Anda di halaman 1dari 34

RESUME

( Bab 6, 7, 8, 9, 10 )

Disusun Oleh :

Muhammad Nurrokhim S411908025

Nabila Aribarisa S411908027

Raditya Dwi Ksatria S411908035

Rosyida Nur Laili S411908039

MATA KULIAH METODE PENELITIAN BISNIS

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN UNIVERSITAS

SEBELAS MARET SURAKARTA

2019
Bab 6
Desain Penelitian : Sebuah Tinjauan

I. Definisi Desain Penelitian


 Desain penelitian meliputi rencana awal pengumpulan, pengukuran, dan analisis
data.
 Desain penelitian membantu meneliti dalam mengalokasikan sumber daya yang
terbatas dengan membuat pilihan-pilihan penting dalam metodologi.
 Desain penelitian merupakan suatu perencanaan dan struktur dari investigasi
yang disusun untuk mendapatkan jawaban atas dasar pertanyaan penelitian.
Perencanaan merupakan skema menyeluruh atau program dari penelitian.
Perencanaan meliputi garis besar dari apa yang ingin dilakukan oleh peneliti dari
penulisan hipotesis, dan bagaimana implikasi operasional hipotesis tersebut
untuk analisis data akhir.
 Desain penelitian menunjukkan, baik struktur permasalahan penelitian kerangka
kerja, organisasi, atau konfigurasi dari hubungan antarvariabel studi yang diteliti
maupun perencanaan investigasi yang digunakan untuk mendapatkan buku
empiris mengenai hubungan tersebut.

Pada intinya, penelitian adalah proyek dan alat manajemen proyek, seperti metode
jalur kritis (critical path method – CPM) yang dapat digunakan untuk
menggambarkan langkah yang berurutan dan simultan serta untuk memperkirakan
penjadwalan dan waktu untuk setiap aktivitas atau tahap penelitian.
Deskripsi Desain Penelitian

Kategori Pilihan
Tingkat di mana pertanyaan telah diselesaikan  Studi eksploratif
 Studi formal
Metode pengumpulan data  Pengamatan
 Studi komunikasi

Kategori Pilihan
Kemampuan peneliti untuk menghasilkan pengaruh  Eksperimental
dalam varibel yang diteliti  Ex post facto
Tujuan penelitian  Pelaporan
 Deskriptif
 Kausal
 Eksplanatori
 Prediktif
Dimensi waktu  Cross sectional
 Longitudinal
Cakupan topik luas dan dalamnya penelitian  Kasus
 Studi statistik
Lingkungan penelitian  Lingkungan lapangan
 Penelitian laboratorium
 Simulasi
Persepsi partisipan terhadap aktivitas penelitian  Rutinitas aktual
 Rutinitas yang dimodifikasi

A. Tingkat Penyelesaian Pertanyaan Penelitian


Suatu studi dapat dipandang sebagai studi eksploratif atau formal. Studi
eksploratif cenderung memiliki struktur yang lebih longgar dengan tujuan untuk
menemukan tugas penelitian selanjutnya. Studi formal dimulai saat eksplorasi
berakhir dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian dan melibatkan prosedur
yang tepat serta spesifikasi sumber data. Tujuannya untuk menguji hipotesis dan
menjawab semua pertanyaan penelitian yang dikemukakan.
B. Metode Pengumpulan Data
Pengklasifikasian membedakan antara pengamatan dan proses komunikasi.
Pengamatan (monitoring) melibatkan studi di mana peneliti menyelidiki
aktivitas subjek atau sifat alami dari beberapa materi tanpa berusaha untuk
mengurangi respons dari siapapun. Studi komunikasi (communication study),
peneliti memberikan pertanyaan kepada subjek penelitian dan mengumpulkan
respons mereka berdasarkan makna personal maupun umum. Data yang
dikumpulkan berasal dari (1) wawancara atau percakapan melalui telepon, (2)
instrumen data pribadi atau riwayat hidup yang dikirimkan melalui surat, atau
media elektronik lainnya (3) instrumen dihadirkan sebelum dan/atau setelah
dilakukan penanganan atau stimulus dalam sebuah eksperimen.
C. Kontrol Peneliti terhadap Variabel
Membedakan antara eksperimental dan ex post facto. Dalam eksperimental
(eksperimen), peneliti berusaha untuk mengontrol dan/atau memanipulasi
variabel-variabel dalam studi. Desain eksperimental cocok ketika seseorang
ingin mengetahui apakah suatu variabel tertentu memberikan pengaruh terhadap
variabel lainnya. Dengan desain ex post facto (ex post facto design), peneliti
tidak memiliki kontrol terhadap variabel-variabel, dalam arti memanipulasinya.
Peneliti hanya dapat melaporkan apa yang telah terjadi.
D. Tujuan Studi
Perbedaan utama di antara berbagai macam studi seperti pelaporan, deskriptif,
dan kausal eksplanatori atau kausal prediktif terletak pada tujuannya. Studi
pelaporan (reporting study) menyajikan rangkuman data, sering kali mengubah
kembali data untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam atau untuk
menghasilkan statistik sebagai perbandingan. Studi deskriptif (descriptive)
fokus penelitian adalah untuk menemukan siapa, apa, di mana, kapan, atau
berapa banyak. Studi kausal eksplanatori fokus studi adalah pada pertanyaan
“mengapa” yaitu, bagaimana satu variabel menyebabkan perubahan pada
variabel lainnya. Studi kausal prediktif (causal predictive) berusaha untuk
memprediksi pengaruh dari satu variabel dengan memanipulasi variabel lainnya,
tetapi juga menjaga semua variabel agar tetap konstan.
E. Dimensi Waktu
Studi cross sectional (cross sectional studies) dilakukan satu kali dan
menyajikan potret satu kejadian dalam satu waktu. Studi longitudinal
(longitudinal studies) dilakukan berulang-ulang pada waktu yang lebih panjang.
Keuntungan dari studi longitudinal adalah studi ini dapat menelusuri perubahan
di sepanjang waktu.
F. Cakupan Topik
Perbedaan studi statistik dan studi kasus. Studi statistik (statistical studies)
didesain untuk cakupan yang lebih luas dan bukan yang mendalam. Studi ini
berusaha untuk menangkap karakteristik populasi dengan membuat kesimpulan
dari karakteristik sampel. Studi kasus (case studies) lebih menekankan pada
analisis kontekstual secara menyeluruh terhadap beberapa kejadian atau kondisi
dan hubungan timbal baliknya.
G. Lingkungan Penelitian
Perbedaan desain penelitian juga ditentukan dari apakah desain tersebut muncul
pada kondisi lingkungan aktual (kondisi lapangan-field condition) atau pada
kondisi yang direkayasa atau dimanipulasi (kondisi laboratorium-laboratory
condition)
H. Kesadaran Persepsi Partisipan
Fungsi desain mungkin akan berkurang karena adanya kesadaran persepsi
partisipan (partisipant’s perceptual awareness) ketika orang-orang di dalam
lingkungan studi yang disamarkan merasa bahwa penelitian sedang
dilakukan.Terdapat tiga tingkat persepsi:
1. Partisipan tidak merasakan adanya penyimpangan dalam rutinitas
kesehariannya
2. Partisipan merasa ada penyimpangan, namun tidak ada hubungannya
dengan peneliti
3. Partisipan merasakan adanya penyimpangan ketika terlibat dengan peneliti
II. Studi Eksploratif
Melalui eksplorasi peneliti membangun konsep dengan lebih jelas, membuat
prioritas, membangun definisi operasional, dan memperbaiki desain
penelitian akhir. Juga dapat menghemat waktu dan dana penelitian.
A. Teknik Kualitatif
Ketika kita mempertimbangkan cakupan penelitian kualitatif, beberapa
pendekatan dapat disesuaikan untuk investigasi eksploratif pertanyaan
manajemen:
 Individual depth interview ( biasanya dilakukan dengan
percakapan, bukan secara struktural)
 Observasi partisipan (untuk melihat sendiri siapakah partisipan
dalam kejadian yang sudah diatur)
 Film, foto, dan rekaman video (untuk merekam kehidupan suatu
kelompok dalam penelitian)
 Teknik proyektif dan pengujian psikologi (misalnya, Pengujian
Apersepsi Tematik, pengukuran proyektif, permainan, atau
permainan peran)
 Studi kasus (untuk analisis konseptual secara mendalam terhadap
beberapa kejadian atau kondisi)
 Etnografi jalanan (untuk menemukan bagaimana sub kelompok
budaya mendeskripsikan dan membentuk dunia mereka pada
tingkat jalanan)
 Wawancara para tokoh atau ahli (untuk mendapatkan informasi
dari orang yang berpengaruh atau berpengetahuan luas dalam
suatu organisasi atau komunitas)
 Aanalisis dokumen (untuk mengevaluasi catatan sejarah atau
catatan rahasia atau catatan publik, dokumen pemerintah, dan
opini)
 Proxemics dan kinesics (untuk mempelajari penggunaan ruang dan
komunikasi dengan gerakan tubuh, secara berturut-turut)

