Anda di halaman 1dari 109

Materi II

Memilih dan Mengadministrasikan


Teknik Asesmen Non Tes
Yari Dwikurnaningsih
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
HAKIKAT ASESMEN DALAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
• ASESMEN adalah pernyataan berdasarkan
sejumlah fakta untuk menjelaskan
karakteristik seseorang atau sesuatu.
• Asesmen dalam bimbingan dan konseling
adalah proses mengukur, mengumpulkan,
menganalisis dan menginterpretasikan data
dan informasi tentang peserta didik dan
lingkungannya.
• Asesmen dengan non tes merupakan
pengumpulan data yang bersifat menghimpun,
tidak menggunakan instrumen standar namun
instrumen tersebut sudah teruji validitas,
reliabilitas dan analisis butir soalnya.
• Penyusunan instrumen non tes berpegang
pada prinsip-prinsip pengembangan instrumen
secara standar.
• Instrumen dikembangkan berdasarkan kisi-kisi
penyusunan instrumen sehingga dapat
menjamin validitas isi dan konstruknya.
Hasil penghimpunan data melalui asesmen
non tes tidak berbentuk skor atau angka-
angka namun berupa:
• Deskripsi atau gambaran tentang sifat-sifat,
karakteristik, perilaku, peristiwa yang dialami
siswa.
• Angka-angka frekuensi atau presentasi (data
nominal) dan urutan atau rangking (data
ordinal).
Macam Instrumen non tes:
Observasi Wawancara Angket

Studi Catatan
inventori Dokumenter Anekdot

Konferensi Analisis hasil


Studi Kasus pekerjaan
Kasus

Otobiografi
A. OBSERVASI
• Observasi adalah pengamatan yang dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung
terhadap obyek yang sedang diteliti
• Observasi dilakukan untuk memperoleh fakta-
fakta tentang perilaku karya siswa yang
nampak dalam menghadapi suatu situasi atau
masalah.
 

Observasi Sehari-hari
 

Observasi Sistematis
 
   
Macam-Macam Observasi Observasi Partisipasif
 
 
Observasi Non-Partisipatif
 

  Observasi Kuasi Partisipan


Observasi observasi yang tidak dipersiapkan atau dirancang secara
sehari-hari khusus

observasi yang dilakukan secara sistematik, terencana


Observasi
dan dipersiapkan, baik sasaran, cara, maupun
sistematik
pedomannya

observasi yang dilakukan dimana si pengamat berada


Observasi
partisipatif
dalam situasi atau turut serta melakukan kegiatan
dengan yang diobservasi

Observasi non observasi yang dilakukan dimana si pengamat tidak


partisipatif turut serta melakukan kegiatan yang diobservasi

bila observer terlibat pada sebagian kegiatan yang


Observasi kuasi sedang dilakukan oleh observee, sementara pada
partisipatif sebagian kegiatan lain observer tidak melibatkan diri.
Klasifikasi observasi menurut tingkat kerumitan dan
pelatihan yang dibutuhkan (Gibson, 2008)

Tingkat 1
Observasi Kausal

Tingkat 2
Observasi dengan Tujuan
Khusus

Tingkat 3
Observasi Klinis
4. Pencatatan Hasil Observasi

Mencatat
Mencatat
hasil
segera
observasi
setelah Penggunaa
pada saat
observasi n keyword
observasi
berlangsun
berlangsun
g
g
 

Catatan Anekdot
 

Catatan Berkala
   
Alat Bantu
Observasi  
Skala Penilaian
 
(Rating Scale)

Daftar Cek
1. Daftar riwayat kelakuan atau catatan anekdotal

• Catatan anekdotal adalah catatan tentang


perilaku individu yang dipandang istimewa
atau luar biasa.
• Schetzer & Stone (1981) menyatakan bahwa
catatan anekdotal adalah laporan pengamatan
perilaku yang objektif berdasarkan fakta,
ringkas dan hanya mendeskripsikan satu
kejadian tunggal dalam satuan waktu saja.
• Pencatatan ini dapat dilakukan oleh konselor,
guru mata pelajaran, wali studi dan staf
sekolah lainnya.
Syarat anekdotal yang efektif:

• Mencantumkan tanggal, jam dan situasi pada saat


perilaku muncul.
• Melukiskan peristiwa secara objektif dan faktual,
laporan sesuai dengan yang sebenarnya.
• Mencantumkan sikap tubuh, gerak tangan, nada suara,
ekspresi wajah, rona wajah yang menandai emosi siswa
yang bersangkutan.
• Singkat dan melukiskan peristiwa dalam satu waktu.
• Dibuat secara berkesinambungan dan kumulatif.
• Selektif, hanya peristiwa-peristiwa yang bermakna dan
istimewa.
• Laporan faktual harus dipisahkan dari
interpretasi/rekomendasi pengamat.
Jenis Catatan
Anekdot

Anekdot tipe Anekdot tipe Anekkdot


deskriptif interpretif tipe evaluatif
MANFAAT CATATAN ANEKDOTAL
• Memberi pemahaman kepada guru dan konselor tentang
pola dasar kepribadian siswa dan pola perubahannya.
• Mendorong guru menggunakan catatan kumulatif dalam
proses pembelajaran.
• Sebagai bahan informasi bagi konselor dalam
mengadakan pembicaraan dengan siswa, baik untuk
mengumpulkan data maupun proses konseling.
• Berguna bagi siswa dan sekolah barunya jika ia pindah
sekolah.
• Melengkapi data siswa yang sudah diperoleh dengan
teknik lain.
Kekuatan Catatan Anekdot
• guru BK dapat memperoleh pemahaman yang
lebih utuh tentang perilaku, kepribadian siswa,
kebutuhan dan masalahnya
• meningkatkan minat guru atau wali kelas
untuk lebih tanggap mengamati dan
memahami siswa secara lebih detil
• melengkapi data siswa yang sudah terkumpul
melalui teknik asesmen yang lain.
Kelemahan Catatan Anekdot
• Mengandalkan data berdasarkan perspektif
pelapor yang mengamati suatu kejadian dan
kemungkinan faktor subyektifitasnya besar.
• Hanya sebagian kecil dari keseluruhan perilaku
dapat terekam melalui catatan ini
• Interpretasi berlebih atau menyimpang oleh
pengamat yang tidak berpengalaman dapat
membatasi manfaat laporan kejadian
Contoh Anekdot
CATATAN ANEKDOTAL
Catatan dibuat oleh
Nama : Aminah Bidang tugas: Guru Mapel Biologi

