Anda di halaman 1dari 74

(Observasi)

MATERI KULIAH OBSERVASI


1. Definisi, tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kelemahan,
2. Observer, proses observasi, dan objektivitas data observasi
3. Observasi sehari-hari dan observasi ilmiah, dan observasi sebagai alat
psikodiagnotik
4. observasi sistematik-non sistematik, Partisipan-non partisipan, Eksperimental-
natural
5. Pencatatan hasil observasi dan praktek
6. Strategi observasi jenis naratif
7. Strategi observasi Event sampling dan time sampling
8. Strategi observasi Check lists dan rating scales
9. Pengolahan dan interpretasi data observasi
10. Penutup : penyajian data observasi dan review
O
BSERVAS I
Penemuan
Pengamatan/
pengumpulan Penilaian PENELITIAN
data

OBSERVASI ASESMEN Non perilaku

Perilaku Pemberian
arti DIAGNOSTIK
Inferensi
Penegakan
Sampel perilaku diagnosis

Konstruk hipotetis
OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA

Berkaitan dengan proses penyelidikan untuk


mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis
untuk penegakan diagnosis psikologis
Ada proses pengukuran dan penggunaan berbagai teknik
untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel
psikologis
Psikodiagnostik bukan hanya milik psikologi klinis, walapun
istilah diagnosis didominasi di psikologi klinis.
Mengapa Perlu Observasi bagi Psikolog
Goodwin & Driscoll (dalam Bentzen, 1993)

 Memungkinkan mengukur perilaku yang tidak


dapat dengan alat ukur psikologis lain (banyak
pada anak)
 Prosedur formal ditanggapi tidak serius (tidak
dapat dilakukan)
 Lebih tidak mengancam (pada anak lebih akurat)
Kegunaan observasi dalam
psikodiagnostik
 Keperluan asesmen awal
 Menentukan kekuatan observee dan menggunakannya untuk meningkatkan hal-
hal yang masih lemah
 Dasar merancang rencana individual
 Dasar dari titik awal kemajuan klien
 Mengetahui perkembangan anak pada area tertentu
 Untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan anak
 Bahan untuk memberi laporan kepada orang tua, guru, dokter, dan profesi lain
 Informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan BK
 Informasi status klien klinis (di rumah sakit jiwa)
PRO DAN KONTRA

 Patton (1990) persepsi selektif manusia menyebabkan munculnya keragu-


raguan terhadap validitas dan reliabilitas observasi sebagai suatu metode
pengumpulan data ilmiah.
 Dia menjelaskan pengaruh persepsi selektif yang diwarnai bias dan minat pribadi
terjadi pada kebanyak orang awam yang tidak terlatih untuk dapat disebut
sebagai peneliti terlatih

 Agar dapat menjadi metode yang akurat maka harus dilakukan oleh peneliti yang
melewati latihan-latihan yang memadai dan telah mengadakan persiapan yang
teliti dan lengkap.
Observasi
Definisi dan deskripsi umum

- Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara


akurat, mencatat fenomena yang muncul , dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
- Sebagai metode yang paling dasar dan paling tua, dasar karena
dalam setiap aktivitas psikologi ada aspek observasi
- Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif mengandung aspek
obsevasi
- Dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperimental)
maupun dalam konteks alamiah (Banister, 1994)
PENGERTIAN
 Observasi
Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan
sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek
yang diteliti
 Pengertian sempit
Pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik
dalam situasi alamiah maupun situasi buatan
 Pengertian luas
Termasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan
menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya
maupun yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.
TUJUAN OBSERVASI
mendeskripsikan seting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang
yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang
terlibat dalam kejadian yang diamati.

PENTINGNYA OBSERVASI, Patton (1990)


1. peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks
2. Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientsai pada penemuan daripada pembuktian, dan
mendekati masalah secara induktif. Pengaruh konseptualisasi (yang ada sebelumnya)
ttg topik yang diamati berkurang
3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau partisipan
kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu
4. Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka dengan
wawancara
5. Mengatasi persepsi selektif dan peneliti dapat bergerak lebih jauh
6. Memungkinkan peneliti merefleksi & bersikap introspektif terhadap penelitian yang
dilakukan. Impresi & perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami
fenomena
Apa yang diobservasi
 Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi target
 Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku
terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus
 Level observasi dapat aspek khusus dari perilaku, individu, kelompok,
dan situasi/proses
 Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan
eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata)
Webb dkk (1966) & Denzin (1970)

Yang diobservasi :
Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan dll
Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah,
postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll
Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik
Language behaviour : menyilangkan kaki dll
Time duration

