Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KIMIA FARMASI ANALISIS INSTRUMEN

“SPEKTROMETRI MASSA”

Disusun oleh :

1. Indah Wulan Sari (16040022)


2. Alasya Sihotang (16040051)
3. Rani Nur Annisa (16040052)
4. Diyah Ayu Lestari (16040063)
5. Syafitri Wulandari (16040068)
6. Dini Lanjar Sari (16040069)

Dosen Pengampu : Dina Pratiwi, S.Fram., M.,Si

PROGRAM STUDI S1

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

TANGERANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah Kimia

Farmasi Analisis Instrumen. Makalah ini dapat diselesaikan atas bantuan dari

berbagai pihak. Sehubungan hal tersebut, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dina Pratiwi, S.Farm., M.Si. selaku dosen mata kuliah Kimia Farmasi Analisis

Instrumen di Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.

2. Kedua orang tua serta semua keluarga besar kami yang selalu memberikan do’a

serta motivasi baik spiritual maupun materil.

3. Kepada sahabat dan teman-teman kami yang telah memberi dukungan dan

semangat kepada penulis sehingga terselesainya makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penyusun

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan

dan peningkatan pengetahuan bagi kita semua.

Tangerang, 20 maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Manfaat 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Spektrometri Massa 4

2.2 Prinsip Kerja Spektrometri Massa 4

2.3 Instrumentasi Spektrometri Massa 6

2.4 Tahap-Tahap Penggunaan Spektrometri Massa 7

2.5 Cara Membaca Spektrum Massa 12

2.6 Kelebihan Spektrometri Massa 13

2.7 Kekurangan Spektrometri Massa 14

2.8 Aplikasi Spektrometri Massa 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Judul Jurnal 17

3.2 Alat dan Bahan 17

3.3 Cara Kerja 17

3.4 Analisis Data 19

ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan 20

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 24

5.2 Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1960 Penggunaan Spektrometri Massa (MS) mulai meluas.

Spektroskopi massa akan diketahui BM, Fragmen-fragmen IC untuk

menyusun reaksi fragmentasi yang terjadi sehingga diketahui struktur

molekulnya (Riyanto, 2005).

Spektroskopi Massa merupakan instrument analitik yang aplikatif untuk

para penggunanya, mengingat teknik ini mampu menyediakan informasi

kualitatif dan kuantitatif tetang massa suatu molekul.

Kebanyakan metode spektrometri yang telah dibahas timbul dari

penyerapan energi oleh molekul organik, tetapi spektrometri massa memiliki

prinsip yang berbeda. Dalam sebuah spektrometer, suatu sampel dalam

keadaan gas dengan electron berenergi cukup untuk mengalahkan potensial

ionisasi pertama senyawa tersebut (potensial ionisasi kebanyakan senyawa

organik antara 185-300 kkal/mol). Tabrakan antara sebuah molekul organik

dan salah satu elektron berenergi tinggi menyebabkan lepasnya sebuah

elektron dari molekul itu dan terbentuknya suatu ion organik. Ion organik

yang dihasilkan oleh penembakan elektron berenergi tinggi tersebut tidak

stabil dan pecah menjadi fragmen kecil, baik berbentuk radikal bebas maupun

1
ion-ion lain. Dalam sebuah spektrometer massa yang khas, fragmen yang

bermuatan positif ini akan dideteksi (Williams, 2002).

Spektrum massa adalah alur kelimpahan (abundance) jumlah relative

fragmen bermuatan positif berlainan versus massa per muatan (m/z atau m/e)

dari fragmen-fragmen tersebut. Muatan ion dari kebanyakan partikel yang

dideteksi dalam suatu spektrometri massa adalah +1; maka nilai m/z sama

dengan massa molekulnya (M). Bagaimana suatu molekul atau ion pecah

menjadi fragmen-fragmennya bergantung pada kerangka karbon dan gugus

fungsional yang ada. Oleh karena itu, struktur dan massa fragmen

memberikan petunjuk mengenai struktur molekul induknya. Juga, mungkin

seringkali untuk menentukan bobot molekul suatu senyawa dari spektrum

massanya. Pada makalah ini, akan dibahas mengenai spektrometri massa

secara terperinci (Williams, 2002).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar Spektrometri Massa ?

