Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA


“Penentuan Viskositas Larutan ”

KELOMPOK : 2A
ANGGOTA : 1. Ine Kustianingsih (16040002)
2. Kartika Nurrahmawati (16040007)
3. Ari Amanda Hasibuan (16040020)
4. Indah Wulan Sari (16040022)
5. Putri Ramadhani (16040026)

SEMESTER : IV (Empat)

LABORATORIUM
SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH
TANGERANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Farmasi Fisika yang berjudul “Penentuan Viskositas Larutan
“ Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas Praktikum Farmasi Fisika.
Dalam kesempatan ini penyusun dengan tulus hati mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Abdul Aziz Setiawan,S.Farm.,M.Farm.,Apt sebagai dosen mata kuliah
Praktikum Farmasi Fisika.
2. Orang tua yang telah mendukung dan mendoakan, sehingga dapat
menyelesaikan Laporan ini.
3. Teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada
kami.
4. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusun dalam
menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun

April, 2018

DAFTAR ISI

i
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Viskositas 3
2.2 Macam-macam Viskositas 5
2.3 Faktor-faktor viskositas 6
2.4 Tipe Cairan 7
2.5 Metode Penentuan Kekentalan
8

METODELOGI PENELITIAN
3.1 Alat Dan Bahan 9
3.2 Cara Kerja 9

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil 11
4.2 Pembahasan 16

PENUTUP
5.1 Kesimpulan 18
5.2 Saran 19

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan
adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada
zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.
Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu
bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas
Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang
tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan
sebagai fluida relatif terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan
diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang,
tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek
viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan
bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada permukaan zat
yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat
cair memiliki kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya
kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair
banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin.
Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan
yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan
peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair.
Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat
cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian
melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut
pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai
gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya

iii
suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola
berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya
beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya
percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat
tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-
hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas
zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic
terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam berbagai masalah
keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan
demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental
(invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah
aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. Untuk
benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan
yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini
dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair.
Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan
larutan tersebut semakin besar pula.

1.2 Tujuan
A. Menentukan viskositas larutan Newton dengn viskometer ostwald.
B. Menjelaskan pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan Newton.
C. Menentukan sifat alir beberapa cairan dengan viskometer stormer.

iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan “tahanan untuk mengalir” dari


suatu sistem yang mendapat suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin
besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan
tertentu (Moechtar, 1989).
Istilah reologi berasal dari bahasa Yunani rheo (mengalir) dan logos
(ilmu pengetahuan), digunakan untuk memerikan aliran zat cair dan
deformasi zat padat. Viskositas adalah suatu ungkapan yang menyatakan
tekanan yang mencegah zat cair untuk mengalir. Makin tinggi viskositasnya,
makin besar tekanannya. Zat cair sederhana dapat diperikan dengan viskositas
absolut. Tapi sifat-sifat reologik dari sistem dispersi heterogen lebih kompleks
dan tidak dapat dinyatakan dengan satuan tunggal (Moechtar, 1989).
Sifat reologi dari sistem farmasi dapat mempengaruhi pemilihan
peralatan untuk prosessing yang digunakan dalam pembuatannya. Selanjutnya
kekeurangmampuan memilih alat yang tepat dapat menghasilkan produk yang
tidak dikehendaki, setidak-tidaknya yang menyangkut sifat alirnya (Moechtar,
1989).
Jika zat diklasifikasikan menurut tipe alir dan deformasi, maka pada
umumnya zat dibagi menjadi dua kategori, yaitu : sistem Newton dan sistem
bukan Newton. Pemilihannya tergantung dari apakah sifat alirnya sesuai
dengan hukum alir Newton atau tidak (Moechtar, 1989).
Sistem Newton, Hukum aliran dari Newton diilustrasikan oleh
gambar. Gambar diasumsikan sebuah balok cairan yang terdiri dari lapisan-
lapisan molekul paralel, bagaikan setumpuk kartu. Jika bidang cairan paling
atas bergerak dengan suatu kecepatan konstan, setiap lapisan di bawahnya
akan bergerak dengan suatu kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak
dari lapisan dasar yang diam. Digunakan istilah : Rate of shear (D) dv/dr