Nama siswa : EN
Kelas :XA
Hari/tanggal : Senin, 15 Desember 2010
Jam : 10.15
Saat pelajaran berlangsung EN (inisial nama siswa) keluar dari kelas dengan alasan mau ke
kamar kecil. Kira-kira 15 menit kemudian EN masuk kelas dan ketika ditanya guru dia
menjawab sedang sakit perut, namun teman-temannya mencium bau rokok. Setelah ditanya
lebih lanjut oleh guru, EN mengaku baru saja merokok di kamar kecil. Merokok bukan
kebiasaan EN.

Komentar Observer:
Salatiga, 15 Desember 2010
Aminah, S.Pd.
CATATAN ANEKDOTAL INSIDENTAL
CATATAN PERILAKU SISWA WAKTU PEMBELAJARAN BERLANGSUNG
Mata Pelajaran :
Guru :

Tanggal Peristiwa Komentar Paraf


Observer
CATATAN ANEKDOTAL PERIODIK
Masalah yang diobservasi: kejadian-kejadian pada waktu belajar kelompok

Hari ke Peristiwa Komentar Observer Paraf


2. Catatan Berkala

• Catatan berkala adalah catatan yang dibuat pada


waktu tertentu tentang perilaku seseorang,
kemudian dijadikan bahan rujukan dalam
melukiskan kesan-kesan umumnya
• Format catatan berkala hampir sama dengan daftar
riwayat kelakuan, perbedaannya pada daftar riwayat
kelakuan mengarah pada pendalaman terhadap
perkembangan perilaku tertentu sesuai urutan
kejadiannya, sedang catatan berkala mengarah pada
pencatatan gejala yang hampir sama dan mengarah
pada kecenderungan perilaku siswa.
DAFTAR RIWAYAT KELAKUAN
Catatan dibuat oleh :
Nama : Mintarsih Bidang tugas: Guru BK

Nama siswa : MS
Kelas : IX A
Hari/tanggal : 18 Januari 2011
Jam : 09.00
Ketika pelajaran pertama, MS datang terlambat dan beberapa kali minta ijin
keluar pada saat pelajaran berlangsung.
Salatiga, 18 Januari 2011
Mintarsih, S.Pd.
3. Skala Penilaian (rating scale)

• Gibson (2008:292) mengemukakan bahwa Skala


Penilaian, adalah skala untuk merating setiap
karakteristik atau aktivitas yang berusaha diamati
atau dinilai.
• Skala Penilaian adalah instrumen yang didesain
untuk membantu konselor atau guru-guru untuk
memberikan penilaian yang sistematis dan objektif
terhadap siswa melalui observasi.
•  Skala penilaian berguna sebagai cara
memfokuskan karakteristik tertentu, meningkatkan
objektivitas penilai, dan menyediakan
keterbandingan observasi antar-pengamat
Langkah Penyusunan Skala Peratingan
(Gibson, 2008:393)

1 Identifikasi Tujuan

2 Identifikasi Item

3 Identifikasi Deskriptor

4 Identifikasi Evaluator

5 Identifikasi Format
Bentuk-bentuk skala penilaian

•Skala numerik
•Skala deskriptif
•Skala grafis
Kegunaan skala penilaian

• Mengungkap ciri-ciri spesifik individu yang tidak


diungkap oleh catatan akademik
• Mengindikasi pola pertumbuhan dan perkembangan.
• Memberi tanda-tanda untuk melakukan konseling.
• Menyiapkan laporan kepada orang tua.
• Sebagai tambahan dalam menyiapkan rekomendasi
misalnya untuk mengikuti lomba-lomba, seleksi masuk
sekolah.
• Membantu siswa melihat pola orang lain memandang
dirinya.
• Memotivasi siswa untuk meningkatkan aspek-aspek
positif pada dirinya dan mengatasi kekurangan yang
dimilikinya.
4. Daftar Cek (check list)

Daftar cek adalah suatu daftar


yang mengandung atau
mencakup faktor-faktor yang ingin
diselidiki atau dicermati

Kelemahan
tidak tersedianya deskripsi
yang terperinci.

mudah diisi, observer tinggal


memberi daftar cek (v) pada Keuntungan
aspek yang diobservasi
daftar cek daftar cek
perorangan kelompok
Macam-
macam Daftar
Cek
daftar cek dalam daftar cek masalah
skala penilaian
Daftar cek perorangan yaitu untuk mencatat
hasil pengamatan terhadap seorang individu.
Contoh:
Nama siswa : .......................; kelas: ..........
Nama observer : .......................
Ada tidaknya siswa yang melanggar peraturan
Aspek yang diobservasi
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

1. Datang terlambat

1. Membolos
1. Tidak berseragam
lengkap

1. Tidak merokok

1. Berkelahi
1. Tidak bersepatu

Komentar observer:
Daftar cek kelompok adalah alat bantu observasi untuk
mencatat kegiatan individu dalam kelompok.
Contoh : Aspek yang diobservasi: sikap siswa pada saat mengikuti bimbingan kelompok
Waktu observasi: 22 Maret 2011; jam: 11.20; tempat: ruang kelas VIII C
Observer : Guru BK

Aspek yang Nama peserta bimbingan kelompok


diobservasi Vania Andika Reza Mona Eric Adhi

1. Mengemukak
an pendapat

1. Bertanya

1. Menyanggah

1. Menjelaskan

1. Meminta
penjelasan

1. Pasif

Komentar observer:
Daftar cek dalam skala penilaian.

