tahun 711.

Karena Selat Gibraltar merupakan pertemuan antara dua laut


yang berbeda, yaitu laut Atlantik dan laut tengah, maka ada
fenomena yang menarik yang terjadi di Selat Gibraltar yakni 2
laut yang berdampingan namun tidak menyatu ini. yang terjadi
adalah air laut dari samudra Atlantik dan laut tengah walaupun
bertemu di Selat Gibraltar namun kedua jenis air tersebut tidak
bercampur.

Air laut dari Lautan Atlantik memasuki Laut Mediterania atau


laut Tengah melalui Selat Gibraltar. Keduanya mempunyai
karakteristik yang berbeda. Suhu air berbeda. Kadar garam nya
berbeda. Kerapatan air (density) airpun berbeda. Waktu kedua
air itu bertemu di Selat Gibraltar, karakter air dari masing-masing
laut tidak berubah. Dari atas ferry yang kami naiki, masih bisa
terlihat dengan jelas mana air yang berasal dari Lautan Atlantik,
dan mana air yang berasal dari laut tengah atau laut Mediterania.
Kalau dipikir secara logika, pasti bercampur, nyatanya tidak
bercampur. Kedua air laut itu membutuhkan waktu lama untuk
bercampur, agar karakteristik air melebur. Penguapan air yang di
Laut Mediterania sangat besar, sedang air dari sungai yang
bermuara di Laut Mediterania berkurang sekali. Itulah sebabnya
air Lautan Atlantik mengalir deras ke Laut Mediterania.

Sifat lautan ketika bertemu, menurut modern science, tidak


bisa bercampur satu sama lain. Hal ini telah dijelaskan oleh para
ahli kelautan. Dikarenakan adanya perbedaan masa jenis,
tegangan permukaan mencegah kedua air dari lautan tidak
becampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang
memisahkan mereka. Air laut Mediteranian, yang berwarna biru
tua, menyusup sampai kedalaman 1000 m dari permukaan laut,
di lautan Atlantik, dan terus masuk sejauh ratusan kilometer di
lautan Atlantik dan tetap tidak berubah karakteristiknya.(Amri
Muhammad,2015) Pada hakikatnya, di seluruh permukaan bumi
hanya ada satu lautan karena semua laut saling berhubungan
satu sama lain. Namun, air laut tidak diam di tempat melainkan
mereka beredar dan berpindah tempat dari lautan satu ke lautan
yang lain. Oleh karena itu, air laut antara lautan yang satu
dengan yang lain memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Bahkan, para ilmuwan, khususnya ahli kelautan, membagi
karakteristik lautan ke dalam beberapa bagian yaitu ada yang
bersifat kimia, fisika, biologi dan sebagainya. Pada bagian ini,
akan disebutkan secara umum beberapa karakteristik dari laut,
antara lain:

a) Warna laut.

Laut pada umumnya berwarna biru, bervariasi antara biru


muda sampai biru tua. Warna biru laut disebabkan karena
penyerapan dan penebaran sinar matahari oleh partikel-partikel
halus yang melayang di dalam laut (fitoplankton). Sinar biru yang
bergelombang lebih pendek ditebarkan lebih efektif daripada
sinar berwarna lainnya sebab sinar biru lebih sedikit diserap oleh
air laut. Pada saat sinar matahari melewati atmosfer, sinar biru
paling banyak sampai di permukaan bumi dan di laut sedangkan
warna yang lain hanya sedikit yang sampai karena telah diserap
oleh lapisan-lapisan udara.

