Anda di halaman 1dari 11

Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan belum bisa

duduk sendiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: status gizi kurang, lingkar kepala: mikrosefali,
wajah dismorfik (-). Tonus keempat ektremitas hipertoni, ada head lag (+). Dari riwayat kelahiran
didapatkan informasi bahwa anak tersebut dilahirkan dari seorang ibu P6A3 yang berusia 38 tahun
dengan riwayat mendapatkan transfusi sebelum melahirkan. Bayi pada usia kehamilan 37 minggu,
BBL 2500 gram, lahir spontan, bayi tidak langsung menangis, dan dirawat di Bangsal perawatan risiko
tinggi. Selama perawatan, bayi mengalami kejang berulang 3x. Dari analisa deteksi dini
perkembangan secara sederhana, dokter yang memeriksa mencurigai kemungkinan anak tersebut
mengalami developmental delayed dengan keterlambatan milestones pada keempat domain. Dokter
menyarankan untuk pengelolaan lebih lanjut antara lain dengan merujuk ke poliklinik Tumbuh
Kembang, Rehabilitasi Medik dan pemeriksaan penunjang lain untuk mengetahui sejauh mana
kelainan organ-organ yang terkait (SSP, fungsi pendengaran, penglihatan).

 Milestones: tanda-tanda perkembangan yang terkait pada usia tertentu, usia tersebut semata-mata
merupakan rata-rata untuk terjadinya peristiwa tertentu. Misalnya, anak rata-rata mampu berjalan pada
usia 12 bulan dan berbicara pada usia 14 bulan. Namun, apabila terjadi penyimpangan yang sangat
ekstrim dari rata-rata yang ada, kita harus mulai mempertimbangkan bahwa “ada sesuatu” yang terjadi
pada perkembangan anak tersebut (Papalia, dkk., 2009).
 Keempat domain:

A. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak


Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam mengetahui taraf perkembangan
seorang anak (yang dimaksud dengan “milestone” perkembangan adalah tingkat perkembangan yang
harus dicapai anak pada umur tertentu).
1. Milestone perkembangan
Adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu. Milestone ini
terdiri dari :
a. Milestone motorik kasar
 Lahir- 3bulan :
 Belajar mengangkat kepala
 Kepala bergerak dari kiri ke kanan atau sebaliknya tergantung stimulasi
 3-4 bulan :
 Menegakkan kepala 900 dan mengangkat dada
 Menoleh ke arah suara
 6-9 bulan :
 Duduk tanpa dibantu
 Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
 Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
 9-12 bulan :
 Merangkak
 Berdiri sendiri tanpa dibantu
 Dapat berjalan dengan dituntun
 12-13 bulan :
 Berjalan tanpa bantuan
 12-18 bulan :
 Berjalan mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya
 18-24 bulan:
 Naik turun tangga
 2-3 tahun :
 belajar melompat, memanjat, dan melompat dengan satu kaki
 mengayuh sepeda roda tiga
 3-4 tahun:
 berjalan dengan jari-jari kaki
 4-5 tahun:
 melompat dan menari
b. Milstone motorik halus

 Lahir- 3 bulan:
 mengikuti obyek dengan matanya
 menahan barang yang dipegangnya
 3-6 bulan:
 menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
 belajar meraih benda dalam dan di luar jangkauannya
 menaruh benda di mulut
 6-9 bulan:
 memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
 memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
 bergembira dengan melempar benda-benda
 9- 12 bulan:
 ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda ke mulut
 12-18 bulan:
 menyusun 2-3 balok/kubus
 18-24 bulan:
 menyusun 6 kubus
 menunjuk mata dan hidung
 belajar makan sendiri
 menggambar garis dikertas atau pasir
 2-3 tahun:
 menggambar lingkaran
 membuat jembatan dengan 3 balok
 3-4 tahun:
 belajar berpakaian dan membuka pakaiannya sendiri
 menggambar orang hanya kepala dan badan
 4-5 tahun:
 menggambar orang terdiri dari kepala,badan, dan lengan
 mampu menggambar segiempat dan segitiga

c. Milestone bahasa atau kognitif


 Lahir-3bulan:
 mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh(cooing)
 3-6 bulan:
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mengeluarkan kata-kata tanpa arti (bubbling), da-da, ta-ta

 9- 12 bulan:
 menirukan suara
 dapat mengulang bunyi yang didengarnya
 belajar menyatakan satu atau dua kata
 12-18 bulan:
 mengatakan 5-10 kata

