Anda di halaman 1dari 21

BUKU SAKU OBSERVASI &

INTERVIEW

Untuk memenuhi tugas MK KBK Observasi & Interview

Herlin Kencana Giri


15010114130111

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
OBSERVASI

 METODE OBSERVASI
Penemuan
Pengamatan/
pengumpulan data PENELITIAN
Penilaian

OBSERVASI ASESMEN
Non perilaku
Perilaku Pemberian arti

DIAGNOSTIK
Inferensi
Penegakan
Sampel perilaku
diagnosis

Konstruk hipotetis

 OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA


1. Berkaitan dengan proses penyelidikan  identifikasi variabel psikologis
dlm penegakan diagnosis psikologis
2. Multi teknik diperlukan untuk mampu memahami dan mendiagnosis
variabel psikologis
3. Salah satu tools penting bagi psikolog terutama utk mengamati gejala” /
simptom / gangguan

 Mengapa Perlu Observasi bagi Psikolog

Goodwin & Driscoll (dalam Bentzen, 1993)


1. Mengukur perilaku yg tidak dapat diukur dengan alat ukur psikologis lain
(banyak pada anak)
2. Lebih tidak mengancam (pada anak lebih akurat)

 Pengertian Observasi
 Observasi
Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja
melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti
 Pengertian sempit
Pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam
situasi alamiah maupun situasi buatan
 Pengertian luasTermasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak
langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan
sebelumnya maupun yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.
1
 Peran Observasi dalam Penelitian dan Pendidikan (Irwin & Bushnell, 2009)
1. Observasi adalah alat untuk menegakkan diagnosis atau ide
2. Observasi adalah alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus
3. Observasi memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai perilaku
atau kejadian
4. Membantu memahami lebih baik mengenai perilaku & kepribadian
individu
5. Evaluasi guna perbaikan individu/organisasi atau sistem

 APA YANG DIOBSERVASI ??

No. Materi Observasi Contoh

1 Perilaku Verbal Dialek, volume, intonasi, salah ucap, content,


gagap, cadel
2 Perilaku Non-verbal Ekspresi wajah, bahasa tubuh
3 Peristiwa / kejadian Banjir, kebakaran, upacara pernikahan, wisuda
4 Setting & Lingkungan Setting tempat : dirumah, dikampus, dipasar
alam Setting waktu : pagi, siang, saat matahari
terbenam, jam ... WIB
Lingk. Fisik : warna cat, pintu, jendela, lampu,
hiasan dinding, marka jalan
Lingk. Sosial : jumlah siswa, interaksi yg tjd
5 Interaksi objek & Cara pedagang melayani pembeli
lingkungan Sikap ramah, kedisiplinan

• Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi target : Ekspresi verbal, non


verbal, respons verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus, atau
kemunculan indikator khusus
• Level observasi : bisa aspek khusus dari perilaku individu, kelompok, dan
situasi/proses
• Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara
jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata)

 Webb dkk (1966) & Denzin (1970) Yang diobservasi :


1. Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah,
perhiasan
2. Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata,
wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll
3. Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik
4. Body Language behaviour : menyilangkan kaki dll
5. Time duration
6. Diterapkan pada kelas sosial, status, Gender, dan sikap sosial
2
 Syarat-syarat Observer yang baik
1. Memiliki alat indera yang baik
2. Adanya minat dan kesediaan melakukan observasi
3. Mengerti latar belakang ttg materi yg akan diobservasi
4. Mampu memahami kode–kode/tanda–tanda tingkah laku untuk
membedakan tingkah laku yang satu dg yang lain.
5. Membagi perhatian dan memusatkan perhatian
6. Dapat melihat hal –hal yang detail
7. Dapat mereaksi dengan cepat dan menerangkan contoh – contoh tingkah
laku secara verbal/ nonverbal.
8. Menjaga hubungan antar observer dan observee.
9. Observer sebaiknya bersikap netral dan bebas prasangka serta tidak cepat
mengambil keputusan,

 Etika Observasi
1. Privacy subjek
2. Keamanan subjek
3. Persetujuan subjek
4. Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan
5. Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas
ilmuwan
6. Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau
masyarakat
7. Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif

Pertimbangan diatas diterapkan pada 3 tahap penelitian yaitu rencangan


penelitian, proses di lapangan, dan penulisan-publikasi

 Jenis-jenis observasi
1. Berdasar Keterlibatan Observer
 Participant : Proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan
ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan
diobservasi.
 Non Participant : Observer tidak ikut serta dalam kegiatan yang
dilakukan.
 Tingkat Partisipasi :
a. Partisipasi lengkap (penuh) → Anggota penuh
b. Partisipasi fungsional → Aktivitas tertentu bergabung
c. Partisipasi sebagai pengamat

3
2. Berdasar Keterlibatan Observer
 Uncontrolled Observation (tidak berstruktur) : suatu proses observasi
yg dilakukan secara spontan thd suatu gejala tertentu tanpa
menggunakan bantuan alat-alat yg peka atau pengontrolan kembali
atas ketajaman hasil observasi  dilakukan tanpa terlebih dulu
mempersiapkan & membatasi kerangka yang akan diamati
 Controlled Observation (berstruktur) : prosedur serta pelaksanaan
sangat ketat, kerangka & batasan jelas, biasanya dibantu dengan alat-
alat yang peka, didalam lembar observasinya dipergunakan proses
kontrol yang memungkinkan observasi diulang
 Eksperimental Observation : sebagai cara penyelidikan yg relatif murni,
menyelidiki pengaruh kondisi tertentu thd perilaku manusia, faktor lain
dikontrol secermat-cermatnya
 Natural (Non-eksperimental) Observation : Dalam observasi alamiah
(non-eksperimental), observer mengamati kejadian, peristiwa, dan
perilaku observee dalam lingkup natural, tanpa adanya usaha untuk
mengontrol

3. Obstrusive & Unobstrusive


 Unobstrusive : Metode tidak mengganggu lingkungan sosial, tidak
terlibat dengan penduduk, tanpa berinteraksi dengan subjek melalui
pertanyaan atau perlakuan lainnya.
 Obstrusive : wawancara, kuesioner, eksperimen manipulatif, tes

4. Berdasar Metode Pencatatan (Recording)


 Narrative Types : pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa
adanya sesuai (sama) dengan kejadian dan urutan kejadiannya
sebagaimana yang terjadi pada situasi nyata.
a. Diary descriptions :
Pengamatan (pencatatan) perubahan-perubahan pada
perkembangan perilaku secara umum atau perilaku spesifik sesuai
tujuan observasi seperti perkembangan bahasa dll. Membutuhkan
waktu yang panjang dan frekuensi kontak yang banyak
b. Specimen descriptions (desriftif naratif, running records) :
Pengamatan yang detail dan lengkap, intensif dan kontinyu
dengan pencatatan naratif sekuensial terhadap episode tunggal
dari perilaku dan keadaan lingkungannya.

4
 Checklist Notations : Observer menyusun struktur observasi dengan
memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan
sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek
a. Time sampling
Pengamatan seperti specimen descriptions terhadap perilaku
tertentu (sesuai tujuan observasi) pada interval waktu tertentu
yang telah ditentukan (biasanya frekuensi kejadian perilaku)
Kelemahan Time sampling Kerlinger (1973) :
‐ Kehilangan gambaran kontinyuitas
‐ Kehilangan konteks
‐ Kehilangan sifat-sifat natural
b. Event sampling
Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku-
perilaku penting yang diamati pada situasi tertentu
c. Field unit analysis
Ada kesamaannya dengan specimen records, tapi metode ini
mengkaitkan perilaku-perilaku yang terjadi pada pengamatan ke
dalam unit-unit perilaku yang sudah disusun dan menyediakan
fasilitas on the spot coding
 Ratings Scales : Observer membuat interpretasi terhadap apa yang
diamati dan informasi direkam dengan sebagai refleksi dari penilaian
observer
a. Standart
Penilai dihadapkan pada satu set standar untuk menilai yang lain
b. Cumulated points
Penilaian didasarkan pada akumulasi terhadap penilaian unit-unit
perilaku tertentu
c. Forced-choice
Rater dihadapkan pada satu set deskripsi kualitas tertentu dan
memilih satu yang sesuai dengan hasil pengamatan