• Daftar cek dapat digunakan untuk skala


penilaian diri sendiri atau orang lain, misalnya
skala motivasi berprestasi, skala kecemasan,
skala kepercayaan diri
Daftar cek masalah adalah daftar yang berisi sejumlah
kemungkinan masalah yang pernah atau sedang
dihadapi oleh individu atau sekelompok individu
Fungsi DCM:
• membantu individu menyatakan masalah yang pernah
dan atau sedang dihadapi;
• mensistematisasi masalah yang dihadapi individu atau
kelompok;
• memudahkan analisis dan pengambilan keputusan dalam
penyusunan program bimbingan karena jelas mana
masalah yang menonjol dan perlu mendapat prioritas;
• memberi kemudahan bagi konselor dalam menetapkan
individu-individu yang perlu mendapat perhatian khusus
Analisis Daftar Cek Masalah (DCM)

Analisis DCM

Analisis Analisis
individu Kelompok
Langkah- langkah dalam menganalisis secara
individual ( per siswa)
a) Menjumlahkan butir (item) yang menjadi masalah individu
pada tiap-tiap topik masalah.
b) Mencari prosentase per topik masalah, dengan cara mencari
rasio antara jumlah butir yang menjadi jumlah masalah
dengan jumlah butir topik masalah. Rumusnya :
(m) x 100%
n
Dengan ketentuan:
nm = jumlah butir yang menjadi salah satu topik masalah
n = jumlah butir pada topik masalah itu.
c) Mencari jenjang (ranking) masalah, dengan cara mengurutkan
% topik masalah dari yang terbesar sampai yang terkecil.
d) Mengkonversikan % masalah ke dalam stan
ten scale dan predikat nilai A, B, C, D,E. konversi
tersebut adalah sbb:

0% = 10 = A (baik sekali)

1% - 10% =8 = B (baik)

11% - 25% =6 = C (sedang)

26% - 50% =4 = D (kurang)

51% - 100% =2 = E (kurang sekali)


Langkah – langkah menganalisis DCM secara
kelompok meliputi analisis per butir dan analisis
per topik masalah:
a. Analisis per butir masalah:
• Menjumlahkan banyaknya siswa yang mempunyai butir masalah
yang sama untuk tiap butir.
• Mencari persentase masalah dengan cara mencari rasio antara
banyaknya siswa yang bermasalah untuk butir tertentu dengan
jumlah siswa. Rumusnya :
(Mm) X 100%
M
Dengan keterangan:
Mm = banyaknya siswa yang bermasalah untuk butir tertentu.
M = banyaknya siswa yang mengerjakan DCM
b. Analisis per kelompok masalah:
• Harus diketahui jumlah siswa yang mengerjakan DCM
• Harus diketahui jumlah butir yang menjadi masalah siswa
(banyaknya butir yang dicek)
• Menghitung persentase permasalahan topik.
• Persentase yang dimaksud adalah antara ratio jumlah kali
jumlah peserta. Rumusnya :
Nm X 100%
NxM
Dengan ketentuan:
Nm = jumlah butir masalah (banyaknya butir yang dicek)
N = jumlah butir dalam topik
M = jumlah siswa
c. Analisis pertanyaan terbuka
• Pertanyaan terbuka yang ada di DCM dapat diolah seperti
mengolah angket atau kuesioner.
• Jawaban yang muncul dapat dimasukkan ke dalam kelompok
masalah
• Jika jawaban senada dengan item yang sudah ada, dianggap
sebagai item yang dicek siswa.
• Jika jawaban siswa tidak sama dengan item yang sudah ada tetapi
masuk ke dalam aspek yang diungkap (Kesehatan dst), maka
dicatat sendiri sebagai item nomor berikut pada aspek tersebut.
• Jika pernyataan tidak masuk ke dalam semua item, dicatat
tersendiri dan dicari frekuensinya, apakah dialami siswa lain atau
tidak. Kalau tidak, maka termasuk masalah individual.
• Apabila beberapa siswa mengalami masalah tersebut maka
termasuk masalah kelompok.
d. Masalah individual

• Dalam DCM terkadang ada suatu


permasalahan yang hanya dimiliki oleh satu
individu saja.
• Hal itu dicatatkan pada masalah individual dan
siswa tersebut kemungkinan perlu
mendapatkan layanan secara khusus seperti
konseling individual
Penyajian Hasil Analisis Data DCM

• Hasil analisis DCM dapat dimasukkan ke dalam


cumulative record (data pribadi siswa)
• Penyajian data DCM ini dapat diperoleh secara
individual maupun kelompok.
• Biasanya data DCM dapat disajikan dalam
bentuk tabel atau matriks data per aspek
maupun dalam bentuk diagram.
6. Pemilihan Instrumen Observasi
Perimbangan konselor tentang teknik dan instrumen mana yg
paling tepat?
a) Apakah sejumlah arahan untuk merekam observasi bagi
analisis individu sungguh diinginkan?
b) Apakah laporan deskriptif atau objektif yang lebih tepat
dibutuhkan?
c) Perlukah lebih dari satu pengamat untuk melaporkan
observasi tentang konseli (atau konseli potensial)?
d) Apakah asesmen atau evaluasi yang diinginkan dari
sebuah observasi?
e) Apakah perbandingan dengan konseli berbeda atau antar-
konseli dan populasi lain perlu dilakukan?
a) Apakah opini atau kesan –tidak mesti fakta atau
informasi berbasis fakta- yang lebih diinginkan?
b) Apakah instrument sanggup menghindari
observasi dan metode perekaman yang terlalu
kompleks?
c) Apakah instrument membuat Anda relatif mudah
menyelesaikan sutau laporan dalam jangka
pendek, bahkan dengan mengorbankan sejumlah
akurasi atau kedalaman?
d) Apakah instrument yang digunakan oleh konsleor
atau professional lain berpengalaman atau
terlatih dalam penggunaannya?
7. Melakukan Observasi

observasi sehari-hari (daily


Observasi terencana
observation)
Persiapan sebelum Observasi

• Merumuskan tujuan observasi baik tujuan umum maupun tujuan


khusus.
• Menetapkan sasaran observasi.
• Menentukan deskripsi perilaku esensial yang diprioritaskan sebagai
fokus pengamatan.
• Merumuskan karakteristik atau ciri-ciri yang ada pada obyek yang
akan diamati.
• Menentukan penyebaran situasi terkait dengan lama observasi,
waktu yang tersedia serta periode waktu yang diperlukan.
• Memperhitungkan konteks situasi dan kondisi observasi dengan
kondisi keseluruhan.
• Menentukan siapa yang akan melaksanakan observasi.
• Menentukan siapa yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan
observasi.
Hal-hal yang berkaitan dengan teknik pelaksanaan