 18-24 bulan:
 menyusun dua kata mebentuk kalimat
 menguasai sekitar 50-200 kata
 2-3 tahun:
 mampu menyusun kalimat lengkap
 menggunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya
 3-4 tahun:
 mampu berbicara dengan baik
 mampu menyebut namanya,jenis kelamin, dan umur
 banyak bertanya
 4-5 tahun:
 pandai bicara
 mampu menyebut hari-hari dalam seminggu
 berminat/ tertarik pada kata baru dan artinya
 mampu menghitung jari
 memprotes bila dilarang apa yang diinginkan
 mendengar dan mengulang hal penting dan cerita

d. Milestone sosial
 3-4 bulan:
 mampu menatap mata
 tersenyum bila diajak bicara/senyum
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan
 9-12 bulan:
 berpartisipasi dalam permainan
 18-24 bulan:
 memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka

 2-3 tahun:
 bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluar
keluarganya
 4-5 tahun:
 bermain bersama anak lain dan dapat mengikuti aturan permainan

e. Milestone Emosi
 Lahir-3bulan:
 bereaksi terhadap suara atau bunyi
 3-6 bulan:
 tersenyum melihat gambar atau mainan lucu
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang asing
 9-12 bulan:
 memperlihatkan minat yang besar terhadap sekitarnya
 12-18 bulan:
 memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
 18-24 bulan:
 memperlihatkan minat yang besar terhadap apa yang dikerjakan orang dewasa
 3-4 tahun :
 menunjukkan rasa sayang terhadap saudaranya
Sumber: MAKALAH TUMBUH KEMBANG NORMAL Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Fisioterapi Komprehensif Pediatri , PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

STEP 6

1. Mengapa ditemukan bayi belum bisa duduk sendiri pada usia 1 tahun?
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan
perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi
dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau
hipotonia.

Keterlambatan ringan perkembangan motorik kasar Seorang anak yang terlambat berjalan, kemungkinan
juga terlambat dalam duduk dan merangkak. Namun sayangnya, keterlambatan ini bukanlah hal pertama yang
mungkin disadari oleh para orangtua. Jika ini penyebabnya, maka dokter akan melihat jalan anak dalam konteks
yang berbeda dan mencari tahu berada dimana ia dalam rangkaian perkembangan motoriknya. Biasanya juga
disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas.

2. Mengapa didapatkan tonus keempat ektremitas hipertoni dan ada head lag (+)?
Head Lag(+)
Sikap kepala bayi sewaktu badannya diangkat dapat memberikan informasi perkembangan motorik.
Sebelum usia 5 bulan kepala jatuh lunglai bila badan diangkat dari posisi berbaring dengan cara
menarik kedua tangan ke atas. Setelah usia 5 bulan bayi dapat menegakkan kepalanya baik sewaktu
badannya hendak didudukkan dengan mengangkat kedua lengannya, maupun pada waktu didudukkan
sambil dipegang. Bayi dengan hipotonia memperlihatkan leher yang lemas (head lag) yang mencirikan
perkembangan motorik yang terbelakang atau keadaan patologis oleh berbagai abnormalitas SSP dan
kelainan motor neuron.

Sidharta, P., Pemeriksaan Neurologik Pada Bayi dalam Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi,
Cetakan keempat, Dian Rakyat, Jakarta, 1999.

Sikap kepala bayi sewaktu badannya diangkat dapat memberikan informasi perkembangan
motorik. Sebelum usia 5 bulan kepala jatuh lunglai bila badan diangkat dari posisi berbaring dengan
cara menarik kedua tangan ke atas. Setelah usia 5 bulan bayi dapat menegakkan kepalanya baik
sewaktu badannya hendak didudukkan dengan mengangkat kedua lengannya, maupun pada waktu
didudukkan sambil dipegang. Bayi dengan hipotonia memperlihatkan leher yang lemas (head lag) yang
mencirikan perkembangan motorik yang terbelakang atau keadaan patologis oleh berbagai
abnormalitas SSP dan kelainan motor neuron.
Sumber: Sidharta, P., Pemeriksaan Neurologik Pada Bayi dalam Tata Pemeriksaan Klinis Dalam
Neurologi, Cetakan keempat, Dian Rakyat, Jakarta, 1999.

3. Mengapa bayi tidak langsung menangis pada kasus di skenario? Lbm 1 (menurutku gara2
kan ibuknya FR tinggi (multipara, umur >35 th)  jdnya resiko tinggi kena gangguan napas
 jdnya bayi lahir ga lgsg napas  cerebral palsy (dibawah ada) ato ga HIE (hipoksik iskemik
ensepalopati) kan masuk ke dlm salah satu resiko tjdnya kejang BBL (kalo ga inget liat kulpak
dr Sri-catetan)  krn hipoksik otak jdnya bs kejang BBL  mana kejangnya 3x berturut2
jdnya defisit neurologis  developmental delay

