(Soedojo,2008).
Keterangan:
Fa = gaya archimedes (apung)
Fs = gaya stokes (hambat)
W = gaya berat
V = kecepatan
Apabila sebuah bola kecil bergerak dalam suatu fluida yang viskositasnya nol,
tekanan di sembarang titik pada permukaan bola yang searah dengan arah gerak bola
sehingga resultan gaya pada bola samadengan nol. Jika bola kecil di jatuhkan pada
fluida kental, maka akan timbul hambatanpada gerak bola tersebut. Besaran yang
mempengaruhi jari-jari bola r, kecepatan bola relatif terhadap fluida V dan koefisien
viskositas fluida. Dengan demikian resultan gaya stokes dirumuskan:
(Pujiono, 1985).
Viskositas gas meningkat dengan suhu tetap, sedangakan viskositas cairan
berkurang dengan meningkatnya suhu. Perbedaan terhadap suhu tersebut dapat
diterangkan dengan menyimak penyebab-penyebab dari viskositas. Tahanan atau
fluida terhadap tegangan geser bergantung pada kohesinya dan pada laju perpindahan
momentum molekulnya. Cairan dengan molekul-molekul yang lebih rapat dari pada
gas, mempunyai gaya-gaya kohesi yang jauh lebih besar dari pada gas. Kohesi
nampaknya merupakan penyebab utama viskositas dalam cairan dan karena berkurang
dengan naiknya suhu, maka demikian pulalah dengan viskositasnya. ( Soedojo, 2008).
Pada umumya pengukuran koefisien viskositas fluida, khususnya cairan adalah
bergantung pada hambatan gerakan benda di dalam fluida, misalnya mengukur
kecepatan berputar silinder pada sumbunya bahwa silinder itu di dalam cairan yang
hendak ditentukan viskositasnya. ( Soedojo, 2008).
Viskositas adalah gesekan yang muncul akibat adanya pergerakan fluida atau
benda padat di dalam fluida tersebut. Adanya gaya kohesi antar partikel juga berperan
terhadap viskositas. (Martoharsono, 2006).
Pada ilmu mekanika fluida, dipelajari tentang fluida yang mana mempunyai
berat jenis, sifat-sifat viskositas, dan lain sebagainya. Semua jenis fluida viskositasnya
berbeda-beda yang menyebabkan gesekan aliran fluidanya juga berbeda.
Viskositas penting dalam penentuan jenis aliran dari suatu fluida. Apabila
fluida bersifat viskos dan mengalir lewat sebuah benda padat maka akan menciptakan
boundary layer pada bagian permukaan benda yang menunjukkan bahwa efek
viskositas fluida masih ada. (Astawa, 2009).
Viskositas juga menunjukkan ketahanan cairan untuk mengalir. Apabila
viskositas besar maka aliran menjadi lambat. Sebaliknya, saat viskositasnya kecil,
cairan akan mengalir dengan mudah. Besarnya dipengaruhi oleh gaya tarik, jumlah
dan ukuran dari molekul. (Sarojo, 2009).
Koefisien viskositas dari fluida dilambangkan dengan η. Koefisien tersebut
menunjukkan perbandingan antara tegangan luncur dan kecepatan perubahan dari
regangan luncurnya. Dengan demikian, viskositas dipengaruhi suhu. Suhu berbanding
terbalik dengan viskositas. Saat suhu naik, efeknya adalah viskositas akan berkurang.
Sebaliknya, saat terjadi penurunan suhu maka viskositas menjadi bertambah. (Fitriyah,
2013).
Koefisien zat cair yang tidak kental adalah nol. Sedangkan, apabila zat cair itu
kental dan menempel dengan dinding maka kecepatan yang dimiliki akan sama
dengan dinding yang ditempeli. Cairan antar dinding bergerak sampai ke V dengan
kecepatan yang akan berubah secara linier. Alirannya disebut laminer. Aliran laminer
merupakan aliran zat cair yang tidak cepat karena wujudnya kental. (Sudarjo, 2008).
Viskositas dapat dijumpai baik pada gas maupun zat cair. Pada zat cair,
biasanya lebih kental daripada gas. Viskositas gas timbul akibat tumbukan-tumbukan
dari molekul. Viskositas pada umumnya diukur dengan alat bernama viskosimeter.
Model dari viskometer bermacam-macam, ada viskometer bola jatuh yang prinsipnya
menggunakan hukum Stokes. Kemudian, viskometer tabung atau pipa kapiler yang
mana prinsipnya didasarkan atas tekanan pada aliran pipa serta sistem rotasi.
(Maulida, 2010).
Viskositas menjadi daya hambat yang menyebabkan aliran fluida tertahan
sehingga bisa disebut indikator tingkat kekentalan. Nilai kuantitatif viskositas dihitung
berdasarkan perbandingan gaya tekan setiap satuan luas dengan gradien kecepatan
aliran pada fluida. Prinsip inilah yang dijadikan sebagai referensi acuan perhitungan
viskositas memakai metode putar. Caranya, penghambat dimasukkan ke fluida lalu
diputar. Nilai viskositas tinggi apabila penghambat berputar dengan lambat. (Warsito,
2012).
Viskometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan. Kebanyakan viscometer mengukur kecepatan dari suatu
cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka
viskositas cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir lambat maka
dikatakan viskositasnya tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat diukur dengan
mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Ini merupakan
salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas
suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh,
tabung ( pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu
(concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem, dimana silinder bagian
dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana bagian
luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan
diukur ditempatkan pada celah diantara kedua silinder.
Jadi viskometer adalah alat untuk mengukur kekentalan suatu fluda.
berdasarkan kecepatan alir fluida tersebut. Nilai viskositas didapatkan dengan cara
mengalirkan fluida yang akan diukur viskositasnya dengan demikian, hambatan yang
mengalami benda pemutar atau dialiri akan diketanui dan menunjukkan besar
viskositas fluida tersebut.
Ada beberapa viscometer yang sering digunakan untuk menentukan viskositas
suatu larutan, yaitu:
1. Viskometer Oswald
2. Viskometer Hoppler
3. Piala Viskometer dan Bo
4. Viskometer Kerucut dan Pelat (Brookefield)
Alat Bahan
Piknometer 10 mL Air/Aquadest
Viskosimeter Ostwald Alkohol
Timbangan Aseton
Gelas Ukur Propen Glikol
Termometer
Pipet Tetes
Pipet Filler
Stopwatch
Beacker Glass
b) Alkohol
c) Aseton
d) Propil Glikol
b) Alkohol
c) Aseton