Anda di halaman 1dari 4

FRAKTUR DAN TRAUMA

A 70 year old woman was sent to ER (Emergency Room) by her family 12 hours after falling in the
bathroom. The patient complained of severe pain in her left hip and had difficulty in moving her left leg.
The pain getting worse everytime she slightly changed her position. The injured area had been rubbed
with“ Minyak Tawon” but she did not feel any better. Physical examination showed compos mentis, blood
pressure : 140/90 mmHg, Heart rate 86x per minute, respiratory rate 22x per minute and
axilla’stemperature 36.8 oC. localstatus on hip and left leg : bruised on left hip, swelling, deformity (+)
compared to the right side hip, leg discrepancy (+) 5cm, tenderness to palpation on the left hip. The
patient had limitation of her range of motion. The ER doctor sent the patient forpelvis radiology
examination.Following the result, the patient was referred to orthopaedics specialist to get further
treatment.

1. Explain the pathophysiology of fractures, dislocations, subluxations (SGD)


Fraktur: dibawah
Sublukasi: adanya deviasi hubungan normal antara rawan yg satu dengan rawan lainnya yang menyentuh
berbagai bagian pasangannya
Dislokasi: jika kedua bagian dr sublukasi sudah tidak menyinggung satu sama lain
 Dislokasi bahu plg sering!! Dan dialami oleh org muda dan karena abduksi, ekstensi, rotasi
eksterna traumatic yg berlebihan pd membri superior (melempar bola). Kaput humeri akan
bergeser ke ante dan infe melalui robekan traumatic pd kapsul sendi bahu
Tanda: px akan membungkuk dan menopang lengan yg cedera yg dlm keadaan fleksi dan
menjauhi sisi tubuh dg lengan normal
Pemeriksaan: keadaan neurovascular dg periksa sensasi di insersio otot deltoideus humerus
(persarafan dr n. axillaris karena saraf ini sering cedera saat dislokasi/ n. ulnaris juga)
Pengobatan: traksi anterior  reduksi dislokasi bahu plg aman dan diandalkan
 Dislokasi panggul = gawat darurat ortopedik, harus direduksi dlm bbrp jam kalo ga ntr px
mengalami nekrosis aseptic yg besar sekali
Tanda: nyeri di glutea, lipat paha, ekstremitas bawah kaku saat adduksi
2. Explain the differences between pediatric and adult fractures (SGD)
Pada anak2 : sembuh secara cepat dan baik karena tulang anak2 punya pelindung periosteal aktif di
sekitar tubulus tulang pd anak2 masih kuat dan potensial besar untuk remodeling. Mayoritas
penatalaksanaannya dg cara reduksi tertutup dan imobilisasi eksternal dg gips/traksi. Pembedahan tu pd
saat fraktur meluas ke sendi/melewati lempeng pertumbuhan
1. How is the biomechanic of trauma?
3. What are the signs of fracture?

a. Nyeri terus menerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang diimobilisasi.

b. Pergeseran fragmen tulang menyebabkan deformitas tulang yang bisa diketahui dengan membandingkan
dengan bagian yang normal.

c. Pemendekan tulang yang disebabkan karena kontraksi otot yang melekat diatas maupun dibawah tempat
fraktur.

d. Pada pemeriksaan palpasi ditemukan adanya krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang lainnya.

e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal kulit (memar) terjadi sebagai akibat kerusakan pembuluh darah,
berasal dr proses seperti vasodilatasi, eksudasi plasma, dan penumpukan leukosit