2. Bagaimana prinsip spektrometri massa ?

3. Bagaimana Cara Kerja dari spektrometri Massa ?

4. Bagaimana aplikasi metode spektrometri untuk penentuan struktur

molekul senyawa?

5. Apa hasil kajian dari jurnal Spektrometri Massa ?

2
1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu

mengetahui dan memahami konsep dasar Spektrometri Massa, instrumen

Spektrometri massa, serta aplikasi metode Spektrometri untuk penentuan

struktur molekul senyawa dari jurnal yang dikaji.

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Penulis, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang

penggunaan Spektrometri Massa.

2. Pembaca, dapat mendapatkan pengetahuan tentang penggunaan

Spektrometri Massa dari makalah ini.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Spektrometri Massa

Spektrometri massa merupakan teknik analisis yang berdasarkan pada

pemisahan ion-ion sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan

pengukuran intensitas berkas ion tersebut. Spektroskopi massa didasarkan

pada pengubahan komponen cuplikan menjadi ion-ion dan memisahkannya

berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (M/e). Spektrum massa

memberi informasi berat molekul yang berguna untuk mengidentifikasi rumus

bangun molekul bersam spectrum IR dan NMR. Pada spectrum massa, berat

molekul ditentukan pada puncak paling kanan (Hendayana, 1994)

2.2 Prinsip Kerja Speltrometri Massa

Prinsip Kerja Spektrometri Massa: (Permanasari, 2003)

4
Dalam spektrometri massa, molekul–molekul senyawa organik ditembak

dengan berkas elektron dan diubah menjadi ion-ion positif yang bertenaga tinggi

(ion-ion molekuler atau ion - ion induk), yang dapat dipecah-pecah menjadi ion-

ion yang lebih kecil (ion- ion pecahan). Lepasnya elektron dari molekul akan

menghasilkan radikal kation, yang dapat dituliskan sebagai berikut

(Kristianingrum, 2008):

Sebagai contoh, methanol memberikan ion molekul sebagai berikut :

Ion molekuler M selanjutnya terurai menjadi sepasang pecahan / fragmen,

yang dapat berupa radikal dan ion atau molekul kecil radikal.

Ion-ion molekuler, ion-ion pecahan dan ion-ion radikal pecahan selanjutnya

dipisahkan oleh pembelokan medan magnet yang dapat berubah sesuai dengan

massa dan muatannya, dan akan menimbulkan arus pada kolektor yang sebanding

dengan limpahan relatif mereka. (Kristianingrum, 2008).

5
Spektrum massa mengambarkan perbandingan limpahan relatif terhadap m/e

(massa/muatan). Partikel-partikel netral yang dihasilkan dalam proses fragmentasi

(m) atau radikal (m) tidak dapat dideteksi dalam spektrometer massa. Spektrum

massa akan menghasilkan puncak-puncak yang tercatat dalam rekorder, yang

dipaparkan sebagai grafik batangan. (Kristianingrum, 2008).

Intensitas peak sebanding dengan kelimpahan relatif fragmen-fragmen yang

bergantung pada stabilitas relatif mereka. Puncak yang paling tinggi dinamakan

base peak (puncak dasar) diberi nilai intensitas sebesar 100%; peak-peak yang

lebih kecil dilaporkan misalnya 20%, 30%, menurut nilainya relatif terhadap peak

dasar. Puncak uang paling tinggi pada spektrum methanol adalah puncak M-1pada

m/e= 31. (Kristianingrum, 2008).

2.3 Instrumentasi Spektrometri Massa

6
Instrumen Spektrometri Massa terbagi menjadi 5 bagian: (Kristianingrum, 2008)

1. Sistem penanganan cuplikan

2. Sumber ion-ion mengubah molekul sampel dari fasa gas menjadi ion-ion

3. Massa analyzer memilih ion-ion berdasarkan massanya dengan menggunakan

medan elektromagnetik

4. Pengumpul ion dan penguat ion

5. Detektor untuk megukur nilai kuantitas dan menyediakan data untuk

menghitung masing-masing ion

2.4 Tahap-Tahap Penggunaan Spektrometri Massa

Secara keseluruhan, tahap-tahap proses yang terjadi dalam spektrometri

massa dapat dibagi menjadi injeksi, ionisasi, akselerasi, defleksi (pembelokan),

dan deteksi. (Dachriyanu, 2004)

7
Tahap – tahap penggunaan spektrofotometer massa antara lain:

(Dachriyanu, 2004)

1. Injeksi

Injeksi merupakan proses pemasukan sampel ke

dalaminstrumen spektroskopi massa. Sampel yang diperlukan sanat

sedikit (kurang dari 1 mL).

