Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMASI FISIK


VISKOSITAS

Nama : Nachma Vania Sabina Suganjarsarwat


NPP : 1621003411
Kelas/Kelompok : B/Lab. C
Dosen Pengampu : Metha Anung A., M. Sc., Apt.
Nur Cholis E., M. Farm., Apt.

LABORATURIUM TEKNOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PEKALONGAN
PEKALONGAN
2022
VISKOSITAS
I. Tujuan
Mahasiswa mampu menetapkan viskositas suatu zat cair dengan cara menggunakan air
sebagai pembanding
II. Dasar Teori
Farmasi Fisika merupakan suatu ilmu yang menggabungkan antara ilmu Fisika
dengan ilmu Farmasi. Ilmu Fisika mempelajari tentang sifat-sifat fisika suatu zat baik
berupa sifat molekul maupun tentang sifat turunan suatu zat. Sedangkan ilmu Farmasi
adalah ilmu tentang obat-obat yang mempelajari cara membuat, memformulasi
senyawa obat menjadi sebuah sediaan jadi yang dapat beredar di pasaran. Gabungkan
kedua ilmu tersebut akan menghasilkan suatu sediaan farmasi yang berstandar baik,
berefek baik, dan mempunyai kestabilan yang baik pula.
Farmasi Fisika mempelajari cara pengujian sifat molekul zat obat agar
memastikan tingkat kemurnian senyawa tersebut, sehingga senyawa yang akan
diformulasi, benarbenar dipastikan asli dan murni serta memenuhi standar dan syarat.
Pengujian tersebut meliputi pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer,
rotasi optik dengan menggunakan polarimeter, massa jenis dengan menggunakan
piknometer, viskositas cairan dengan menggunakan viskometer, dan lain-lain.
Farmasi Fisika mempelajari kestabilan fisis meliputi kinetika kimia sediaan
farmasi yang akan beredar di pasaran. Hal ini memastikan agar sediaan tersebut dapat
bertahan lama dalam jangka waktu tertentu, tanpa mengubah keefektifan efek zat
tersebut. Obat yang telah dibuat tentu harus tetap stabil selama proses distribusi obat,
agar ketika diterima oleh pasien, obat masih dalam keadaan yang stabil, tidak ada
pengurangan aktivitas atau terjadi kerusakan zat aktif.
Ilmu Farmasi erat hubungannya dengan ilmu fisika yaitu senyawa obat
memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, dan sifat-
sifat fisika ini akan sangat memengaruhi cara pembuatan dan cara formulasi sediaan
obat, yang pada akhirnya akan memengaruhi efek pengobatan dari obat serta
kestabilan dari sebuah sediaan obat. Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat
mencakup massa jenis, momen dipol, konstanta dielektrikum, indeks bias, rotasi optik,
kelarutan, titik lebur, titik didih, pH, dan lain-lain. Sifat-sifat ini lah yang merupakan
dasar dalam formulasi sediaan farmasi. Sifat-sifat fisika ini akan menentukan
kemurnian dari suatu zat yang akan dijadikan obat. Jadi, dengan mengukur sifat-sifat
fisika di atas maka murni atau palsunya suatu zat dapat diketahui. Selain itu,
berdasarkan sifat-sifat fisika di atas, akan mengiring seorang farmasis dalam
memformulasi suatu zat baik yang dapat maupun tidak dapat dibuat menjadi sebuah
sediaan yang akhirnya akan menghasilkan suatu sediaan farmasi yang bermutu dan
berefek. Pada praktikum kali ini yang akan dibahas adalah ‘Viskositas'.
Viskositas adalah sifat dari suatu zat fluida yang disebabkan adanya gesekan
antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kinetis pada zat cair tersebut. Viskositas
(kekentalan) dapat dianggap sebagai gesekan di bagisn dalam suatu fluida. Karena
adanya viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida di atas
lapisan lainnya, atau supaya satu permukaan dapat meluncur di atas pemukaan
lainnya bila diantara permukan-permukaan ini terdapat lapisan fluida haruslah
dikerjakan gaya. Untuk mendapatkan viskositas (kekentalan) zat cair, dalam
percobaan kali ini bahan yang digunakan adalah bola besi. Bola besi ini dimasukkan
ke dalam tabung yang telah berisi oli dan minyak. Bola besi yang digunakan berbeda-
beda ukuran mulai dari yang diameter kecil sampai diameter besar. Kemudian
menghitung waktu tempuh yang dibutuhksn oleh boal besi daam zat cair. Peranan
viskositas dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak, misalnya pada poengisian
diesel dengan oli, pengentalan darah, dan yang lainnya.
Viskositas suatu fluida adalah ukuran berapa besar tegangan geser yang
dibutuhkan untuk menghasilkan laju geser. Satuannya adalah satuan tegangan per
satuan laju geser, atau Pa.det dalam satuan SI. Satuan SI yang lain adalah N.det/m2
(kg/m.det)m sebuah fluida yang kental (voscous) contohnya seperti aspal, memiliki
nilai viskositas yang besar. ( Heacht, 2006).
Apabila benda padat mengalami tegangan luncur, pada benda padat itu terjadi
suatu pergeseran dan tegangan-tegangan ini tidak bergantung pada regangan luncur,
melainkan berganutng pada cepatnya perubahan. Untuk cairan yang mudah mengalir,
misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncurnya relatif keciluntuk cepat perubahan
regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil. Dalam hal cairan seperti
gliserin diperlukan teganagan luncur yang lebih besar untuk cepat perubahan regangan
luncur yang sama, dan viskositasnya lebih besar pula. ( Zemansky, 1962 ).
Tingkat kekentalan suatu fluida bergantung pada suhu, semakin tinggi suhu zat
cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Selain itu kekentalan suatu fluida atau
lebih tepatnya koefisien viskositas juga bergantung pada jenis fluidanya, gaya tarik
antar molekul serta ukuran dan jumlah molekul terlarut. ( Soedojo, 2008).
Gaya gesekan antara permukaan padat dengan fluida medium dimana benda
itu bergerak akan sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda itu terhadap
medium ini merupakan penemuan dari Sir George Stokes yang di kenal dengan hukum
Stokes. Berikut gambar dari hukum stokes :