v
untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang
dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan
luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.
Satuan viskositas kinematik adalah stoke dan sentistoke. Skala lain
seperti Saybolt, Reedwood, Engler dan lain-lain, untuk pengukuran viskositas
telah digunakan dalam berbagai industri. Mereka kadang-kadang harus
dikonversikan dengan menggunakan tabel atau rumus-rumus menjadi
viskositas absolut dan sebaliknya (Moechtar, 1989).
Sifat cairan sebagai besar ditentukan oleh resistansinya untuk
mengalir, yang dinamakan viskositas. Suatu fluida berviskositas rendah
mengalir dengan mudah dan membuang sedikit energi, tetapi menaikan rugi-
rugi kebocoran. Suatu fluida kental dapat menyekat dengan baik, tetapi fluida
tipe ini cukup seret dan menyebabkan rugi energi dan tekanan sekitar sistem,
fluida hidrolik haruslah merupakan suatu medium yang berada antara ektrim-
ekstrim ini, jadi dibutuhkan suatu cara untuk mendefinisikan viskositas
(Gunawan, 2013).
Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama
adalah aliran laminar atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan
laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran yang
lain adalah aliran turbulen, yang menggambarkan laju aliran yang besar
melalui pipa dengan diameter yang lebih besar (Dogra, 2009).
Salah satu sifat dari zat cair adalah memiliki koefisien kekentalan
yang berbeda beda. Kekentalan atau viskositas pada zat cair terjadi karena
adanya gaya kohesi sedangkan pada zat gas viskositas terjadi karena adanya
tumbukan antara molekul. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul
bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material. Fluida yang lebih
cair akan lebih mudah mengalir. Kecepatan aliran berbeda karena adanya
perbedaan viskositas. Besarnya viskositas dinyatakan dengan suatu bilangan
yang menyatakan kekentalan suatu zat cair. Viskositas yang dimiliki setiap
fluida berbeda dan dinyatakan secara kuantitatif oleh koefisien viskositas η
(Giancoli, 2001)

vi
2.2 Macam Macam Viskositas
Alat yang dipakai untuk menentukan Viscositas dinamakan
Viscometer. Ada beberapa jenis Viscometer, diantaranya :
A. Viscometer Ostwald
Cara penggunaannya :
Jika air dipakai sebagai pembanding, mula-mula air dimasukkan melalui
tabung A kemudian dihisap agar masuk ke tabung B tepat sampai batas a
kemudian dilepaskan dan siapkan stopwatch sebagai pengukur waktu.
Umpamanya waktu yang diperlukan air untuk bergerak dari permukaan a
sampai b sama dengan t1, setelah itu percobaan diganti dengan zat cair
lain dengan cara yang sama seperti gambar di bawah. Pada Ostwald yang
diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri, jadi waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk melalui
batas “a” dan “b” dapat diukur menggunakan stop watch.

B. Viscometer Lehman
Nilai viscositas Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir cairan
yang akan diuji atau dihitung nilai viscositasnya berbanding terbalik
dengan waktu kecepatan alir cairan pembanding, dimana cairan
pembanding yang digunakan adalah air.

C. Viscometer bola jatuh dari Stokes


Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tiga
macam gaya, yaitu :
1. Gaya gravitasi atau gaya berat (W). gaya inilah yang menyebabkan
benda bergerak ke bawah dengan suatu percepatan.
2. Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B). arah gaya ini
keatas dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda itu.
3. Gaya gesek (Frictional force) Fg, arahnya keatas dan besarnya seperti
yang dinyatakan oleh persamaan :

Fg = kV
Fg = Gaya gesek
k = Konstanta
V = Kecepatan benda (m/s2)

vii
Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin
besar, tetapi dalam medium ada gaya gesek yang makin besar bila
kecepatan benda jatuh makin besar. Benda yang bentuknya tidak
beraturan dan rumit serta besar akan menghasilkan harga k yang
besar.

2.3 Faktor Faktor Viskositas


Viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor (Desi,dkk.2013) yaitu :
A. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.

B. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
C. Berat Molekul Solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan
sehingga manaikkan viskositas.
D. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.Makin kental
suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir
pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid dipengaruhi oleh bentuk
partikel dari fase disperse dengan viskositas rendah, sedang system disperse
yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan
antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel. Bila
viskositas gas meningkat dengan naiknya temperature, maka viskositas cairan
justru akan menurun jika temperature dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang

viii
merupakan kelebihan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya
temperatur.