2. Ionisasi

Molekul diionisasi dengan cara membuang satu atau lebih

elektron sehingga memberikan muatan positif. Ada beberapa cara

untuk membuang elektron dari suatu molekul, salah satunya adalah

dengan cara menembak dengan elektron lain yang berkecepatan tinggi.

Metoda ini disebut dengan metoda Electron Impact (EI).

Sampel yang sudah dalam bentuk uap akan dilewatkan pada

ruang ionisasi. Koil logam yang sudah dipanaskan secara elektrik

akan menghasilkan elektron, dimana elektron ini akan tertarik pada

8
penangkap elektron yang merupakan plat bermuatan positif. Partikel

sampel (atom atau molekul) akan ditembak dengan elektron sehingga

elektron dari partikel akan lepas dan memberikan ion positif. Ion yang

bermuatan positif ini akan didorong melewati mesin oleh penolak ion

(ion repeller) berupa plat logam yang sedikit bermuatan positif. Perlu

diingat bahwa ion yang dihasilkan pada ruang ionisasi bisa terus

melewati mesin dengan bebas tanpa menumbuk molekul udara.

3. Akselerasi

Ion yang terbentuk akan diakselerasi sehingga seluruhnya akan

mempunyai energi kinetik yang sama. Ion positif akan ditolak dari

ruang ionisasi dan seluruh ion diakselerasikan menjadi sinar ion yang

terfokus dan tajam.

4. Defleksi (Pembelokan)

Ion didefleksikan (dibelokkan) oleh medan magnet sesuai

dengan massanya. Makin ringan massanya maka akan makin

terdefleksi. Besarnya defleksi juga tergantung pada berapa besar

9
muatan positif pada ion atau dengan kata lain tergantung pada berapa

elektron yang lepas. Makin banyak elektron yang lepas maka ion

tersebut makin terdefleksi.

Ion-ion yang berbeda akan didefleksikan oleh medan magnet

dengan jumlah yang berbeda-beda. Besarnya defleksi tergantung pada:

1. Massa ion; Ion yang memiliki massa kecil akan lebih terdefleksi

dari yang berat.

2. Muatan ion; Ion yang mempunyai 2 atau lebih muatan positif akan

lebih terdefleksi dari yang hanya mempunyai satu muatan positif.

Kedua faktor ini digabung menjadi rasio massa/muatan (rasio

massa/muatan). Rasio massa/muatan diberi simbol m/z. Sebagai

contoh: jika suatu ion memiliki massa 20 dan bermuatan 1+, maka

rasio massa/muatannya adalah 20. Jika suatu ion memiliki massa 56

dan muatannya adalah 2+, maka ion ini akan mempunyai rasio m/z 28.

10
Pada diagram terlihat bahwa lintasan ion A sangat terdefleksi,

ini menandakan bahwa lintasan ion A memiliki ion dengan m/z

terkecil sedangkan lintasan ion C hanya sedikit terdefleksi, yang

menandakan bahwa ia mengandung ion dengan m/z terbesar. Karena

sebagian besar ion yang melewati spectrometer massa mempunyai

muatan 1+, maka rasio massa/muatannya akan sama dengan massa ion

tersebut.

5. Deteksi

Ion yang melewati mesin akan dideteksi secara elektrik. Hanya

ion pada lintasan B yang melewati mesin dan sampai pada detektor.

Ion yang lain akan dinetralisir dengan mengambil elektron dari

dinding dan mereka akan dikeluarkan dari spektrometer massa dengan

pompa vakum.

Ketika ion menyentuh kotak logam maka muatannya akan

dinetralisir oleh elektron yang melompat dari logam ke ion. Aliran

11
elektron akan dideteksi sebagai arus listrik yang bisa dicatat. Makin

banyak ion yang mencapai kotak logam, makin besar arus yang

dihasilkan.