Ketika pendekatan-pendekatan tersebut dikombinasikan, muncul


empat teknik eksploratif dengan pengaplikasian yang luas untuk
peneliti manajemen:

1. Analisis data sekunder


2. Survei pengalaman
3. Kelompok fokus
4. Desain dua tahap

Penjelasannya

1. Analisis Data Sekunder


Langkah awal dalam studi eksploratif adalah pencarian literatur
sekunder. Dalam eksplorasi data sekunder, peneliti perlu memulai
dengan menyelidiki arsip data yang dimiliki organisasi. Sumber
kedua dari data sekunder adalah dokumen yang dipublikasikan dan
telah diarsipkan oleh penulis di luar organisasi sponsor.
2. Survei Pengalaman
Saat mewawancarai seseorang dalam sebuah survei pengalaman
(experience survey), harus mencari tahu pemikiran mereka
mengenai masalah atau aspek penting dari subjek serta
menemukan apakah hal penting di dalam berbagai pengetahuan
dari subjek tersebut.
3. Kelompok Fokus
Kelompok fokus (focus group) adalah sekelompok orang (biasanya
terdiri atas 6-10 partisipan) yang dipimpin oleh moderator
berpengalaman, di mana mereka akan bertemu selama 90 menit
hingga 2 jam. Fasilitator atau moderator menggunakan prinsip
kelompok yang dinamis untuk berdiskusi memandu kelompok yang
saling bertukar ide, perasaan, dan pengalaman mengenai topik
tertentu dengan tujuan untuk produk baru atau konsep baru.
4. Desain Dua Tahap
Cara yang baik untuk mendesain studi penelitian adalah dengan
desain dua tahap (two stage design). Dengan pendekatan in,
eksplorasi akan menjadi tahap awal yang terpisah dengan tujuan
yang terbatas: (1) mendefinisikan pertanyaan penelitian dengan
jelas dan (2) mengembangkan desain penelitian.

B. Studi Deskriptif
Studi deskriptif hanya membutuhkan keahlian penelitian seperti studi
kausal, dan harus menuntut standar tinggi yang sama untuk desain dan
pelaksanaan penelitian. Studi deskriptif yang paling sederhana fokus pada
pertanyaan atau hipotesis univariat yang terkait yang kita tanyakan seperti
ukuran, bentuk, distribusi, atau keberadaan variabel.
C. Studi Kausal
Elemen penting dalam hubungan penyebab (causation) adalah bahwa A
“menghasilkan” B atau A “memaksa” terjadinya B. Secara empiris, kita
tidak menunjukkan hubungan kausalitas A-B dengan pasti. Alasannya
adalah kita tidak “menunjukkan” hubungan kausal secara deduktif.
Berbeda dengan kesimpulan deduktif, kesimpulan empiris merupakan
penarikan kesimpulan-kesimpulan induktif. Dengan demikian, kesimpulan
adalah pernyataan probabilitas bahwa A “menghasilkan” B berdasarkan
apa yang diobservasi dan diukur.
Dalam menguji hipotesis kausal, kita membutuhkan tiga jenis bukti berikut:
1. Kovarians antara A dan B
2. Urutan waktu perubahan kejadian sesuai arahan hipotesis
3. Tidak ada penyebab B lain yang memungkinkan

Jika mempertimbangkan hubungan yang mungkin terjadi antara dua


variabel, dapat memperoleh kesimpulan adanya tiga kemungkinan, yaitu:

1. Hubungan simetris adalah hubungan dimana dua variabel bergerak


bersama, namun diasumsikan bahwa tidak ada perubahan variabel
yang disebabkan oleh perubahan variabel lain.
2. Hubungan resiprokal adalah ketika dua variabel saling memengaruhi
atau saling menguatkan satu sama lain.
3. Hubungan asimetris adalah perubahan dalam satu variabel (variabel
bebas) bertanggung jawab atas perubahan dalam variable lainnya
(variabel terikat). Kebanyakan penelitian mencari variabel hubungan
asimetris.

