Anda di halaman 1dari 5

RHEOLOGI

A. Dasar Teori Rheologi


Rheologi berasal dari bahasa yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu). Digunakan istilah ini
untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk menggunakan aliran cairan dan deformasi dari
padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan
geser (shearing rate) pada cairan, atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat.
Rheologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat zat cair atau deformasi zat padat.
Rheologi erat kaitannya dengan viskositas.
Peranan Rheologi dalam Farmasi : Dalam bidang Farmasi, prinsip–prinsip rheologi diaplikasikan
dalam pembuatan krim, suspensi, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain sebagainya. Selain itu,
prinsip rheologi digunakan untuk karakterisasi produk sediaan Farmasi (Dosage Form). Sebagai
penjamin kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari
bahan, penuangan, pengeluaran dari tube atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat
tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan
hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju
absorbsi obat dalam tubuh.

B. Ada beberapa istilah dalam rheologi ini :


a. Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan
yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
b. Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk
menyebabkan aliran.

C. Tipe Alir Zat

Penggolongan menurut tipe alir dan deformasinya ada dua, yaitu sistem newton dan
sistem non-newton.
Diagram rheologi (Muhajir, 2011)

1. Sistem newton
Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan secara
kuantitatif. Dia menemukan bahwa makin besar viskositas suatu cairan, akan makin besar
pula gaya persatuan luas (shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan rate of shear
tertentu, rate of shear harus berbanding lurus dengan shearing stress .  adalah koefisien
viskositas atau viskositas. Satuan viskositas adalah poise, didefinisikan sebagai gaya geser
yang diperlukan agar menghasilkan kecepatan 1 cm/detik di antara dua bidang sejajar cairan
yang masing-masing luasnya 1 cm2 dan dipisahkan oleh jarak 1 cm.
S=¿G
Istilah fluiditas (f) didefinisikan sebagai kebalikan dari viskositas
1
∅=

Viskositas kinematik (), adalah viskositas mutlak seperti didefiniskan di atas di bagi
oleh kerapatan cairan. Satuan viskositas kinematik adalah stoke (s) dan centistoke (cs)

Aliran newton adalah jenis aliran yang ideal. Pada umumnya cairan yang bersifat ideal
adalah pelarut, campuran pelarut, dan larutan sejati. Shearing stress (S) atau gaya yang
diperlukan per satuan luas berbanding lurus dengan kecepatan aliran yang dihasilkan atau
Rate of Shear (G). contohnya adalah gliserol

Kurva aliran Newton

2. Sistem non newton


Hampir seluruh sistem disperse termasuk sediaan-sediaan farmasi yang berbentuk
emulsi, suspensi dan sediaan setengah padat tidak mengikuti hukum newton (Non Newtonian
Bodies).

Plastis

Tidak
dipengaruhi Pseudoplastis
waktu

Dilatan
Non Newton
Tiksotropik

Di pengaruhi
Bagan macam-macam aliran non-Newton

 Aliran plastis

 : yield value S = G Rate of share


Kurva aliran non-Newton plastis

Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing
stress pada suatu titik tertentu dikenal sebagai harga yield. Yield value adalah harga yang
harus dipenuhi agar cairan mulai mengalir, sebelum yield value zat bertindak sebagai
bahan elastis setelah yield value siatem mengalir sesuai dengan sistem newton dimana
shearing stress berbanding dengan rate of shear. Adanya Yield value disebabkan oleh
adanya kontak antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabkan oleh gaya van der
Waals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Sekali yield value terlampaui,
tiap kenaikan shearing stress selanjutnya mengakibatkan kenaikan yang berbanding
langsung pada rate of shear. Pada umumnya plastis menyerupai sistem Newton pada
shear stress di atas yield value.