2.5 Cara Membaca Spektrum Massa

Dalam pembacaan suatu spektrum massa, diperlukan beberapa

langkah, yaitu: (Ilmu Kimia, 2013)

1. Mencari puncak ion molekul

Puncak ion molekul merupakan puncak yang paling tinggi

dalam spektrum. Angka nominal berat molekul akan genap jika

senyawa tersusun atas atom-atom C, H, O, S, Si. Angka ganjil hanya

akan terjadi jika suatu senyawa mengandung unsur N. Perhatikan

spektrum massa vanilin berikut ini. Vanilin tidak mempunyai unsur N.

Maka dari itu, vanilin mempunyai m/z genap, yaitu 152.

12
2. Mencoba menghitung rumus molekul

Banyak unsur kimia yang mempunyai isotop. Isotop sangat

berguna untuk menelusuri asal usul puncak. Penjabaran isotop dalam

spektrum massa adalah: Karbon 12 mempunyai satu isotop yaitu

karbon 13. Kelimpahan isotope 12C=100%, 13C=1,1%. Hal ini berarti

setiap 100 atom karbon 12 akan terdapat 1,1% kelimpahan atom

karbon 13.Misalkan ada senyawa yang mempunyai 6 atom karbon,

maka masing-masing atom karbon akan berpeluang berbentuk atom

karbon C-13 setinggi 1,1%. Maka dari itu, jika puncak ion molekul

adalah 100%, maka puncak isotop adalah 6×1,1% = 6,6%.

3. Hitung jumlah seluruh cincin dan ikatan rangkap

Untuk suatu senyawa dengan rumus CxHyNzOn, maka jumlah

cinci dan ikatan rangkapnya adalah = x – (1/2)y + (1/2)z + 1

13
4. Perkirakan struktur molekul

Struktur molekul dapat diketahui dari kelimpahan dan m/z

masing-masing fragmen.

2.6 Kelebihan Spektrometri Massa

Kelebihan dari penggunaan Spektrometri Massa ialah: (Watson, 2010)

a. Metode terbaik untuk mendapatkan identifikasi cepat pengotor minor,

yang idealnya harus dilakukan dengan digunakan pemisahan secara

kromatografi bersama dengan spektrofotometri massa resolusi tinggi

sehingga komposisi unsur tersebut dapat ditentukan.


b. Dengan munculnya spektrometri massa elektro semprot dan

munculnya kembali spektrometri massa waktu lintas, teknik tersebut

akan menjadi metode utama dalam pengendalian mutu anti bodi dan

peptide terapetik
c. Cepat dan mudah
d. High throughput

2.7 Kekurangan Spektrometri Massa

Kekurangan dari penggunaan Spektrometri Massa ialah: (Watson, 2010)

a. Spektrometri massa kini tidak digunakan dalam pengendalian mutu


( qualiti kontrol ) rutin tapi ditempatkan dalam suatu lingkungan

penelitian dan pengembangan (research and development, R & D),

yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah spesifik yang

berasal dari proses rutin atau dalam pengembangan proses.

14
b. Instrumentasi ini mahal dan membutuhkan dukungan personal yang

sangat terlatih dan pemeliharaan yang terlatih namun keterbatasan ini

secara bertahap dinghilangkan


c. Informasi strukturalnya terbatas
d. Untuk peptida massa fingerprint yaitu Protein harus murni, Lebih baik

untuk jamur atau E.coli, dan Masalah dengan adanya kontaminasi

2.8 Aplikasi Spektrofotomeri Massa

Dalam penentuan struktur molekul suatu senyawa minimal diperlukan tiga

atau empat data, data spektra UV-VIS, IR, NMR dan MS. Namun demikian

kadang-kadang untuk senyawa yang kompleks gabungan keempat data

tersebut juga belum cukup untuk menentukan struktur molekul suatu senyawa

(Kristianingrum, 2008).

Teknik yang di gunakan dalam Spektrometri massa adalah dengan analisa

(Kristianingrum, 2008):

1. Aspek Kualitatif

Mengidentifikasi suatu senyawa yang tidak diketahui, dengan

mengkalibrasi terhadap senyawa yang telah diketahui dan Pola fragmen

dipergunakan untuk mengidentifikasi senyawa, juga memungkinkan

terdapat pengenalan gugus fungsi dengan melihat puncak-puncak

fragmentasi spesifik.