1. Melakukan pengamatan dengan sikap objektif


2. Mencatat/merekam data seketika atau segera setelah
observasi berlangsung dengan bantuan alat pencatat
data
3. Menggunakan metode pelengkap agar dapat
memperoleh data lengkap dan akurat.
4. Mengklasifikasikan gejala untuk memudahkan analisis
5. Melibatkan beberapa orang observer untuk menjaga
objektifitas hasil pengamatan dengan
membandingkan data yang diperoleh antara observer
satu dengan yang lainnya untuk dibuat kesimpulan
Garis pedoman menganalisis konseli melalui
observasi (Gibson, 2008)
a. Observasilah satu konseli di satu waktu
b. Milikilah kriteria spesifik untuk membuat observasi
c. Observasi mestinya dilakukan dalam batas waktu
tertentu
d. Observee sebaiknya diamati dalam situasi alamiah
dan yang berbeda
e. Amatilah konseli dalam konteks situasi total
f. Data dari observasi mestinya diintegrasikan dengan
data lain
g. Observasi mestinya dibuat dalam kondisi yang
mendukung
Langkah-langkah menganalisis hasil observasi:
• Mengumpulkan hasil pencatatan atau
perekaman
• Melakukan skoring dan membuat deskripsi
hasil observasi
• Hasil pencatatan atau perekaman diidentifikasi
dan dikelompokkan sesuai dengan pokok-
pokok tingkah laku.
• Menarik kesimpulan
B. WAWANCARA
1. Pengertian
• Wawancara (interview) merupakan teknik
pengumpulan data dengan menggunakan
komunikasi langsung atau tanya jawab secara lisan
yang dilakukan secara sistematik guna mencapai
suatu tujuan
• wawancara dilakukan oleh dua orang atau lebih, satu
pihak sebagai pewawancara (intervieweer) untuk
mencari data, pihak yang lain sebagai sumber data
(interviewee)
2. Manfaat Wawancara
• Untuk meneliti reaksi-reaksi seseorang dalam bentuk
jawaban lisan ketika tanya jawab sedang berlangsung.
• untuk mengetahui tanggapan, keyakinan, perasaan,
motivasi dan proyeksi seseorang tentang masa
depannya.
• Untuk menggali masa lalu seseorang serta rahasia-
rahasia kehidupannya.
• Pelengkap bagi metode pengumpulan data lain
• Untuk menguji kebenaran dan kemantapan data yang
telah diperoleh dari metode lain
3. Macam-macam
wawancara
Wawancara pengumpulan data Wawancara konseling

Wawancara disiplin Wawancara penempatan


4. Penggunaan wawancara dan segi-segi yang
diungkap melalui wawancara
Beberapa penggunaan wawancara Schetzer & Stone
(1981) :
 untuk mengumpulkan atau melengkapi informasi dan
data yang sulit diperoleh melalui metode yang lain
 mengecek kebenaran data dan fakta yang telah
diketahui melalui metode lain
 mengamati sikap, perilaku, penampilan fisik dan
isyarat non verbal yang diperoleh saat wawancara
yang tidak diperoleh melalui metode lain.
Segi-segi yang diungkap melalui wawancara

 kehidupan pribadi siswa


 pengalaman masa lalu
 perencanaan masa depan
 kebiasaan hidup
 kehidupan dalam keluarga
 hubungan dengan teman
 kegiatan sosial
 bakat dan keistimewaan
 masalah dan penyimpangan
 karakteristik khusus.
5. Kelebihan dan Kekurangan Wawancara
Kelebihan Wawancara Gall (2003)
Tidak dibatasi oleh
Merupakan metode yang
tingkatan umur dan
terbaik untuk menilai
tingkatan pendidikan
keadaan pribadi
responden

sebagai metode
pelengkap, bahkan fleksibilitas atau
dalam beberapa kasus keluwesan
dijadikan metode utama
Kekurangan Wawancara

Tergantung pada kesediaan,


membutuhkan waktu, tenaga
kemampuan dan waktu
dan biaya yang cukup banyak
interviewee agar dapat
dibandingkan dengan metode
diperoleh data yang lebih
yang lain
lengkap dan teliti

Isi wawancara sangat mudah


dipengaruhi oleh keadaan- Membutuhkan interviewer
keadaan sekitar yang yang memahami bahasa
memberikan tekanan-tekanan interviewee.
yang mengganggu
6. Pedoman Wawancara
• Pelaksanaan wawancara perlu dipersiapkan pedoman wawancara
agar data yang diperoleh lengkap dan tersusun secara sistematik
• Pedoman wawancara sebaiknya hanya mengungkap satu segi atau
beberapa segi yang sejenis.
• Pertanyaan dalam pedoman wawancara hendaknya dirumuskan
secara ringkas, sederhana dan jelas,
• meminta deskripsi singkat dan bukan pertanyaan yang bersifat
tertutup
• Dalam panduan wawancara perlu dicantumkan tujuan wawancara,
subyek yang akan diwawancarai, tempat dan waktu wawancara
serta tersedianya kolom yang cukup untuk mengisikan jawaban
atau informasi dari responden.
• Pedoman wawancara berisi catatan berupa garis besar tentang
sesuatu yang akan ditanyakan
Fungsi Panduan Wawancara

sebagai panduan tentang pokok-pokok persoalan


(tema-tema) yang akan ditanyakan jika wawancara
sebagai metode primer

menghindari intervieweer lupa terhadap persoalan-


persoalan yang relevan dengan tujuan wawancara

meningkatkan wawancara sebagai suatu metode


yang hasilnya memenuhi komparabilitas
7. Pencatatan Hasil Wawancara
Pencatatan Hasil Wawancara