4. Explain about classification of fracture!


 Komplit  seluruh tulang patah /tidak komplit  tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang:
tergantung kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak di
sekitar tulang
 Tertutup (simple)  jaringan di atasnya utuh/ terbuka (gabungan)  frakturnya meluas ke kulit
di atasnya, resiko terkontaminasi oleh lingkungan jadinnya perlu dilakukan operasi dlm 6 jam
setelah cedera untuk irigasi, debridemen, dan pemberian antibiotic IV untuk cegah osteomyelitis
 Salah letak (displaced)  tulang yang fraktur tidak segaris.
 Sudut patah
 fraktur transversal  garis patah tegak lurus thd sumbu panjang tulang
 fraktur oblik  garis patah membentuk sudut thd tulang
 fraktur spiral  timbul akibat torsi pd ekstremitas
 fraktur multiple pada satu tulang
 fraktur segmental  2 fraktur berdekatan pd satu tulang yg menyebabkan terpisahnya segmen
sentral dr suplai darahnya
 fraktur kominuta  serpihan/terputusnya keutuhan jaringan dg lebih dr 2 fragmen tlg
 fraktur impaksi
 fraktur kompresi  2 tulang menumbuk tulang ketiga yg berada di antarannya (di VERTEBRA
kalo org muda biasannya disertau perdarahan retroperitoneal yg berat, PELVIS mudah terkena
syok hipovolemik karena perdarahan maupun kehilangan cairan ekstrasel yg masuk ke jrgn yg
rusak dan meninggal makannya harus segera dicek tanda vital (nadi, tensi, rr scr akurat dlm 24-48
jam pertama setelah cidera), ILEUS dan RETENSIO URINE juga)
 fraktur patologik  terjadi pada daerah tulang yg udh lemah krn tumor/proses pato yg lainnya
 fraktur beban (kelelahan)/stress fracture  pd org yg aktivitasnya meningkat, contoh angkatan
bersenjata/memulai latihan lari, biasannya 2 minggu setelahnya akan nyeri karena tjd fraktur tp membaik
setelah imobilisasi/kalo parah dibidai/tongkat
 fraktur greenstick  fraktur tidak sempurna dan tjd pd anak anak, fraktur ini korteks dan periosteum msh
utuh dan tulang akan dpt segera tumbuh dan remodeling ke bentuk fungsi normal
 fraktur avulsi  memisahkan suatu fragmen tlg pada tempat insersi tendon/ligament, ngga ada
pengobatan spesifik tp kalo getting worse dibedah
 fraktur sendi  risiko jadi OA pasca trauma yg progresif
5. How to diagnose a fracture?
6. What are the complications of fracture?

Komplikasi fraktur menurut Brunner & Suddarth (2005) dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Komplikasi awal

1) Syok hipovolemik akibat dari perdarahan khususnya pada fraktur femur dan fraktur pelvis.

2) Emboli lemak saat terjadi fraktur, globula lemak dapat masuk kedalam darah karena tekanan sumsum
tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler dan katekolamin yang dilepaskan memobilisasi asam lemak kedalam
aliran darah. Globula lemak ini bergabung dengan trombosit membentuk emboli yang dapat menyumbat
pembuluh darah kecil yang memasok darah ke otak, paru paru, ginjal dan organ lainnya.

3) Compartment Syndrome masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot kurang dari yang
dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh karena penurunan ukuran fasia yang membungkus otot terlalu ketat,
balutan yang terlalu ketat dan peningkatan isi kompartemen karena perdarahan atau edema.

4) infeksi, tromboemboli dan koagulopati intravaskular.

b. Komplikasi lambat
1) Delayed union, malunion, nonunion

 Penyatuan terlambat (delayed union) = penyembuhan tidak terjadi dengan kecepatan normal
berhubungan dengan infeksi dan distraksi (tarikan) dari fragmen tulang
 Kesalahan bentuk penyatuan (malunion) = Tarikan fragmen tulang juga dapat menyebabkan
 Tidak adanya penyatuan (nonunion) = kegagalan penyatuan ujung ujung dari patahan tulang.

2) Nekrosis avaskular tulang  bila tulang kekurangan asupan darah dan mati. Tulang yang mati mengalami
kolaps atau diabsorpsi dan diganti dengan tulang yang baru. Sinar-X menunjukkan kehilangan kalsium dan
kolaps struktural.

3) Reaksi terhadap alat fiksasi interna

Harusnya alat fiksasi interna diangkat setelah terjadi penyatuan tulang namun tapi kebanyakan pasien alat
tersebut tidak diangkat sampai menimbulkan gejala nyeri dan penurunan fungsi. Masalah tersebut meliputi
kegagalan mekanis dari pemasangan dan stabilisasi yang tidak memadai, kegagalan material, berkaratnya alat,
respon alergi terhadap logam yang digunakan dan remodeling osteoporotic disekitar alat.

7. Explain about possible factors that can influnce to healing process of fracture!
 Fraktur yang salah letak dan berkelompok kecil seringkali menghasilkan cacat; soalnya fragmen
tulang yang pecah dan mati perlu diresorpsi  menghambat penyembuhan, memperbesar kalus,
dan memerlukan jangka waktu yang lama untuk remodeling dan mungkin tidak pernah menjadi
normal secara lengkap.
 Imobilisasi yang tidak adekuat memungkinkan pergerakan pada tempat fraktur, sehingga unsur
kalus normal tidak terbentuk. Dalam hal ini, penyembuhan terutama terdiri atas jaringan ikat dan
tulang rawan, yang tidak stabil sehingga menghambat penyatuan.
 Infeksi (risiko pada fraktur comminuted dan terbuka) merupakan rintangan penyembuhan
fraktur yang serius. Infeksi harus di atasi sebelum terjadi penyatuan tulang dan remodeling.
 Kadar kalsium dan fosfor yang inadekuat, defisiensi vitamin, infeksi sistemik, diabetes, atau
insufisiensi vaskular.
 Usia dan tulang yg abnormal (contoh: tulang osteoporotik), pemulihan seringkali kurang optimal
tanpa campur tangan ortopedik.
# Fraktur pada anak-anak dan dewasa yang tidak disertai komplikasi, praktis akan terjadi pembentukan
kembali tulang yang sempurna

