FARMASI FISIKA
VISKOSITAS DAN RHEOLOGI
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
2020
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan praktikum ini masih jauh dari
taraf kesempurnaan. Olehnya itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak.
Kelompok 3
i
PRAKTIKUM I
A. Tujuan Praktikum
1
bahan untuk pembuat kosmetik, produk hasil peternakan, serta sediaan-
sediaan farmasi.
2. Viskositas
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo,
1986). Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih
dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-
pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan dibagian dalam
(internal) suatu fluida. Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke
dalam fluida kental, misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam
renang yang airnya cukup dalam, nampak mula-mula kelereng bergerak
dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak cukup jauh,
nampak kelereng bergerak dengan kecepatan konstan (bergerak lurus
beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan gaya apung zat
2
cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut. Gaya
ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida
(Budianto, 2008).
Satuan viskositas adalah poise, didefinisikan sebagai gaya geser
(shearing force) yang dibutuhkan untuk menghasilkan kecepatan 1
cm/detik antara dua bidang sejajar cairan masing-masing memiliki luas 1
cm2 dan dipisahkan oleh jarak 1 cm. Satuan cgs untuk poise adalah dyne
detik cm-2 atau g cm-1 detik-1. Satuan satuan ini dengan mudah diperoleh
melalui analisis dimensi dari koefisien viskositas. Persamaan dapat
disusun kembali menjadi:
F
ŋ=
A
(Sinko, 2011)
ŋ
Viskositas Kinematis =
F
(Sinko, 2011)
Penggolongan sistem cair menurut tipe aliran dan deformasinya ada dua
yaitu:
a. Newton
Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat aliran
dari cairan secara kuantitatif. Dia menemukan bahwa semakin besar
viskositas suatu cairan, akan makin besar pula gaya persatuan luas
(Shearing stess) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear
tertentu. Oleh karena itu, rate of shear harus berbanding langsung dengan
shearing stess atau
F' dv
=
A dr
3
F
=
G
Dimana adalah koefisien viskositas, biasanya dinyatakan hanya
sebagai viskositas saja. Sedangkan F = F '/A dan G = dv/dr.
Berikut adalah bagian zat cair yang terdiri dari bidang- bidang
molekul yang tersusun paralel yang tersusun menyerupai kartu bridge
seperti pada gambar dibawah ini.
F’ A
dv
dr
4
Aliran plastis memperlihatkan suatu badan yang membentuk aliran
plastis, bahan demikian dikenal sebagai Bingham bodies. Aliran plastis
tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress pada suatu
titik tertentu yang dikenal dengan yield value. Bingham bodies tidak akan
mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value, zat bertindak
seperti bahan elastis. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak
antara partikel-partikel yang berdekatan, yang harus dipecah sebelum
aliran dapat terjadi. Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari
kekuatan flokulasi (Martin dkk, 2008).
Aliran Pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam
larutan, yang merupakan kebalikan dari sistem plastis yang tersusun dari
partikel-partikel yang terflokulasi dalam suspensi. Aliran psudoplastis
dimulai pada titik (0,0) atau paling tidak mendekati pada rate of shear
rendah. Akibatnya, berlawanan dengan Bingham bodies, tidak ada yield
value (Martin dkk, 2008).
Aliran dilatan yaitu suspensi-suspensi tertentu dengan presentase
zat padat terdispers yang tinggi menunjukkan peningkatan dalam daya
hambat untuk mengalir dengan meningkatnya rate of shear. Zat-zat yang
mempunyai sifat-sifat aliran dilatant adalah suspensi-suspensi yang
berkonsentrasi tinggi dari partikel-partikel kecil yang mengalami
deflokulasi (Martin dkk, 2008).
Ada untuk mengukur viskositas dan rheologi suatu zat disebut
viskometer.
Ada 2 jenis viskometer :
1. Viskometer satu titik
Hanya digunakan untuk menentukan viskositas cairan Newton.
Misal viskometer kapiler, bola jatuh.
2. Viskometer banyak titik
Viskometer jenis ini bisa digunakan untuk cairan Newton dan
Non Newton. Misal viskometer stromer, brookfield, dll.
C. Alat dan bahan
5
Alat : viskometerpipa kapiler, stopwatch, bola hisap, viskometer
brookfield, dan labu takar
Bahan : sirupus simpleks danaquades
D. Prosedur kerja
1. Prosedur melarutkan larutan
6
Isi piknometer dengan sirupu simpleks
Hingga penuh
7
8
E. Hasil pengamatan dan perhitungan
a) Tabel hasil pengamatan
b) Perhitungan
- Penimbangan sirupus simpleks
Konsentrasi 20%
20 g
× 100ml=20 g
100 ml
- Rata-rata waktu sirupus simpleks
Diketahui : t1 = 0,48s
t2 = 0,44s
t3 = 0,40s
Ditanya :rata- rata waktu
t 1+t 2+t 3
Dijawab :
3
0.48+0,44+ 0,40
:
3
: 0,44s
- Rata-rata waktu aquadest
Diketahui : t1 = 0,47s
t2 = 0,27s
t3 = 0,16s
Ditanya :rata- rata waktu
t 1+t 2+t 3
Dijawab :
3
0.470,27+0,16
:
3
: 0,28s
9
- Perhitungan bobot jenis
- Bobot jenis sirupus simpleks
Diketahui :Bobot Piknometer +larutan : 82,9g
Bobot piknometer : 31,7g
Ditanya : Bobot jenis (ρ)
Dijawab : 82,9g - 31,7g = 51,2g
- Bobot jenis aquadest
Diketahui :Bobot Piknometer +larutan : 84,1g
Bobot piknometer : 34,2g
Ditanya : Bobot jenis (ρ)
Dijawab : 84,1g – 34,2g = 49,9g
- Viskositas relatif sirupus simpleks
Diketahui : ղ °=0,0089
t=0,44 s
ρ=51,2 g
t °=0,28 s
ρ° =49,9 g
Ditanya : viskositas relatif
t ×ρ
Dijawab : ( ղ=ղ ° )
t ° × ρ°
0,44 s × 51,2 g
: ( ղ=0.0089 × )
0,28 s × 49,9 g
: 0,0089 ×1,61
N
:0,014
m2
10
F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk membedakan sifat cairan Newton
dan Non newton dan menentukan viskositas dan rheologi cairan.