Setelah Wawancara
Pencatatan Langsung On the spoot
Selesai
8. Syarat-syarat interviewer yang baik
1. Mempunyai minat yang sungguh-sungguh terhadap orang
lain
2. Mempunyai pengertian, bersimpati dan berempeti dengan
interviewee
3. Mempunyai pengalaman hidup dan daya observasi yang taja
4. Mudah menyesuaikan diri dengan situasi sosial.
5. Memahami dan mampu menggunakan pedoman wawancara
dengan baik.
6. Memahami tujuan akhir yang hendak dicapai melalui
wawancara.
7. Mampu memanfaatkan alat-alat bantu pencatatan hasil
wawancara maupun alat bantu rekam elektronik
9. Pentingnya hubungan baik antara
interviewer dengan interviewee
Cara
menciptakan
suasana yg
baik (Hadi, 2004)

Melalui
cara
identifikasi

Melalui Melalui
tokoh- cara
pengantar partisipasi

Melalui
cara
persuasi
10. Melaksanakan Wawancara

PELAKSANA
PERSIAPAN
AN

merumuskan tujuan ●
Pembukaan/pendahuluan. Bagian ini

menentukan aspek yang akan
dimaksudkan untuk membina
diwawancara
hubungan baik antara interviewer

menyusun pedoman wawancara
dengan interviewee

menentukan sasaran ●
Bagian inti interviewer mengajukan

menyusun cara melaksanakan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
wawancara; (f) menentukan waktu
dengan data yang akan dikumpulkan.
pelaksanaan ●
Bagian penutup. Wawancara ditutup

Menentukann siapa yg diwawancarai
dengan membuat kesimpulan

Menentukan siapa yg dilibatkan
11. Analisis Hasil Wawancara
1. Hasil pencatatan atau perekaman proses wawancara,
diketik dalam bentuk verbatim (dialog tanya jawab
antara interviewer- interviewee sebagaimana adanya).
2. Mengidentifikasi dan mengelompokkan jawaban
interviewee sesuai dengan pokok pikiran pada
pedoman wawancara dan pencapaian tujuan yang
ditetapkan.
3. Menganalisis dan mensintesis hasil jawaban
interviewee sesuai dengan tujuan wawancara.
4. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil sintesis dari
berbagai jawaban interviewee
12. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
wawancara
• Melakukan persiapan-persiapan
• Mengadakan pembicaraan-pembicaraan pemanasan yang hangat pada permulaan
wawancara.
• Menjelaskan tentang maksud, tujuan dan pentingnya wawancara kepada responden.
• Menunjukkan sikap wajar kepada responden, akrab, ramah sehingga responden tidak
merasa diinterogasi.
• Mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang jelas dan mudah ditangkap,
menciptakan suasana yang santai.
• Menciptakan suasana bebas sehingga interviewee tidak merasa tertekan
• Interviewer tidak boleh menunjukkan sikap tergesa-gesa, terkejut, heran, kurang
menghargai jawaban atau sikap kurang percaya.
• Memberikan dorongan kepada interviewee agar dapat menimbulkan perasaan
bahwa ia adalah orang penting yang dapat memberikan informasi yang diperlukan.
• Dalam proses wawancara perhatikan juga bahasa non verbal dari interviewee.
• Membatasi waktu wawancara sehingga pembicaraan tidak ngelantur kepada hal-hal
yang tidak perlu.
C. ANGKET
1. Pengertian
• Angket adalah suatu daftar berisi pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab oleh seseorang atau
pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kondisi seseorang yang diselidiki atau responden.
• Angket dapat pula diartikan sejumlah pertanyaan
atau pernyataan tertulis tentang data atau opini
yang berkaitan dengan diri seseorang yang diselidiki
yang merupakan fakta sesungguhnya dan diketahui
serta perlu dijawab oleh responden.
2. Kegunaan Angket
• menyediakan cara termudah menggunakan sejumlah besar
informasi yang berguna untuk memahami konseli
• merupakan teknik yang melibatkan partispasi aktif konseli
sehingga memampukan konseli memahami dirinya, minimal
untuk kondisi tertentu
• bisa dirancang untuk mengumpulkan jenis khusus informasi
yang terkait kebutuhan khusus konseli;
• bisa digunakan untuk mencari informasi yang memvalidasi
data lain yang sudah tersedia
• dapat membantu mengidentifikasikan masalah yang
dihadapi individu atau kelompok sebagai basis menetapkan
tujuan program data evaluasi sebagai basis penyempurnaan
program.
3. Data yang dapat diungkap melalui angket

• identitas siswa • penggunaan waktu senggang


• keadaan keluarga • cita-cita lanjutan studi
• lingkungan sekitar keluarga • cita-cita pekerjaan
• riwayat pendidikan • pergaulan dengan teman
• keadaan dan perkembangan
• kegiatan keorganisasian
kesehatan
• bakat-bakat khusus • pendapat siswa tentang
• pembagian waktu sehari-hari guru, sekolah, fasilitas
• kebiasaan bekerja • prestasi dan keunggulan-
• kebiasaan belajar keunggulan
• kebiasaan membaca • hambatan-hambatan dalam
• hobi belajar, dan sebagainya.
Bagian Pendahuluan

Bagian-
Bagian Identitas
bagian
responden
Angket

Bagian
Pertanyaan/pernyataan
Langsung
 
  Siapa yang      
  mengisi  
    Tidak
    Langsung
 
Jenis-      
Terbuka
jenis    
Angket    
     
     
Tertutup
   
  Bentuk    
Pertanyaan  
   
Terbuka
   
   
 