2.4 Tipe Cairan


Tipe cairan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Cairan Newton
Cairan newton adalah cairan yang viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati, contohnya
adalah air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Gaya pemisah viskositas
berbanding lurus dengan gaya tekanan (Dogra,2006)
2. Cairan Non-Newton
Cairan non-newton adalah cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya
perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.

2.5 Metode Penentuan Kekentalan


Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan
beberapa cara yaitu :
1. Cara Ostwald / Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk melewati antara 2 tanda ketika
mengalir karena gravitasi melalui viskometer ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu
zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda
tersebut (Lutfy,2007)

2. Cara Hopper
Berdasarkan hukum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimedes.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca)
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki.Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel.
(D.Young, 2009)

ix
BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Viscometer Ostwald
2. Beakerglass 250 ml
3. Batang pengaduk
4. Pipet Ukur 5 ml
5. Stopwatch
6. Pro Pipet
7. Piknometer
8. Baskom
9. Thermometer
10. Viscometer stormer
11. Anak Timbangan

B. Bahan
1. Alkohol
2. Aquadest

x
3. Es Batu
4. Larutan Gula 20%, 40%, 60%, danX%
5. Larutan CMC 1%
6. Larutan CMC 0,1% dengan Veegum 2%

3.2 Cara Kerja


A. Penentuan Viskositas Larutan Newton
1. Penentuan Kerapatan Cairan dengan Piknometer

Timbang Pinometer kosong yang bersih dan kering

Isi piknometer dengan cairanyang akan diuji hingga penuh, buka


Rendam
tutup dalam air es hingga suhunya turun 2°C dibawah suhu
kapilernya
percobaan, tambahkan dengan cairan uji hingga piknometer
penuh kembali

Angkat dari air es, biarkan suhunya naik lalu tutup pipa kapilernya
cepat-cepat, usap air yang menempel, kemudian timbang kembali

B. Penentuan Kerapatan Zat Cair

Lakukan penimbangan zat cair yang akan dicari kerapatannya


dengan piknometer seperti percobaan A

Tentukan Viskositas cairan dengan viscometer ostwald, dengan


memasukkan cairan yang diuji ke dalam viscometer ostwald

Hisap dengan karet hisap sampai tanda batas, Hitung waktu yang
dibutuhkan oleh cairan untuk turun kebawah dengan gaya
gravitasi melewati 2 tanda batas

C. Penentuan Viskositas Larutan Non Newton

Aliran dikalibrasi dengan aquadest,tentukan beban saat rotor mulai


berputar, kevepatan rotor tidak lebih dari 150 rpm (10 detik /25
putaran)
D. Penentuan Viskositas Menggunakan Lamy Rheology

xi
Siapkan cairan yang akan diuji sebanyak 250 ml didalam
beakerglass, nyalakan alat lamy rheology lalu atur kecepatan dan
waktunya, Catat hasil viskositas larutan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Penentuan kerapatan zat dengan piknometer
1. Aquadest
Dik : Massa piknometer kosong = 12,66 gram (a)
Massa piknometer + aquadest = 36,69 gram (b)
Volume pikonometer = 25 mL
Dit: A) bobot air ?
B) Massa jenis air (ρ) ?
Jawab :
A) Bobot airc = b - a
= 36,69 - 12,66 = 24,03 gram

B) Ρ air = Error: Reference source not found = Error: Reference

source not found = 0,96 g/ ml = 1 g/ ml

2. Gula X%
Dik : Massa piknometer kosong = 22,88 gram (a)
Massa piknometer + gula x% = 48,68 gram (b)
Volume pikonometer = 25 mL
Dit: A) bobot Gula x%?
B) Massa jenis Gula x% (ρ) ?
Jawab :
A) Bobot Gula x% c = b-a
= 48,68 - 22,88 = 25,8 gram

B) Ρ Gula x% = Error: Reference source not found = Error:

Reference source not found = 1,03 g/ ml

xii
3. Gula 20 %
Dik : Massa piknometer kosong = 21,06 gram (a)
Massa piknometer + gula 20% = 48,11 gram (b)
Volume pikonometer = 25 mL
Dit: A) bobot Gula 20%?
B) Massa jenis Gula 20% (ρ) ?
Jawab :
A) Bobot Gula 20% c= b-c
= 48,11 - 21,06 = 27,05 gram

B) Ρ Gula 20% = Error: Reference source not found = Error:

Reference source not found = 1,08 g/ ml

4. Gula 40%
Dik : Massa piknometer kosong = 16,54 gram (a)
Massa piknometer + gula 40% = 47,40 gram (b)
Volume pikonometer = 25 mL
Dit: A) bobot Gula 40%?
B) Massa jenis Gula 40% (ρ) ?
Jawab :
A) Bobot Gula 40% c= b-c
= 47,40 - 16,54 = 30,86 gram

B) Ρ Gula 40% = Error: Reference source not found = Error:

Reference source not found = 1,23 g/ ml

5. Gula 60%
Dik : Massa piknometer kosong = 18,00 gram (a)
Massa piknometer + gula 60% = 50,00 gram (b)
Volume pikonometer = 25 mL

Dit: A) bobot Gula 60%?


B) Massa jenis Gula 60% (ρ) ?
Jawab :

xiii
A) Bobot Gula 60% c= b-a
= 50,00 - 18,00 = 32,00 gram

B) Ρ Gula 60% =
32 gram
25 ml Error: Reference
source not found = Error: Reference source not found = 1,28
g/ ml

6. CMC 1%
Dik : Massa piknometer kosong = 21,06 gram (a)
Massa piknometer + CMC 1% = 46,72 gram (b)
Volume pikonometer = 25 mL

Dit: A) bobot CMC 1%?


B) Massa jenis CMC 1% (ρ) ?
Jawab :
A) Bobot CMC 1% c = b-c
= 46,72 - 21,06 = 25,66 gram

B) Ρ CMC 1% = Error: Reference source not found = Error:

Reference source not found = 1,026 g/ ml

B. Penentuan Viskositas menggunakan viskositas oswalrd


1. Gula x%
Dik : ρ gula x% = 1,23 g/ ml
Viskositas air (η) = 0,89 cpoises
Waktu (t) = 0,94 detik
Dit: A) Viskositas gula x%

Jawab :
A) Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found

Error: Reference source not found = Error: Reference source


not found

xiv
Error: Reference η zat source not found = Error: Reference
0,89
source not found
Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found = 1,46 cpoises

2. Gula 20%
Dik : ρ gula 20% = 1,08 g/ ml
Viskositas air (η) = 0,89 cpoises
Waktu (t) = 0,9 detik
Dit: A) Viskositas gula 20%

Jawab :
A) Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found

Error: Reference source not found = Error: Reference source


not found
Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found
Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found = 1,23 cpoises
3. Gula 40%
Dik : ρ gula 40% = 1,23 g/ml
Viskositas air (η) = 0,89 cpoises
Waktu (t) = 0,6 detik
Dit: A) Viskositas gula 40%

Jawab :
A) Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found

xv
Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found
Error: Reference η zat source not found = Error: Reference
0,89
source not found
Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found = 0,92 cpoises

4. Gula 60 %
Dik : ρ gula 60% = 1,28 g/ml
Viskositas air (η) = 0,89 cpoises
Waktu (t) = 2,07 detik
Dit: A) Viskositas gula 60%
Jawab :
A) Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found

Error: Reference source not found = Error: Reference source


not found
Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found
Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found = 3,35 cpoises

5. CMC 1 %
Dik : ρ CMC 1% = 1,026 g/ml
Viskositas air (η) = 0,89 cpoises
Waktu (t) = 1,41 detik
Dit: A) Viskositas CMC 1%
Jawab :
A) Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found

xvi
Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found
Error: Reference 1,44 source not found =
0,7
Error: Reference source not found = Error: Reference
source not found = 1,83 cpoises

C. Penentuan Viskositas Larutan Menggunakan Lamy Rheology


1. Gula 20% = 1,47 cps
2. Gula 40% = 3,72 cps
3. Gula 60% = 11,44cps
4. Gula x% = 16,85 cps
5. CMC 1% = 3,42 cps
6. Aquadest = 0,89 cps