Diterapkan pada kelas sosial, status, jender, dan sikap sosial


Reliabilitas & Validitas
 Reliabilitas : Metode yang reliabel, metode yang digunakan orang lain dalam
kondisi yang sama akan menunjukkan hasil yang sama atau serupa. Perlunya
reliabilitas antar rater
 Valisitas : keakuratan/keterpercayaan seberapa tepat metode mengukur apa
yang diukur. Validitas tidak intrinsik ada pada metode karena dapat lebih
dihubungkan dengan problem yang diteliti. Contoh Untuk meneliti tentang
kelas sosial lebih valid dengan wawancara daripada observasi mobil yang
dipakai
ETIKA OBSERVASI

 Privacy subjek
 Keamanan subjek
 Persetujuan subjek
 Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan
 Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan
 Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau
masyarakat
 Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif

Pertimbangan diatas diterapkan pada 3 tahap penelitian yaitu rencangan


penelitian, proses di lapangan, dan penulisan-publikasi
JENIS OBSERVASI
Observasi
obstrusif
Observasi Observasi
Sistematik/ Partisipan
terstruktur

Observasi
laboratory/ Observasi
eksperimental natural

Observasi tidak Observasi Non


sistematik partisipan

Observasi SILAHKAN
unobstrusif DIKEMBANGKAN
SENDIRI : kombinasi jenis
observasi
OBSERVASI SISTEMATIK

 Disbt juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat faktor-faktor


dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati
 Sistematik : lebihmenekankan pada segi frekuensi dan interval waktu
tertentu (misalnya setiap 10 menit)
 Hal perlu diperhatikan :
 Isi dan luas observasi lebih terbatas, sesuai rumusan khusus
 Memungkinkan respons dan peristiwa dicatat secara lebih teliti, dan mungkin
dikuantifikasikan
 Dapat menggunakan one way screen
OBSERVASI EKSPERIMENTAL

 Dilakukan dengan cara mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi


sedemikian rupa sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan
dapat dikendalikan untuk mengurangi atau menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi situasi
 Ciri penting :
 Observee dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragam atau berbeda
 Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan variasi perilaku
 Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observee tidak mengetahui maksud observasi
OBSERVASI PARTISIPAN

 Orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-
orang yang diobservasi
 Umumnya untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu
dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam pabrik-penjara dll
 Perlu diperhatikan :
 Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi
 Waktu dan Bentuk pencatatan : segera setelah kejadian dg kata kunci. Kronologis –
sistematis
 HUbungan : mencegah kecurigaan, pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap
wajar
 Kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi
TINGKAT PARTISIPASI

 Partisipasi lengkap (penuh)


 Anggota penuh
 Partisipasi fungsional
 Aktivitas tertentu bergabung
 Partisipasi sebagai pengamat
Obtrusive dan unobtrusive
 Unobstrusive measures - unobstrusive methods – non reactive methods
 Metode tidak mengganggu lingkungan sosial, tidak terlibat dengan penduduk, tanpa
berinteraksi dengan subjek melalui pertanyaan atau perlakuan lainnya.
 Termasuk un obtrusive methods: tulisan dan rekaman audio visual, materi budaya
(objek fisik), jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di musium, isi
dari buku-buku di perpustakaan, observasi sederhana, hardware techniques; kamera,
video dll, rekaman politik dan demografi
 Obtrusive : wawancara, kuesioner, eksperimen manipulatif, tes

 “Contrived“ observation
Menggunakan perangkat keras seperti kamera, tape recorders, one way mirrors dll.
 Experimental manipulation dipandang sebagai non reactive jika tidak disadari oleh subjek
(Bochner, 1979) vs sisi etika observasi
OBSERVASI FORMAL DAN INFORMAL
(Goodwin & Driscoll, 1980)
 Observasi formal mempunyai sifat tersruktur yang tinggi, terkontrol dan
biasanya untuk penelitian
 Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati,
menyusun data, melatih obsrerver dan menjaga reliabilitas antar rater,
pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang
sophisticated.
 Observasi in formal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal
kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan
pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih
berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan.
 Observasi informal sering disebut juga naturalistic observation (lho
menopo hubunganipun kalian observasi yang non eskperimental?)
Observasi Partisipan & Observasi
Unobstrusif
Observasi partisipan : peneliti berinteraksi dengan subjek yang dipelajari
dan melakukan observasi dalam interaksi tersebut, dan biasanya
sebagai bagian dari proses wawancara dan menggunakan informan

Observasi dengan observer yang tidak menampakan diri (penyembunyian


diri) dan memisahkan diri dari yang diobservasi
Keuntungan dan kelemahan
 Data “nyata“ bukan perilaku yang  Distorsi dari data asli,
dilaporkan
terutama sumber berupa
 Aman
 Mungkin untuk diulang
arsip
 Tanpa mengganggu  Decontextualising (emic-
 Mudah diakses dan dilakukan ingroup/etic-outsider)
 Mudah  Peran Intervening variable
 Baik sebagai sumber data
longitudinal  Bias dari metode tunggal
 Keterbatasan wilayah
terapan
Observasi Dipandang Ilmiah, Jika : (Jehoda)

 Mengacu pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan


 Direncanakan secara sistematik, bukan kebetulan dan
tidak beraturan
 Dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan
proposisi yang lebih umum, tidak sekedar memenuhi
rasa ingin tahu
 Dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitasnya
Checklist notations Narrative types
•Time sampling •Diary descriptions
•Event sampling
•Specimen
•Field unit analysis descriptions

STRATEGI
OBSERVASI

Wright Rating scales Brandt


(1960) (1972)
Penjelasan !