  Tertutup
6. Kelebihan dan Kelemahan Angket

kelemahan Keuntunga
angket n angket
●jika ada pertanyaan yang kurang jelas maka ●dapat memperoleh data dengan
responden mengalami kesulitan dalam menjawab
●responden tidak dapat memberikan penjelasan
cara yang efesien dari segi waktu,
lebih lanjut usaha dan biaya
●tidak dapat dijamin bahwa jawaban atau isian
●responden lebih leluasa dalam
dalam angket adalah jawaban yang benar dan jujur
●pertanyaan dalam angket sifatnya terbatas, ada hal- menjawab tanpa dipengaruhi oleh
hal yang bersifat pribadi yang tidak dapat diungkap; orang lain
●khusus untuk angket terbuka adalah kesukaran
●bagi pelaksana lapangan atau
dalam mengorganisasi dan menginterpretasi data
karena kemungkinan diperoleh data yang saling pengumpul data tidak diperlukan
bertentangan
●sulit memperoleh jaminan bahwa semua angket keahlian khusus mengenai bidang
yang dibagikan akan kembali yang diselidiki
D. SOSIOMETRI
1. Pengertian
• Sosiometri adalah teknik untuk mengetahui
hubungan sosial siswa
• Sosiometri dikemukakan oleh Moreno yang
bertujuan untuk meneliti saling hubungan antara
anggota kelompok di dalam suatu kelompok atau
untuk mengetahui dinamika kelompok.
• Penggunaan sosiometri bertujuan untuk melihat
hubungan sosial/hubungan berteman seseorang
dan mengetahui frekuensi pemilihan yaitu
banyaknya yang memilih dan intensitasnya
2. Kelebihan dan Kelemahan Sosiometri

Kelebihan:

● dapat mengetahui hubungan sosial dan dinamika dalam kelompok

Kelemahan:

● dapat mengakibatkan siswa menjadi rendah diri


● metode ini hanya dapat digunakan dalam kelompok sekitar 10-50 siswa
● bila sosiometri digunakan pada kesempatan lain, kemungkinan besar pilihan jawaban siswa akan
berubah.
3. Angket Sosiometri
• Angket sosiometri adalah daftar pertanyaan yang
dipergunakan untuk mendapatkan materi
sosiometri
• Alat untuk mendapatkan materi sosiometri
dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang
berisi mengenai siapa yang disenangi (dipilih) dan
siapa yang tidak disenangi (ditolak) dari anggota
kelompoknya.
• Angket sosiometri disusun dengan mencantumkan
jumlah pilihan dan maksud pembentukan
kelompok kecil untuk kegiatan yang diinginkan
Contoh:

1. Siapakah dua orang teman-teman sekelasmu


yang kamu inginkan sebagai teman dalam belajar
kelompok? Jelaskan alasanmu.
............................ alasan ..................
............................ alasan ..................
2. Siapakah 3 orang teman-teman sekelasmu yang
kamu inginkan sebagai teman dalam belajar
kelompok? Berilah alasan.
............................ alasan ..................
............................ alasan ..................
............................ alasan ..................
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan sosiometri

Lamanya waktu
Tingkat usia
kelompok sudah
kelompok.
berjalan bersama

Ukuran kelompok

Aktivitas Kelompok yang dipilih


menyediakan dipelajari mestinya
kesempatan alamiah tepat sebagai inforamsi
untuk memastikan yang dibutuhkan oleh
respon konselor
5. Prosedur Pelaksanaan Pengisian Sosiometri
1. Menentukan kelompok yang akan dipahami dengan metode sosiometri.
2. Menyusun angket sosiometri atau tes sosiometri untuk diisi oleh anggota
kelompok.
3. Siswa yang tergabung dalam suatu kelompok atau kelas, diberi penjelasan
bahwa akan dibentuk kelompok,
4. Setiap siswa diminta untuk menuliskan pada blanko yang disediakan nama
beberapa teman di dalam kelompok, dengan siapa dia ingin atau lebih
suka melakukan kegiatan tersebut, dengan siapa dia tidak ingin atau tidak
suka melakukan kegiatan tersebut.
5. Apabila guru tidak menyiapkan blangko, dapat pula diedarkan sepotong
kertas kemudian masing-masing siswa diminta menuliskan nama seorang
atau dua orang temannya yang paling disukai. Pertanyaan tergantung dari
tujuan dilaksanakan sosiometri.
6. Dikumpulkan dan ditabulasi secara matriks sosiometri dan sosiogram agar
mudah digunakan. Apabila sudah diolah maka akan mudah untuk
dipahami siapa yang popular dan siapa yang paling terisolir.
7. Berdasar matrik sosiometri, maka data sosiometri dianalisis
6. Arah Hubungan dalam Sosiogram

Pola interaksi Keterangan

A B Arah panah menunjukkan pemilihan A kepada B sebagai


pilihan pertama.

A B Arah panah mmenunjukkan A memilih B sebagai pilihan


kedua.

A B Saling memilih pilihan 1 antara A dengan B.

A B A memilih B sebagai pilihan pertama, tetapi B memilih A


sebagai pilihan kedua.

A B A dan B saling memilih sebagai pilihan kedua.


7. Indeks Data Sosiometri
• Selain dapat dianalisis menggunakan matriks
maupun sosiogram, sosiometri juga dapat dianalisis
secara indeks (analysis index).
• Dalam penghitungan ini bertujuan untuk mencari
berapa indeks setiap siswa dalam kelompok yang
dikenai sosiometri.
• Ada 3 posisi individu dalam kelompok yaitu:
Status pemilihan (choice status: cs)
Status penolakan (rejection status: rs)
Status pemilihan penolakan (choice and rejection
status: crs)
Cara penghitungan indeks dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
1). Status pemilihan (cs)
Cs A = jumlah orang yang memilih A…
N-1
atau
Cs A = jumlah pemilih…
N-1
• Keterangan :
A = kode orang yang diselidiki dalam kelompok
N = jumlah orang dalam kelompok
• Indeks pemilihan ini bergerak dari 0 sampai 1.
• Apabila nilai indeks mendekati angka 1 maka tingkat popularitasnya
tinggi.
• Apabila nilai indeks 0 maka siswa tersebut termasuk terisolir (tidak ada
yang memilih)
2. Status penolakan (rs)