Bab 7

Penelitian Kualitatif

I. Definisi Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif (qualitative research) meliputi susunan teknik interpretatif
yang berusaha untuk menggambarkan, memberikan kode, menerjemahkan,
sehingga berkaitan dengan dunia sosial. Teknik kualitatif digunakan pada tahap
pengumpulan dan analisis data dari proyek penelitian. Pada tahap pengumpulan
data, susunan teknik meliputi kelompok fokus, wawancara personal yang
mendalam, studi kasus, etnografi, teori dasar, penelitian aksi, dan observasi.
 Penelitian kualitatif mengambil data dari berbagai sumber, termasuk
berikut ini:
1. Orang-orang (individu maupun kelompok)
2. Organisasi atau institusi
3. Catatan (yang dipublikasikan, termasuk catatan virtual)
4. Pengaturan dan lingkungan (visual/sensor dan materi virtual)
5. Objek, artefak, produk media (tekstual, visual/sensor, dan materi
virtual)
6. Kejadian atau sesuatu yang terjadi (tekstual, visual/sensor, dan materi
virtual)
II. Penelitian Kualitatif versus Kuantitatif

Kualitatif Kuantitatif
Fokus Penelitian -Memahami dan -Menggambarkan, menjelaskan, dan
menginterpretasikan memprediksi
Keterlibatan -Tinggi; peneliti merupakan -Terbatas; keterlibatan peneliti dikontrol
Peneliti partisipan atau katalisator untuk mencegah terjadinya bias
Tujuan Penelitian -Pemahaman yang mendalam -Menggambarkan atau memprediksi,
pengembangan teori mengembangkan dan menguji teori
Desain Sampel -Non-probabilitas; purposive -Probabilitas
Ukuran Sampel -Kecil -Besar
Desain Penelitian -Dapat mengembangkan atau -Ditentukan terlebih dahulu sebelum
melakukan koreksi selama memulai proyek
proyek berjalan -Menggunakan metode tunggal atau
-Sering kali menggunakan metode campuran
berbagai metode secara simultan -Konsistensi merupakan hal yang paling
atau berurutan penting
-Konsistensi tidak diharapkan -Melibatkan salah satu dari pendekatan
-Melibatkan pendekatan cross section atau pendekatan longitudinal
longitudinal
Persiapan -Penugasan pendahuluan adalah -Tidak ada persiapan yang dilakukan untuk
Partisipan hal yang umum menghindari terjadinya bias dari partisipan

Kualitatif Kuantitatif
Jenis Data dan -Verbal atau deskripsi bergambar -Deskripsi verbal
Persiapan -Disederhanakan menjadi kode -Disederhanakan menjadi bentuk kode
verbal (terkadang dengan angka untuk dianalisis dengan komputer
bantuan komputer)
Analisis Data -Analisis yang dilakukan oleh -Analisis dengan komputer metode
manusia diikuti dengan statistika dan matematika lebih
menggunakan komputer atau mendominasi
pengkodean manusia, terutama -Analisis mungkin berlangsung selama
non kuantitatif proyek berjalan
-Memaksa peneliti untuk melihat -Mempertahankan kejelasan perbedaan
kerangka kontekstual dari antara fakta dan pendapat
fenomena menjadi sesuatu yang
dapat diukur, perbedaan antara
fakta dan pendapat tidak begitu
jelas
-Selalu dilakukan terus menerus
selama proyek dilaksanakan
Pengetahuan dan -Tingkat pemahaman yang lebih -Dibatasi oleh kesempatan untuk
Makna dalam adalah sebuah norma; menyelidiki responden dan kualitas dari
ditentukan dari jenis dan jumlah instrumen pengumpulan data asli
pertanyaan respon bebas -Pengetahuan mengikuti pengumpulan
-Partisipasi peneliti dalam data dari data entry, dengan membatasi
pengumpulan data kemampuan untuk mewawancarai kembali
memungkinkan pengetahuan para partisipan
dapat dibuat dan diuji selama
proses berlangsung
Keterlibatan -Boleh ikut berpartisipasi dengan -Jarang sekali berkomunikasi dengan
Ssponsor melakukan observasi terhadap partisipan baik secara langsung atau tidak
Penelitian penelitian secara langsung atau langsung
merekam wawancara
Perubahan -Ukuran sampel yang lebih kecil -Ukuran sampel yang lebih besar,
Umpan Balik membuat pengumpulan data memperpanjang waktu pengumpulan data;
lebih cepat karena kemungkinan metode melalui internet dapat
perubahan yang lebih singkat mempersingkat perubahan, namun tidak
-Pengetahuan dikembangkan tepat untuk beberapa penelitian
selama penelitian dilakukan, -Perkembangan pengetahuan terjadi
mempersingkat analisis data mengikuti proses pengumpulan data dan
data entry memperpanjang proses
penelitian; software untuk wawancara
memperbolehkan beberapa perhitungan
tanggapan selama pengumpulan data
berlangsung
Pengamanan -Penggunaan fasilitas dengan -Progres penelitian sering kali diketahui
Data akses terbatas lebih mutlak dan oleh kompetitor;kompetitor mengumpulkan
ukuran sampel lebih kecil pengetahuan untuk beberapa studi
berbasis lapangan yang terlihat