 Narrative types
pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai
(sama) dengan kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang
terjadi pada situasi nyata.
 Checklist notations
Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan
mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga
ketika observasi tinggal memberi tanda cek
 Rating scales
Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan
informasi direkam dengan sebagai refleksi dari penilaian observer
Lanjutan !
 Diary descriptions :
Pengamatan (pencatatan) perubahan-perubahan pada perkembangan perilaku secara umum atau perilaku
spesifik sesuai tujuan observasi seperti perkembangan bahasa dll. Membutuhkan waktu yang panjang dan
frekuensi kontak yang banyak
 Specimen descriptions (desriftif naratif, running records)
Pengamatan yang detail dan lengkap, intensif dan kontinyu dengan pencatatan naratif sekuensial
terhadap episode tunggal dari perilaku dan keadaan lingkungannya.
 Time sampling
Pengamatan seperti specimen descriptions terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan observasi) pada
interval waktu tertentu yang telah ditentukan (biasanya frekuensi kejadian perilaku)
 Event sampling
Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku-perilaku penting yang diamati pada situasi
tertentu
 Field unit analysis
Ada kesamaannya dengan specimen records, tapi metode ini mengkaitkan perilaku-perilaku yang terjadi
pada pengamatan ke dalam unit-unit perilaku yang sudah disusun dan menyediakan fasilitas on the spot
coding.
Checklist

 Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan


mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan
sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek
 Melihat kehadiran perilaku yang dianggap penting
 Tidak memberikan informasi tentang frekuensi, durasi, dan
kualitas perilaku
 Digunakan pada time sampling, event sampling
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

Keunggulan Kelemahan

 Strategi yang sederhana dan relatif  Informasi terlalu sedikit


mudah
 Merekam dengan cepat dan efisien,
 Informasi kurang mendalam
kebutuhan energi observer minimum  Tidak ada informasi tentang
 Ketrampilan yang dibutuhkan dari bagaimana (kualitas, durasi,
observer relatif lebih sederhana frekwensi)
 Seteleh dilakukan check terhadap
perilaku dapat ditambahkan catatan
tertentu
 Mudah diolah dalam lembar komputasi
(dan proses kuantifikasi)
PANDUAN CHECKLIST

 Tentukan tujuan observasi


 Tentukan definisi operasional perilaku
 Tentukan content perilaku yang akan diobservasi
 Susun checklist berdasarkan content perilaku sebelum observasi
dilakukan
 Identifikasi secara detail content perilaku
 Organisasi detail content perilaku harus logis
 Organisasi checklist harus dapat mencapai tujuan : identifikasi
kehadiran/ketidakhadiran target perilaku dan merekam perkembangan
kronologis (munculnya ketrampilan tertentu)
 Gunakan cheklist untuk melihat kehadiran perilaku target
Dua tipe checklist

 Static descriptor
 Seperangkat aitem yang mendeskripsikan karakteristik
subjek atau setting yang relatif stabil : umur, jenis
kelamin, ras, status ekonomi, karakteristik lingkungan,
dan waktu
 Action
 Seperangkat aitem yang mendeskripsikan
perilaku/tindakan spesifik observee
Rating scales

Observer membuat interpretasi terhadap apa


yang diamati dan informasi direkam dalam
bentuk nilai tertentu (angka) sebagai refleksi dari
penilaian observer
DESKRIPSI
RATING SCALES
 Didesain untuk mengukur kuantifikasi impresi dari pengamatan
 Penilaian kuantitatif tentang tingkat terjadinya perilaku atau
bagaimana perilaku ditampakan
 Menjadi mudah dan cepat untuk memaknakan kesimpulan dari
impresi yang didapatkan
 Dapat mengukur ciri sifat dan perilaku yang tidak dapat diungkap
oleh strategi lain
 Metode asesment > metode deskriptif
 Dapat sebagai perekaman on the spot, ada yang tidak
TIPE RATING SCALES
 Numerical : angka tertentu dikaitkan dengan nilai tertentu dari perilaku
1 = Perilaku mengganggu, meninggalkan kelompok
2 = Perilaku mengganggu tidak tampak
3 = Mengikuti guru, tatapan mengarah ke guru
4 = Mengikuti guru, ekspresi menunjukkan ketertarikan
5 = Mengikuti guru, melaksanakan instruksi
 Graphic : Kemunculan perilaku tertentu dinilai berdasarkan rentang penilaian yang
bersifat meningkat (bentuk garis lurus)

