Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi dan jenis aliran fluida

Didasarkan pada tinjauan tertentu, aliran fluida dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan.
Dalam ulasan ini, fluida yang lebih banyak dibahas adalah air (incompressible fluids) dan dibagi
menjadi 8 golongan antara lain :
1. Aliran yang tak termampatkan dan termampatkan
Aliran tak termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya tidak berubah.
Contohnya adalah air,minyak,dll.
Aliran termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya berubah. Contohnya
adalah gas. Pada fluida jenis ini berlaku hukum termodinamika.
2. Aliran tunak dan tak tunak
Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow)  adalah kondisi dimana komponen aliran
tidak berubah terhadap waktu. Contohnya adalah  aliran di saluran/sungai pada kondisi tidak ada
perubahan aliran (tidak ada hujan, tidak banjir, dll).
3. Laminar dan Turbulen
Orang yang pertama kali membedakan aliran laminar dan turbulen adalah Osborne Reynolds
yang membuat bilangan Reynolds, Re = ρVD/μ. Aliran tersebut merupakan aliran dalam pipa.
a. Laminar
Aliran laminar terjadi apabila partikel-partikel fluida bergerak teratur dengan membentuk garis
lintasan kontinyu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminar mempunyai kecepatan alir yang
rendah dengan kekentalan yang besar. Aliran laminar mempunyai bilangan Reynolds <
2100. Untuk aliran laminar dalam pipa, hanya terdapat satu komponen kecepatan yaitu:

b. Turbulen
Aliran turbulen terjadi apabila partikel-partikel fluida bergerak tidak teratur dan garis
lintasannya saling berpotongan. Aliran turbulen mempunyai kecepatan alir yang besar dengan
kekentalan yang rendah. Aliran turbulen mempunyai bilangan Reynolds > 4000. Untuk aliran
turbulen dalam pipa, komponen kecepatannya merupakan komponen acak yaitu 

4. Newtonian dan non-Newtonian
a. Newtonian
Fluida Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya linier terhadap laju regangan geser atau
laju deformasi angular. Tegangan geser ini merupakan interaksi antara fluida dengan batas padat
yang diberi gaya pad a suatu luasan efektif. Sedangkan regangan geser adalah perpindahan sudut
antara titik-titik awal fluida saat luasan efektif diam dengan titik-titik fluida setelah luasan efektif
diberi suatu gaya dengan kecepatan tertentu.
Pada fluida Newtonian, viskositasnya tetap dan tidak akan berubah meskipun terdapat gaya yang
bekerja. Contoh fluida Newtonian adalah air.

b. non-Newtonian
Fluida non-Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak linier terhadap laju regangan
geser. Pada fluida non-Newtonian, viskositasnya berubah bila terdapat gaya yang bekerja.
Perubahan ini dapat berupa viskositas yang mengecil, contohnya cat
 lateks yang digoreskan pada dinding, dan juga viskositas yang membesar, contohnya pada
adonan, misalnya campuran air dan tepung.
5. Compressible dan incompressible
a. Compressible
Fluida yang compressible adalah fluida yang kerapatannya dapat berubah karena perubahan
tekanan dan temperatur. Contoh fluida compressible adalah gas nitrogendan oksigen.

b. Incompressible
Fluida yang incompressible adalah fluida yang kerapatannya konstan terhadap perubahan
tekanan. Contoh fluida incompressible adalah air.
6. Inviscid dan Viscous
a. Inviscid
Fluida inviscid adalah fluida yang tidak viscous. Viskositas muncul karena adanya tegangan
geser atau gesekan fluida. Fluida seperti udara mempunyai viskositas kecil sehingga dapat
diabaikan. Tegangan normal pada fluida inviscid tidak tergantung pada arah.
b. Viscous
Fluida memiliki sifat viscous (viskositas), dimana fluida selalu melekat pada batas padat fluida.
Meskipun fluida ini bergerak, fluida akan selalu melekat pada batas padat yang melingkupinya.
Fluida yang bergerak dapat menimbulkan tegangan geser. Tegangan geser (τ) ini merupakan
interaksi antara fluida dengan batas padat yang diberi gaya (P) pada suatu luasan efektif (A).
Interaksi yang terjadi berupa pertemuan permukaan antara benda padat dan fluida yang
kemudian terjadi kesetimbangan, dimana tegangan geser yang muncul pada suatu luasan efektif
besarnya akan sebanding dengan gaya yang bekerja pada batas padat. Ini dapat dituliskan pada
persamaan:
                                                    P = τ.A

7. Onephase dan Multiphase
a. Onephase
Aliran fluida onephase adalah aliran fluida yang dalam satu alirannya hanya berupa satu wujud
zat. Misalnya dalam suatu sistem perpipaan PDAM, fluida yang dialirkan adalah air dalam
bentuk cair mulai dari kolam penampung hingga mulut keran konsumennya.

b. Multiphase
Aliran fluida multiphase adalah aliran fluida yang dalam satu alirannya dapat terdiri dari dua atau
lebih wujud zat yang perubahannya terjadi secara simultan. Misalnya dalam kolom destilasi,
fluida yang mengalir mula-nula berupa uap yang kemudian setelah didestilasi berubah menjadi
cairan. Contoh lain adalah pada sistemboiler dan kondensor dimana wujud fluida yang mengalir
berupa steam-cair.
8. Internal flow dan External flow
a. Internal flow
Aliran dalam adalah aliran yang mengalir melalui saluran tertutup. Contohnya lairan dalam pipa
dan sambungan. Pada daliran dalam, gaya yang berperan adalah gaya inersia dan viskositas.
Analisis aliran ini memperhitungkan geometri sistem yng berupa dimensi panjang. Selain itu,
analisis aliran ini juga memperhitungkan tingkat kekasaran permukaan dalam yang bersentuhan
dengan sistem aliran.

b. External flow
Aliran luar berarti aliran yang melewati benda-benda yang terendam dalam fluida. Contohnya
aliran air disekitar kapal selam dan aliran udara disekitar bola golf yang tengah melambung di
udara. Analisis aliran ini memperhitungkan geometri benda, yaitu benda dua dimensi, simetri
sumbu, dan tiga dimensi. Selain itu, analisis aliran ini juga mempertimbangkan karakteristik
benda, apakah benda tersubut dibuat mulus seperti arur (seperti mobil balap) atau tumpul (seperti
parasut).

Anda mungkin juga menyukai