PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pada kehidupan sehari-hari kita kerap kali menjumpai zat-zat cair yang selalu ada
di sekeliling kita, dan pada setiap orang menyadari bahwa ada beberapa cara yang dapat
menyebabkan suatu cairan bisa mengalir lebih mudah dari pada zat -zat yang lainnya. Di
dalam proses pengukuran sifat zat cair dan kekentalannya maka sering dikaitkan dengan
metode dari Viskositas. Metode viskositas sendiri, berkaitan dengan suatu keadaan atau
fase viskeus, yakni fase yang berada di antara zat padat dan zat cair yang terjadi sewaktu
bahan padat menjadi lembek dan sebelum menjadi cair sewaktu dipanaskan. Namun, tidak
semua bahan dapat mengalami fase viskeus sebelum menjadi cair. Karena dalam fase
viskeus ini, mengalirnya suatu bahan tidak leluasa seperti cairan karena adanya hambatan
diantara bagian bagiannya atau diantara lapisan lapisan dalam gerakan alirannya.
Viskositas juga membicarakan tentang masalah gesekan yang terjadi antara bagianbagian atau lapisan-lapisan pada suatu cairan atau fluida pada umumnya, yang bergerak
antara satu dengan yang lain. Tentunya gesekan atau hambatan tersebut ditimbulkan oleh
gaya tarik-menarik antara molekul-molekul disatu lapisan dengan molekul-molekul
dilapisan lain. Gaya interaktif itu terutama ialah gaya elektrostatika, yaitu gaya antara
muatan-muatan listrik. Selain itu pada viskositas kita dapat menentukan jumlah kekentalan
dalam suatu zat padat, yang dalam kemanfaatna ini nantinya kita dapat mengaplikasikan di
dalam bidang pengolahan pangan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dari pemaparan latar belakang fluida diatas maka dapat di Tarik kesimpulan
rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
newtonian.
7. Mengetahui pengertian, konsep dan perbedaan aliran laminar dan aliran turbuen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN VISKOSITAS.
Viskositas dapat dengan mudah dipahami dengan meninjau satu lapisan tipis fluida
yang ditempatkan di antara dua lempeng logam yang rata. Satu lempeng bergerak
(lempeng atas) dan lempeng yang lain diam (lempeng bawah). Fluida yang bersentuhan
dengan lempeng ditahan oleh gaya adhesi antara molekul fluida dan molekul lempeng.
Dengan demikian, lapisan fluida yang bersentuhan dengan lempeng yang bergerak akan
ikut bergerak, sedangkan lapisan fluida yang bersentuhan dengan lempeng diam akan tetap
diam.
Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir, dimana makin tinggi kekentalan maka makin besar hambatannya.
Kekentalan didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara
berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi
mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan
ditentukan kekentalannya. Satuan dasar yang digunakan adalah poise ( 1 poise = 100
sentipoise ).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga
disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka
semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair,
yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan
antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan-bahan
yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas tinggi. Sebagai contoh, air memiliki
viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Secara formal, viskositas (diwakili oleh simbol "eta") adalah rasio dari tegangan
geser (F / A) dengan gradien kecepatan (v x / z atau x dv / dz) dalam fluida. Satuan SI
untuk viskositas adalah yang kedua pascal [Pa s], yang tidak memiliki nama khusus.
Viskositas juga adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap perubahan
bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan
3
terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan
dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Yang paling umum unit
viskositas adalah yang kedua dyne per sentimeter persegi dyne s [/ cm 2], yang diberi nama
poise [P] setelah fisiologi Perancis Jean Louis Poiseuille (1799-1869). Sepuluh poise
pascal sama dengan satu detik [Pa s] membuat sentipoise [cP] dan [MPa kedua millipascal
s] identik.
1 pascal detik = 10 poise = 1,000 millipascal detik
1 sentipoise = 1 millipascal detik
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir cairan.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik
untuk cairan maupun gas.
Menurut hukum polsscuille, jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa
persatuan waktu rumus dengan persamaan:
Dimana:
: viskositas cairan
t
: waktu yang dibutuhkan cairan dengan v mengalir melalui
P
: tekanan yang bekerja pada cairan
R
: jari-jari tabung
L
: panjang pipa
(Catatan: Persamaan diatas juga berlaku untuk fluida gas)
viscometer.
Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas. Kuantitas yang ditentukan di
atas kadang-kadang disebut viskositas dinamik, viskositas absolut atau viskositas
sederhana, untuk membedakannya dari kuantitas lain. Namun, biasanya hanya disebut
viskositas. Kuantitas lain disebut viskositas kinematik (diwakili oleh simbol "nu") adalah
rasio viskositas fluida untuk densitasnya.
Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari fluida di bawah pengaruh
gravitasi. Hal ini sering diukur dengan menggunakan perangkat yang disebut viskometer
kapiler - pada dasarnya adalah bisa lulus dengan tabung sempit di bagian bawah. Bila dua
cairan volume sama ditempatkan di viscometers kapiler identik dan dibiarkan mengalir di
bawah pengaruh gravitasi, cairan kental memerlukan waktu lebih lama daripada kurang
cairan kental mengalir melalui selang.
2.2. KONSEP VISKOSITAS
Viskositas atau kekentalan merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida. Yang dimaksud dengan fluida adalah gaya gesekan internal fluida
(internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek
menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair Viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesil (gaya tarik menarik antara molekul sejenis) sedangkan dalam zat gas
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir contohnya adalah air.
Sebaliknya fluida yang lebih kental, lebih sulit mengalir, sebagai contoh minyak goreng,
oli, madu. Tingkat kekentalan suatu fluida juga tergantung pada suhu semakin tinggi suhu
zat cair, semakin kental zat cair tersebut. Perlu diketahui, bahwa Viskositas atau kekentalan
Cuma ada pada fluida riil. Yang dimaksud fluida riil adalah fluida yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti air, sirup, oli, asap knalpot.
2.3. KOEFISIEN VSKOSITAS
Viskositas fluida dilambangkan dengan symbol (eta). Jadi tingkat kekentalan
suatu fluida dinyatakan oleh koefisien viskositas bisa dinyatakan dengan persamaan.
Lapisan fluida tipis ditempatkan diantara dua pelat sejajar. Lapisan fluida tipis ditempatkan
diantara. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul tidak sejenis. Gaya adhesi
bekerja antara pelat dan lapisan fluida yang menempel dengan pelat (molekul fluida dan
molekul pelat saling tarik-menarik). Sedangkan gaya kohesi bekerja diantara selaput fluida
(molekul fluida saling tarik menarik).
Perubahan kecepatan lapisan fluida (V) dibagi jarak terjadinya perubahan () = V
.
Pelat yang berada disebelah atas dapat bergerak karena adanya gaya tarik menarik (F).
Untuk fluida tertentu, besarnya gaya tarik yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas
fluida yang menempel dengan pelat (A), laju fluida (V) dan berbanding terbalik dengan
jarak .
Secara matematis dapat ditulis F AV (1).
5
Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien Viskositas. Jika fluida makin kental
maka gaya tarik yang dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik berbanding
lurus dengan koefisien kekentalan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
F (2)
Disubstitusikan persamaan 1 ke persamaan ke 2
F AV (3)
F.
= AV
= F
AV
Dengan :
= Koefisien Viskositas (Ns/m2) = Pa . S
F = Gaya
= Jarak
A = Luas Permukaan
V = Laju
= Sebanding
Persamaan Poiseuille
Persamaan Poiseuille ini kita turunkan menggunakan bantuan persamaan koefisien
Viskositas yang telah diturunkan sebelumnya. Ketika menurunkan persamaan koefisien
Viskositas, terlebih dahulu meninjau aliran lapisan fluida riil antara 2 pelat sejajar dan
fluida tersebut bisa bergerak karena gaya tarik (F).