Ada beberapa nama lautan yang diberi spesifikasi nama


khusus, seperti laut merah, laut hitam dan laut putih. Laut hitam
terkurung oleh daratan dan dihubungkan dengan laut tengah oleh
pintu yang sempit dan dangkal. Dalam bentuknya yang demikian,
laut di bagian dalam mengalami stagnasi. Hanya permukaannnya
saja yang mengandung oksigen sedangkan pada bagian bawah
pada kedalaman 200 meter tidak ada oksigen dan hanya dihuni
oleh bakteri-bakteri yang memakan benda-benda organik yang
turun dari permukaan. Kotoran bakteri dan sisa-sisa makanan
menjadi busuk dan karena pembusukan tersebut kadar oksigen
sangat sedikit sehingga sulfida hidrogen menumpuk dalam
lampisan yang tebal. Akibatnya lumpur di dasar laut menjadi
hitam sehingga dari luar terlihat hitam.

Kemudian laut putih, karena letaknya yang dekat dengan


daerah kutub dan sering tertutup es berwarna putih sehingga
dinamakan dengan laut putih. Sedangkan laut merah disebabkan
berkembang biaknya ganggang laut jenis Trichodesmium
erythraeum dengan sangat cepat sehingga mengakibat laut
menjadi berwarna kemerah-merahan.

b) Salinitas.

Air laut memang dikenal sudah asin sejak aslinya. Rasa asin
air laut berasal dari campuran mineral garam dan tempat
pembusukan atau penghancuran bahan baku biologis. Sebagai
zat pelarut yang paling baik pula, air di lautan melarutkan
berbagai macam zat yang meliputi garam-garam anorganik,
senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme hidup
dan gas-gas yang terlarut. Semua gas-gas udara yang terlarut di
dalam air laut memiliki karakteristik yang sama dengan yang ada
di atmosfer. Sedangkan garam-garaman utama yang terdapat di
dalam air laut meliputi klorida (55,04%), natrium (30,61%), sulfat
(7,68%), magnesium (3,69%), kalsium (1,16%), kalium (1,10%)
dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri atas bikarbonat, bromida,
asam borak, strontium dan florida.
Jenis garam yang paling banyak larut adalah natrium klorida
(NaCl) atau garam dapur. Jumlah garam yang terlarut dalam air
disebut dengan salinitas. Salinitas air laut rata-rata adalah 3,5%,
artinya dalam satu liter air laut terdapat 35 gram. Secara
keseluruhan, air laut mengandung banyak sekali garam yang
cukup untuk menutupi seluruh daratan dengan lapisan setebal
150 meter.

Sebagian besar garam laut berasal dari hasil proses erosi


perlahan dan pelapukan batuan beku dari lempeng bumi. Selain
itu, garam laut juga berasal dari pelapukan batuan pegunungan
hasil erosi oleh air hujan dan aliran sungainya yang membawa
mineral-mineral ke dalam laut. Beberapa garam laut terbentuk
dari hasil pelapukan batuan sedimen di dasar lautan. Sumber
lainnya berasal dari material padat dan gas yang dilepaskan
lempeng bumi melalui gunung berapi. Proses ini telah terjadi
selama jutaan tahun, sehingga lautan pada zaman dahulu tidak
seasin lautan sekarang.

c) Suhu

Suhu merupakan derajat panas suatu benda yang dapat


berubah ruang dan waktu dimana penyebarannya disebabkan
oleh gerakan air seperti arus air laut. Suhu air laut di daerah
tropis berkisar antara 2600C - 3000C. Semakin dalam masuk
ke laut, maka suhunya akan semakin dingin karena cahaya
matahari mulai kurang, sinar matahari banyak diserap oleh
lapisan permukaan laut hingga kedalaman antara 200-1000
meter sehingga suhu turun secara drastis, dan pada daerah yang
terdalam bisa mencapai suhu kurang dari 2 C.