(Soedojo,2008).
Keterangan:
Fa = gaya archimedes (apung)
Fs = gaya stokes (hambat)
W = gaya berat
V = kecepatan

Apabila sebuah bola kecil bergerak dalam suatu fluida yang viskositasnya nol,
tekanan di sembarang titik pada permukaan bola yang searah dengan arah gerak bola
sehingga resultan gaya pada bola samadengan nol. Jika bola kecil di jatuhkan pada
fluida kental, maka akan timbul hambatanpada gerak bola tersebut. Besaran yang
mempengaruhi jari-jari bola r, kecepatan bola relatif terhadap fluida V dan koefisien
viskositas fluida. Dengan demikian resultan gaya stokes dirumuskan:

Ada tiga gaya yang bekerja, yaitu:


1. Berat bola itu sendiri (W) = massa (m) x gravitasi (g).
2. Gaya apung (Fa) dari zat cair (gaya keatas/archimedes).
3. Gaya stokes (Fs) (arahnya keatas) disebut pula gaya hambat.
(Yulianti, 1998).
Dimensi viskositas ditentukan dari hukum viskositas newton, penyelesaian
untuk viskositas:

dan pemaasukan dimensi-dimensi F L T untuk gaya, panjang, dan waktu.

(Pujiono, 1985).
Viskositas gas meningkat dengan suhu tetap, sedangakan viskositas cairan
berkurang dengan meningkatnya suhu. Perbedaan terhadap suhu tersebut dapat
diterangkan dengan menyimak penyebab-penyebab dari viskositas. Tahanan atau
fluida terhadap tegangan geser bergantung pada kohesinya dan pada laju perpindahan
momentum molekulnya. Cairan dengan molekul-molekul yang lebih rapat dari pada
gas, mempunyai gaya-gaya kohesi yang jauh lebih besar dari pada gas. Kohesi
nampaknya merupakan penyebab utama viskositas dalam cairan dan karena berkurang
dengan naiknya suhu, maka demikian pulalah dengan viskositasnya. ( Soedojo, 2008).
Pada umumya pengukuran koefisien viskositas fluida, khususnya cairan adalah
bergantung pada hambatan gerakan benda di dalam fluida, misalnya mengukur
kecepatan berputar silinder pada sumbunya bahwa silinder itu di dalam cairan yang
hendak ditentukan viskositasnya. ( Soedojo, 2008).
Viskositas adalah gesekan yang muncul akibat adanya pergerakan fluida atau
benda padat di dalam fluida tersebut. Adanya gaya kohesi antar partikel juga berperan
terhadap viskositas. (Martoharsono, 2006).
Pada ilmu mekanika fluida, dipelajari tentang fluida yang mana mempunyai
berat jenis, sifat-sifat viskositas, dan lain sebagainya. Semua jenis fluida viskositasnya
berbeda-beda yang menyebabkan gesekan aliran fluidanya juga berbeda.
Viskositas penting dalam penentuan jenis aliran dari suatu fluida. Apabila
fluida bersifat viskos dan mengalir lewat sebuah benda padat maka akan menciptakan
boundary layer pada bagian permukaan benda yang menunjukkan bahwa efek
viskositas fluida masih ada. (Astawa, 2009).
Viskositas juga menunjukkan ketahanan cairan untuk mengalir. Apabila
viskositas besar maka aliran menjadi lambat. Sebaliknya, saat viskositasnya kecil,
cairan akan mengalir dengan mudah. Besarnya dipengaruhi oleh gaya tarik, jumlah
dan ukuran dari molekul. (Sarojo, 2009).
Koefisien viskositas dari fluida dilambangkan dengan η. Koefisien tersebut
menunjukkan perbandingan antara tegangan luncur dan kecepatan perubahan dari