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah


kadang
 Semantic differential (termasuk grafik) dengan tujuh unit penilaian pada perilaku yang
bipolar
1 2 3 4 5 6 7
Aktif Pasif
Bersahabat Bermusuhan
 Standart
Penilai dihadapkan pada satu set standar untuk menilai
yang lain
 Cumulated points
Penilaian didasarkan pada akumulasi terhadap penilaian
unit-unit perilaku tertentu
 Forced-choice
Rater dihadapkan pada satu set deskripsi kualitas
tertentu dan memilih satu yang sesuai dengan hasil
pengamatan
6 FAKTOR POTENSIAL RATER ERRORS

 Error of leniency
 Error of central tendency
 Hallo effect
 Error of logic
 Error of contrast
 Proximity error
 KEUNTUNGAN  KELEMAHAN
 Efisiensi waktu  Peluang error dan bias cukup
 Lebih menarik bagi observer besar
 Lebih mudah diskor dan  Ambiguitas aitem
dikuantifikasi (statistik)  Pengaruh penerimaan sosial
 Dapat mengukur perilaku lebih  Kurang bercerita tentang
luas termasuk trait penyebab perilaku
 Dapat membandingkan antar
individu dan intraindividu
 Membutuhkan minimum
training
 Memfasilitasi melihat
hubungan realita dan persepsi
individu (rating guru dan DO)
Rambu-rambu?

 Pernyataan pendek, simple, dan tidak ambigu


 Berhubungan dengan trait yang akan diungkap
 Pilih kata yang berhubungan dengan skala (tidak overlap
dengan deskripsi)
 Hindari penggunaan pernyataan seperti average,
excellent, dan very
 Hindari pernyataan yang mengandung unsur baik-buruk
 Nilai semua individu pada satu trait sebelum ke trait
lainnya
 Lebih baik jika kita tidak kenal
 Lakukan dengan hati-hati
Time sampling

Pengamatan terhadap perilaku tertentu (sesuai


tujuan observasi) pada interval waktu yang telah
ditentukan (biasanya kemunculan perilaku,
frekuensi, dan durasi)
Deskripsi Time Sampling
 Subjek diobservasi pada periode waktu tertentu yang relatif pendek, dan
perilaku yang diperoleh dipandang sebagai sampel dari perilaku yang biasa
terjadi (Goodenough).
 Efektif pada perilaku yang cukup sering muncul karena perilaku diamati selama
periode waktu tertentu yang pendek . Arrington (1943) ; minimal 15 menit sekali.
 Time sampling sebaiknya digunakan untuk overt behavior
 Variasi penggunaan time sampling:
 Mengukur frekuensi kemunculan perilaku. Mencatat setiap perilaku yang muncul
selama interval waktu tertentu.
 Mengukur kemunculan perilaku. Satu atau 5 kali selama interval waktu 5 menit dalam
pengamatan dengan tanda cek satu.
 Mengukur durasi ( berapa lama) perilaku terjadi dalam frame waktu tertentu.
NB : Yang perlu dipertimbangkan adalah : panjang interval, jarak antar interval, dan jumlah
interval waktu.
Kelemahan Time sampling
Kerlinger (1973)
 Kehilangan gambaran kontinyuitas
 Kehilangan konteks
 Kehilangan sifat-sifat natural.
Panduan Time Sampling
 Definisi operasional overt behavior harus jelas dan dipahami semua yang terlibat
(observer)
 Tetapkan tujuan observasi dengan jelas sehingga dapat membuat struktur time
sampling dengan jelas, antara lain :
 Jumlah subjek yang dibutuhkan
 Fokus observasi pada hasil yang menekankan pada perilaku individu atau kelompok
 Seberapa banyak observasi akan dilakukan agar sample representatif
 Tetapkan informasi apa yang dibutuhkan untuk direkam : apakah kemunculan
perilaku, frekuensi perilaku atau durasi.
 Tetapkan interval waktu yang digunakan :
 Penentuan panjang interval didasarkan pada frekuensi kehadiran perilaku, dan interval
minimum kemunuculan satu perilaku
 Jeda antar interval waktu (spacing), tergantung pada panjang interval dan detail yang
direkam (misalnya berapa katergori) atau tanpa jeda .
 Jumlah total interval yang dibutuhkan pada setiap subjek tergantung pada terpenuhinya
sample perilaku yang representative.
Contoh Rancangan Observas!

Seorang psikolog yang tertarik dengan permasalahan anak di sekolah, dan ingin
mendapatkan informasi spesifik, dia dapat , mengobservasi anak pada 5
menit pertama tiap jam, dan focus pada perilaku ketika ada tugas dan tanpa
tugas.