Perbedaan suhu permukaan laut antara siang dan malam


umumnya relatif kecil. Hal ini disebabkan karena sifat air laut
yang lambat menerima panas dan lambat melepaskan panas
yang diterima. Karateristik suhu air laut didaerah tropis, subtropis
dan kutub berbeda. Daerah tropis memiliki suhu air lebih rendah
dibandingkan suhu air laut di daerah subtropis. Hal ini karena
faktor keawanan yang menutupi di daerah tropis banyak awan
yang menutupi dibandingkan dengan di daerah subtropis. Awan
banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai
kelembapan udara yang tinggi. Adapun di daerah subtropis,
pancaran sinar matahari yang tinggi tidak diikuti oleh kelembapan
dan keawanan sehingga di daerah ini lebih panas. Sedangkan
daerah tropis lebih banyak menerima panas daripada daerah
kutub. Hal ini karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, yaitu:

Sinar matahari yang merambat melalui atmosfer akan


banyak kehilangan panas sebelum sampai di daerah
kutub bila di bandingkan dengan daerah equator.
Karena besarnya perbedaan sudut datang sinar matahari
ketika mencapai permukan bumi. Pada daerah kutub
sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi akan
tersebar pada daerah yang lebih luas daripada di daerah
equator.
Di daerah kutub lebih banyak panas yang diterima oleh
permukaan bumi yang di pantulkan kembali ke atmosfer.

d) Densitas atau berat jenis.

Air laut memiliki berat jenis atau densitas yang besar


sehingga memberikan keseimbangan bagi lempeng bumi. Tanpa
adanya air laut yang menutupi lautan, kemungkinan besar kulit
bumi yang tidak tebal akan terangkat oleh desakan energi termal
dari dalam bumi. Berat jenis atau densitas adalah satu komponen
paling penting yang mengontrol pergerakan air laut. Densitas ini
tidak seragam pada segala kedalaman dan lokasi laut, antar satu
dengan yang lainnya ada batas-batas yang tidak saling
melampaui. Perbedaan densitas yang membatasi antara laut
satu dengan yang lain bergantung pada suhu, salinitas dan
tekanan. Perbedaan suhu permukaan air laut yang disebabkan
oleh sinar matahari cukup untuk menyebabkan perubahan kecil
pada densitas air laut. Perubahan tersebut pada akhirnya akan
menghasilkan perubahan aliran arus laut, baik di permukaan
maupun di kedalaman laut.

Source: Kent Smith, 2010 dalam Flickr

Beberapa hal diataslah yang menyebabkan mengapa 2 laut


tidak dapat bercampur, dan memiliki perbedaan warna seperti
terlihat dalam gambar.

3.3.3 Laut dalam Gelap Gulita

Keadaan umum tentang lautan yang dalam dijelaskan dalam


buku berjudul Oceans:

Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai


pada kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman ini,
hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000
meter, tidak terdapat cahaya sama sekali. (Elder, Danny; and
John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley
Publishers, s. 27)
Manusia tak mampu menyelam pada kedalaman di
bawah 40 meter tanpa bantuan peralatan khusus. Mereka tak
mampu bertahan hidup di bagian samudra yang dalam nan
gelap, seperti pada kedalaman 200 meter. Karena alasan inilah,
para ilmuwan hanya baru-baru ini saja mampu menemukan
informasi sangat rinci tersebut tentang kelautan. Namun,
pernyataan gelap gulita di lautan yang dalam digunakan dalam
surat An Nuur 1400 tahun lalu. Ini sudah pasti salah satu
keajaiban Al Quran, sebab infomasi ini dinyatakan di saat belum
ada perangkat yang memungkinkan manusia untuk menyelam di
kedalaman samudra..

Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan


gelombang di dasar lautan, yang terjadi pada pertemuan
antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau
massa jenis yang berbeda. Gelombang yang dinamakan
gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di
kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman
ini air laut memiliki massa jenis lebih tinggi dibanding
lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat
seperti gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah,
persis sebagaimana gelombang permukaan. Gelombang
internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi
keberadaannya dapat dikenali dengan mempelajari suhu
atau perubahan kadar garam di tempat-tempat tertentu.
(Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6.
edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205)

