Anda di halaman 1dari 5

Bab 8

Studi Observasi

I. Manfaat Observasi
Observasi memenuhi persyaratan penelitian ilmiah ketika observasi
dilaksanakan secara spesifik untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, menggunakan
pengawasan yang tepat, dan memberikan laporan yang andal dan valid
mengenai apa yang terjadi. Fleksibilitas observasi membuat observasi
menjadi metode utama yang sangat diperlukan dan suplemen untuk metode
lain. Observasi meliputi seluruh cakupan pengawasan aktivitas serta kondisi
perilaku dan nonperilaku.
 Observasi Nonperilaku
1. Analisis catatan
2. Analisis kondisi fisik
3. Analisis proses fisik
 Observasi Perilaku
1. Analisis nonverbal
2. Analisis linguistik
3. Analisis ekstralinguistik
4. Analisis spasial
A. Observasi Nonperilaku
1. Analisis catatan merupakan bentuk umum dari penelitian observasi. Analisis
ini dapat melibatkan catatan historis atau catatan saat ini serta catatan publik
atau privat. Catatan-catatan tersebut dapat berupa tulisan, bentuk cetak,
rekaman suara, gambar, atau rekaman video. Data statistik historis sering kali
dijadikan sumber utama dalam penelitian. Analisis catatan keuangan dan
data ekonomi menyediakan sumber data utama dalam penelitian.
2. Analisis kondisi fisik sering dilakukan dengan audit ketersediaan barang
dagang di toko, penelitian mengenai pemenuhan keamanan gedung pabrik,
analisis kondisi persediaan, dan analisis laporan keuangan.
3. Analisis proses atau aktivitas meliputi studi waktu/pergerakan dari proses
manufaktur dan analisis arus perdagangan dalam sistem distribusi, arus
dokumen dalam suatu kantor, dan arus keuangan dalam sistem perbankan.
B. Observasi Perilaku
1. Perilaku nonverbal merupakan bentuk paling umum dari keempat kategori
tersebut, yang meliputi gerakan tubuh, ekspresi motorik, dan bahkan tatapan
mata. Dengan kata lain, dapat mempelajari gerakan tubuh sebagai indikator
ketertarikan atau kejenuhan, kemarahan atau kesenangan dalam lingkungan
tertentu. Ekspresi motorik seperti gerak-gerik wajah dapat diobservasi
sebagai pernyataan emosi. Tingkat kedipan mata dapat dipelajari sebagai
indikator ketertarikan dengan informasi iklan. Perubahan tatapan mata
merupakan ketertarikan dalam studi perilaku antarpersonal.
2. Perilaku Linguistik adalah bentuk kedua yang sering digunakan untuk
observasi perilaku. Contoh perilaku linguistik meliputi proses interaksi yang
terjadi antara dua orang atau dalam suatu kelompok kecil. Bales menawarkan
sebuah sistem yang digunakan secara luas untuk mengklasifikasikan
interaksi linguistik.
3. Perilaku Ekstralinguistik terdapat empat dimensi aktivitas ekstralinguistik yaitu
(a) Vocal, yaitu nada, kerasnya suara, serta warna suara.
(b) Tempo, yaitu tingkat bicara, durasi pengucapan, dan ritme dalam
berbicara.
(c) Interaksi, yaitu kecenderungan untuk melakukan interupsi, dominasi, atau
sanggahan.
(d) Gaya bahasa verbal, yaitu keunikan kosa kata dan pengucapan, dialek,
serta karakteristik ekspresi.
Dimensi ini dapat menambah pemahaman substansial terhadap konten
linguistik dari interaksi antara atasan dan bawahan atau penjual dan pembeli.
4. Hubungan spasial khususnya bagaimana seseorang secara fisik
berhubungan dengan orang lain. Salah satu bentuk studi ini adlah proxemics,
yang berfokus pada bagaimana orang-orang mengatur teritori mereka dan
bagaimana mereka menjaga jarak antara dirinya dengan orang lain.
II. Evaluasi Metode Observasi
 Metode observasi memiliki beberapa keterbatasan penelitian.
Normalnya peneliti harus berada di lokasi saat kejadian berlangsung,