III. Proses Penelitian Kualitatif

The Research Process


IV. Metodologi Penelitian Kualitatif
A. Pengambilan Sampel
Penelitian kualitatif melibatkan pengambilan sampel nonprobabilitas
(nonprobability sampling) dimana usaha kecil dilakukan untuk menghasilkan
sampel yang representatif. Beberapa jenis pengambilan sampel
nonprobabilitas pada umumnya adalah:
 Purposive sampling. Peneliti memilih partisipan secara acak berdasarkan
karakter yang unik atau pengalaman, sikap maupun persepsi mereka.
 Snowball sampling. Partisipan menunjukkan peneliti kepada peserta lain
yang memiliki karakteristik, pengalaman, atau sikap yang hampir sama
atau berbeda dengan mereka.
 Convenience sampling. Para peneliti memilih siapapun individu yang siap
menjadi partisipan.
B. Wawancara
Wawancara (interview) merupakan teknik pengumpulan data utama dalam
metodologi kualitatif. Wawancara bervariasi sesuai dengan jumlah orang
yang terlibat selama wawancara berlangsung.
 Jenis wawancara:
1. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara yang tidak ada pertanyaan atau urutan topik tertentu
yang didiskusikan, dengan setiap wawancara disesuaikan dengan
partisipan; umumnya dimulai dengan narasi dari partisipan.
2. Wawancara Semi Terstruktur
Pada umumnya dimulai dengan beberapa pertanyaan spesifik dan
kemudian mengalir mengikuti persoalan individu terkait apa yang
mereka pikirkan dengan penyelidikan pewawancara.
3. Wawancara Terstruktur
Sering kali menggunakan panduan wawancara terperinci yang
hampir sama dengan kuesioner yang digunakan untuk memandu
urutan pertanyaan dan cara spesifik dalam memberikan
pertanyaan, namun secara umum pertanyaan masih bersifat
terbuka.
 Tanggung jawab pewawancara
1. Merekomendasikan topik dan pertanyaan
2. Mengontrol wawancara, namun juga merencanakan dan mengatur
lokasi dan fasilitas studi.
3. Mengajukan kriteria untuk menarik partisipan sebagai sampel
4. Menuliskan recruitment screener dan juga merekrut partisipan
5. Mengembangkan berbagai macam latihan penugasan pendahuluan
6. Menyiapkan berbagai alat penelitian (seperti, jenis gambar atau
latihan penulisan) untuk digunakan selama wawancara
7. Mengawasi proses pencatatan
8. Membantu untuk menganalisis data dan mendapatkan
pengetahuan/informasi
9. Menuliskan atau mengontrol penulisan laporan klien, termasuk
memilih video untuk laporan lisan
 Wawancara dapat dilakukan secara:
1. Individual Depth Interview (IDI) merupakan interaksi antara seorang
pewawancara dan seorang partisipan.
2. Wawancara Kelompok (group interview) merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan satu pewawancara dengan
lebih dari satu partisipan penelitian.
 Kelompok fokus: merupakan sebuah grub (biasanya terdiri
atas 6-10 partisipan) yang dipimpin oleh seorang
moderator yang sudah terlatih dan bertemu selama 90
menit sampai 2 jam.
 Tempat / cara lain untuk wawancara kelompok
fokus
- Kelompok fokus melalui telepon
- Kelompok fokus melalui media online
- Kelompok fokus melalui videoconference
 Pencatatan, analisis, dan laporan wawancara kelompok
Bagian verbal dari wawancara kelompok ditulis oleh
moderator saat sesi penjelasan kembali dan ditambahkan
kedalam catatan moderator. Hal ini dianalisis melalui
beberapa sesi kelompok fokus menggunakan analisis isi.
Proses analisis isi menyediakan gambaran kualitatif dari
perhatian, ide, sikap, dan perasaan responden bagi
sponsor penelitian.
V. Mengombinasikan Metodologi Kualitatif
A. Studi Kasus
Studi kasus dikenal dengan sejarah kasus, merupakan metode penelitian
kuat yang mengombinasikan wawancara individu dan (terkadang) wawancara
kelompok dengan analisis dan observasi catatan.

B. Penelitian Aksi
Penelitian aksi dirancang untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dan
praktis dengan sedikit aspek yang diketahui sehingga tidak ada heuristis yang
diketahui.
VI. Menggabungkan Metodologi Kualitatif dan Kuantitatif
Empat strategi umum untuk menggabungkan metodologi dalam penelitian bisnis
adalah:
1. Studi kualitatif dan kuantitatif dapat dilakukan secara bersamaan
2. Studi kualitatif dapat berlangsung pada saat beragam alur dari studi
kuantitatif dilakukan, mengukur perubahan perilaku dan sikap dari waktu ke
waktu
3. Studi kualitatif dapat mendahului studi kuantitatif, dan studi kualitatif kedua
dapat dilakukan setelah studi kuantitatif untuk mencari klarifikasi lebih lanjut
4. Studi kuantitatif dapat mendahului studi kualitatif