Pengukuran yang dilakukan dengan teknologi masa kini


berhasil mengungkapkan bahwa antara 3 hingga 30% sinar
matahari dipantulkan oleh permukaan laut. Jadi, hampir semua
tujuh warna yang menyusun spektrum sinar matahari diserap
satu demi satu ketika menembus permukaan lautan hingga
kedalaman 200 meter, kecuali sinar biru. Di bawah kedalaman
1000 meter, tidak dijumpai sinar apa pun. Fakta ilmiah ini telah
disebutkan dalam ayat ke-40 surat An Nuur sekitar 1400 tahun
yang lalu. (Rizki Alfia, 2016)

Source:http://alvaen-rizack.blogspot.co.id/2016/02/miracle-of-quran-
kegelapan-dan.html

3.3.4 Gunung Api di dalam Laut

Sejak diturunkannya al-quran hingga berabad-abad setelah


itu, orang-orang arab belum mampu menguak fakta bagaimana
dibalik dasar laut terdapat api, sedangkan air dan panas adalah
sesuatu yang berlawanan.

Hingga baru-baru ini ditemukan bahwa bumi yang kita huni ini
memiliki lapisan batu bagian luar yang terbelah menjadi
beberapa lempengan yang terhampar hingga mencapai ratusan
kilometer persegi. Kedalamannya berkisar antara 63 sampai 150
km, yang mengherankan adalah lempengan-lempengan ini saling
terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga
menjadikannya seolah-olah seperti satu lempengan saja.
Gunung-gunung berapi di dasar samudra lebih banyak dan
lebih aktif dibandingkan dengan gunung-gunung berapi diatas
daratan. Keajaiban yang terdapat pada frasa al-bahru al-masjur
adalah bahwa dengan tidak adanya oksigen didasar laut, tidak
memungkinkan bagi lahar vulkanik menyeruak melewati
lempengan di dasar samudra dan mencapai ketinggian garis
lempengan tersebut. Selain itu, lahar vulkanik biasanya berwarna
kehitam-hitaman, sangat panas, dan tidak langsung bergejolak.
Inilah yang dimaksud secara bahasa pada kata masjur.

Para ahli geologi telah membuktikan bahwa bumi ini


seluruhnya seperti semangka, sedangkan kulitnya adalah seperti
kulit semangka. Maksudnya, hubungan antara kulit bumi dengan
api yang ada dalam perutnya adalah seperti hubungan kulit
semangka dengan dagingnya yang dimakan orang. Jadi kita
sekarang berada diatas api yang besar. Maksudnya, berada
dilautan yang penuh dengan api. Dan lautan itu ditutup dengan
segala penjurunya dengan kulit bumi yang tersusun api untuk
membentengi lautan tersebut. Namun dari waktu ke waktu bisa
saja api itu naik dari lautan tersebut muncul ketika terjadi gempa
dan letusan gunung api. Seperti letusan gunung api Fairuz yang
pernah terjadi di Itali tahun 1909 dan menelan kota Mesina. Juga
gempa yang terjadi di Jepang pada tahun 1925 yang
merobohkan kota-kota disana.
Dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich
dan Yuri Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat
(AS), Rona Clint pernah meneliti tentang kerak bumi dan
patahannya di dasar laut. Para ilmuwan tersebut, menyelam ke
dasar laut sedalam 1.750 kilometer di lepas pantai Miami.
Sbagovich bersama kedua rekannya menggunakan kapal selam
canggih yang kemudian beristirahat di batu karang dasar laut. Di
dasar laut itulah, mereka dikejutkan dengan fenomena aliran air
yang sangat panas mengalir ke arah retakan batu. Aliran air itu
disertai dengan semburan lava cair panas layaknya api di
daratan dan debu vulkanik layaknya asap kebakaran di daratan.
Tidak tanggung-tanggung, panasnya suhu api vulkanis di dalam
air tersebut ternyata mencapai 231 derajat celcius. Meskipun
suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air
laut menguap, dan begitu pula dengan air laut yang berlimpah di
sekililingnya, tidak bisa memadamkan api. Mereka menemukan
fakta bahwa fenomena alam itu terjadi akibat aliran lava vulkanis
yang terjadi di dasar laut, layaknya gunung api bila di daratan.
Penemuan tersebut diikuti dengan ditemukannya lebih banyak
lagi gunung api aktif di bawah laut yang tersebar diseluruh lautan.