Dia dapat mengobservasi dengan beberapa pilihan :


 Mengobservasi 5 menit pertama setiap jam (dapat memberi informasi selama
satu hari tapi tidak mendapatkan gambaran pada aktivitas yang berbeda)
 Mengobservasi 5 menit pertama pada tiap aktivitas terpilih (dapat
dibandingkan antar aktivitas)
 Memilih satu atau lebih aktivitas dan mengobservasi selama 10-15 menit
untuk mendapatkan gambaran pada ke dua jenis situasi
PERBANDINGAN TIME SAMPLING DAN EVENT
SAMPLING
 Kesamaan dengan time sampling adalah sampel perilaku
 Time sampling focus pada waktu tertentu, event sampling focus pada
perilaku itu sendiri.
 Time sampling focus pada eksistensi dari event, sedangkan event
sampling focus pada eksplorasi dari karakteristik event.
 Pada event sampling, obserber menunggu kemunculan perilaku yang
dipilih kemudian merekamnya. Tidak ada batasan waktu, focus ada
pada perilaku itu sendiri dan waktu adalah sebagai akibat dari durasi
normal dari peristiwa. Rentang perilaku-perilaku yang diamati dibatasi
 pada event sampling, waktu yang dibutuhkan tidak dapat ditentukan
seperti pada time sampling.
 Time sampling focus pada frekuensi dan durasi guru berbicara
dibandingkan siswa berbicara, maka event sampling focus pada
kepada siapa guru berbicara, dan apa penyebab dan hasil dari perilaku
tersebut.
Event sampling
Pengamatan yang berfokus pada pencatatan
kejadian perilaku-perilaku penting yang diamati
pada situasi tertentu
KEUNGGULAN EVENT SAMPLING

 Efisien untuk mengurangi waktu observasi


 Dapat dirangkum dan dianalisis statistik dengan
mudah.
Panduan Event sampling

1. Identifikasi dan susun definisi operasional perilaku yang akan diobservasi


dengan jelas
2. Ketahui secara umum dimana dan kapan perilaku dapat terjadi
3. Tentukan jenis informasi yang akan direkam. (dapat menggunakan
pencatatan naratif maupun kategoris. Misalnya pada studi tentang
pertengkaran tadi adalah berapa lama terjadi, apa yang terjadi ketika
pertengkaran dimulai, jenis perilaku dalam pertengkaran, apa yang
dilakukan dan dikatakan, apa akibatnya, dan apa yang terjadi setelah
pertengkaran.
4. Susunlah lembar pencatatan semudah mungkin
Contoh observasi event sampling dilakukan oleh Helen C. dawe
(1934)
 Observasi pada natural setting, observasi pada 200 pertengkaran anak TK. Penyelidikan
diarahkan pada pertengkaran spontan selama bermain bebas pada sekolah TK dari 19
oktober 1931 sampai 17 pebruari 1932. Subjek adalah 19 perempuan dan 21 laki-laki.
Berumur 25-60 bulan.
 Proses observasi : Observer menunggu pertengkaran terjadi, ketika terjadi stopwatch
diaktifkan, dan mengamati apa yang terjadi, ketika pertengkaran selesai maka stopwatch
dimatikan. Yang disiapkan adalah blangko pengamatan yaitu nama subjek, umur dan jenis
kelamin anak yang terlibat, durasi pertengkaran, problem yang menyebabkan pertengkaran,
perilaku yang terjadi,. Setelah kejadian observer menuliskan secepatnya apa yang diingat.
 Hasil Analisis data :
 dari 58.75 jam observasi, terjadi 200 pertengkaran, dengan rata-rata 3.4 perjam
 68 pertengkaran terjjadi di luar ruangan, dan 132 di dalam ruangan
 Hanya 13 yang lebih dari 1 menit
 Laki-laki lebih sering bertengkar dari perempuan.
 Penyebab pertengkaran adalah perselisihan terkait dengan kepemilikian benda
 Anak-anak yang terlibat pertengkaran cepat berbaikan kembali seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
CATATAN HARIAN

 Teknik pengamatan yang merekam perubahan atau perkembangan


baru atau perilaku baru pada subjek pengamatan.
 Aitemisasi perubahan perilaku.
 Pengamat mencatat secara langsung pada saat kejadian atau sesegera
mungkin setelah kejadian setiap hari sehingga membutuhkan
interaksi yang tetap dan berlangsung lama
KELEBIHAN DAN KETERBATASAN

Kelebihan Kritik/Kelemahan metode ini adalah


(William Stern):

 Bias seleksi : kehilangan keterwakilan sifat-sifat fakta


1. Memberikan gambaran Proses  Bias observasi :
perubahan/perkembangan seiring  Reliabilitas pencatatan
waktu secara jelas dan detail  Objektivitas interpretasi
 Keterbatasan Kasus untuk generalisasi
2. Merupakan gudang data  Waktu dan sumber daya terlalu banyak : dalam rentang
yang kaya tertentu dan tiap hari melakukan pengamatan (tidak
efisien)
Penggunaan Diary Descpriptions

