duduk sendiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: status gizi kurang, lingkar kepala: mikrosefali,
wajah dismorfik (-). Tonus keempat ektremitas hipertoni, ada head lag (+). Dari riwayat kelahiran
didapatkan informasi bahwa anak tersebut dilahirkan dari seorang ibu P6A3 yang berusia 38 tahun
dengan riwayat mendapatkan transfusi sebelum melahirkan. Bayi pada usia kehamilan 37 minggu,
BBL 2500 gram, lahir spontan, bayi tidak langsung menangis, dan dirawat di Bangsal perawatan risiko
tinggi. Selama perawatan, bayi mengalami kejang berulang 3x. Dari analisa deteksi dini
perkembangan secara sederhana, dokter yang memeriksa mencurigai kemungkinan anak tersebut
mengalami developmental delayed dengan keterlambatan milestones pada keempat domain. Dokter
menyarankan untuk pengelolaan lebih lanjut antara lain dengan merujuk ke poliklinik Tumbuh
Kembang, Rehabilitasi Medik dan pemeriksaan penunjang lain untuk mengetahui sejauh mana
kelainan organ-organ yang terkait (SSP, fungsi pendengaran, penglihatan).
Milestones: tanda-tanda perkembangan yang terkait pada usia tertentu, usia tersebut semata-mata
merupakan rata-rata untuk terjadinya peristiwa tertentu. Misalnya, anak rata-rata mampu berjalan pada
usia 12 bulan dan berbicara pada usia 14 bulan. Namun, apabila terjadi penyimpangan yang sangat
ekstrim dari rata-rata yang ada, kita harus mulai mempertimbangkan bahwa “ada sesuatu” yang terjadi
pada perkembangan anak tersebut (Papalia, dkk., 2009).
Keempat domain:
Lahir- 3 bulan:
mengikuti obyek dengan matanya
menahan barang yang dipegangnya
3-6 bulan:
menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
belajar meraih benda dalam dan di luar jangkauannya
menaruh benda di mulut
6-9 bulan:
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
bergembira dengan melempar benda-benda
9- 12 bulan:
ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda ke mulut
12-18 bulan:
menyusun 2-3 balok/kubus
18-24 bulan:
menyusun 6 kubus
menunjuk mata dan hidung
belajar makan sendiri
menggambar garis dikertas atau pasir
2-3 tahun:
menggambar lingkaran
membuat jembatan dengan 3 balok
3-4 tahun:
belajar berpakaian dan membuka pakaiannya sendiri
menggambar orang hanya kepala dan badan
4-5 tahun:
menggambar orang terdiri dari kepala,badan, dan lengan
mampu menggambar segiempat dan segitiga
9- 12 bulan:
menirukan suara
dapat mengulang bunyi yang didengarnya
belajar menyatakan satu atau dua kata
12-18 bulan:
mengatakan 5-10 kata
18-24 bulan:
menyusun dua kata mebentuk kalimat
menguasai sekitar 50-200 kata
2-3 tahun:
mampu menyusun kalimat lengkap
menggunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya
3-4 tahun:
mampu berbicara dengan baik
mampu menyebut namanya,jenis kelamin, dan umur
banyak bertanya
4-5 tahun:
pandai bicara
mampu menyebut hari-hari dalam seminggu
berminat/ tertarik pada kata baru dan artinya
mampu menghitung jari
memprotes bila dilarang apa yang diinginkan
mendengar dan mengulang hal penting dan cerita
d. Milestone sosial
3-4 bulan:
mampu menatap mata
tersenyum bila diajak bicara/senyum
tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
6-9 bulan:
mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan
9-12 bulan:
berpartisipasi dalam permainan
18-24 bulan:
memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka
2-3 tahun:
bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluar
keluarganya
4-5 tahun:
bermain bersama anak lain dan dapat mengikuti aturan permainan
e. Milestone Emosi
Lahir-3bulan:
bereaksi terhadap suara atau bunyi
3-6 bulan:
tersenyum melihat gambar atau mainan lucu
tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
6-9 bulan:
mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang asing
9-12 bulan:
memperlihatkan minat yang besar terhadap sekitarnya
12-18 bulan:
memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
18-24 bulan:
memperlihatkan minat yang besar terhadap apa yang dikerjakan orang dewasa
3-4 tahun :
menunjukkan rasa sayang terhadap saudaranya
Sumber: MAKALAH TUMBUH KEMBANG NORMAL Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Fisioterapi Komprehensif Pediatri , PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
STEP 6
1. Mengapa ditemukan bayi belum bisa duduk sendiri pada usia 1 tahun?
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan
perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi
dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau
hipotonia.
Keterlambatan ringan perkembangan motorik kasar Seorang anak yang terlambat berjalan, kemungkinan
juga terlambat dalam duduk dan merangkak. Namun sayangnya, keterlambatan ini bukanlah hal pertama yang
mungkin disadari oleh para orangtua. Jika ini penyebabnya, maka dokter akan melihat jalan anak dalam konteks
yang berbeda dan mencari tahu berada dimana ia dalam rangkaian perkembangan motoriknya. Biasanya juga
disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas.
2. Mengapa didapatkan tonus keempat ektremitas hipertoni dan ada head lag (+)?
Head Lag(+)
Sikap kepala bayi sewaktu badannya diangkat dapat memberikan informasi perkembangan motorik.