Bab 8

Studi Observasi
I. Manfaat Observasi
Observasi memenuhi persyaratan penelitian ilmiah ketika observasi
dilaksanakan secara spesifik untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, menggunakan
pengawasan yang tepat, dan memberikan laporan yang andal dan valid
mengenai apa yang terjadi. Fleksibilitas observasi membuat observasi
menjadi metode utama yang sangat diperlukan dan suplemen untuk metode
lain. Observasi meliputi seluruh cakupan pengawasan aktivitas serta kondisi
perilaku dan nonperilaku.
 Observasi Nonperilaku
1. Analisis catatan
2. Analisis kondisi fisik
3. Analisis proses fisik
 Observasi Perilaku
1. Analisis nonverbal
2. Analisis linguistik
3. Analisis ekstralinguistik
4. Analisis spasial
A. Observasi Nonperilaku
1. Analisis catatan merupakan bentuk umum dari penelitian observasi. Analisis
ini dapat melibatkan catatan historis atau catatan saat ini serta catatan publik
atau privat. Catatan-catatan tersebut dapat berupa tulisan, bentuk cetak,
rekaman suara, gambar, atau rekaman video. Data statistik historis sering kali
dijadikan sumber utama dalam penelitian. Analisis catatan keuangan dan
data ekonomi menyediakan sumber data utama dalam penelitian.
2. Analisis kondisi fisik sering dilakukan dengan audit ketersediaan barang
dagang di toko, penelitian mengenai pemenuhan keamanan gedung pabrik,
analisis kondisi persediaan, dan analisis laporan keuangan.
3. Analisis proses atau aktivitas meliputi studi waktu/pergerakan dari proses
manufaktur dan analisis arus perdagangan dalam sistem distribusi, arus
dokumen dalam suatu kantor, dan arus keuangan dalam sistem perbankan.
B. Observasi Perilaku
1. Perilaku nonverbal merupakan bentuk paling umum dari keempat kategori
tersebut, yang meliputi gerakan tubuh, ekspresi motorik, dan bahkan tatapan
mata. Dengan kata lain, dapat mempelajari gerakan tubuh sebagai indikator
ketertarikan atau kejenuhan, kemarahan atau kesenangan dalam lingkungan
tertentu. Ekspresi motorik seperti gerak-gerik wajah dapat diobservasi
sebagai pernyataan emosi. Tingkat kedipan mata dapat dipelajari sebagai
indikator ketertarikan dengan informasi iklan. Perubahan tatapan mata
merupakan ketertarikan dalam studi perilaku antarpersonal.
2. Perilaku Linguistik adalah bentuk kedua yang sering digunakan untuk
observasi perilaku. Contoh perilaku linguistik meliputi proses interaksi yang
terjadi antara dua orang atau dalam suatu kelompok kecil. Bales menawarkan
sebuah sistem yang digunakan secara luas untuk mengklasifikasikan
interaksi linguistik.
3. Perilaku Ekstralinguistik terdapat empat dimensi aktivitas ekstralinguistik yaitu
(a) Vocal, yaitu nada, kerasnya suara, serta warna suara.
(b) Tempo, yaitu tingkat bicara, durasi pengucapan, dan ritme dalam
berbicara.
(c) Interaksi, yaitu kecenderungan untuk melakukan interupsi, dominasi, atau
sanggahan.
(d) Gaya bahasa verbal, yaitu keunikan kosa kata dan pengucapan, dialek,
serta karakteristik ekspresi.
Dimensi ini dapat menambah pemahaman substansial terhadap konten
linguistik dari interaksi antara atasan dan bawahan atau penjual dan pembeli.
4. Hubungan spasial khususnya bagaimana seseorang secara fisik
berhubungan dengan orang lain. Salah satu bentuk studi ini adlah proxemics,
yang berfokus pada bagaimana orang-orang mengatur teritori mereka dan
bagaimana mereka menjaga jarak antara dirinya dengan orang lain.

II. Evaluasi Metode Observasi


 Metode observasi memiliki beberapa keterbatasan penelitian.
Normalnya peneliti harus berada di lokasi saat kejadian berlangsung,
walaupun seringkali tidak mungkin untuk memprediksi di mana dan
kapan suatu kejadian akan terjadi. Salah satu cara agar tidak
kehilangan kejadian tersebut adalah dengan observasi yang lebih
lama.
 Hasil observasi yang paling dapat dipercaya terbatas pada informasi
yang dapat dipelajari dengan perlakuan yang jelas atau indikator yang
muncul di permukaan. Untuk menggali indikator lebih dalam, peneliti
harus membuat kesimpulan.
 Lingkungan penelitian lebih cocok untuk penelitian subjektif dan
pencatatan data dibandingkan untuk pengendalian dan kuantifikasi
kejadian. Ketika peneliti mengendalikan dengan melakukan intervensi
aktif, partisipasi mereka mengganggu validitas dari apa yang sedang
dinilai. Walaupun ukuran sampel kecil, catatan observasi bisa jadi
berukuran besar dan sulid dianalisis.
III. Hubungan Pengamat Partisipan
Hubungan antara pengamat partisipan dapat dilihat dari tiga perspektif:
1. Aapakah observasi dilakukan secara langsung atau tidak langsung
2. Apakah keberadaan pengamat diketahui atau tidak diketahui
3. Peran apa yang dimainkan oleh pengamat
A. Kelangsungan Observasi
1. Observasi langsung terjadi ketika secara fisik pengamat hadir dan secara
personal memonitor suatu kejadian
2. Observasi tidak langsung terjadi ketika pencatatan dilakukan dengan metode
mekanis, gambar, atau elektronik
B. Penyamaran
Pengamat menggunakan penyamaran untuk menyembunyikan diri dari objek
observasi.
C. Partisipasi
Observasi partisipan terjadi ketika pengamat masuk ke dalam lingkungan sosial
dan bertindak sebagai peneliti dan sekaligus partisipan.
IV. Melaksanakan Studi Observasi
A. Jenis-Jenis Studi
1. Observasi sederhana yaitu observasi yang dilaksanakan hampir di semua
studi penelitian, setidaknya pada tahap eksploratori.
2. Observasi sistematik yaitu menggunakan prosedur berstandar, pengamat
yang lebih terlatih, jadwal untuk pencatatan, dan perlengkapan lain yang
merefleksikan prosedur ilmiah dari metode data primer lainnya untuk
pengamat.
3. Observasi checklist yaitu penggunaan pengukuran instrumen berupa
analogi kuesioner.
B. Spesifikasi Isi
Untuk menjelaskan isi observasi, kita harus mengikutsertakan variabel utama
penelitian dan variabel lain yang mempengaruhinya. Jika terdapat ambiguitas
konsep atau arti khusus, setiap variabel yang dipilih harus diberikan definisi
operasionalnya.
C. Pelatihan untuk Pengamat
Terdapat beberapa petunjuk umum untuk kualifikasi dan pemilihan pengamat:
 Konsentrasi
 Berorientasi pada ketelitian
 Kerendahan hati
 Tingkat pengalaman

Terlepas dari hal tersebut, kebanyakan peneliti adalah subjek yang rentan
terhadap kelelahan, efek halo, dan kadang penyimpangan pengamat yang
mengarah pada kerusakan reliabilitas dan validitas sepanjang waktu sehingga
mempengaruhi kategori pengkodean. Masalah ini hanya bisa diatasi dengan
rekaman video yang intensif.
D. Pengumpulan Data
Rencana dalam pengumpulan data menjelaskan berbagai detail penugasan.
Intinya, rencana ini menjawab pertanyaan siapa, apa, kapan, bagaimana, dan
dimana.
V. Unobtrusive Measure
Sama seperti survei dan eksperimen, beberapa studi observasi khususnya
observasi partisipan mengharuskan pengamat untuk secara fisik hadir dalam
situasi penelitian. Hal ini berkontribusi pada respons reaktivitas suatu
fenomena di mana partisipan mengubah perilaku mereka dalam merespons
peneliti.
Disebut unobtrusive measures (pengukuran yang tak terlalu mencolok),
pendekatan ini mendorong bentuk kreatif dan imajinatif dari observasi tidak
langsung, pencarian arsip, dan variasi pada observasi sederhana dan
terencana.
Bab 9

EKSPERIMEN

APAKAH EKSPERIMEN ITU?