6 FAKTOR POTENSIAL RATER ERRORS :


 Error of leniency  Error of contrast
 Hallo effect  Proximity error
 Error of logic  Error of central tendency

 Keuntungan dan Kelemahan Observasi


 Data “nyata“ bukan perilaku  Mungkin untuk diulang
yang dilaporkan  Tanpa mengganggu
 Aman 5
 Mudah diakses dan  Decontextualising (emic-
dilakukan ingroup/etic-outsider)
 Baik sebagai sumber data  Peran Intervening variable
longitudinal  Bias dari metode tunggal
Kelemahan :  Keterbatasan wilayah
 Distorsi dari data asli, terapan
terutama sumber berupa
arsip

 CONTOH TERAPAN OBSERVASI


1. Psikologi Klinis
‐ Identifikasi simtom dari gangguan
‐ Identifikasi tingkat gangguan
‐ Pendukung dalam proses konseling
‐ Evaluasi kemajuan terapi / konseling
‐ Pendukung dalam proses psikotes : projektif individual
‐ Bersama-sama dengan wawancara pada in take interv. dan konseling
2. Psikologi Perkembangan
‐ Identifikasi kemunculan gejala/simtom yang muncul dari
gangguan/permasalahan perkembangan (khususnya anak)
‐ Identifikasi level gangguan perkembangan
‐ Identifikasi tingkat perkembangan anak
‐ Evaluasi hasil terapi atau intervensi pada anak
3. PIO
‐ Studi ergonomika, contoh penelitian tentang peralatan militer mungkin
di simulasikan
‐ Seleksi dan asesmen kepribadian, ada intervensi perlakuan kemudian
dilihat bagaimana perilaku peserta
‐ Analisis jabatan, natural tanpa intervensi
‐ Identifikasi kebutuhan training
‐ Pemantauan perilaku dalam proses training (terutama out bound)
4. Psikologi Pendidikan
‐ Penelitian studi kelayakan kebijakan pendidikan
‐ Penelitian evaluasi kebijakan
‐ Penelitian tindakan kelas oleh guru
‐ Penilaian kemampuan mengajar
‐ Evaluasi hasil belajar
‐ Asesmen awal kemampuan siswa
‐ Identifikasi permasalahan siswa: belajar dan pribadi

65
 Kesepahaman Observer
1. Bentuk data hasil observasi
a. Angka (kuantifikasi hasil observasi)
‐ Checklist : frekuensi
‐ Rating scales : skor
‐ Time sampling : frekuensi, durasi
b. Desripsi naratif
‐ Catatan harian
‐ Anecdotal records
‐ Event sampling
c. Dokumen tertulis dan tidak tertulis
‐ Un obstrusive
‐ Catatan harian / anecdotal records dll.

2. Validitas Hasil Observasi


 Representativeness : level keterwakilan perilaku yang diobservasi
dapat menggambarkan perilaku secara keseluruhan
 Generalizabiility : pengukuran dapat diterapkan dalam
pengamatan serupa untuk subjek lain.

3. Persen Kesepahaman antar observer

% AIRTot = Atot X 100


Atot + D
KET :
 % AIRtot = persen kesepahaman
 Atot = jumlah kesepahaman antar observer.
 D = jumlah ketidaksepahaman antar observer.

4. Persen kesepahaman untuk Event Sampling

KET :
 % AER = persen kesepahaman
 ft = pencatatan dengan frekuensi terendah
 fh = pencatatan dengan frekuensi tertinggi

76
INTERVIEW

 Definisi Wawancara
 Percakapan antara individu yang ingin memperoleh informasi
(pewawancara) untuk tujuan tertentu dengan individu lain yang menjadi
sumber informasi (responden) (Gorden, 1992).
 Proses interaksional; pertukaran peran, tanggung jawab, perasaan,
keyakinan, dorongan, dan informasi. Tidak bersifat satu arah. (Stewart &
Cash, 2008)

 Elemen Penting Wawancara

Interaktif

Pertanyaan Proses

Tujuan Pihak

1. Interaktif
Wawancara adalah interaktif karena melibatkan pertukaran atau
pembagian sebuah peran, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif
dan informasi.