 Aliran pseudoplastis

S = G Rate of share
Kurva aliran non-Newton pseudoplastis
Kurva tidak linier dan tidak ada yield value (melengkung).Viskositas menurun
dengan meningkatnya rate of share. Terjadi pada molekul berantai panjang seperti
polimer-polimer termasuk gom, tragakan, Na-alginat, metil selulosa,
karboksimetilselulosa. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis disebabkan
karena kerja shearing terhadap molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan
mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi
tahanan dalam dari bahan tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang lebih besar
pada tiap shearing stress berikutnya. Jadi meningkatnya shearing stress menyebabkan
keteraturan polimer sehingga mengurang tahanan dan lebih meningkatkan rate of share
pada shearing stress berikutnya

Sistem pseudoplastis disebut pula sebagai sistem geser encer ( shear-thinning)


karena dengan menaikkan tekanan geser viskositas menjadi turun. Contoh klasik adalah
kecap atau saus tomat yang untuk mengeluarkannya dari botol harus mengocoknya kuat-
kuat.

 Aliran dilatan

Kurva aliran non-Newton dilatan


Sistem aliran dilatan disebut juga sebagai system geser kental (shear-thickening
system). Istilah dilatan dikaitkan dengan meningkatnya volume . Zat-zat yang
mempunyai sifat-sifat aliran dilatan dimiliki oleh suspensi yang berkonsentrasi tinggi
(>50%) dari partikel yang terdeflokulasi, contohnya adalah pencampuran veegum dan
CMC. Viskositas meningkat dengan bertambahnya rate of shear. Jika stress
dihilangkan, suatu sistem dilatan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Mekanisme sistem aliran dilatan yaitu pada saat istirahat, partikel-partikel
tersebut tersusun rapat dengan volume antar partikel atau volume “void” (kosong)
minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam suspensi tersebut cukup untuk mengisi volume
ini dan menyebabkan partikel-partikel bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya pada
rate of shear rendah. Pada saat shear stress meningkat, bulk dari sistem tersebut
mengembang atau memuai. Partikel-partikel tersebut, dalam usahanya untuk bergerak
lebih cepat satu melampaui lainnya, mengambil bentuk kemasan terbuka. Susunan
tersebut mengakibatkan meningkatnya volume void (kosong) di antara partikel. Jumlah
pembawa yang tinggal adalah tetap ( konstan) dan pada beberapa titik menjadi tidak
cukup untuk mengisi ruang-ruang kosong antar partikel menjadi lebih besar. Oleh karena
itu hambatan aliran meningkat karena partikel-partikel tidak terbasahi atau dilumasi
secara sempurna lagi oleh pembawa tersebut, sehingga suspensi akan seperti pasta yang
kaku. Bahan-bahan dilatan bisa menjadi padat pada kondisi shear yang tinggi, dengan
demikian dapat merusak alat pada proses pembuatan.

D. Penerapan Rheologi Dalam Dunia Farmasi


1. Sifat Rheologi Dalam Suspensi
Pertimbangan rheologi juga penting dalam pembuatan suspensi. Satu-satunya shear yang terjadi
dalam suatu suspensi pada penyimpanan adalah lantaran pengendapan dari partikel-partikel yang
tersuspensi. Gaya ini diabaikan dan bisa dibuang. Tetapi jika wadah dikocok dan produk dituang dari
botol terdapat laju shearing yang tinggi.
2. Sifat Rheologi Dalam Emulsi
Produk yang diemulsikan mungkin mengalami berbagai shear-stress selama pembuatan
atau penggunaanya. Pada kebanyakan proses ini sifat aliran produk akan menjadi sangat penting
untuk penampilan emulsi yang tepat pada kondisi penggunana dan pembuatannya. Jadi penyebaran
produk dermatologik dan produk kosmetik harus dikontrol agar didapat suatu preparat yang
memuaskan.
3. Sifat Rheologi Dalam Semisolid
Pembuat salep farmasetik dan krim kosmetik menyadari adanya keinginan untuk
mengontrol konsistensi bahan non-Newton. Instrumen yang paling baik untuk menentukan sifat-sifat
rheologi dari semisolid di bidang Farmasi adalah viskometer putar (rotational viscometer).
4. Sifat Aliran Pada Serbuk
Serbuk bulk agak analog dengan cairan non Newton menunjukkan aliran plastik dan
kadang-kadang dilatansi partikel-partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menarik sampai derajat yang
bervariasi. Oleh karena itu, serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-flowing) atau melekat. Dalam
pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan kerapatan, dan kehalusan permukaan. Sifat-sifat
dari zat padat yang menentukan besarnya interaksi partikel-partikel.

Anda mungkin juga menyukai