8. How does the healing process of fracture?


Trauma pada tulang fraktur merobek pembuluh darah yang berhubungan  menghasilkan
bekuan darah yang membentuk jaringan granulasi di
dalamnya dengan sel sel pembentuk tulang primitive
(osteogenik)  osteogenik diferensiasi jadi kondroblas
dan osteoblast untuk mensekresi fosfat dan deposisi
kalsium Tulang rawan yang baru terbentuk bertindak
sebagai inti osifikasi endokondral, meningkatkan proses
pembentukan tulang di lempeng petumbuhan epifisis
 Lempeng ini menghubungkan korteks dan trabekula
pada tulang di dekatnya  Dengan osifikasi, ujung
fraktur dijembatani oleh kalus tulang  beban berat
akan menuntun remodeling kalus dari sisi yang tidak
ada tekanan (makannya harus immobilisasi); pada saat yang sama terdapat penguatan dari bagian yg
menahan beban yang lebih berat  Proses ini mengembalikan bentuk, ukuran, dan integritas tulang yang
asli.
#Pada fraktur yg tdk ada komplikasi, awal proses pemulihan ini mencapai puncaknya dalam 2-3 minggu
TAHAP: inflamasi  proliferasi sel  pembentukan kalus  penulangan kalus/ossifikasi  remodelling

9. How do the fracture treatment (closed and opened fracture) and dislocation?
 Sudut patah
 fraktur transversal  segmen tulang direposisi dan dikontrol dg bidai gips
 fraktur oblik  tidak stabil dan sulit diperbaiki
 fraktur spiral  menimbulkan hy sedikit kerusakan jaringan lunak, cepat sembuh dg imobilisasi
 fraktur multiple pada satu tulang
 fraktur segmental  susah disembuhkan apalagi yg udh ga dpt aliran darah biasannya dg bedah
 fraktur beban (kelelahan)  biasannya 2 minggu setelahnya akan nyeri karena tjd fraktur tp membaik
setelah imobilisasi/kalo parah dibidai/tongkat
 fraktur greenstick  tulang akan dpt segera tumbuh dan remodeling ke bentuk fungsi normal
 fraktur avulsi ngga ada pengobatan spesifik tp kalo getting worse dibedah
 fraktur sendi  risiko jadi OA pasca trauma yg progresif kalo ga segera ditangani

Prinsip penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.

a. Reduksi fraktur mengembalikan fragmen tulang pada kesejajaran dan rotasi anatomis. Reduksi bisa dilakukan
secara tertutup, terbuka dan traksi tergantung pada sifat fraktur namun prinsip yang mendasarinya tetap sama.

1) Reduksi tertutup

Reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang kembali keposisinya dengan manipulasi dan
traksi manual

2) Reduksi terbuka

Reduksi terbuka dilakukan pada fraktur yang memerlukan pendekatanbedah dengan menggunakan alat fiksasi
interna dalam bentuk pin, kawat, plat sekrew digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya
sampai penyembuhan solid terjadi.

3) Traksi= pemasangan gaya tarikan ke bagian tubuh untuk meminimalisasi spasme otot, mereduksi,
mensejajarkan, serta mengurangi deformitas. Ada traksi kulit dan traksi skelet:

b. Imobilisasi fraktur dpertahankan dlm posisi dan kesejajaran ygbnr smpe tjd penyatuan. Imobilisasi dpt dilakukan
dg fiksai interna (implant logam)atau eksterna (pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu pin dan teknik gips)

c. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi Latihan otot dilakukan untuk meminimalkan atrofi dan
meningkatkan peredaran darah.

10. What is the differences between pathologic and phisiologic fracture?

#biru: Robbins, et al, 2007. Buku Ajar Patologi Vol. 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
#hitam: Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
#hijau: http://erepo.unud.ac.id/11105/3/d543e19ec41b66b7030fc0042a04847e.pdf

Anda mungkin juga menyukai