4.2 Pembahasan
Dalam percobaan Penentuan Viskositas Larutan Newton langkah pertama
yang dilakukan adalah penimbangan Piknometer kosong, setelah diperoleh
berat dari Piknometer kosong isi piknometer tersebut dengan cairan yang
akan diuji (Seperti Aquadest, Gula, dan CMC-Na). Setelah diisi dengan cairan
timbang Piknometer kembali, dari hasil penimbangan piknometer dan air
maka diperoleh berat dari cairan tersebut.
Pada percobaan kedua dilakukan Percobaan Penentuan Kerapatan Zat
Cair. Untuk menentukan Kerapatan dari Zat Cair menggunakan hasil dari
penimbangan pada percobaan pertama.
Selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan Viskometer
Ostwald. Langkah pertama yang dilakukan yaitu isi Viskometer dengan
cairan yang akan diuji sampai tanda batas. Kemudian sedot cairan
menggunakan Bola Hisap, setelah itu lepaskan Bola Hisap dan biarkan hingga
larutan turun, catat waktu yang diperlukan ketika cairan yang diuji turun.
Pada percobaan Penentuan Viskositas Larutan Non Newton yang
ditentukan adalah Sifat Alir dari zat cair yang akan diuji seperti Gula,
Aquadest dan CMC-Na. Dengan menggunakan Viskometer Lamy Rheology.
Hal pertama yang dilakukan adalah masukkan cairan kedalam Beaker Glass
sebanyak 250 ml, kemudian masukkan Spindle sampai tanda batas. Kemudian
nyalakan tombol ON untuk memulai. Tekan Measure, setelah itu atur

xvii
kecepatan, waktu dan ukuran Spindle. Setelah waktu berhenti diperoleh hasil
Viskositas dari larutan zat yang diuji.
Setelah dilakukan penentuan Viskositas berdasarkan metode Ostwald dan
Lamy Rheology diperoleh hasil yang berbeda. Pengujian menggunakan Lamy
Rheology diperoleh hasil yang lebih akurat.

xviii
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu
fluida. Kecepatan aliran berbeda karena adanya perbedaan viskositas.
Besarnya viskositas dinyatakan dengan suatu bilangan yang menyatakan
kekentalan suatu zat cair. Viskositas yang dimiliki setiap fluida berbeda dan
dinyatakan secara kuantitatif oleh koefisien viskositas η.
A. Penentuan Kerapatan zat dengan Piknometer
1. Aquadest = 0,9 g/ml = 1 g/ml
2. Gula X % = 1,03g/ml
3. Gula 20 % = 1,08 g/ml
4. Gula 40 % = 1.23 g/ml
5. Gula 60 % = 1,28 g/ml
6. CMC Na 1 % = 1,026 g/ml
B. Penentuan Viskositas Menggunakan Viskometer Ostwald
1. Gula X% = 1,46cps
2. Gula 20 % = 1,23cps
3. Gula 40% = 0,92cps
4. Gula 60% = 3,35cps
5. CMC 1% = 1,83cps
C. Penentuan Viskositas Larutan Menggunakan Lamy Rheology
1. Gula 20% = 1,47 cps
2. Gula 40% = 3,72cps
3. Gula 60% = 11,44cps
4. Gula x% = 16,85cps
5. CMC 1% = 3,42cps
6. Aquadest = 0,89 cps

5.2 Saran

xix
Pada saat pelaksanaan praktikum para praktikan harus lebih teliti
dalam melakukan percobaan agar didapatkan hasil yang akurat. Makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.

xx
DAFTAR PUSTAKA

Desi,dkk. 2013. Viskositas. Universitas Bengkulu : Bengkulu

Dewi,dkk. 2014. Uji Stabilitas Fisik Formula Krim Yang Menggandung Ekstrak
Kacang Kedelai (Glicine Max) [Jurnal]. Universitas Indonesia : Depok.

Dogra. 2009. Kimia Fisik dan Soal-soal. UI Press : Depok

D.Young. 2009. Fisika Universitas. Erlangga : Jakarta.

Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1. Erlangga : Jakarta.

Gunawan. 2013. Hidrolisis Dan Pneumatika. Erlangga : Jakarta.

Lutfy,Stokes. 2007. Fisika Dasar 1. Erlangga : Jakarta.

Maria. 2012. Uji Viskositas Fluida Menggunakan Transduser UltrasonikSebagai

Fungsi Temperatur Dan Akuisisinya Pada Komputer [Jurnal].

(http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/). Diakses pada 01 April 2018.

Martin, A. N., 1993, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi, Gadjah

Mada University Press, Jogjakarta.

Martin, A. N., 2008, Farmasi Fisik : Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu

Farmasetik, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Moechtar, 1989, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Disperi, Gadjah

Mada University Press, Jakarta.

xxi
LAMPIRAN

xxii
xxiii
xxiv
xxv
Bahan praktikum Alat praktikum Penimbangan bahan

xxvi
xxvii
xxviii
xxix

Anda mungkin juga menyukai