Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FTS PADAT


TABLET EKSTRAK KANGKUNG AIR

Nama : Nachma Vania Sabina Suganjarsarwat


NPP : 1621003411
Kelas / Kelompok : B/ D
Hari / Tgl Praktikum :
Dosen Pengampu :

LABORATURIUM TEKNOLOGI FARMASI


PRODI S-1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2022
TABLET EKSTRAK KANGKUNG AIR
I. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum mahasiswa dapat membuat tablet dengan zat aktif
parasetamol dan dapat melakukan kontrol kualitasnya/IPC (In Process Control)

II. Formula
Formula tablet ekstrak kangkung air (Khaidir, dkk., 2015).
R/ Ekstrak 72 mg
Amilum 75 mg
Avicel PH 101 338 mg
Amilum Manihot 75 mg
Mg Stearat 10 mg
Polivinilpirolidon (PVP) K30 5 mg
Total 500 mg
III. Dasar Teori
Kangkung merupakan tanaman yang akan katorenoid dan klorofil. besar kaya
Kandungan kangkung sebagian mengandung asam amino esensial seperti asam
aspartat, glisin, alanin dan leusin sesuai dengan pola diet protein yang
direkomedasikan 2011). oleh WHO (Shekhar, 2011)
Penambahan bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya
atau hancurnya tablet karena bahan dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet,
mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagiannya. Amilum.
manihot dipilih sebagai bahan penghancur dalam penelitian ini karena selain memiliki
sifat penghancur yang baik, namun juga mudah didapatkan dengan harga yang
terjangkau dan juga dapat diproduksi sendiri karena berasal dari bahan alam (Depkes
RI, 1995).
Amilum manihot merupakan bahan penghancur yang sifatnya inert dan dapat
meninggikan porositas dalam pembuatan tablet sehingga memudahkan penetrasi air
lewat pori-pori ke dalam bagian tablet dan akan mempercepat (Hariana, 2007).
Kangkung air merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Tanaman kangkug air memiliki sistem perakaran. tunggang dan cabang-
cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60
hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih. Batang
kangkug air bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious)
dari buku bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan
setelah tumbuh lamabatangnya akan merayap (menjalar). Kangkug air memiliki
tangkai daun melekat pada buku-buku batang. Bentuk daun umumnya runcing ataupun
tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun
bagianbawah berwarna hijau muda.
Beberapa bahan kimia yang terkandung pada seluruh bagian tanaman
Kangkung Air diantaranya vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium,
fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol.
Bagian tanaman kangkung air yang paling penting adalah batang muda dan
pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Sifat tanaman inimasuk ke dalam meridian usus
dan lambung. Efek farmakologis tanaman ini sebagai anti racun (anti toksin). anti
radang, peluruhkencing (diuretik). menghentikan perdarahan (hemostatik). sedatif obat
tidur). Kangkung juga bersifat menyejukkan dan menenangkan. Selain itu juga
kangkung air dapat mengurangi haid, mimisan, sakitkepala, ambeien, insomia, sakit
gigi, ketombe, sembelit, gusi bengkak,kapalan, kulit gatal, digit lipan.
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa
aktof dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai
(Depkes RI Dirjen POM, 2000).
Ekstrak dikelompokan atas dasar sifatnya, yaitu (Voight, 2005):
1) Ekstrak encer adalah sediaan yang memiliki konsistensi semacam madu
dan dapat ditunag.
2) Ekstrak kental adalah sediaan yang liat dalam keadaaan dingin dan tidak
dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah 30%. Tingginya kandungan
airnya menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat karena cemaran bakteri.
3) Ekstrak kering adalah sediaan yang memiliki konsistensi dan mudah
dituang. Sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 5%.
4) Ekstrak cair, ekstrak yang dibuat sedemikian sehingga 1' bagian simplisia
sesuai dengan 2 bagian ekstrak cair.
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang terdapat pada
simplisia. Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur dan
kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang
diisolasi. Umumnya kita perlu membunuh jaringan tumbuhan untuk mencegah
terjadinya oksidasi enzim atau hidrolisis (Harbone, 1996), karena didalam simplisia
mengandung senyawa aktif yang berbeda-beda., sehingga didalam penarikan senyawa
aktif didalam simplisia harus memperhatikan factor: udara, suhu, cahaya, logamb erat.
Proses ekstraksi dapat melalui tahap pembuatan serbuk pembasahan, penyarian, dan
pemekatan (Depkes RI Dirjen POM, 2000).
Macam-macam penyarian dan ekstraksi yang dapat dilakaukan:
1. Ekstraksi dengan pemerasan, penekanan, atau penghalusan mekanik.
2. Ekstrak dengan pelarut:
a) Cara dingin
1) Maserasi
Adalah proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan( Depkes RI