2. Proses
Proses adalah interaksi beragam variabel yang dinamis dalam tingkatan
sistem atau struktur.

3. Pihak
Wawancara adalah sebuah proses dua pihak (dyadic), yaitu pihak yang
diwawancarai /responden dan pihak pewawancara.

4. Tujuan
Kedua belah pihak yang bersangkutan harus mempunyai tujuan dan niat
fokus terhadap subjek masalah.

5. Pertanyaan
Pertanyaan adalah alat wawancara untuk mendapatkan informasi,
mengecek akurasi pengirim dan penerima pesan, meneliti asumsi,
memprofilasi perasaan dan perasaan.
8
 Proses Komunikasi dan Interaksi dalam Wawancara
1. Trenholm & Jansen (2000)
Interaksional = adanya pertukaran peran, tanggung jawab, perasaan,
keyakinan, motif & informasi (proses yg dinamis) utk menyatukan gagasan
Interviewer & Interviewee yang menghasilkan pemahaman & reaksi yang
mengarah pada area baru & mungkin tidak diharapkan untuk dieksplorasi.
2. Komunikasi
 Arti spesifk → komunikasi = proses mengirim, menerima &
mengartikan pesan; yang terjadi dalam satu waktu atau waktu yang
sama, dimana pesan berupa lambang-lambang yang memiliki makna
tertentu.
 Arti luas → komunikasi = bentuk tingkah laku seseorang; baik verbal
maupun nonverbal, yang ditanggapi oleh orang lain
 Dalam berkomunikasi, semua pihak yang terlibat menggunakan tanda
& simbol yang mendatangkan makna bagi orang lain (Duncan dlm
Allen, 1980)
 Komunikasi tidak hanya sekedar menerima & mengirim pesan,
melainkan ada unsur pertukaran makna diantara pihak-pihak yang
melakukan komunikasi (Heath & Bryan, 2000)

Interview akan berjalan lancar apabila jenis komunikasi yang digunakan


adalah komunikasi interpersonal

 Ciri komunikasi interpersonal (Liliweri, 1997) :


1. Melibatkan perilaku verbal & nonverbal
2. Melibatkan perilaku spontan
3. Merupakan suatu proses yang berkembang
4. Menghasilkan umpan balik, mempunyai interaksi & koherensi
5. Diatur dengan tata aturan yang bersifat intrinsik & ekstrinsik
6. Menunjukkan adanya suatu tindakan
7. Merupakan persuasi antar manusia

 Situasi Interview
Situasi Interview tergantung pada :
1. Kebutuhan
2. Penting tidaknya Interview dilakukan
3. Tipe Interview yang digunakan
4. Waktu yang meliputi hari, minggu, tahun. Waktu yang terbaik untuk
berkomunikasi berbeda pada setiap orang
5. Menentukan siapa yang memulai Interview & siapa yang akan diinterview
6. Persepsi terhadap situasi
7. Wilayah pribadi yang diciptakan oleh pihak interviewer

9
 Struktur Interview
1. Opening (pembuka wawancara)
 Proses Dua Langkah
1) Membangun Hubungan Kesesuaian
2) Orientasi Kepada Pihak Lain

 Teknik Pembukaan Verbal


Inti dari teknik pembukaan verbal ini adalah kemampuan
mengadaptasikan pembukaan untuk setiap narasumber dan situasi.
Teknik-tekniknya yaitu:
‐ Sebutkan Tujuan
‐ Meringkas Sebuah Masalah
‐ Jelaskan Bagaimana Sebuah masalah ditemukan
‐ Menawarkan Suatu Intensif atau Hadiah
‐ Permintaan Saran atau Bantuan
‐ Mengenal Posisi Responden

 Pembukaan Komunikasi Nonverbal


Komunikasi nonverbal sangat kritis dalam menciptakan kesan baik dan
menancapkan legitimasi kita. Sinyal ketulusan, kepercayaan,
kehangatan, ketertarikan, keseriusan dan emosi saat wawancara akan
member pengalaman tersendiri.
Yang perlu diperhatikan dalam teknik nonverbal :
‐ Teritorial
‐ Wajah, Penampilan dan Busana
‐ Sentuhan
‐ Membaca komunikasi non verbal
‐ Mengenai kesan pertama

2. The Body (Tubuh Wawancara)


1) Panduan Wawancara
Panduan wawancara adalah garis besar yang berisikan topik dan sub
topik yang akan dibahas selama wawancara.
 Urutan Garis Besar
Urutan garis besar berisikan tinjauan tentang uraian dasar yang
menetapkan struktur yang jelas dan sistematis pada wawancara.
a. Urutan Topik
Urutan topik secara alami akan mengikuti pembagian suatu
permasalahan atau isu pokok.