Eksperimen merupakan studi yang melibatkan intervensi dari peneliti melebihi apa
yang dibutuhkan untuk pengukuran. Bentuk umum dari intervensi ini adalah
memanipulasi beberapa variabel pada keadaan tertentu dan mengobservasi bagaimana
hal tersebut memengaruhi subjek yang diteliti.

EVALUASI TERHADAP EKSPERIMEN

Keuntungan

Untuk mencapai tujuan penelitian,metode eksperimen lebih efektif digunakan


daripada metode pengumpulan datai lainnya. Keuntungan yang paling utama adalah
kemampuan peneliti untuk memanipulasi variabel bebas. Keuntungan kedua dari
eksperimen adalah kontaminasi dari variabel asing dapat dikontrol dengan lebih efektif
daripadi menggunakan desain yang lain. Ketiga, biaya dan kenyamanan metode
eksperimen lebih baik daripada metode lainnya.

Kerugian

Kerugian yang paling utama dari metode ekperimen adalah proses artifisial
laboratorium. Kedua, generalisasi sampel nonprofitabilitas dapar menajdi masalah
meskipuk pengambilannya dilakukan secara acak. Ketiga, walaupun eksperimen tidak
terlalu mahal, banyak aplikasi eksperimen jauh melebihi anggaran metode
pengumpulan data lainnya.

MELAKUKAN EKSPERIMEN

Ada tujuh aktivitas yang harus dipenuhi peneliti agar eksperimen berjalan sukses :

1. Memilih variable yang relevan

Tugas peneliti adalah menerjemahkan masalah yang belum jelas menjadi


pertanyaan atau hipotesis yang dapat menyatakan tujuan penelitian.
2. Menentukan tingkat perlakuan

Dalam eksperimen, partisipan akan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas


yang disebut dengan perlakukan eksperimen. Tingkat perlakuan terhadap variabel
bebas merupakan kelompok alami atau yang berubah-ubah yang dibuat oleh peneliti
diantara variabel bebas dalam eksperimen.

3. Mengontrol lingkungan eksperimen

Dalam eksperimen presentasi penjualan tersebut, variabel asing bisa muncul dalam
bentuk perbedaan usi, jenis kelamin, ras, pakaian, kemampuan komunikasi. Pada
dasarnya kita berfokus pada kontrol lingkungan, menjaga konsistensi lingkungan fisik
eksperimen.

4. Memilih desain eksperimen

Desain eksperimen berperan sebagai rencana posisi dan statistik untuk membentuk
hubungan antara perlakuan eksperimen dan observasi atau poin pengukuran dari
pelaku eksperimen dalam skema penelitan temporal.

5. Memilih dan menetapkan subjek

Pertama, peneliti mempersiapkan kerangka pengambilan sampel dan kemudia


menetapkan subjek untuk eksperimen pada kelompok dengan menggunakan teknik
randomisasi.

6. Uji coba, revisi dan pengujian

Uji perintis digunakan untuk menemukan kesalah dalam desain dan kontrol yang
tidak tepat dari kondisi asing atau kondisi lingkungan, pra-pengujian instrumen
memperbolehkan adanya perbaikan sebelum pengujian akhir.

7. Menganalisis data

Peneliti memiliki beberapa opsi pengukuran dan instrumen dalam eksperimen,


yaitu:

 Teknik observasi dan skema pengkodean


 Pengujian dengan kertas dan pensil

 Instrumen pelaporan mandiri dengan pertanyaan terbuka atau tertutup

 Teknik penskalaan (misalnya, skala likert, perbedaan semantik, Q-sort)

 Ukuran psikologi (misalnya, respons penguraian gavanic, EKG, analisis pola


titinada dll)

VALIDITAS DALAM EKSPERIMEN

Validitas internal

 Sejarah

Selama pelaksanaan eksperimen, terdapat beberapa peristiwa yang


membingungkan hubunga yang sedang diteliti. Dalam kebanyakn desasin eksperimen

kita melakukan pengukuran kontrol o1 variabel terikat sebelum melakukan


memanipulasi (X). setelah melakukan manipulasi, kita akan melakukan pengukuran

selanjutnya o2 pada variabel terikat. Kemudian perbedaan o1 dan o2 merupakan


perubahan yang disebabkan oleh manipulasi.

o1 x o2

Prestest Manipulasi Postest

 Maturasi

Perubahan juga dapat terjadi di dalam subjek yang merupakan fungsi dari lintasan
waktu dan tidak spesifik pada kejadian tertentu.

 Pengujian

Proses pelaksanaan ujian dapat memengaruhi nilai pengujian kedua. Pengalam


mengikuti tes pertama akan menimbulkan efek belajar yang memengaruhi hasil ujian
kedua.
 Instrumen

Menggunakan pertanyaan yang berbeda pada setiap pengukuran nerupakan


sumber potensi masalah tetapi menggunakan pengamat atau pewawancara yang
berbeda juga akan mengancam validitas.

 Pemlihan

Ancaman penting dalam validitas internal adalah perbedaan dalam pemilihan


subjek untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, syarat pertimbangan validitas
adalaha semua kelompok harus diperlakukan sama dalam setiap aspek.

 Regresi statistik

Faktor ini terjadi khususnya ketika kelompok dipilih berdasarkan skor ekstremnya.

 Mortalitas eksperimen

Moralitas eksperimen terjadi ketika terdapat perubahan komposisi kelompok


penelitian selama pengujian. Ada lima ancaman tamabahan dalam validitas internal
dibawah ini adalah ebabs dari apakah ancaman tersebut ditentukan secara acak atau
tidak.

1. Difusi atau imitasi tindakan.

2. Penyetaraan kompensasi.

3. Persaingan kompensasi.

4. Demoralisasi kerugian yang tidak disukai.

5. Sejarah lokal

VALIDITAS EKSTERNAL

 Reaktivitas pengujian pada X


Pengukuran awal dari pengetahuan sunjek mengenai program ekologi perusahaan
biasanya menyebabkan subjek peka terhadap berbagai usaha komunikasi eksperimen
yang dibuat mengenai perusahaan.