Studi kasus
Digunakan untuk menyelidikan anak-anak atau kasus yang “spesial’’
Studi ethologis
Penelitian pada binatang yang tidak dapat berbicara, yang hasilnya
dapat diterapkan pada manusia
Langkah-langkah dalam Diary descriptions
 Tentukan target perilaku yang akan diamati (dapat perilaku umum, atau aspek khusus, misalnya perilaku
terkait dengan merokok)
 Tentukan subjek pengamatan dan panjang pengamatan (sebagai latihan selama 1 minggu)G
 Siapkan jurnal atau pencatatan harian
 Format pencatatan hasil pengamatan
 Tanggal, waktu, setting-lokasi, objek observasi, umur
 Deskripsi anak dan setting observasi dilakukan
 Temuan perilaku beserta waktu kejadian dalam pengamatan (harian) dapat dilengakapi dengan kolom catatan-catatan
khusus
 Rangkuman temuan selama satu minggu
 Pengolahan hasil pengamatan (generalisasi)
 Deskripsi ringkas aktivitas dan informasi yang relevan untuk memahami setting
 Deskripsi objek observasi dan bagaimana perilakunya
 Susun pernyataan yang tepat untuk generalisasi pada populasi (karakteristik yang sama (umum dsb) berdasarkan
performansi objek observasi)
 Pilih 2 objek lain yang mempunysai umur sama dan catat performansi mereka dengan prosedur yang sama (deskripsi
objek 1, deskripsi objek 2)
 Identifikasi perbedaan-perbedaan yang terjadi pada objek tersebut pada aktivitas yang sama
 Identifikasi pesamaan-persamaan yang muncul
 Apa generalisasi yang akan dibuat setelah mengamati ketiga anak.
ANECDOTAL RECORDS

 Persamaan dengan diary adalah menggunakan pencatatan naratif.


 Perbedaannya tidak focus pada hanya satu anak atau kelompok, dan
tidak terbatas pada kemunculan perilaku baru.
 Melaporkan apapun yang terjadi dan penting bagi pengamat kapan saja
perilaku terjadi, pada orang yang berbeda dan waktu yang berbeda.
 Tidak membutuhkan spesifikasi waktu tertentu tetapi dapt dilakukan
kapanpun ketika perilaku yang penting/menarik muncul, tidak tergantung
pada setting atau lingkungan tertentu dan dapat dilakukan dimanapun.
Tidak mensyaratkan kode khusus atau kategori atau diagram dapat ditulis
secara sederhana pada buku catatan
 Beberapa variasi :
 Bersifat tematik : misalnya perilaku imitasi anak pada orang dewasa, akan
menggambarkan bagaimana perilaku meniru terjadi
 Bersifat interval (periode waktu tertentu : tidak focus pada tema tertentu
tetapi akan melakukan pencatatan terhadap perilaku yang muncul pada
periode waktu tertentu)

Pencatatan akumulasi terjadinya perilaku tertentu untuk dianalisis
 Contoh penggunaan :
Membantu guru dalam mengetahui keadaan siswa pada tahun pertama
sekolah. Jika guru mencatat secara teratur kejadian tertentu selama satu tahun
maka ia akan dapat melakukan asesmen kemajuan, identifikasi perubahan
tingkat pemahaman dan kesulitan yang ditemui.
• Tiga kegunaan lain : menguji dugaan tentang alasan perilaku atau gaya
belajar anak, mengidentifikasi kondisi yang memperkuat perilaku, dan
mendapatkan umpan balik tentang apa yang dipelajari anak dari unit
kurikulum,
• Untuk mendapatkan informasi, menguji ide/dugaan, dan mengevaluasi
kemajuan
Panduan Anecdotal records
Brandt (1972)
1. Tuliskan secara berurutan anekdot yang muncul sesegera mungkin setelah terjadi
2. Identifikasi aktivitas utama dan perkataan dari orang kunci
3. Sertakan pernyataan tentang setting, waktu, dan aktivitas utama (ketika sebuah
mobil sedang melewati.......)
4. Dekripsikan tindakan atau verbalisasi tokoh utama, dan respon atau reaksi dari
orang lain dari situasi itu
5. Jika munkgin catat dengan tepat kata-kata yang muncul pada percakapan
6. Deskripsikan sesuai seperti urutan kejadian pada satu episode kejadian
7. Tiga level tindakan yang harus dicatat adalah :
 Molar behavior (deskripsi perilaku/aktivitas utama) , “Ellen dan Mollen bermain puzzle di meja“
 Sub ordinat molar unit (deskripsi unit perilaku/aktivitas yang lebih kecil), “Ellen bermain puzlle
rumah sakit 3 kali, sedangkan Mollen setelah selesai satu puzzle beralih ke puzzle bentuk
lain“.
 Molecular units (deskripsi bagaimana perilaku/aktivitas utama dilakukan, gambaran kualitatif
dari anecdot),“Ellen meletakkan dengan hati-hati sambil bersenandung lirih. Kadang berjalan
mondar mandir“
8. Objektif, akurat dan lengkap
Contoh anecdotal records
 232# Charlie Umur 3 tahun. Charlie bermain di rumah denan
adik perempuannya. Dia berkata bahwa dia adalah ayah.
Dari dapur, saudara perempuannya yang lebih tua
memberinya beberapa roti karena saudarnaza tahu ia
sangat suka. Ia mengatakan “apa yang akan aku lakukan
dengan roti ini sekarang) Dia melanjutkan. lelaki tidak akan
makan kecuali ketika lapar. Setelah 10 menit berlalu ia
datang dan berkata ke sarah, “Dapatkah saya memperoleh
roti sekarnang”. “Saya bukan ayah, Saya charlie“.
 334# Harlan ......
CONTOH TERAPAN OBSERVASI