Semakin besar viskositas suatu cairan maka kecepatan aliran cairan
tersebut akan semakin kecil dan jika kadar suatu larutan semakin besar
maka viskositas zat tersebut semakin tinggi.
Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan untuk menetukan
pengaruh bobot jenis larutan terhadap viskositasnya. Untuk praktikum ini
dibuat larutan sirupus simpleks dengan konsentrasi 20% dalam 100 ml
aquadest. Hal ini dilakukan untuk menghitung viskositas relatif sirupus
simpleks pada konsentrasi terhadap aquadest berjumlah 80%. Lalu
campuran cairan tersebut diaduk agar larutan yang diperoleh homogen.
Piknometer yang digunakan pada praktikum, bertujuan untuk
menghitung bobot jenis cairan yang diamati. Sebelum cairan dimasukan
kedalam piknometer, piknometer ditimbang terlebih dahulu dalam
keadaan kosong, lalu masukkan cairan ke dalam piknometer kemudian
ditimbang. Hal ini dilakukan agar bobot jenis cairan yang akan diamati
lebih akurat. Pada saat penimbangan piknometer, praktikan tidak boleh
memegang piknometer langsung dengan tangan tanpa pelindung hal ini
dikhawatirkan akan menambah bobot pada piknometer sehingga bobot
yang diperoleh tidak akurat.
Sebelum memasukkan cairan ke dalam viskometer kapiler,
viskometer kapiler dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan aquadest
agar cairan yang akan diamati tidak terkontaminasi oleh zat-zat asing
yang tidak diinginkan. Kemudian cairan akan mengalir dari garis batas
atas ke garis batas bawah pada pipa kapiler. Hal ini bertujuan untuk
mengamati kecepatan aliran pada larutan gliserin dalam berbagai
konsentrasi tersebut. Semakin besar viskositas cairan tersebut maka
aliran cairan yang mengalir dari garis batas atas ke garis batas bawah
11
semakin lama. Pada pengujian ini dilakukakn 3 kali percobaan untuk
sirupus simpleks dan aquadest yang diperoleh 0,48s, 0,44s, dan 0,40s
untuk sirupus simpleks, sedangkan untuk aquadest diperoleh 0,47s, 0,27s
dan 0,16s. Dari hasil yang diperoleh mempunyai nilai rata-rata 0,44
untuk sirupus simpleks sedangkan 0,28 untuk aquadest. Dan dari data
N
diatas diperoleh hasil viskositas 0,014 .
m2
Dari praktikum kali ini juga dapat diketahui perbedaan sifat Non
newton dan Newton adalah bahwa cairan Newton memiliki viskositas
yang konstan, sedangkan cairan non-Newton memiliki viskositas
variabel. Kita dapat membagi cairan, yaitu cairan dan gas,
sebagai Newton atau non-Newton tergantung pada viskositas fluida.
G. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Viskositas adalah suatu penyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir dari suatu cairan untuk mengalir, maka semakin tinggi
viskositas, dan semakin besar tahanannya untuk mengalir.
2. Untuk menghitung viskositas pada praktikum kali ini adalah
viskometer pipa kapiler.
3. Dari data diatas menghitung viskositas pada sirupus simpleks
N
dihasilkan viskositas 0,014 .
m2
H. Saran
Dalam praktikum diharapkan praktikan mengerjakan dengan teliti agar
mendapatkan hasil yang sesuai serta alat dan bahan di laboratorium lebih
dilengkapi lagi sehingga dapat mengerjakan sesuai prosedur dan agar
setiap masing – masing kelompok dapat melakukan praktikum.
12
Daftar pustaka
1. Gavalec, Martin, dkk. 2008. Classification Of Solutions To Systems Of
Two-Sided Equations With Interval Coefficients. University of Hradec
Kralove. Tersedia di http://www.ijpam.eu/contents/2008-45-4/4/4.pdf
diakses pada bulan Februari 2012
2. Peter, Soedojo. 1986. Azaz-azaz Ilmu Fisika. UGM Press: Yogyakarta.
3. Budianto, Anwar. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair
Dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes. ISSN : 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN.
4. Sinko, P. J., 2011, Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika edisi 5,
diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, 706, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
13