 Interaksi pemilihan dan X

Proses pemilihan subjek pengujian untuk eksperimen mungkin saja menjadi


ancaman validitasi eksternal. Populasi dari subjek yang dipilih oleh seseorang mungkin
saja tidak sama dengan populasi yang ingin digeneralisasi oleh orang tersebut.

 Faktor reaktif lainnya

Kondisi eksperimen sendiri mungkin saja memiliki pengaruh bias pada respons
subjek terhadap X. kondisi palsu tentu dapat menghasilkan hasil yang tidak
representatif untuk populasi yang lebih besar.

DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN

Desain Pra-Eksperimen

Kunci dalam simbol


X  merupakan pendahuluan stimulus eksperimen kepada kelompok. Pengaruh dari variabel bebas adalah dari minat utama
O  mengidenti fikasi aktivitas pengukuran atau observasi
R  megindikas i bahwa nggota kelompok telah ditetapkan secara acak dalam kelompok
E  menunjukka n pengaruh eksperimen dan disajikan sebagai persamaan

X dan O dalam diagram dibaca dari kiri ke kaan berdasarkan urutan waktu temporal

OXOO

waktu

Ketika perkalian X dan O secara vertikal satu sama lain, hal ini mengindikasikan bahwa
stimulus dan/atau observasi terjadi secara bersamaan.

X O
O

waktu ¿ q →¿
Baris paralel yang tidak terpisah dengan garis pembatas mengindikasikan bahwa
perbandingan kelompok telah disetarakan dengan proses randomisasi

X O
O

X dan O yang terpisah dengan garis putus-putus berarti belum setara

O X O
− − −
O

Penelitan After-Only

Penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

X O

Tindakan atau manipulasi variabel bebas Observasi atau pengukuran variabel terikat

Desain One-Group Pretest-Posttest

Desain ini mengahadapi berbagai macam gangguan validitas internal dengan lebih
baik daripada penelitian after-only, tetapi desain ini masih tetap lemah.
O X O

Pretest Manipulasi Posttest

Perbandingan Kelompok Statis

Desain ini disajikan untuk dua kelompok, salah satu kelompok menerima stimulus
eksperimen, sementara kelompok lainnya disajikan sebagai pengontrol. Dalam kondisi
lapangan, bayangkan sebagai berikut : Kebakaran hutan atau bencan alam lain
merupakan tindakan eksperimen dan trauma psikologi yang dialami penduduk sekitar
adalah hasil yang diukur.

X O1
O2

Desain Eksperimen yang Sesungguhnya

Kekurangan utama dari desain pra-eksperimen adalah desain tersebut tidak dapat
memberikan perbandingan kelompok yang benar-benar setara.

Desain Kelompok Kontrol Pretest-Posttest

Desain ini terdiri dari penambahan kelompok kontrol pada desain one-group-
prestest-posttest dan menetapkan subjek pada kelompok lain dengan prosedur acak
(R). Diagramnya adalah sebagai berikut

R O1 X O 2
R O3 O4

Pengaruh variabel eksperimen adalah :

E=(O2−O1 )−(O4 −O3 )

Desain Kelompok Kontrol Posttest-Only


Pada desain ini, pengukuran prestest dihilangkan. Pretest diterima dengan baik
dalam desain penelitian klasik, tetapi tidak terlalu diperlukan ketika randomisasi
memungkinkan untuk dilakukan. Desainnya adalah sebagai berikut :

R X O1
R O2

Pengaruh eksperimen diukur dengan perbedaan antara O1 dan O2 :

E  (O2  O1 ) E  (O2  O1 )

EKSPERIMEN LAPANGAN : KUASI EKSPERIMEN ATAU SEMI EKSPERIMEN

Dalam kondisi lapangan, sering kali kita tidak dapat mengontrol variabel asing atau
tindakan eksperimen untuk menggunakan desain eksperimen yang sesungguhnya.
Karena kondisi stimulus terjadi dalam lingkungan yang alami, diperlukan eksperimen
lapangan.

Desain Kelompok Kontrol Non-Ekuivalen

Desain ini merupakan desain kuais-eksperimen yang kuat dan sering digunakan.
Desain ini berbeda dengan desain kelompok kontrol prestes-posttest karena kelompok
pengujian dan kelompok kontrol tidak ditetapkan secara acak. Diagram desain ini
digambarkan sebagai berikut :

Desain Prestest-Posttest dengan Sampel Terpisah

Desain ini banyak digunakan saat kita tidak dapat mengetahui kapan atau kepada
siapa tindakan eksperimen akan ditujukan, tetapi kita dapat memutuskan kapan dan
kepada siapa dilakukan pengukuran. Dasar desainnya sebagai berikut :

R O1 (X)
R X O2
Bab 10

SURVEI

KARAKTERISTIK PENDEKATAN KOMUNIKASI

Desain penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan yang digunakan


dalam pengumpulan data primer. Terdapat dua alternatif. Kita dapat mengobservasi
kondisi, perilaku, kejadian, manusia atau proses. Kita juga dapat berkomunikasi dengan
seseorang mengenai berbagai topik : termasuk perilaku, motivasi , masksud baik dan
ekspektasi partisipan. Penelitian berdasarkan komunikasi juga merupakan maksud,
ekspektasi, motivasi dan pengetahuan yang sebenarnya.

Kesalahan dalam Penelitian Komunikasi

Peneliti tidak dapat membantu pembuat keputusan bisnis dalam menjawab


pertanyaan penelitian jika peneliti (1) memilih atau membuat pertanyaan yang tidak
tepat, (2) memberikan pertanyaan kepada partisipan dengan urusan yang tidak tepat,
(3) menggunakan transisi dan instruksi yang tidak tepat untuk memperoleh informasi.