F = AV
Karena fluida bisa mengalir akibat adanya perbedaan tekanan (fluida) mengalir dari tempat
yang tekanannya tinggi ke tempat yang tekanannya rendah, maka F diganti dengan
P1 P2 (P1 ) P2) . (P1 P2) = AV (i)
Pada percobaan bola kecil dijatuhkan ke dalam cairan yang hendak di ukur angka
kekentalannya. Bola tersebut mula-mula akan mengalami percepatan karena gaya
6
beratnya. Tetapi karena sifat kekentalan cairan besar, percepatan ini makin berkurang dan
akhirnya nol. Pada saat tersebut, kecepatan ini makin berkurang dan disebut Kecepatan
Terminal. Hubungan antara kecepatan terminal dengan angka kekentalan dapat diperoleh
dari Hukum Stokes :
Vm = 2r2g ( - 0). (1)
= Angka kekentalan
= Jari-jari bola
g
Jari-jari tabung = jarak antara sumbu tabung dengan tepi tabung = R. Jarak antara setiap
bagian fluida dengan tepi tabung = r. Karena jumlah setiap bagian fluida itu sangat banyak
dan jaraknya dari tepi tabung juga berbeda-beda, maka kita cukup menulis :
V1 = Laju fluida yang berada pada jarak r1 dari tepi tabung (r1 = R)
V2 = Laju fluida yang berada pada jarak r2 dari tepi tabung (r2 r1)
V3 = Laju fluida yang berada pada jarak r3 dari tepi tabung (r3 r2 r1)
V4 = Laju fluida yang berada pada jarak r4 dari tepi tabung (r4 r3 r2 r1)
Vn = Laju fluida yang berada pada jarak rn dari tepi tabung (rn .. r4 r3
r
r1).
Jumlah setiap bagian fluida sangat banyak dan kita juga tidak tahu secara pasti
berada jumlahnya yang sebenarnya, maka cukup ditulis dengan symbol n. Setiap bagian
fluida mengalami perubahan laju (V) secara teratur, dari sumbu tabung (r1 = R) sampai tepi
tabung (rn). Dari sumbu tabung (rn) laju setiap bagian fluida makin kecil (V1 V2 V3
V4 .. Vn). Cara praktis untuk menentukan terjadinya persamaan perubahan laju aliran
fluida riil dalam tabung adalah menggunakan kalkulus. Dari penjelasan diatas mempunyai
gambaran bahwa dari R ke rn, laju fluida semakin kecil
* Panjang pipa = L, maka akan diperoleh persamaan :
(P1 P2) = V L
.. (ii)
(R2 r2)
Karena yang kita tinjau adalah laju (V) aliran fluida, maka persamaan 2 menjadi
L = (P1 P2) (R2 r2)
V = (P1 P2) (R2 r2)
4 L
V = (R2 r2) (P1 P2) (iii)
4
Persamaan laju aliran fluida pada jarak r dari pipa yang berjari-jari R. Perlu diketahui
bahwa fluida mengalir dalam pipa, sehingga perlu meninjau laju aliran volume fluida
tersebut.
t =
p=
tekanan hidrostatis
r =
jari-jari kapiler
panjang kapiler
Untuk air :
air = r4 . ta . pa.g.h / ( 8VL)
Secara umum berlaku :
x = r4 . tx . px.g.h / ( 8VL)
Jika air digunakan sebagai pembanding, maka :
x / air = tx.x / taa
c.
Dengan hokum stokes bola jatuh.
Ff = 6r Rumus Stokes:
Dimana F adalah hambatan yang dialami oleh bola sangat kecil dengan jari-jari r
yang jatuh bebas melalui cairan yang viskositasnya dengan keceptan v. Rumus Stokes
hanya berlaku bila Reynolds untuk aliran kurang dari (sekitar) 1, bilangan Reynolds
didefinisikan sebagai :
Dimana d adalah diameter dari bola. Dengan kata lain, rumus Stokes hanya berlaku
pada kecepatan sangat kecil, tetapi bagaimana kecilnya juga tergantung pada v dan d.
Arti dari bilangan Reynolds kritis Re = 1 , adalah bahwa Re 1 aliran melalui bola
adalah viskos dan hambatan pada gerakan adalah hambatan viskos, dimana pada Re 1
aliran melalui bola adalah turbulen dan hambatan pada gerakan adalah campuran dari
gesekan dan hambatan bentuk akibat aliran turbulen.
d.
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer
ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang
keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi
ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran
sumbat (Bird, 1993).
e.
Viscometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel yang ditempatkan di tengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor
dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan
yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
f.
Viscometer hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola
logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan
jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang
semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan
tercapai bila gravitasi sama dengan fictional resistance medium (Bird,1993).
Berdasarkan hokum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan
sehingga : gaya gesek = gaya berat, gaya Archimedes :
6rVmax = 4/3 r3 (bola cair) g
= { 2/g r3 (bola cair) g } / Vmax
Vmax = h / t
Dimana :
t = waktu jatuh bola pada ketinggian h
10
11
Pseudoplastik
Pseudoplastik adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian di mana
viscositasnya cenderung menurun tetapi shear stress dari fluida ini akan semakin
meningkat. Contoh fluida ini adalah vinil acetate/ vinylpyrrolidone co-polymer (PVP/PA).
b.
Dilatant
Dilatant adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian di mana
viscositasnya dan shear stress dari fluida ini akan cenderung mengalami peningkatan.
Contoh dari fluida jenis ini adalah pasta.
fluida Non-Newtonian dapat digolongkan dalam 5 golongan besar yaitu :
1.
12
Persamaan tegangan geser fluida untuk Bingham Fluid model dapat dituliskan
sebagai berikut :
dengan syarat :
, dan
persamaan ini memiliki 2 parameter juga dikenal sebagai hukum daya (power Law). Untuk
n = 1, maka persamaan akan direduksi menjadi persamaan hukum Newton untuk
viskositas dengan m = . contoh fluida yang mengikuti persamaan Ostwald De Waele antara
lain : campuran pulp kertas dengan air, campuran semen dengan air dan sebagainya.
3.
Eyring Model
Persamaan tegangan geser fluida untuk fluida Erying model adalah sebagai berikut :
Ellis Model
Persamaan tegangan geser fluida untuk fluida Ellis model adalah sebagai berikut :
model ini memiliki 3 parameter yang dapat diatur yaitu , dan . Contoh Fluida yang
memenuhi kriterial Ellis Model antara lain : Carbon Methil Cellulose (CMC) yang
dilarutkan ke dalam air.
5.
berikut : Contoh fluida yang mengikuti persamaan Reiner-Philippoff model adalah cairan
belerang, 30,4% metanol dalan hexana, Cholesterol butirat dan Polistirene dalam tetralin.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida bila fuida
tersebut mengalami tegangan geser. Biasanya diterima sebagai kekentalan, atau
penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida
13
kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan
fluida.
2. Konsep viskositas adalah fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya
berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan
sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun
suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesekmenggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul
3. Metode pengukuran viskositas yaitu viscometer torsi, viscometer kapiler/Ostwald,
viscometer Hoppler, viscometer cup dan bob, dengan hokum stokes untuk bola
jatuh dan viscometer cone dan plate.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu suhu, tekanan, konsentrasi
larutan, dan berat molekul solute.
5. Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran fluida yang bergerak dalam lapisanlapisan, atau lamina-lamina dengan satu lapisan yang meluncur secara merata.
14
DAFTAR PUSTAKA
Budianto anwar. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair Dengan
Menggunakan Regresi Linear Hukum Stoke . yokyakarta.
Hermawati Maria Yeni Dkk. 2013. Uji Viskositas Fluida Menggunakan Transduser
Ultrasonik Sebagai Fungsi Temperatur dan Akuisisinya Pada Komputer Menggunakan
Universal Serial Bus (USB). Bandar lampung
Muhajir Khairul. 2011. Pengaruh Viskositas Terhadap Aliran Fluida Gas Cair Melalui
Pipa Vertikal Dengan Perangkat Lunak Ansys Fluent 13.0. Yogyakarta.
Jati Bambang Murdaka Dkk. 2010. Penyetaraan Nilai Viskositas Terhadap Indeks Bias
Pada Zat CAir Bening. ISSN:1410 9662. Yogyakarta.
Irwansyah Roby. 2010. Karakteristik Aliran Lumpur (Mud Slurry) pada pipa 1 Inchi.
Setiawan Didik. 2008. Hambatan Gesek Fluida. Jakarta.
15