10
b. Urutan Waktu
Sebuah urutan waktu memperlakukan topik atau bagian topik
dalam urutan kronologis.
c. Urutan Ruang
Sebuah urutan ruang, dapat mengatur topic melalui pembagian
divisi.
d. Urutan Sebab-akibat
Sebuah urutan sebab akibat mengeksplorasi sebab dan akibat.
e. Urutan Solusi
Sebuah urutan solusi masalah terdiri atas sebuah tahap
masalah dan tahap solusi.

2) Perencanaan Wawancara
a. Wawancara tidak terencana
Wawancara tidak terencana menjadi sangat tepat ketika
wawancara berlangsung singkat, terdapa perbedaan yang
signifikan antara responden dan informasi, responden sulit untuk
ditemui atau menanggapi atau memiliki ingatan yang buruk atau
waktu persiapan yang sedikit.
b. Wawancara cukup terencana
Wawancara cukup terencana tetap terstruktur, juga ada topik.
Seperti wawancara tidak terencana juga memungkinkan kebebasan
untuk menggali jawaban dan beradaptasi dengan responden yang
berbeda, pertanyaan harus sudah ada dipikiran dan dikemukakan
secara cermat.
c. Wawancara sangat terencana
Wawancara sangat terencana menggunakan semua pertanyaan
yang telah disiapkan secara persis seperti yang ditulis saat
wawancara berlangsung.
d. Wawancara sangat terencana dengan standardisasi
wawancara yang benar-benar terencana dan terstuktur. Semua
pertanyaan dan pilihan jawaban yang ditanyakan dalam kata-kata
identic kepada responden yang kemudian memilih jawaban yang
telah disediakan. Sifat informasi terbatas dan hanya menyelidik dari
pilihan jawaban.
e. Kombinasi perencanaan
Menggunakan wawancara tidak terencana saat pembukaan.
Gunakan wawancara cukup terencana jika diperlukan untuk
mendeteksi dan beradaptasi dengan responden, dan wawancara

11
sangat terencana yang dapat memudahkan kita memperoleh
informasi kuantitatif seperti data demografis usia, jenis kelamin,
agama, pendidikan, dan lainnya.

3) Urutan Pertanyaan
a. Urutan Lorong (benang manik-manik)
Urutan lorong dapat berupa pertanyaan terbuka atau tertutup.
b. Urutan Saluran
Urutan saluran dimulai secara luas dengan pertanyaan terbuka
yang lebih mudah untuk dijawab dan membuat orang berbicara,
menghindari adanya kemungkinan pembiasan, dan memungkinkan
mereka untuk menjelaskan dan posisi kualitas.
c. Urutan Saluran Terbalik
Urutan saluran terbalik dimulai dengan pertanyaan tertutup lalu ke
pertanyaan terbuka. Berguna ketika resonden merasa tidak tahu
banyak tentang topic.
d. Urutan Kombinasi
‐ Urutan Jam Pasir, dimulai dengan pertanyaan terbuka lalu ke
pertanyaan tertutup dan berakhir dengan pertanyaan terbuka.
Kombinasi ini digunakan untuk mempersempit fokus dan
melanjutkan untuk membuka lagi jika memungkinkan.
‐ Urutan Berlian, dimulai dengan pertanyaan tertutup dan
melanjutkan untuk membuka pertanyaan.
e. Urutan Bentuk Quintamensional
Urutan bentuk quintamensional digunakan untuk menilai intensitas
pendapat dan sikap. Merupakan cara pendekatan dari kesadaran
responden tentang isu hingga sikap yang tidak dipengaruhi oleh
pewawancara, sikap spesifik, alasan sikap dan intensitas sikap.