rs B = jumlah orang yang menolak B


N-1
 
• Keterangan :
B = kode orang yang diselidiki dalam kelompok
N = Jumlah orang dalam kelompok
(sumber : Walgito 1975, 1985)
Atau
rs B = jumlah penolak X -1
N-1
• Indeks penolakan bergerak dari 0 sampai -1.
• Apabila siswa indeks rs = -1 maka semua siswa di dalam kelompok
tersebut menolak siswa itu.
• Kalau indeks rs = 0, maka tidak ada yang menolak.
3. Indeks pemilihan penolakan (crs)
crs C = jumlah pemilih C – jumlah penolak C
N-1
• Keterangan :
C = kode orang yang diselidiki dalam kelompok
N = jumlah orang dalam kelompok
(sumber : Walgito 1975, Sukardi 1983, 1985; Hendrarno,
Sugiyo, Supriyo 1987, Djumur dan Surya 1975)
• Indeks tersebut bergerak dari -1 sampai 1.
• Apabila indeks crs = -1 maka siswa tersebut paling ditolak
• sedangkan crs = 1 maka paling popular atau banyak
dipilih.
8. Menggambarkan Hasil Angket Sosiometri

• Setelah sosiometri dibagikan kepada siswa


dan diisi oleh siswa, perlu dilakukan
pengolahan data
• data tersebut disajikan dalam tabel yaitu
matrik sosiometri.
• Bentuk matrik ini dapat dibuat dalam
sosiogram untuk menunjukkan hubungan
antar siswa
Berdasarkan sosiogram tersebut dapat
diketahui:
status pemilihan dan status
intensitas pilihan
penolakan

besarnya jumlah pemilih untuk


ada dan tidaknya pusat pilihan;
setiap subyek

arah pilihan dari dan terhadap


individu tertentu ada tidaknya isolasi

kualitas arah pilihan kecenderungan terbentuknya


anak kelompok.
E. Teknik ‘Tebak-Siapa’ (‘Guess who?’
Technique)
• Gibson (2008) menjelaskan bahwa teknik ini paling
efektif digunakan untuk kelompok yang relatif mapan
yang dalamnya anggota berkesempatan untuk bisa
saling mengenal dengan baik
• Kuesioner ‘tebak-siapa’ dapat digunakan oleh guru BK
untuk mengetahui dinamika kelompok dalam suatu
kelas dengan cara yang lebih menyegarkan.
• Melalui teknik ini dapat diketahui siapa yang popular
diantara anggota kelompok dan siapa yang paling tidak
populer, mengapa anggota kelompok tertentu
mendapat banyak perhatian dari temannya, mengapa ia
disukai.
F. PELAPORAN DIRI
1. Otobiografi

Otobiografi adalah
kisah tentang hidup
Pengertian seseorang yang ditulis
oleh dirinya sendiri
(Gibson, 2008)
Bentuk-bentuk Otobiografi

Otobiografi
Otobiografi
tidak
berstruktur berstruktur
Manfaat Otobiografi:
1. memperoleh data, informasi, fakta tentang siswa
mengenai segi-segi yang tersembunyi dari
kepribadiannya yang barangkali tidak dapat
diungkapkan oleh teknik lain seperti wawancara,
angket dan observasi
2. memperoleh data langsung yang diungkapkan sendiri
oleh penulisnya untuk melengkapi data yang sudah
dihimpun melalui teknik lain
3. memberi tilikan pada kepribadian individu yang
diamati
4. memungkinkan untuk lebih mengenal dan memahami
siswa yang bermasalah/butut pertolongan.
Kelemahan Otobiografi:
• hanya menuliskan peristiwa-peristiwa yang berarti bagi
siswa sendiri yang belum tentu berarti bagi konselor
• peristiwa lama seringkali banyak yang terlupakan
• ada kecenderungan untuk membuang hal-hal yang
kurang sesuai dengan harapan siswa sendiri dan
menggantinya dengan hal yang sesuai
• siswa tidak mau memberikan otobiografinya kepada
orang lain kecuali telah ada hubungan baik dan saling
percaya
• tidak mudah menginterpretasikan otobiografiterutama
bila materi ditulis dalam ragam-ragam penulisan tanpa
struktur yang jelas.
2. Esai Ekspresi Diri

Teknik ini berusaha


berupa uraian
mengumpulkan tentang satu topik
respons siswa, tertentu yang
biasanya dalam
bentuk esai singkat
berkaitan dengan
terhadap suatu masalah-masalah
pertanyaan atau konseling
persoalan tertentu
Contoh-contoh topik yang dapat diuraikan
melalu ekspresi diri:
– Masalah keluargaku adalah....
– Pengalamanku pada saat putus cinta adalah....
– Kesanku terhadap ayahku adalah....
– Rencana masa depanku adalah ….
– Tanggung jawabku sebagai anak adalah ....
– Dan topik-topik lainnya
salah satu teknik
memahami konseli
melalui uraian atau
3. Deskripsi deskripsi diri yang
dibuat oleh siswa
Diri sendiri sehingga
konselor dapat
melihat konseli
melalui mata
konseli sendiri
suatu latihan yang
dirancang untuk
membantu individu
4. Latihan lebih menyadari
Kesadaran perasaan, emosi dan
Diri nilai mereka sebagai
sebuah langkah menuju
pengekspresian lebih
efektif emosi, perasaan
dan nilai mereka.
•Buku harian ditulis sendiri
oleh siswa, biasanya berisi
hal-hal yang bersifat
pribadi dan dianggap
rahasia.
•Namun ada orang yang
5. Diary atau lebih suka berkomunikasi
Buku Harian secara tertulis sehingga
memberikan buku
hariannya kepada orang
lain untuk berbagi
perasaan dan pengalaman
yang dialaminya. Buku
harian merupakan sumber
yang berharga bagi guru
BK untuk lebih memahami
pribadi siswa
G. STUDI DOKUMENTER
• Studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data
melalui dokumen-dokumen yang ada
• Di sekolah, guru BK dapat menggali data siswa melalui
dokumen-dokumen seperti daftar presensi siswa, daftar
nilai, buku raport, buku pribadi siswa, catatan-catatan
kegiatan sekolah, buku induk, keadaan keluarga dan
sejumlah data pribadi siswa lainnya.
• Penggunaan studi dokumen dapat dilakukan oleh guru
BK bekerja sama dengan guru mata pelajaran, wali
kelas, wakil kepala sekolah dan staf sekolah lainnya
H. KUNJUNGAN RUMAH (HOME
VISIT)
• Kunjungan rumah atau home visit merupakan salah
satu jenis kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
• Fungsi utama kunjungan rumah adalah membina
hubungan baik dan kerjasama yang baik antara
sekolah dengan orang tua siswa.
• Kunjungan rumah juga merupakan metode yang
langsung untuk memperoleh informasi tentang siswa
dan dilaksanakan pada saat guru mengunjungi
rumah siswa
Tujuan Kunjungan Rumah
mengenal lingkungan
memperoleh data
keluarga dan
lebih luas dan
lingkungan
mendalam
masyarakat sekitar