4. Apa hubungan status gizi kurang dengan mikrosefal pada kasus di skenario?
Mikrosefali diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, sesuai penyebabnya:
 Mikrosefali primer jinak berkaitan dengan faktor genetik. Mikrosefali genetik ini termasuk
mikrosefali familial dan mikrosefali akibat aberasi khromosom. Mikrosefali akibat penutupan sutura
prematur (kraniosinostosis). Jenis mikrosefali ini berakibat bentuk kepala abnormal, namun pada
kebanyakan kasus tak ada anomali serebral yang jelas.
 Mikrosefali sekunder terhadap atrofi serebral. Mikrosefali sekunder dapat disebabkan oleh infeksi
intrauterin seperti penyakit inklusi sitomegalik, rubella, sifilis, toksoplasmosis, dan herpes simpleks;
radiasi, hipotensi sistemik maternal, insufisiensi plasental; anoksia; penyakit sistemik maternal seperti
diabetes mellitus, penyakit renal kronis, fenilketonuria; dan kelainan perinatal serta pascanatal seperti
asfiksia, infeksi, trauma, kelainan jantung kronik, serta kelainan paru-paru dan ginjal. Jenis mikrosefali
ini berhubungan dengan retardasi mental dalam berbagai tingkat (Saanin, 2007).
 Mikrosefali akibat penutupan sutura premature
Pertumbuhan pesat kepala terjadi dalam dua tahun pertama dan 80% dari ukuran kepala
dewasa telah dicapai pada usia 5 tahun. Ini memberi gambaran terhadap pertumbuhan otak, namun
ukuran besar atau kecilnya kepala biasanya juga tergantung terhadap faktor keturunan dan biasanya
perlu menggunakan mid-parental head percentile untuk menentukannya(Lissauer, Clayden, 2002).
5. Apa hubungan riwayat obstetri dengan skenario? Sama noemr 3
6. Apa hubungan riwayat ibu mendapatkan transfusi sebelum melahirkan dengan kasus yang
ada di skenario?
7. Apa hubungan riwayat bayi kejang 3x dengan skenario?
8. Apa perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada bayi?
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada
akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Faktor Genetik
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, serta
saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang.
Faktor genetik ini meliputi :
a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
b. Jenis kelamin
c. Suku bangsa atau bangsa
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Pranatal
 Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas,
anoksia embrio
 Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan
congenital misalnya club foot.
 Toksin/zat kimia, radiasi
 Kelainan endokrin
 Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
 Kelainan imunologi
 Psikologis ibu
b. Faktor Postnatal
 Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit, perawatan kesehatan,
penyakit kronis, dan hormone.
 Faktor Lingkungan Fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
 Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya, hukuman yang wajar, cinta
dan kasih sayang.
 Faktor Lingkungan Keluarga dan Adat Istiadat
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma.

3.  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak.


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil
interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-
faktor tersebut antara lain:  
1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
1. Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor
herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2. Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau
kurus.
3. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
4. Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. 
Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
5. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak  yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil.
6. Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada
sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.
2. Faktor luar (eksternal).
1. Faktor Prenatal
a. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
b. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
c. Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan
kongenital seperti palatoskisis.
d. Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
e. Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan
kongential mata, kelainan jantung.
f. Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak,
bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.
g. Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu
sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui
plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h. Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan
pertumbuhan terganggu.
i. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil
dan lain-lain.
2. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
3. Faktor Pascasalin
1. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
2. Penyakit kronis/ kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani.
3. Lingkungan fisis dan kimia.
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak
yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
5. Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
6. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan
anak.
7. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
8. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya  penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan
ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
9. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf
yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

10. Apa yang seharusnya dapat dicapai oleh bayi pada usia 1 tahun?
11. Bagaimana tanda dari developmental delay?
12. Penyebab ddevelopmental delay?

13. Apa saja yg dinilai dari milestone?


B. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

1. Deteksi Pertumbuhan dan Standar Normalnya


Menurut Nursalam (2005) parameter untuk pertumbuhan yang sering digunakan dalam
pedoman deteksi tumbuh kembang anak balita adalah :
f. Ukuran antropometri
1) Berat badan
2) Panjang badan
3) Lingkar kepala
4) Lingkar lengan atas
5) Lingkar dada
b.    Keseluruhan fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari pemeriksaan fisik
adalah :
1) Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak, ada
tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
2) Jaringan otot
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha untuk
mengetahui lemak subcutan.
3) Jaringan lemak
Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan subskapular.
4) Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah akar
rambut mudah dicabut atau tidak.
5) Gigi geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi permanen.

2. Deteksi Perkembangan dan Standar Normalnya


Terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :

a. Kepribadian/tingkah laku social (personal social)


Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungan.
b. Motorik halus (fine motor adaptive)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu
dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil,
memerlukan koordinasi yang tepat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya
memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel dan menggunting.
c. Motorik kasar (gross motor)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar
sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.
d. Bahasa (language)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon
terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa bayi,
kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan perasaan atau keinginan
dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin bertambahnya usia, anak akan
menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.