Source: (Geophysicist) NOAA Vents Program, PMEL , Revised


September 18, 2012,
http://oceanexplorer.noaa.gov/explorations/12fire/background/backgrou
nd.html
National Geographic : Daily News : Spectacular Sea Eruption Filmed ,
Deepest ever (December 17, 2009) ,
http://news.nationalgeographic.com/news/2009/12/091217-west-mata-
submarine-volcanovideo/

1. Hikmah

Sains dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok


kandungan kitab suci al-Quran. Bahkan kata ilm itu sendiri
disebut dalam al-Quran sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata
jadiannya ia disebut lebih dari 744 kali. Sains merupakan salah
satu kebutuhan agama Islam. Banyak sekali ajaran agama yang
pelaksanaannya sangat terkait erat dengan sains dan teknelogi,
seperti pada bahasan kali ini mengenai Fluida dan Kelautan.
Maka dari itu disini kami membahas fenomena dan keselarasan
dalam ayat Al Quran dan konsep, teori ilmiahnya oleh para
saintis agar kita dapat belajar dan bersyukur serta mengambil
manfaatnya dan juga kita dapat mengembangkan lagi ilmu
sebagaimana memegang pedoman yang ada dalam Al-Quran.
Karena Allah telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu
pengetahuan dalam al-Quran, manusia hanya tinggal menggali,
mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada, antara lain
sebagaimana terdapat dalam Q.S Ar-Rahman: 55/33. Adapun
hikmah dalam memahami ayat-ayat sains ini adalah bersifat
umum yaitu sebagai memberi isyarat awal kepada akal manusia
untuk mengkaji sendiri lebih dalam. Didalam ayat-ayat yang
berhubungan dengan sains perlu memperhatikan batasan-
batasan yang telah disepakati oleh para ulama, sehingga setiap
orang yang mengkaji ayat-ayat tersebut dapat meletakkannya
pada tempatnya yang mulia tidak memindah kepada tempat baru
berdasarkan pendapat-pendapat akal yang belum diketahui
kebenarannya. Disini juga tidak boleh menyimpulkan dengan
tergesa-gesa ayat-ayat Al-Quran yang bersifat mutlak
kebenarannya dengan pendapat manusia yang belum tentu
kebenarannya. Hal ini bisa membawa kekacauan dalam
memahami kebenaran yang bisa berakibat kepada keraguan
terhadap Allah.

3. PENUTUP

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang


dilakukan dalam penulisan buku ini. Saran dan masukan dari
para pembaca sangat berarti untuk kemajuan dan perkembangan
karya selanjutnya. Semoga Allah SWT memudahkan perjuangan
pembaca sekalian dalam mencari ilmu dan penulis untuk terus
memperbaiki diri.
4. REFERENSI
Purwanto, Agus. 2012.Nalar Ayat-Ayat Semesta.
Bandung : Mizan Publishing.
Agus, Haryo Sudarmojo. 2009. Menyimak Rahasia Sains
Bumi dalam Al-Quran. Bandung : Mizania.
Nawawi, Rambe. 1985. Rahasia Lautan. Jakarta
:Widjaya.
Katsir, Ibnu. Tafsir Ibnu Katsir Light Collection Volume 10.
http://www.kabarmakkah.com/2016/01/fakta-ini-6-
fenomena-alam-yang-ada.html
Source:http://alvaen-rizack.blogspot.co.id/2016/02/miracle-of-
quran-kegelapan-dan.html
http://news.nationalgeographic.com/news/2009/12/091217-
west-mata-submarine-volcanovideo/
http://oceanexplorer.noaa.gov/explorations/12fire/background/b
ackground.html

Anda mungkin juga menyukai