2. Aspek Kuantitatif

15
Spektrometri Massa dapat dipergunakan untuk analisis campuran,

baik senyawa organik ataupun anorganik yang bertekanan uap rendah.

Persyaratan dasar analisisnya adalah setiap senyawa harus mempunyai

paling tidak 1 puncak yang spesifik, konstribusi puncak harus aditif dan

sensitif harus reproduksibel serta adanya senyawa referens yang sesuai.

a. Penggunaan kelarutan isotop untuk perhitungan kuantitatif senyawa

dalam MS adalah umum.

b. Penentuan kuantitatif juga dapat dilakukan dengan kalibrasi eksternal

atau dengan standar internal

c. Beberapa kasus tidak memerlukan pemisahan

d. Untuk campuran cairan biologis, bahan alam, makanan dll spektra MS

akan sangat kompleks → gunakan soft ionisasi untuk mengurangi

fragmentasi

e. Umum menggunakan pemisahan terlebih dahulu seperti LC-MS atau

GC-MS

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Judul Jurnal

“ANALISIS GC-MS SENYAWA AKTIF ANTIOKSIDAN FRAKSI

ETIL ASETAT DAUN LIBO (Ficus variegata Blume.)”

3.2 Alat Dan Bahan

Alat Bahan
1. Silica gel GF 60 1. Ekstrak Daun Libo

2. Gas Chromatograpy–Mass 2. Methanol

Spectroscopy (GC-MS) 3. N-Heksana

Shimadzu QP 5000. 4. Etilasetat

3. KLT (Kromatografi Lapis 5. Kloroform

Tipis)

3.3 Cara Kerja

1. Isolasi Senyawa Fraksi Etil Asetat dan Uji Aktivitas Antioksidan


a. Ekstrak daun Libo hasil maserasi menggunakan pelarut

methanol
b. difraksinasi dengan pelarut n-heksana kemudian dilanjutkan

dengan pelarut etilasetat.

c. Fraksi etil asetat disolasi dengan dua tahap yaitu dengan


17
metode Kromatografi Cair Vakum (KCV) dan Kromatografi

Kolom Konvensional (KK).


d. Isolasi fraksi etil asetat pada tahap KCV dilakukan dengan

menggunakan eluen n-heksana : etilasetat yang dilanjutkan

dengan eluen kloroform : methanol

e. Tahapan berikutnya adalah dilakukan isolasi lanjutan

menggunakan metode KK dengan eluen n-heksana:etil asetat.

f. Fasa diam yang digunakan pada KCV dan KK adalah silica

gel GF 60.

g. Isolat yang dihasilkan kemudian diuji aktivitas antioksidannya

menggunakanKLT bioautografi, untuk diketahui isolat fraksi

etilasetat yang memiliki aktivitas antioksidan.

2. Analisis Senyawa Menggunakan GCMS

a. Fraksi aktif antioksidan tanaman libo dianalisis menggunakan


18
Gas Chromatograpy–Mass Spectroscopy (GC-MS) Shimadzu

QP 5000.
b. Sampel sebanyak 1 µL diinjeksikan ke GC-MS yang

dioperasikan menggunakan kolom kaca panjang 25 m,

diameter 0,25 mm dan ketebalan 0,25 µm dengan fasa diam

CP-Sil 5CB dengan temperatur oven diprogram antara 70-270

3.4 Analisis Data

Data yang di peroleh dalam penelitian ini yaitu nilai spektrum. Sesuai

dengan jenis penelitian, maka analisis terhadap data yang diperoleh akan

dilakukan secara deskriptif yang disertai hasil nilai spektrum senyawa yang

didapat dan pembahasaan yang sertai dengan penarikan kesimpulan.

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan

Bagian tanaman yang di gunakan pada penelitian ini adalah bagian daun

libo (Ficus variegata Blume) selanjutnya dilakukan proses maserasi dengan

pelarut metanol yang selanjutnya difraksinasi dengan pelarut n-heksana, yang

diduga daun libo mengandung senyawa antioksidan.

Identifikasi isolat fraksi etil asetat daun libo ternyata memiliki

aktivitas anti oksidan yaitu fraksi FEA 1 senyawa ini diidentifikasi

menggunakan GC-MS yang hasil nya terlihat di gambar 1.