Dirjen POM,2000).
2) Perlokasi
Adalah ekstraksi dengan polarut yang selalu baru sampai sempurna
(exchaustie extractiob) yang umumnya dilakukan pada temperature
ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembanya bahan, tahap
maserasi dan perlokasi sebenarnya (penetesan, penampungan
ekstrak) secara terus menerus sampai diperoleh ekstrak (Depkes RI
Dirjen, 2000). Perlokasi dilakukan dalam wadah berbentuk silindris
atau kerucut (perkulator) yang memiliki jalan masuk dan keluar
yang sesuai. Bahan pengekstraksi yang dialikan secara kontinyu
dari atas, akan mengalir turun secara lambat melintasi simplisia
yang umumnya berupa serbuk kasar. Melalui penyegaran bahan
plarut secara kontinyu akan terjadi proses maserasi bertahap
banyak. Jika maserasi sederhana tidak terjadi ekstraksi sempurna
dari simplisia oleh karena akan terjadi keseimbnagan kosentrasi
antaralarutan dalam seldengan cairan sekelilingnya, maka pada
perkolasi melalui simplisia bahan pelarut segar perbedaan
konsentrasi tadi selalu dipertahankan. Dengan demikian ekstraksi
total secara teoritis dimungkinkan (praktis jumlah bahan yang
diekstraksi mencapai 95%) (Voight, 1995).
b) Cara Panas
1) Refluk
Refluks ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik didihnya
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative
konstan dengan adanya pendinginan balik.
2) Soxhletasi
Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru.
Umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
berlanjut sampai jumlah pelarut relative konstan adanya
pendinginan balik. Soxhletasi dilakukan dengancara bahan yang
akan diekstraksi dilek-takkan dalam kantung ekstraksi (kertas,
karton, dan sebagainya) dibagian dalam alat ekstraksi dari gelas
yang bekerja kontinyu (perkulator). Wadah gelas yang mengandung
kantung diletakkan diantara labu penyulingan dengan pedingin
aliran balik dan dihun-bungkan dengan labu melalui pipa. Labu
tersebut berisi bahan pelarut yang menguap dan mencapai kedalam
pendingin aliran balik melalui pipet yang berkodensasi didalamnya.
Menetes kertas bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan
yang diekstraksi. Larutan berkumpul didalam wadah gelas dan
setelah mencapai tinggi maksimalnya, secara otomatis dipindahkan
kedalam labu. Dengan demikian zat yang terekstraksi terakumulasi
melalui penguapan bahan pelarut murni berikutnya. (Voight, 1995).
3) Digesti
4) Infudasi
5) Dekorasi
3. Metode Pembuatan Tablet
Metode pembuatan tablet dibagi menjadi metode granulasi
basah,granulasi kering dan kempa langsung. Granulasi merupakan proses
peningkata nukuran partikel dengan cara melekatkan partikel-partikel
sehingga bergabung dan membentuk ukuran yang lebih besar. Metode
granulasi ini terdiri dua metode yaitu metode granulasi basah dan metode
granulasi kering.
a. Granulasi Basah
Granulasi basah dalah proses menambahkan cairan pada suatu
serbuk atau campuran serbuk alam suatu wadah yang dilengkapi
dengan pengadukan yang akan menghasilkan granul (Chorles J.P
Siregar, 2008). Dalam proses granulas ibasah zat berkhasiat, pengisi
dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan
pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granuldan
dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C. Proses
pengeringan diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk
menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan gumpalan
gumpalan dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang
optimum (Lachman, 1986). Setelah kering diayak lagi untuk
memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan danditambahkan
bahan pelicin dan dicetak dengan mesin tablet (Anief. 1994).
Keuntungan Granulasi Basah :
 Dapat digunakan untuk tablet dengan sistem pelepasan zat aktif
terkendali.
 Mencegah seregrasi komponen sehingga diperoleh sediaan dengan
keseragaman kandungan yang baik.
 Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan
sulit dikompres
 Meningkatkan atau memperbaiki distribusi keseragaman
kandungan. Distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat
aktif yang mudah larut dan dosis kecil.
 Dapat meningkatkan kompresibilitas dan kohesifitas serbuk dengan
penambahan bahan pengikat. Serbuk dapat ditangani tanpa
menghasilkan kontaminasi udara (debu dari serbuk).
 Memperoleh aliran yang lebih baik.
 Mendapatkan berat jenis yang sesuai.
 Mengontrol pelepasan.
 Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.
 Zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan
dalam cairan pengikat.
Kerugian Granulasi Basah :
 Dalam granulasi basah ini, biaya yang dibutuhkan cukup tinggi.
 Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi.
 Zat aktif yang tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan metode ini.
 Membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu
yang banyak.
(Ansel, 1989).