Kesalahan pada Pewawancara :

 Gagal untuk menjaga kerja sama seluruh partisipan

 Gagal untuk mencata jawaban secara akurat dan lengkap

 Gagal untuk secara konsisten melaksanakan prosedur wawancara

 Gagal untuk membangun lingkungan wawancara yang tepat

 Pemalsuan jawaban individual atau seluruh jawaban

Kesalahan pada Partisipan

Tiga kondisi yang harus dipenuhi oleh partisipan agar survei berjalan dengan sukses
adalah :

 Partisipan harus memiliki informasi yang menjadi tujuan dari pertanyaan investigatif

 Partisipan harus memahami perannya dalam wawancara, yaitu sebagai penyedia


informasi yang akurat

 Partisipan harus memiliki cukup motivasi untuk bekerja sama

Kesalahan Berdasarkan Partisipan

 Partisipan harus yakin bahwa pengalaman tersebut akan menjadi hal yang
menyenangkan dan memuaskan

 Partisipan harus yakin bahwa menjawab survei merupakan hal penting dan
bermanfaat untuk mereka lakukan

 Partisipan harus menghilangkan keraguan apapun yang mungkin mereka miliki


terkait partisipasi

Kesalahan Berdasarkan Respons. Kesalahan respons disebabkan dua hal :


ketika partisipan gagal untuk memberikan jawaban yang benar atau gagal untuk
memberikan jawaban yang lengkap.
Memilih Metode Komunikasi

Ketika sponsor atau peneliti telah menetukan bahwa metode survei atau
wawancara merupakan pendekatan pengumpulan data yang tepat, berbagai macam
metode dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dari setiap individu.

SURVEI SELF-ADMINISTERED

Kuesioner self-administered sering muncul dalam kehidupan modern. Anda


tentunya memiliki pengalaman evaluasi pelayanan hotel, restoran, penjual mobil dan
penyedia transportasi.

Evaluasi Survei Self-Administered

Tidak ada bidang lain yang meraskan revolusi komputer sekuar area survei sefl-
administered. Kuesioner self-administered yang dikirimkan engan komputer
menggunakan intranet organisasi, internet atau jasa online melalui tablet dan telepon
genggam untuk menghubungi partispan mereka.

Biaya

Survei self-administered adalah jenis metode yang lebih rendah biayanya daripada
survei melalui wawancara personal. Hal ini dibenarkan dengan survei melalui surat
yang sama baiknya dengan survei yang dikirim melalui komputer dan survei intercept.

Aksesbilitas Sampel

Satu keuntungan dalam menggunakan survei self-administered melalui surat


adalah peneliti dapat menghubungi partisipan yang mungkin saja tidak dapat diakses
oleh peneliti lain.

Keterbatasan Waktu

Walaupun studi intercept secara relatif masih memaksa partisipan untuk merespons
dengan cepat, dalam survei melalui surat, partisipan memliki waktu yang lebih lama
untuk memperoleh informasi, berdiskusi dengan orang lain atau mempertimbangkan
jawaban dalam jangka waktu yang lebih lama daripada survei yang dilakukan melalui
telepon atau wawancara personal.
Anonimitas

Survei melalui surat biasanya dirasa lebih netral yang tidak memihak kepada
perseorangan, menyajikan sifat yang lebih anonim daripada model komunikasi yang
lain, termasuk metode lain untuk mendistribusikan kuesioner self-administered.

Cakupan Topik

Keterbatasan utama dari survei self-administered terletak pada tipe dan jumlah
informasi yang didapatkan. Para peneliti biasanya tidak memiliki ekspektasi untuk
memperoleh informasi dalam jumlah besar dan tidak dapat menggali topik lebih dalam.

Memaksimalkan Partispasi dalam Survei Self-Administered

Untuk memaksimalkan semua probabilitas respons, perhatian penuh harus


diberikan untuk setiap hal dalam proses survei, dimana respons tersebut dapat
diuraikan. Contohnya :

 Kesalahan alamat email atau pos

 Kertas amplop atau halaman depan faksimile mungkin terlihat seperti surat
‘sampah’ atau dibuang tanpa dibuka terlebih dahulu

 Kurangnya instruksi yang tepat untuk penyelesaian menyebabkan tidak adanya


respons, dan lain lain.

Tren Survei Self-Administered

Off-the-shelf software merupakan sebuah alternatif yang kuat. Keuntungan dari


program software ini adalah :

 Desain kuesioner berada dalam lingkungan pengolahan data

 Kemampuan untuk memasukkan bentuk kuesioner dari catatan teks

 Kumpulan pertanyaan dan skala

 Publikasi secara otomatis ke dalam server web, dan lain-lain.

SURVEI MELALU WAWANCARA TELEPON


Evaluasi Wawancara Melalui Telepon

Wawancara melalui telepon dengan bantuan komputer digunakan dalam


organisasi penelitian di seluruh dunia. Fasilitas CATI terdiri atas ruangan kecil yang
kedap suara untuk satu orang yang diatur di sekitar lingkungan dengan pengawasan.
Terdapat kelemahan dalam penggunaan telepon untuk penelitian :

 Keluarga yang Tidak Dapat Diakses

 Nomor telepon tidak akurat atau tidak berfungsi

 Durasi wawancara yang terbatas

 Keterbatasan dalam menggunakan pertanyaan visual atau pertanyaan yang


rumit

 Mudah untuk menyudahi wawancara

SURVEI MELALUI WAWANCARA PERSONAL

Survei melalui wawancara personal adalah percakapan dua arah antara seorang
pewawancara dan seorang partisipan.

Evaluasi Survei Wawancara Personal

Nilai terbesar terletak pada kedalaman dan perincian informasi yang dapat
diperoleh. Hal tersebut jauh melampaui informasi yang diperoleh daro telepon dan studi
self-administered melalui surat atau komputer. Pewawancara juga dapat melakukan
lebih banyak hal untuk meningkatkan kualitas informasi yang didapatkan dibandingkan
dengan metode lain.

MEMILIH METODE SURVEI YANG OPTIMAL

Ringkasan kelebihan dan kekurangan dari wawancara personal, wawancara melalui


telepon dan kuesioner self - administered. Saat pertanyaan penyelidikan anda
membutuhkan informasi dari seseorang yang sulit untuk ditemui atau pertisipan yang
diakses, wawancara melalui telepon, survei melalui surat atau survei yang dikirimkan
melalui komputer harus dipertimbangkan.
Layanan Survei Outsourcing

Penyedia layanan penelitian komersial bervariasi, mulai dari operasi layanan secara
penuh sampai dengan konsultan khusus. Pada saat kerahasiaan cenderung
memengaruhi keunggulan kompetitif, para manajer atau staff terkadang lebih memlih
untuk hanya menawarkan satu tahap proyek.

Anda mungkin juga menyukai