Psikologi Klinis
- Identifikasi simtom dari gangguan

- Identifikasi tingkat gangguan

- Pendukung dalam proses konseling

- Evaluasi kemajuan terapi / konseling

- Pendukung dalam proses psikotes : projektif individual

- Bersama-sama dengan wawancara pada in take interv.

dan konseling
- dll
BIDANG PERKEMBANGAN

 Identifikasi kemunculan gejala/simtom yang muncul dari


gangguan/permasalahan perkembangan (khususnya
anak)
 Identifikasi level gangguan perkembangan
 Identifikasi tingkat perkembangan anak
 Evaluasi hasil terapi atau intervensi pada anak
CONTOH TERAPAN OBSERVASI DALAM PIO

 Studi ergonomika, contoh penelitian


tentang peralatan militer mungkin di
simulasikan
 Seleksi dan asesmen kepribadian, ada
intervensi perlakuan kemudian dilihat
bagaimana perilaku peserta
 Analisis jabatan, natural tanpa
intervensi
 Identifikasi kebutuhan training
 Pemantauan perilaku dalam proses
training (terutama out bound)
CONTOH TERAPAN OBSERVASI DALAM
BIDANG PENDIDIKAN

 Penelitian studi kelayakan kebijakan pendidikan


 Penelitian evaluasi kebijakan
 Penelitian tindakan kelas oleh guru
 Penilaian kemampuan mengajar
 Evaluasi hasil belajar
 Asesmen awal kemampuan siswa
 Identifikasi permasalahan siswa: belajar dan
pribadi
 Monggo dipun padosi piyambak nggih
TERAPAN DI BIDANG PSIKOLOGI SOSIAL

Studi Pemetaan masalah sosial dan kecenderungan masyarakat *


Studi kancah masalah sosial * : agresivitas masyarakat, pelacuran,
anak jalanan, tawuran.
Studi perilaku manusia dalam situasi sosial * : perempatan, perilaku
menolong (eksperimental – partisipan)
Evaluasi penderitaan korban : kasus rifka anisa dll
Identifikasi kebutuhan intervensi sosial
dll
PENGOLAHAN DATA
untuk menuju kesimpulan
 Pengolahan data akan berbeda sesuai konteks penggunaan metode ;
penelitian vs psikodiagnostik
 Pada konteks penelitian biasanya menggunakan beberapa metode, proses
pengolahan data lebih rumit
 Pengolahan data pada observasi sebagai metode tunggal berbeda dengan
penggunaan berbagai metode pengumpulan data
 Pada konteks psikodiagnostik proses secara umum lebih sederhana dan
tergantung keperluan
BENTUK DATA HASIL OBSERVASI (monggo dipun
kritisi)
 Angka (kuantifikasi hasil observasi)
 Checklist : frekuensi
 Rating scales : skor
 Time sampling : frekuensi,durasi
 Desripsi naratif
 Catatan harian
 Anecdotal records
 Event sampling
 Dokumen tertulis dan tidak tertulis
 Un obstrusive
 Catatan harian/anecdotal records dll. orang lain
Pemaparan Hasil Observasi
(Patton, dalam Poerwandari, 1998)
 Mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati, mulai dari
awal hingga akhir
 Mempresentasikan insiden-insiden kritis atau peristiwa kunci,
berdasarkan urutan kepentingan insiden tersebut
 Mendeskripsikan setiap tempat, setting dan atau lokasi yang berbeda
sebelum mempresentasikan gambaran dan pola pada umumnya
 Fokuskan analisis pada individu-individu atau kelompok-kelompok
 Mengorganisasi data dengan menjelaskan proses-proses yang terjadi
(proses komunikasi dll)
 Memfokus pengamatan pada isu-isu kunci yang diperkirakan menjawab
tujuan observasi/penelitian
Organisasi data
 Data banyak dan berasal dari berbagai cara pengumpulan data.
 Proses sederhana yang dilakukan adalah menyusun,
mengelompokan, dan menghimpun data sesuai dengan tujuan
penelitian dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin.
 Meliputi data mentah (catatan lapangan, kaset), data yang sudah
diproses (trasnkripsi wawancara), dan bentuk-bentuk dari
pengolahan dari data mentah dan semua berkas yang diperoleh dari
proses penelitian (observasi)
Koding
 Proses membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh dengan
maksud untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data
secara lengkap dan detail sehingga data dapat memunculkan
gambaran tentang topik yang dipelajari.
 Langkah koding :
 peneliti menyusun catatan lapangan dengan ada kolom kosong yang
cukup besar di sebelah kiri dan kanan catatan (untuk kode dan
catatan tertentu)
 Peneliti secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada catatan
lapangan tersebut (penomoran baru perbaris atau per paragraf)
 Peneliti memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode
tertentu
 Contoh. OS.L2Jun03 : Hasil observasi siswa laki-laki pada 2 Juni
2003
Integrasi dan Analisis data