3. Closing (penutup wawancara)


Penutupan adalah sesuatu yang diucapkan pada akhir wawancara, sebagai
sebuah cara untuk mengakhiri sebuah interaksi.
Teknik menutup wawancara :
o Penawaran menjawab pertanyaan
o Gunakan pertanyaan penerimaan
o Nyatakan penyelesaian dari tujuan utama
o Buat pertanyaan pribadi
o Buat pertanyaan professional
o Tanda waktu habis
o Jelaskan alasan penutupan

12
o Ungkapkan terimakasih atau kepuasan
o Atur pertemuan berikutnya
o Ringkasan wawancara
o Tindakan penutupan nonverbal

 Pendekatan dalam interview


1) Pendekatan direktif (information giving, gathering, selection)

Kelebihan Kekurangan
Mudah dipelajari
Tidak fleksibel
Less time
Kurang bervariasi dan tidak mendalam
Kuantifikasi data
Validitas informasi : suara, ekspresi
Dapat digunakan bersama
wajah dan penampilan diabaikan
kuesioner

2) Pendekatan non direktif (counselling,problem solving)

Kelebihan Kekurangan
Probing; data lebih mendalam
Time-consuming
Fleksibilitas
Sensitivitas dan kemampuan IR
IE diberikan kebebasan untuk
Informasi yang terlalu banyak
berbicara lebih banyak

 Kegunaan Interview
o Verifikasi data.
1. data primer.
2. data pelengkap.
3. alat pembanding/alat ukur.
o Informasi yang detail.
o Memotivasi individu untuk merespon secara terbuka, bebas dan akurat.
o Melengkapi proses observasi.

 Wawancara survey, kinerja, dan persuasif


1. Wawancara survey
‐ Penelitian harus memiliki tujuan yang jelas.
‐ Menyelidiki semua aspek.
‐ Memeriksa sumber daya yang bisa dipakai sebagai data penelitian.
2. Wawancara kinerja
‐ Menciptakan iklim yang melibatkan pelamar
‐ Proses peninjauan harus didasari oleh kinerja, bukan dari individunya
‐ Memberi masukan kepada karyawan secara berkala 13
‐ Pewawancara harus menjadi pendengar yang aktif
3. Wawancara persuasif
Wawancara persuasif yaitu sebuah kegiatan timbal balik maka dari itu
pewawancara seharusnya bersikap : Jujur, adil (pernyataan yang
disampaikan sama), bijaksana dan mempertimbangkan sebelum
mengambil keputusan, terbuka, responsif.

 FGD (Focus Group Discussion)


metode dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data kualitatif
dimana sekelompok orang berdiskusi tentang suatu fokus masalah atau topic
tertentu yang dipandu oleh seorang moderator.
1) Ciri-ciri FGD
o FGD di ikuti peserta yg idealnya 7 – 11 org peserta FGD baiknya
berjumlah ganjil.
o Peserta FGD terdiri dari orang yg memiliki ciri2 homogen.
o FGD memiliki tujuan untuk menggali dan memperoleh beragam
informasi
o Metode FGD biasanya digunakan untuk pertanyaan terbuka
o Topik FGD ditentukan oleh Fasilitator
o Waktu yang dibutuhkan untuk FGD ± 60 – 90 m.
o FGD dilakukan tergantung kebutuhan
o FGD dilakukan di ruangan netral
2) Kegunaan FGD
o Untuk merancang kuesioner survey
o Untuk menggali informasi
o Untuk mengembangkan hipotesa penelitian
o Untuk mengumpulkan data kualitatif dalam studi proses – proses
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
pembangunan.

 The Counseling Interview


Wawancara konseling merupakan wawancara yang paling sensitive, karena
melibatkan seseorang yang tidak bisa menangani masalahnya sendiri, atau
ketika konselor memutuskan untuk membantu.
Masalah di wawancara konseling bersifat personal seperti tentang
kesehatan, pernikahan, moral, hasil kerja dll.