membina hubungan salah satu upaya


baik antara pihak untuk mengentaskan
sekolah dengan orang masalah siswa dan
tua atau wali siswa bertukar pikiran
Materi Kunjungan Rumah
• kondisi rumah tangga dan orang tua
• fasilitas belajar yang dimiliki
• hubungan antar anggota keluarga
• sikap dan kebiasaan siswa di rumah
• pendapat orang tua dan anggota keluarga lain
tentang siswa
• komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya
dalam perkembangan dan pengentasan masalah
siswa
• perhatian orang tua kepada anak-anak
• lingkungan sekitar rumah dan masyarakat.
Pelaksanaan Kunjungan Rumah
Persiapan kegiatan yang meliputi:
1. Menentukan tujuan
2. Membahas bersama siswa maksud kunjungan
3. Menentukan waktu kunjungan.
4. Mengirim surat pemberitahuan dari Kepala Sekolah
kepada orang tua yang hendak dikunjungi.
5. Merencanakan matang kunjungan antara lain:
menyiapkan pedoman wawancara, pedoman
observasi, skala penilaian
Pelaksanaan Kunjungan Rumah

1. Perkenalan/membina hubungan baik. Kegiatan ini sangat


diperlukan karena sangat menentukan kelancaran kegiatan
selanjutnya sehingga tujuan kunjungan rumah dapat
tercapai.
2. Menjelaskan maksud kunjungan rumah untuk
menghilangkan rasa cemas dan memberikan arah bagi
pembicaraan lanjutan.
3. Mengadakan observasi dan wawancara sesuai rencana.
4. Mengakhiri kunjungan dengan membuat kesimpulan (bila
perlu dan memungkinkan), mengucapkan terima kasih atas
kesediaan orang tua menerima guru BK dan perannya dalam
membantu mengatasi masalah siswa.
c. Pelaporan

• Setelah kunjungan rumah selesai


dilaksanakan, guru BK hendaknya membuat
analisis dan laporan sebagai dasar untuk
melakukan tindak lanjut tindakan.
• Pada tahap ini juga dilakukan himpunan data
yang telah diperoleh melalui kunjungan
rumah, untuk melengkapi data siswa yang
sudah ada
Skala sikap
• Sikap belum merupakan tindakan/aktivitas, melainkan
berupa kecenderungan (tendency) atau predisposisi tingkah
laku.
• Menurut George J. Mouly (1967) sikap memiliki tiga
komponen :
1. Komponen afektif — kehidupan emosional individu, yakni
perasaan tertentu (positif atau negatif) yang mempengaruhi
penerimaan atau penolakan terhadap objek sikap, sehingga
timbul rasa senang-tidak senang, takun-tidak takut.
2. Komponen kognitif — aspek intelektual yang berhubungan
dengan bilief, idea atau konsep terhadap objek sikap.
3. Komponen behavioral — kecenderungan individu untuk
bertingkah laku tententu terhadap objek sikap.
Skala likert

• Salah satu pengukuran sikap


• Skala Likert: skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu gejala atau fenomena
pendidikan.
• Skala Likert juga merupakan alat untuk mengukur
(mengumpulkan data dengan cara “mengukur-
menimbang”) yang “itemnya” (butir-butir pertanyaannya)
berisikan (memuat) pilihan yang berjenjang.
• Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.
• Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
• Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif.
• Mahasiswa boleh tidak ikut kuliah, asal
sungguh-sungguh belajar mandiri.
• 1. Sangat setuju
• 2. Setuju
• 3. Tidak setuju
• 4. Sangat tidak setuju
Bukan skala likert
• Seberapa sering Anda meminjam buku dari
perpustakaan?
• 1. Tidak pernah
• 2. Jarang
• 3. Kadang-kadang
• 4. Sering
• 5. Sangat sering
Saya akan membolos ketika tidak suka dengan suatu mata pelajaran
tertentu
1. Sangat setuju sekali
• 2. Sangat setuju
• 3. Setuju
• 4. Agak setuju
• 5. Netral
• 6. Agak tidak setuju
• 7. Tidak setuju
• 8. Sangat tidak setuju
• 9. Sama sekali tidak setuju
STUDI KASUS
• studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara
intensif dan rinci.
• Studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya
dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan
dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah
secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai
dengan latar atau konteksnya masing-masing
dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan
yang ada di antara variabel-variabelnya.
• studi kasus adalah penelitian yang dilakukan
terhadap suatu ‘obyek’, yang disebut sebagai
‘kasus’, yang dilakukan secara seutuhnya,
menyeluruh dan mendalam dengan
menggunakan berbagai macam sumber data,
dan berbagai macam teknik pengumpulan
data.
STUDI KASUS
AYO MAJU KONSELOR INDONESIA......

Anda mungkin juga menyukai