Disusun oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2021
OBSERVASI
Fokus. Dari skema pengkodean tersebut, harus jelas apa yang akan
diamati.
Objektif. Panduan yang jelas dan definisi kategori yang detail dapat
membantu peneliti untuk secara objektif membuat kode kejadian,
tindakan dan perilaku.
Mudah untuk digunakan. Skema pengkodean yang baik adalah yang
mudah untuk digunakan.
Bersifat mutually exlusive dan collectively exhaustive. Kategori bersifat
mutually exlusive (saling lepas) jika tidak ada kategori yang saling
tumpah tindih. Skema pengkodean yang bersifat collectively exhaustive
mencakup semua kemungkinan (misal, semua kejadian, tindakan dan
perilaku yang relevan) sehingga selalu dapat membuat kode.
KUISIONER
A. Definisi Kuisioner
Kuisioner adalah mekanisme pengumpulan data yang berisi serangkaian
pertanyaan tertulis dan bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari
responden. Kuisioner secara umum didesain untuk mengumpulkan banyak data
kuantitatif dan dapat diberikan kepada responden secara personal atau
elektronik.
B. Jenis Kuisioner
Masing-masing jenis kuisioner serta kelebihan dan kekurangannya akan
dijelaskan pada tabel berikut.
Kemudian, ada beberapa hal yang harus dihindari yaitu pertanyaan yang
memiliki respons ganda, ambigu, loaded question, dan terlalu panjang.
Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam kuisioner sebaiknya mengarahkan responden
dari pertanyaan yang bersifat umum ke khusus, dan dari pertanyaan yang
relatif mudah ke semakin sulit untuk dijawab. Pendekatan yang
digunakan yaitu Pendekatan Corong (Funnel Approach). Perubahan dari
pertanyaan umum ke khusus berarti responden diberikan pertanyaan
bersifat global yang berkaitan dengan permasalahan dan kemudian
diberikan pertanyaan khusus yang berhubungan dengan pekerjaan atau
departemen tertentu. Untuk pertanyaan yang mudah berkaitan dengan
persoalan yang tidak membutuhkan banyak pemikiran dan kemudian
pertanyaan yang lebih sulit memungkinkan lebih banyak pemikiran,
penilaian dan pengambilan keputusan dalam memberikan jawaban.
2. Prinsip Pengukuran
Prinsip pengukuran perlu dilakukan untuk memastikan data yang diperoleh
tepat untuk menguji hipotesis. Hal ini mengacu pada skala dan teknik
penskalaan yang digunakan dalam mengukur konsep, seperti penilaian
terhadap reliabilitas dan validitas ukuran yang dipakai. Skala tepat yang
digunakan bergantung pada jenis data yang perlu dikumpulkan. Setelah data
diperoleh, maka ketepatan data perlu dinilai melalui uji validitas dan
reliabilitas. Validitas menunjukkan seberapa baik sebuah teknik, instrument,
atau proses mengukur konsep tertentu dan reliabilitas menunjukkan
seberapa stabil dan konsisten instrument tersebut dalam memperoleh
variabel.
3. Tampilan Umum
Kuisioner yang rapi berisi pendahuluan dan instruksi yang tepat, penjajaran
(alignment) pertanyaan yang baik, serta memiliki instruksi penyelesaian
atau catatan yang sopan pada akhir kuisioner. Pendahuluan yang baik
mengungkapkan identitas peneliti dan menyampaikan tujuan survei,
kemudian juga membangun hubungan dengan responden agar memotivasi
mereka untuk menjawab pertanyan serta ada jaminan kerahasiaan atas
informasi yang diberikan sehingga mengurangi kemungkinan jawaban yang
bias. Menyusun pertanyaan secara logis dan rapi pada bagian yang tepat dan
memberikan instruksi tentang bagaimana melengkapi poin-poin di setiap
bagian akan membantu responden untuk menjawab pertanyaan tanpa
mengalami kesulitan.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis.
Jakarta: Salemba Empat.