b. Granulasi Kering
Granulasi kering disebut juga slugging, yaitu memproses
partikel zat aktif dan eksipient dengan mengempa campuran ahan
kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semua
(granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara
mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat
melalui gaya. Teknik ini cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang
memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau
zat aktif yang sensitive terhadap pemansan dan kelembabab.
Keuntungan Granulasi Kering:
 peralatan lebih sedikit dibanding granulasi basah
 cocok digunakan pada zat aktif tidak tahan panas dan lembab
 tahap pengerjaan tidak terlalu lama
 biaya lebih efisien dibanding granulasi basah
 mempercepat waktu hancur obat dalam tubuh karna tidak
menggunakan pengikat.
Kerugian/Kekurangan Granulasi Kering:
 Pada proses granulasi kering ini memerlukan mesin tablet khusus
untuk membuat slug (mengempa campuran bahan kering menjadi
massa padat).
 Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam.
 Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi silang.
 Keseragaman kandungan lebih sulit untuk dicapai.
 Kemungkinan terjadinya kontaminasi silang lebih banyak.
c. Kempa Langsung
Metode kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan
mengempa lansung campuran zat aktif dan eksipient kering tanpa
melalui perlakuan awa lterlebih dahulu. Metode ini merupakan metode
paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya namun hanya dapat
digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya serta zat aktif
tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat
berbentuk Kristal seperti NACI, NaBr dan KCl yang mungkin langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa
untukdijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air
(cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk kempa
langsung adalah alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya
kristal dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam
massa tablet.
Cetak atau kempa langsung dilakukan jika :
 Jumlah zat khasiat per tabletnya cukup untuk dicetak
 Zat khasiatnya mempunyai sifat alir yang baik
 Zat khasiat berbentuk Kristal yang bersifat alir baik (free flowing).
Bahan pengisi yang banyak digunakan pada metode kempa langsung adalah
selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot kering, sukrosa yang dapat
dikempa dan beberapa pati termodofikasi, misalnya tablet hexamine, tablet NaCl,
tablet KMnO4 (Anas, 2008).

IV. Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. Mesin kempa tablet single 1. Ekstrak kangkung air
punch 2. Avicel PH 101
2. Alat uji sudut diam 3. PVP K30
3. Ayakan No. 16 dan No. 18 4. Amilum Manihot
4. Alat uji kekerasan 5. Aquades
5. Alat uji kerapuhan 6. Mg Stearat
6. Neraca
7. Alat uji waktu hancur
8. Alat uji disolusi

V. Cara Kerja

Ditimbang semua bahan yang dibutuhkan dalam formula tablet.


Dibuat granul dengan mencampurkan ekstrak kental kangkung air
dengan bahan pengisi Avicel PH 101, campuran diayak dengan
ayakan no. 16.

Dicampurkan kemudian dikeringkan dalam almari pengering


dengan suhu 60° C.

Diayak lagi granul setelah kering dengan ayakan no. 18.

Ditambahkan amilum man9hot dan mg stearat serta dilakukan uji


waktu alir, uji sudut diam, dan uji pengetapan.

Diuji sifat fisik granul kemudia dikempa dengan mesin kempa


tablet single punch, bobot masing-masing tablet sebesar 500 mg,
dikempa dengan tekanan yang sama.

Dilakukan pengujian sifat fisik tablet meliputi organoleptis,


keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasa, kerapuhan, dan
waktu hancur.
Pengujian Sifat Fisikokimia
a. Organoleptis

Diuji sampel dengan pengindraan meliputi bentuk, warna, aroma,


dan rasa

b. Keseragaman Bobot

Ditimbang 20 tablet, kemudian ditimbang satu persatu. Hitung


bobot rata-rata dan cari harga Coefisien of Variaton (CV)

SD
CV = × 100 %
x
Keterangan:
x = bobot rerata tablet
SD = simpangan baku
c. Uji Kekerasan

Diatur skala hardness tester pada posisi nol

Diletakkan satu tablet ditengah dan tegak lurus pada hardness tester

Diputar alat pelan-pelan sampai tablet pecah

Dibaca skala yang dicapai pada saat tablet pecah

Dibandingkan dengan nilai kekerasan tablet yang baik pada


literatur

d. Uji Kerapuhan

Diambil 20 tablet kemudian dibebasdebukan dengan penghisap


debu

Ditimbang keduapuluh tablet dengan seksama

Dimasukkan kedalam alat uji, alat dijalankan selama 4 menit atau


100 kali putaran

Dikeluarkan tablet dari alat kemudian dibebasdebukan lagi dan


ditimbang dengan seksama

Dihitung kerapuhan tablet dan bandingkan dengan nilai yang ada


pada literatur

Kerapuhan = ( berat awal−berat setelah pengujian


berat awal )× 100 %
e. Uji Waktu Hancur
Dimasukkan 6 tablet kedalam tabung berbentuk keranjang

Dinaik-turunkan tabung secara teratur 30 kali setiap menit dalam


medium air dengan suhu 36-38° C

Dicatat lama waktu hancur tablet, (tablet dinyatakan hancur jika


tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kaca)

Dibandingkan dengan nilai kekerasan tablet yang baik pada


literatur

Anda mungkin juga menyukai