14
 Behavioral Interview
Tujuan : Meminta itee untuk menggambarkan kinerja masa lalu tertentu,
terutama utk posisi penting dan keberhasilan yg pernah dicapai.
Behavioral Interview menggali : Situasi tertentu, pengalaman, tindakan
tertentu, dan hasil.
Tujuan utama BI :
1. Mengidentifikasi masalah perilaku secara spesifik
2. Faktor2 situasi yang menimbulkan perilaku bermasalah
3. Konsekuensi dari perilaku yg bermasalah tersebut.

 Interview Populasi Khusus


1. Interview pada anak, yang perlu diperhatikan :
 Pemilihan tempat
 Pemakaian bahasa
 Memperkenalkan diri dan saling mengenal satu sama lain
 Membicarakan Mengenai Kejadian Tertentu
 Memberikan Dorongan
 Membiarkan Anak Untuk Berubah Pikiran
2. Interview pada lansia :
a. Teknik interview dengan menggunakan bahasa yang baik.
‐ Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan
pada topik pembicaraan dan kebutuhan lansia,
‐ Berikan kesempatan interviewee untuk berbicara, hindari untuk
mendominasi, interviewer sebaiknya mendorong lansia untuk
berperan aktif. Merubah topik pembicaaraan dengan
menggunakan objek sekitar untuk topik pembicaraan bila lansia
tidak interest lagi
‐ Menggunakan kata-kata yang sederhana dan konkrit
‐ Menggunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan
latar belakang sosiokulturalnya.

b. Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia dalam proses


interview
‐ Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan berjabat
tangan.
‐ Menjelaskan tujuan dari wawancara
‐ Mulai pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam.
‐ Menggunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengarkan
secara efektif.
15
‐ Secara periodik mengklarifikasi pesan.
‐ Mempertahankan kontak mata dan mendengarkan dengan baik
serta mendorong untuk berfokus pada informasi.
‐ Menghindari respon yang menonjolkan rasa simpati.
‐ Menghindari pertanyaan tentang keadaan mental
‐ Meminta izin bila ingin bertanya secara formal.
‐ Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.

3. Interview pada orang tua ABK


Pertama kita harus memperhatikan pemilihan tempat yang akan
digunakan dalam melakukan interview. Kita dapat melakukan interview di
tempat yang nyaman bagi interviewee. Selain itu, tempat yang privat
diperlukan agar tidak mengganggu saat melakukan interview dan
membuat interviewee nyaman saat menjawab pertanyaan maupun
pernyataan yang kita ajukan. Hal penting lain yang harus diperhatikan yaitu
pada saat melakukan interview, anak sebaiknya tidak berada di tempat
yang sama saat dilakukannya interview. Hal ini dimaksudkan agar hasil
interview tidak menyakiti hati anak. Selain itu, dimaksudkan agar anak
tidak mengganggu orang tuanya ketika interview. Kedua, perlu
diperhatikan juga penggunaan bahasa saat interview. Bahasa yang
digunakan dapat disesuaikan dengan latar belakang pendidikan
interviewee dan bahasa yang mudah dimengerti. Selain itu, pertanyaan
maupun pernyataan yang disampaikan tidak boleh menyudutkan atau
melukai hati interviewee. Dalam melakukan tanya jawab, sebaiknya
interviewer mampu menciptakan suasana yang hangat dan akrab, sehingga
interviewee pun akan lebih nyaman untuk menyampaikan jawaban–
jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan.

4. Interview pada orang berpendidikan rendah


Fokus utama interview yang dilakukan terhadap orang berpendidikan
rendah adalah bahasa. Bahasa yang digunakan oleh interviewer sebaiknya

adalah bahasa yang dimengerti dengan jelas oleh interviewee. Oleh karena
interviewee tidak memiliki pengetahuan yang luas secara akademis, maka
interviewer sebisa mungkin memancing pembicaraan dengan
membicarakan hal-hal yang ada di dalam keseharian interviewee sehingga
bisa dimengerti dengan mudah.