Sumber:
 Hidayat, Taufik, dkk. (2014). PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI
STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA. Surabaya: Sumber Daya
Manusia Kesehatan Vol.1 No. 1.
 Marsuki. H. (2014). DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK. Makassar: Poltekkes
Makassar.
 Kania, Nia. (2006). STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH
KEMBANG YANG OPTIMAL. Bandung: Stimulasi Tumbuh Kembang Anak.
 Alifiani, Hervira, Maharani. Pusat Tumbuh Kembang Anak. Bandung: Jurnal Tingkat Sarjana
Bidang Senirupa dan Desain.
 Sukamti, Rini, Endang. (1994). Pengaruh Gizi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.

14. Apa pemeriksaan penunjang dari skenario?


15. Apa diagnosis dan diagnosis banding?
CEREBRAL PALSY
Definisi
Cerebral palsy merupakan sekumpulan penyakit kronik yang melibatkan otak dan fungsi
sistem saraf. Gangguan tersebut dapat menyebabkan berbagai macam gejala seperti gannguan
pergerakan, belajar, mendengar, melihat, dan berpikir. Hal ini disebabkan oleh karena satu atau lebih
kerusakan diarea yang spesifik di otak. Bisa terjadi selama berada dalam kandungan (fetal
development) atau pada saat infancy.Hal ini berarti penyakit ini dapat terjadi sebelum, selama, ataupun
sesudah melahirkan.
Karakteristik dari cerebral palsy adalah ketidak mampuan untuk mengatur fungsi motorik
secara sepenuhnya, khususnya mengatur pergerakan otot dan koordinasi. Tergantung daripada area
otak mana yang terkena, seseorang dengan cerebral palsy dapat mempunyai satu atau lebih dari gejala
berikut ini:
• Otot yang mengencang (tightness) atau spasme
• Pergerakan yang tidak dapat dikontrol (involuntary movement)
• Gangguan gait dan mobilisasi
• Gangguan sensasi dan persepsi
• Gangguan penglihatan,pendengaran atau berbicara
• Kejang  
\
 Etiology
Cerebral palsy terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada otak. Kerusakan pada otak dapat
terjadi karena berbagai hal. Dan kerusakan ini dapat terjadi selama :
› Sebelum melahirkan (fetal development)
› Selama melahirkan
› Sesudah melahirkan
Pada cerebral palsy masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kerusakan
otak dan bagaimana menghindarinya. Secara umum, ada 2 hal utama penyebab dari cerebral palsy,
yaitu
 Kegagalan otak untuk berkembang (developmental brain malformation)
 Kerusakan saraf yang terjadi ketika otak sedang berkembang
Apapun penyebab dari cerebral palsy, derajat keburukannya ditentukan dari tipe dan waktu
dari injury. Contohnya pada bayi premature, perdarahan diotak (intraventricular hemorrhage) dapat
menyebabkan kerusakan yang parah. Dan juga semakin lama otak pada bayi tidak mendapat suplai
oksigen, semakin parah pula kerusakan pada jaringan otak.
10-15% cerebral palsy disebabkan oleh kerusakan otak, yang dapat disebabkan oleh infeksi
(seperti meningitis), perdarahan pada otak, dan kerusakan lain yang dapat menyebabkan otak
kekurangan suplai oksigen.
SINDROM DOWN
Definisi:
Adalah suatu kelainan kromosom autosomal dimana terdapat kromosom 21 yang berlebih
yang terletak pada bagian lengan bawah.
Etiologi:
› Genetik
› Radiasi
› Infeksi
› Auotoimun
› Umur ibu
› Umur ayah
(Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)
Gejala klinis
BB baru lahir biasanya kurang dari normal, sutura sagitalis yang terpisah, fissura palpebralis
yang miring, jarang yang lebar antara jari kaki I dan II, fontanella “ palsu “, “ plantar crease “ jari kaki
I dan II, heperfleksibilitas, peningkatan jaringan disekitar leher, bentuk palatum yang abnormal, hidung
hipoplastik, kelemahan otot, hipotonia, bercak brushfield pada mata, mulut terluka, lidah terjulur,
lekukan epikantus, “ single plantar crease “ pada tangan kiri, “ single plantar crease “ pada tangan
kanan, “ brachyclinidactily “ tangan kiri, “ brachyclinidactily “ tangan kanan, jarak pupil yang melebar,
tangan yang pendek dan lebar, oksiput yang datar, ukurang telnga yang abnormal, kaki yang pendek
yang lebar, bentuk / struktur telinga yang abnormal, letak telinga yang abnormal, kelainan tangan
lainnya, kelainan mata lainnya, sindaktili, kelainan kaki lainnya, kelainan mulut lainnya.
Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak)

16. Bagaimana tatalaksana dari skenario?

Anda mungkin juga menyukai