Sebelum usia 5 bulan kepala jatuh lunglai bila badan diangkat dari posisi berbaring dengan cara
menarik kedua tangan ke atas. Setelah usia 5 bulan bayi dapat menegakkan kepalanya baik sewaktu
badannya hendak didudukkan dengan mengangkat kedua lengannya, maupun pada waktu didudukkan
sambil dipegang. Bayi dengan hipotonia memperlihatkan leher yang lemas (head lag) yang mencirikan
perkembangan motorik yang terbelakang atau keadaan patologis oleh berbagai abnormalitas SSP dan
kelainan motor neuron.
Sidharta, P., Pemeriksaan Neurologik Pada Bayi dalam Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi,
Cetakan keempat, Dian Rakyat, Jakarta, 1999.
Sikap kepala bayi sewaktu badannya diangkat dapat memberikan informasi perkembangan
motorik. Sebelum usia 5 bulan kepala jatuh lunglai bila badan diangkat dari posisi berbaring dengan
cara menarik kedua tangan ke atas. Setelah usia 5 bulan bayi dapat menegakkan kepalanya baik
sewaktu badannya hendak didudukkan dengan mengangkat kedua lengannya, maupun pada waktu
didudukkan sambil dipegang. Bayi dengan hipotonia memperlihatkan leher yang lemas (head lag) yang
mencirikan perkembangan motorik yang terbelakang atau keadaan patologis oleh berbagai
abnormalitas SSP dan kelainan motor neuron.
Sumber: Sidharta, P., Pemeriksaan Neurologik Pada Bayi dalam Tata Pemeriksaan Klinis Dalam
Neurologi, Cetakan keempat, Dian Rakyat, Jakarta, 1999.
3. Mengapa bayi tidak langsung menangis pada kasus di skenario? Lbm 1 (menurutku gara2
kan ibuknya FR tinggi (multipara, umur >35 th) jdnya resiko tinggi kena gangguan napas
jdnya bayi lahir ga lgsg napas cerebral palsy (dibawah ada) ato ga HIE (hipoksik iskemik
ensepalopati) kan masuk ke dlm salah satu resiko tjdnya kejang BBL (kalo ga inget liat kulpak
dr Sri-catetan) krn hipoksik otak jdnya bs kejang BBL mana kejangnya 3x berturut2
jdnya defisit neurologis developmental delay
4. Apa hubungan status gizi kurang dengan mikrosefal pada kasus di skenario?
Mikrosefali diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, sesuai penyebabnya:
Mikrosefali primer jinak berkaitan dengan faktor genetik. Mikrosefali genetik ini termasuk
mikrosefali familial dan mikrosefali akibat aberasi khromosom. Mikrosefali akibat penutupan sutura
prematur (kraniosinostosis). Jenis mikrosefali ini berakibat bentuk kepala abnormal, namun pada
kebanyakan kasus tak ada anomali serebral yang jelas.
Mikrosefali sekunder terhadap atrofi serebral. Mikrosefali sekunder dapat disebabkan oleh infeksi
intrauterin seperti penyakit inklusi sitomegalik, rubella, sifilis, toksoplasmosis, dan herpes simpleks;
radiasi, hipotensi sistemik maternal, insufisiensi plasental; anoksia; penyakit sistemik maternal seperti
diabetes mellitus, penyakit renal kronis, fenilketonuria; dan kelainan perinatal serta pascanatal seperti
asfiksia, infeksi, trauma, kelainan jantung kronik, serta kelainan paru-paru dan ginjal. Jenis mikrosefali
ini berhubungan dengan retardasi mental dalam berbagai tingkat (Saanin, 2007).
Mikrosefali akibat penutupan sutura premature
Pertumbuhan pesat kepala terjadi dalam dua tahun pertama dan 80% dari ukuran kepala
dewasa telah dicapai pada usia 5 tahun. Ini memberi gambaran terhadap pertumbuhan otak, namun
ukuran besar atau kecilnya kepala biasanya juga tergantung terhadap faktor keturunan dan biasanya
perlu menggunakan mid-parental head percentile untuk menentukannya(Lissauer, Clayden, 2002).
5. Apa hubungan riwayat obstetri dengan skenario? Sama noemr 3
6. Apa hubungan riwayat ibu mendapatkan transfusi sebelum melahirkan dengan kasus yang
ada di skenario?
7. Apa hubungan riwayat bayi kejang 3x dengan skenario?
8. Apa perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada bayi?
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada
akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Faktor Genetik
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, serta
saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang.
Faktor genetik ini meliputi :
a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
b. Jenis kelamin
c. Suku bangsa atau bangsa
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Pranatal
Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas,
anoksia embrio
Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan
congenital misalnya club foot.
Toksin/zat kimia, radiasi
Kelainan endokrin
Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
Kelainan imunologi
Psikologis ibu
b. Faktor Postnatal
Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit, perawatan kesehatan,
penyakit kronis, dan hormone.
Faktor Lingkungan Fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya, hukuman yang wajar, cinta
dan kasih sayang.
Faktor Lingkungan Keluarga dan Adat Istiadat
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma.
10. Apa yang seharusnya dapat dicapai oleh bayi pada usia 1 tahun?
11. Bagaimana tanda dari developmental delay?
12. Penyebab ddevelopmental delay?
Sumber:
Hidayat, Taufik, dkk. (2014). PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI
STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA. Surabaya: Sumber Daya
Manusia Kesehatan Vol.1 No. 1.
Marsuki. H. (2014). DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK. Makassar: Poltekkes
Makassar.
Kania, Nia. (2006). STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH
KEMBANG YANG OPTIMAL. Bandung: Stimulasi Tumbuh Kembang Anak.
Alifiani, Hervira, Maharani. Pusat Tumbuh Kembang Anak. Bandung: Jurnal Tingkat Sarjana
Bidang Senirupa dan Desain.
Sukamti, Rini, Endang. (1994). Pengaruh Gizi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.