16
 The Informational / Probing Interview
1) Preparing the Interview
 Tentukan tujuan
 Mencari topik yang baik
 Structuring the Interview: Interview Guide
 Structuring the Interview: Body
2) Selecting Interviewees and Interviewers
 Selecting Interviewees: Level of Information
 Selecting Interviewees: Availability
 Willingness
 Selecting Itee: kemampuan
 Banyak itee yg potensial mau menjadi itee namun tidak bisa
berpartisipasi karena beberapa alasan
 Selecting Iter, iter seharusnya: Bersahabat, sopan, teratur, menjadi
observer yg ramah, pendengar yg baik, sabar, gigih, terampil
mengajukan pertanyaan yg menyelidik.
 Selecting Iter: Status
 Hubungan antara Iter dan Itee
3) Opening the interview
 Rencanakan opening dengan penuh perhatian.
 Jangan terlalu “dekat” dgn itee
 Bisa mengajukan pertanyaan icebreaker
4) Conducting the interview
 Memotivasi itee
 Mengajukan pertanyaan: Open-Ended Questions
 Pencatatan dan perekaman data: Note Taking
 Pencatatan dan perekaman: Recording
 Mintalah ijin sblm merekam
 Menangani situasi2 sulit
‐ Hasil Cerita vs. Situasi Sebenarnya
‐ The Press Conference or Group Interview
‐ Interview yg disiarkan
 Menangani itee sulit
5) Closing the interview
 Interview dpt ditutup ketika iter sdh mendapatkan semua
informasi yg dibutuhkan atau sudah terlalu lama
 Itee bs mengulur wkt ketika iter hendak menutup atau bs secara
singkat saja
 Itee seharusnya menjadi partisipan yg aktif dari opening hingga
closing

17
6) Mempersiapkan Laporan dan Cerita
 Biasakan mengecek semua data.
 Bersikap jujur, akurat dan adil dalam melaporkan hasil interview.
7) The Interviewee in the Probing Interview
 Doing homework
 Understanding the Relationship
 Awareness of the Situation
 Anticipating Questions
 Listening to Questions
 Answering Strategically
8) Summary
 The informational interview adalah tipe umum dari interview yg
biasa digunakan.
 Yg dibutuhkan adalah persiapan dan fleksibilitas.
 Itee seharusnya menjadi partisipan aktif.

 In-Depth Interview
 Open-ended question
 Dasar: One on one, dua individu : Interviewer dan Responden
 Tujuan: Pengumpulan Data, Diskusi lengkap tentang topik Penelitian,
Tema
 Data: pengalaman pribadi, Kata/kalimat, Opini, pandangan, pendapat/ide,
persepsi (kata2 subyek)
 Format dasar : Tidak terstruktur
 Peneliti menjelaskan topik
 Tidak ada daftar pertanyaan yang mendetail, tidak menentukan arah
jawaban, bisa menggali berbagai informasi, jarang mengeluarkan short
question.
 Selalu menyadari tema utama untuk mengontrol interview
 Selalu memikirkan pertanyaan yang relevan

1. In-Depth (Unstructured) Interview


o Tidak ada dominansi terhadap isi dan arah interview
o Peneliti membiarkan responden menjelaskan pengalamannya, di
setiap kejadian ataupun tema
2. In-Depth (Semi-Structured) Interview
o Peneliti menjelaskan topik/tema
o Responden bebas untuk menguraikan topik
o Biarkan responden menceritakan/menjelaskan pengalamannya 18
o Peneliti bisa mengalihkan sesekali ke subtopik lain asalkan sesuai arah
interview
3. In-Depth (Structured) Interview
o Peneliti memiliki daftar tema
o Pertanyaan sementara : ditulis atau dihafalkan
o Bisa mengajukan pertanyaan probing untuk informasi yg spesifik
o Probing Informasi lebih lanjut tentang Pengalaman
o Beberapa Kontrol atas Isi dan Arah Diskusi

 Analisis
o Perhatikan pola-pola  Tema, perspektif
o Pola2 dibentuk dari kata2 responden
o Topik: menandai hal2 yang penting pada masing2 kelompok catatan
o Validasi antar kelompok: pengulangan tema di sebagian besar
kelompok catatan
o Fokus pd kata2 responden (interpretasi diri akan sangat membantu)
o Proses dimulai dari kepentingan peneliti, dan diakhiri dengan
kepentingan responden

19
-FIN-

FAKULTAS PSIKOLOGI, UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2016.

Anda mungkin juga menyukai