Gambar 1. Kromatogram GC-MS Fraksi Aktif Antioksidan Etil

Asetat Daun Libo

20
Pada gambar diatas merupakan waktu retensi Fraksi Aktif

Antioksidan Etil Asetat daun libo yang didapat yaitu senyawa 1,2-

Benzenedicaeboxylic acid, (2-ethylhexyl) ester, Senyawa isolat fraksi FEAT

1 di identifikasi dengan cara membandingkan pola fragmentasi senyawa

yang di dapat pada hasil analisis dengan pola referensi.

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa berbagai waktu retensi dan

persen area yang di dapat pada percobaan ini di peroleh bahwa komponen

mayor utama dari fraksi tersebut adalah 1,2-Benzenedicaeboxylic acid, (2-

ethylhexyl) ester dengan kandungan sebesar 45,53% dan 12-Oleanen-3-yl

acetate, (3.alpha) dengan kandungan sebesar 4,56% struktur kimia kedua

komponen mayor isolat fraksi etilasetat ini dapat di lihat pada gambar 2.

21
Tabel diatas merupakan dua komponen yang didapat dari hasil analisis

daun libo yang ternyata setelah diteliti memiliki aktivitas antioksidan dan

beberapa aktivitas lainnya. Antioksidan merupakan molekul yang mampu

memperlambat atau mencegah proses oksidasi molekul lain. Hasil yang

didapat pada penelitian ini sesuai dengan beberapa peneliti yang diterangkan

pada Tabel 2.

Gambar 2. Struktur Kimia Komponen Mayor Hasil Identifikasi GC-

MS Isolat Fraksi Etilasetat Daun Libo (a) 1,2-

Benzenedicaeboxylic acid, (2-ethylhexyl) ester dan (b) 12-

Oleanen-3-yl acetate, (3.alpha)

Gambar diatas merupakan struktur kimia komponen mayor isolat

fraksi etil asetat daun libo yang didapat yang termasuk kedalam golongan

22
steroid berbentuk siklik dan asiklik dan biasanya mengandung gugus alkohol,

aldehid, dan asam karboksilat. Steroid memiliki bioaktivitas yang penting,

misalnya dalam pembentukan struktur membran, pembentukan hormon dan

vitamin D, sebagai penolakan maupun penarikan serangga dan sebagai

antimikroba.

23
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Spektrometri massa adalah suatu instrument yang dapat menyeleksi

molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya.


2. Prinsip kerja Spektrometri Massa adalah pembelokan partikel bermuatan

dalam medan magnet.


3. Instrumen Spektrometri Massa terdiri dari Sumber ion, penganalisis

massa, dan detektor.


4. Salah satu manfaat Spektrometri Massa adalah untuk identifikasi dan

analisis struktur senyawa kompleks.


5. Komponen Senyawa Kimia yang dihasilkan dari penelitian tersebut adalah

1,2-Benzenedicaeboxylic acid, (2-ethylhexyl) ester dan 12-Oleanen-3-yl

acetate, (3.alpha)

5.2. Saran

Kami menyarankan kepada pembaca selanjutnya untuk lebih

memahami konsep intinya, agar lebih mudah untuk melanjutkan pada materi

selanjutnya, dan tidak hanya berpatokan pada satu sumber agar lebih

memperluas wawasan dan ilmu.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.


Sumatera Barat: Universitas Andalas Press

David G. Watson. 2010. Analisis Farmasi Buku Ajar untuk Mahasiswa Farmasi dan

Praktisi Kimia Farmasi Edisi 2. Jakarta: Penerbit EGC

Hendayana, S., et al. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang

Press

Ilmu Kimia. 2013. Langkah-langkah Interprestasi Spektrum Massa. Artikel dan

Materi Kimia.

Kristianingrum, Susila. 2008. Handout Spektroskopi Massa. Jakarta: UI Press

Permanasari, Anna. 2003. SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRI,

MS). Bandung: ITB.

Riyanto, Sugeng . 2005. Spektroscopy 1st edition. Yogyakarta: UGM Press.

Williams, D.H. 2002. Spectroscopic methods in organic chemistry. (3 rd ed). United

Kingdom: Mc Graw Hill Book company

25

Anda mungkin juga menyukai