 Pengintegrasian data dari berbagai sumber, komunikasi antar data, distrukturisasikan


sesuai kebutuhan, untuk kemudian di analisis
 Analisis data membutuhkan kepekaan teoritis, karena observer/peneliti melakukan
upaya mengembangkan teori atau berteori.
 Kepekaan teoritis mengacu pada kemampuan untuk memperoleh insight, memberi
makna pada data, memahami dan memilah mana yang esensial dan yang tidak.
 Teknik-teknik untuk meningkatkan kepekaan teoritis adalah sebagai berikut :
 mengembangkan pertanyaan-pertanyaa “what? Who? When? Where? How? How Much?
Dan Why?”
 Analisis kata, frase, kalimat (pada observasi apa ya?)
 Analisis tahap lanjut melalui perbandingan. Melakukan perbandingan sistematis terhadap
dua atau lebih fenomena yang ditampilkan dalam data, baik terhadap gejala-gejala yang
dekat atau memiliki kesamaan karakteristik tertentu, ataupun terhadap gejala-gejala yang
dianggap berjauhan atau tidak memiliki kesamaan karakteristik apapun.
Interpretasi
 Upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam berdasarkan perspektif
peneliti/obsever terhadap apa yang diobservasi dan menginterpretasi data melalui
persepektif tersebut, melampaui apa yang secara langsung dikatakan atau dilihat pada
responden, untuk mengembangkan struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna
yang tidak tertampilkan dalam data mentah.
 Tiga konteks interpretasi :
 Interpretasi pemahaman diri : peneliti/obsever berusaha memformulasikan dalam bentuk padat apa
yang oleh subjek penelitian sendiri dipahami sebagai makna dari pernyataan-pernyataannya atau
perilakunya.
 Interpretasi pemahaman biasa yang kritis : peneliti beranjak lebih jauh dengan menggunakan
kerangka pemahaman yang lebih luas dari pemahaman subjek penelitian dengan bersikap kritis
terhadap apa yang ditunjukkan subjek baik dengan memfokuskan diri pada pada isi maupun subjek
yang diamati (pembuat pernyataan). Peneliti mengambil posisi sebagai masyarakat umum di mana
subjek penelitian berada.
 Interpretasi pemahaman teoritis : peneliti menggunakan kerangka teoritis tertentu untuk memahami
pernyataan-pernyataan yang ada sehingga dapat mengatasi konteks pemahaman diri subjek dan
penalaran umum
 Penelitian yang baik akan mencakup semua tahapan interpretasi tetapi berakhir pada
kesimpulan pemahaman teoritis.
Kesimpulan

Peneliti/observer menyimpulkan tentang gejala


yang diamati berdasarkan analis dan
interpretasi yang dilakukan untuk memberikan
jawaban terhadap permasalahan dan tujuan
observasi.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

 Pengetahuan, values, attitudes, dan pengalaman berfungsi sebagai filters


 Tidak semua data yang kita butuhkan “tersedia“ :
 Luput dari perhatian
 Gagal mendapatkan sense impressions of an object or event
 Penyebab hasil observasi tidak lengkap :
 Level of concentration
 Fatigue/illness
 Situation
 The annount of time
 Two biases :
 Personal
 Theory
IMPLEMENTATION OF FINDINGS

 Implementasi pertanyaan penelitian


 Conditions . The physical & psychological
characteristics
 On going evaluation :
 Jeda pengumpulan data dengan ? Data yang kurang
 Comparison between some event, object, behavior

Anda mungkin juga menyukai