walaupun seringkali tidak mungkin untuk memprediksi di mana dan
kapan suatu kejadian akan terjadi. Salah satu cara agar tidak
kehilangan kejadian tersebut adalah dengan observasi yang lebih
lama.
 Hasil observasi yang paling dapat dipercaya terbatas pada informasi
yang dapat dipelajari dengan perlakuan yang jelas atau indikator yang
muncul di permukaan. Untuk menggali indikator lebih dalam, peneliti
harus membuat kesimpulan.
 Lingkungan penelitian lebih cocok untuk penelitian subjektif dan
pencatatan data dibandingkan untuk pengendalian dan kuantifikasi
kejadian. Ketika peneliti mengendalikan dengan melakukan intervensi
aktif, partisipasi mereka mengganggu validitas dari apa yang sedang
dinilai. Walaupun ukuran sampel kecil, catatan observasi bisa jadi
berukuran besar dan sulid dianalisis.
III. Hubungan Pengamat Partisipan
Hubungan antara pengamat partisipan dapat dilihat dari tiga perspektif:
1. Aapakah observasi dilakukan secara langsung atau tidak langsung
2. Apakah keberadaan pengamat diketahui atau tidak diketahui
3. Peran apa yang dimainkan oleh pengamat
A. Kelangsungan Observasi
1. Observasi langsung terjadi ketika secara fisik pengamat hadir dan secara
personal memonitor suatu kejadian
2. Observasi tidak langsung terjadi ketika pencatatan dilakukan dengan metode
mekanis, gambar, atau elektronik
B. Penyamaran
Pengamat menggunakan penyamaran untuk menyembunyikan diri dari objek
observasi.
C. Partisipasi
Observasi partisipan terjadi ketika pengamat masuk ke dalam lingkungan sosial
dan bertindak sebagai peneliti dan sekaligus partisipan.
IV. Melaksanakan Studi Observasi
A. Jenis-Jenis Studi
1. Observasi sederhana yaitu observasi yang dilaksanakan hampir di semua
studi penelitian, setidaknya pada tahap eksploratori.
2. Observasi sistematik yaitu menggunakan prosedur berstandar, pengamat
yang lebih terlatih, jadwal untuk pencatatan, dan perlengkapan lain yang
merefleksikan prosedur ilmiah dari metode data primer lainnya untuk
pengamat.
3. Observasi checklist yaitu penggunaan pengukuran instrumen berupa
analogi kuesioner.
B. Spesifikasi Isi
Untuk menjelaskan isi observasi, kita harus mengikutsertakan variabel utama
penelitian dan variabel lain yang mempengaruhinya. Jika terdapat ambiguitas
konsep atau arti khusus, setiap variabel yang dipilih harus diberikan definisi
operasionalnya.
C. Pelatihan untuk Pengamat
Terdapat beberapa petunjuk umum untuk kualifikasi dan pemilihan pengamat:
 Konsentrasi
 Berorientasi pada ketelitian
 Kerendahan hati
 Tingkat pengalaman

Terlepas dari hal tersebut, kebanyakan peneliti adalah subjek yang rentan
terhadap kelelahan, efek halo, dan kadang penyimpangan pengamat yang
mengarah pada kerusakan reliabilitas dan validitas sepanjang waktu sehingga
mempengaruhi kategori pengkodean. Masalah ini hanya bisa diatasi dengan
rekaman video yang intensif.

D. Pengumpulan Data
Rencana dalam pengumpulan data menjelaskan berbagai detail penugasan.
Intinya, rencana ini menjawab pertanyaan siapa, apa, kapan, bagaimana, dan
dimana.
V. Unobtrusive Measure
Sama seperti survei dan eksperimen, beberapa studi observasi khususnya
observasi partisipan mengharuskan pengamat untuk secara fisik hadir dalam
situasi penelitian. Hal ini berkontribusi pada respons reaktivitas suatu
fenomena di mana partisipan mengubah perilaku mereka dalam merespons
peneliti.
Disebut unobtrusive measures (pengukuran yang tak terlalu mencolok),
pendekatan ini mendorong bentuk kreatif dan imajinatif dari observasi tidak
langsung, pencarian arsip, dan variasi pada observasi sederhana dan
terencana.

Anda mungkin juga menyukai