Anda di halaman 1dari 9

• 7.

Sistem Pencatatan • – Check list (daftar cek)


• •Ada beberapa sistem pencatatan yang dapat • Variabel atau masalah yg diteliti dijabarkan scr rinci
digunakan untuk mencatat hasil observasi. Di berupa gejala & unsur2nya dan diklasifikasikan scr
antaranya adalah: teratur mjd suatu daftar, agar semua kemungkinan
• – Anecdotal records (daftar riwayat kelakuan) yg muncul tercakup di dalamnya.
• Merupakan catatan paling sederhana tentang • Misalnya, memberi tanda (check list), pada
riwayat kelakuan (typical behavior) dalam lembaran pernyataan perilaku yang sesuai dg yang
kertas / buku. dimunculkan orang yang diobservasi.
• Misalnya : membuat catatan terperinci mengenai • –Rating scale (skala penilaian)
setiap unsur/gejala yg berhubungan dg • Merupakan penyempurnaan dan pengembangan
variabel/masalah yg diteliti, yg tampak selama dari check list.
observasi berlangsung. • Klasifikasi disusun berderet ke bawah, ke samping
• – Insidental record (catatan berkala) dicantumkan kategori sesuai maksud penelitian.
• Bentuknya tdk berbeda dg anecdotal record, seperti • Kategori yg dimaksud antara lain:
buku catatan biasa tanpa ada petunjuk pencatatan. • •Pencatatan berskala 2, misalnya: baik atau buruk;
• Perbedaannya adalah dlm catatan berkala setuju atau tdk setuju; puas atau tidak puas. Dsb.
ditetapkan tenggang waktu melakukan pencatatan • •Pencatatan berskala 3, misalnya: baik, sedang,
sesuai dg masalah yg diteliti. buruk; setuju, ragu-ragu, tidak setuju; cepat,
sedang, lambat. Dsb.
• –Mechanical devices (alat-alat mekanik).
Merupakan alat bantu penghimpun data berupa
alat-alat elektronik misalnya: camera, tape recorder,
video casset, slide film, dll
• 8. Sampling Dalam Observasi • Observasi dapat dilakukan selama periode 30 menit pertama, setiap 2 jam.
Misal: Jam 09.00 – 09.30; 11.00 – 11.30; 13.00 – 13.30, dst;
• Time Sampling • Event Sampling
• Metode sampling yg lbh efektif & lbh efisien utk kejadian khusus atau yg
• Observer mencari sampel yg representatif dg jarang terjadi.
memilih berbagai macam interval waktu utk • Kejadian khusus itu menentukan kapan observasi dilakukan.
melakukan observasi secara sistematis atau secara • Observer mencatat semua kejadian yg memenuhi definisi yg telah ditetapkan
sebelumnya. Misal:
acak. • Mengobservasi reaksi anak-anak terhadap kejadian khusus di sekolah (misal:
• Interval waktu itu dpt diseleksi secara sistematis. kegiatan bermain saat piknik).
• Observer biasanya tertarik pd kejadian-kejadian khusus di luar prediksi,
Misal: seperti pd bencana alam, kecelakaan, dll.
• mengobservasi hari pertama di setiap minggu, • Atau pd kejadian yg mungkin akan terjadi, seperti pertandingan olah raga, dll.
• Pengamatan dilakukan mulai dari awal hingga akhir pertandingan.
secara acak, atau keduanya sekaligus.
• Hasil observasi dapat dihitung (data kuantitatif).
• Berbagai peralatan elektronik (mechanical devices)
memberikan keuntungan dlm pelaksanaan time • Situation Sampling
• Melibatkan kegiatan mengobservasi perilaku di banyak lokasi, berbagai
sampling. Terutama dlm random sampling. keadaan dan kondisi yg berbeda.
• Kurang efektif utk perilaku yg jarang terjadi. • Tujuannya: mengurangi kemungkinan bahwa hasilnya akan berlaku khusus
utk suatu keadaan atau kondisi tertentu saja.
• Contoh: Mengobservasi perilaku anak-anak di • Binatang tidak menunjukkan perilaku yg sama ketika mereka di kebun
kelas. binatang atau di alam liar.
• Anak-anak, tidak selalu menunjukkan perilaku yg sama ketika bersama ayah
• Observasi dilakukan selama 2 jam per hari. atau ibunya.
• Bila observasi dibatasi pd waktu-waktu tertentu • Dg mengambil sampel situasi-situasi yg berbeda, Observer dapat
meningkatkan keragaman sampel subjeknya, sehingga dapat mencapai
(hanya di pagi hari), maka temuannya tdk dapat generalitas yg lebih besar dibanding hanya jika tipe-tipe individu tertentu saja
digeneralisasikan ke seluruh jam sekolah. yg diobservasi.
• Sampel umur, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, SARA yg berbeda.
• 9. Langkah merumuskan masalah
• Langkah 1: Penandaan/Penetapan Situasi • Dalam pengontrolan, Observer perlu menapaki/menelusuri
hal-hal berikut, untuk menemukan data berupa tanda-tanda
Permasalahan (sinyal) yang menguatkan dugaan sebelumnya:
• Kata kuncinya adalah ‘sepertinya’ atau • Menelusuri pada rekan kerja.
‘kelihatannya’. • Menelusuri pada manajer atau kepala-kepala bidang.
• Pada langkah ini, Observer mendeteksi adanya • Menelusuri pada Tim lainnya.
tanda-tanda atau sinyal perilaku tertentu yang • Menelusuri pada lembaga lainnya.
terkait dengan permasalahan itu. Mungkin tanda- • Menelusuri pada literatur.
tanda dikenali sambil lalu, yang kemudian • Langkah 3: Analisis permasalahan melalui pertanyaan
berangsur-angsur menjadi lebih jelas. Observer • kata kuncinya adalah brainstorming (curah pendapat).
perlu merumuskan tanda-tanda itu. Dalam hal ini, • jika Tim Observer setuju bahwa sinyal atau tanda-tanda
baru berupa hipotesa atau dugaan. permasalahan akan diselidiki lebih lanjut, maka langkah
berikutnya adalah melakukan rencana analisis permasalahan.
• Langkah 2: Pengontrolan/Verifikasi permasalahan • Langkah 4: Pengkonkretan Permasalahan ke dalam
yg ditandai Pernyataan
• Kata kuncinya adalah ‘saya melihat’ atau ‘saya • Kata kuncinya adalah rincian perilaku konkret.
melihat apa yang tidak Anda lihat’. • Langkah selanjutnya adalah pengkonkretan, atau
• Dalam suatu observasi, proses pengamatan yang menguraikan secara terperinci, sinyal atau tanda-tanda yang
terkait dengan permasalahan yang akan diobservasi, yang
terjadi pada setiap orang bisa berbeda, ada telah didiskusikan dalam Tim observasi. Inilah awal
subjektivitas tertentu. Observer yang satu dapat dilakukannya penelitian atau pembuktian atas dugaan
melihat dengan lebih baik dibanding yang lainnya. (hipotesa).

Anda mungkin juga menyukai