regangan luncurnya. Dengan demikian, viskositas dipengaruhi suhu. Suhu berbanding
terbalik dengan viskositas. Saat suhu naik, efeknya adalah viskositas akan berkurang.
Sebaliknya, saat terjadi penurunan suhu maka viskositas menjadi bertambah. (Fitriyah,
2013).
Koefisien zat cair yang tidak kental adalah nol. Sedangkan, apabila zat cair itu
kental dan menempel dengan dinding maka kecepatan yang dimiliki akan sama
dengan dinding yang ditempeli. Cairan antar dinding bergerak sampai ke V dengan
kecepatan yang akan berubah secara linier. Alirannya disebut laminer. Aliran laminer
merupakan aliran zat cair yang tidak cepat karena wujudnya kental. (Sudarjo, 2008).
Viskositas dapat dijumpai baik pada gas maupun zat cair. Pada zat cair,
biasanya lebih kental daripada gas. Viskositas gas timbul akibat tumbukan-tumbukan
dari molekul. Viskositas pada umumnya diukur dengan alat bernama viskosimeter.
Model dari viskometer bermacam-macam, ada viskometer bola jatuh yang prinsipnya
menggunakan hukum Stokes. Kemudian, viskometer tabung atau pipa kapiler yang
mana prinsipnya didasarkan atas tekanan pada aliran pipa serta sistem rotasi.
(Maulida, 2010).
Viskositas menjadi daya hambat yang menyebabkan aliran fluida tertahan
sehingga bisa disebut indikator tingkat kekentalan. Nilai kuantitatif viskositas dihitung
berdasarkan perbandingan gaya tekan setiap satuan luas dengan gradien kecepatan
aliran pada fluida. Prinsip inilah yang dijadikan sebagai referensi acuan perhitungan
viskositas memakai metode putar. Caranya, penghambat dimasukkan ke fluida lalu
diputar. Nilai viskositas tinggi apabila penghambat berputar dengan lambat. (Warsito,
2012).
Viskometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan. Kebanyakan viscometer mengukur kecepatan dari suatu
cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka
viskositas cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir lambat maka
dikatakan viskositasnya tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat diukur dengan
mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Ini merupakan
salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas
suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh,
tabung ( pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu
(concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem, dimana silinder bagian
dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana bagian
luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan
diukur ditempatkan pada celah diantara kedua silinder.
Jadi viskometer adalah alat untuk mengukur kekentalan suatu fluda.
berdasarkan kecepatan alir fluida tersebut. Nilai viskositas didapatkan dengan cara
mengalirkan fluida yang akan diukur viskositasnya dengan demikian, hambatan yang
mengalami benda pemutar atau dialiri akan diketanui dan menunjukkan besar
viskositas fluida tersebut.
Ada beberapa viscometer yang sering digunakan untuk menentukan viskositas
suatu larutan, yaitu:
1. Viskometer Oswald
2. Viskometer Hoppler
3. Piala Viskometer dan Bo
4. Viskometer Kerucut dan Pelat (Brookefield)

III. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Piknometer 10 mL Air/Aquadest
Viskosimeter Ostwald Alkohol
Timbangan Aseton
Gelas Ukur Propen Glikol
Termometer
Pipet Tetes
Pipet Filler
Stopwatch
Beacker Glass

IV. Cara Kerja


1. Penentuan Berat/Bobot Jenis Larutan
a) Aquadest

Ditimbang berat piknomoter kosong menggunakan timbangan.

Dimasukan aquadest kedalam piknometer berukuran 10 ml dan timbang


kembali berat piknometer + aquadest.

Dicatat hasil kemudian hitung massa jenis larutan.

b) Alkohol

Ditimbang berat piknomoter kosong menggunakan timbangan.


Dimasukan alkohol kedalam piknometer berukuran 10 ml dan timbang
kembali berat piknometer + alkohol.

Dicatat hasil kemudian hitung massa jenis larutan.

c) Aseton

Ditimbang berat piknomoter kosong menggunakan timbangan.

Dimasukan aseton kedalam piknometer berukuran 10 ml dan timbang


kembali berat piknometer + aseton.

Dicatat hasil kemudian hitung massa jenis larutan.

d) Propil Glikol

Ditimbang berat piknomoter kosong menggunakan timbangan.

Dimasukan propil gliserol kedalam piknometer berukuran 10 mL dan


timbang kembali berat piknometer + propil gliserol.

Dicatat hasil kemudian hitung massa jenis larutan.

2. Percobaan Pada Viskosimeter Ostwald


a) Aquadest

Dimasukan 10 ml aquadest kedalam viskosimeter ostwald.

Dipasangkan pipet filler kemudian sedot sampai atas kaca cembung.


Dilepaskan dan nyalakan stopwatch sampai batas garis.

Dicatat berapa lama larutan tersebut turun kemudian lakukan hingga 3


kali sebagai perbandingan waktu.

b) Alkohol

Dimasukan 10 ml alkohol kedalam viskosimeter ostwald.

Dipasangkan pipet filler kemudian sedot sampai atas kaca cembung.

Dilepaskan dan nyalakan stopwatch sampai batas garis.

Dicatat berapa lama larutan tersebut turun kemudian lakukan hingga 3


kali sebagai perbandingan waktu.

c) Aseton

Dimasukan 10 ml aseton kedalam viskosimeter ostwald.

Dipasangkan pipet filler kemudian sedot sampai atas kaca cembung.

Dilepaskan dan nyalakan stopwatch sampai batas garis.

Dicatat berapa lama larutan tersebut turun kemudian lakukan hingga 3


kali sebagai perbandingan waktu.
d) Propil Glikol

Dimasukan 10 ml propil glikol kedalam viskosimeter ostwald.

Dipasangkan pipet filler kemudian sedot sampai atas kaca cembung.

Dilepaskan dan nyalakan stopwatch sampai batas garis.

Dicatat berapa lama larutan tersebut turun kemudian lakukan hingga 3


kali sebagai perbandingan waktu.

Anda mungkin juga menyukai