Anda di halaman 1dari 10

Metode Pengumpulan Data: Observasi & Kuisioner

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis


Yang diampuh oleh Bapak Dr. Drs. Agung Yuniarinto, MS.

Disusun oleh :

1. Tasya Marta (195020200111016)


2. Tania Arum Nugrahani (195020201111019)
3. Venty Anjela Naibaho (195020207111022)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2021
OBSERVASI

A. Definisi dan Tujuan Observasi


Observasi adalah teknik alami yang aktif untuk mengumpulkan data terkait
tindakan dan perilaku. Observasi melibatkan kegiatan melihat, mencatat,
menganalisis dan menginterpretasikan perilaku, tindakan atau peristiwa secara
terencana.

B. Empat Dimensi Utama yang Menggolongkan Jenis Observasi


Dimensi utama yang membedakan metode observasi yaitu :
1. Studi Observasional yang Terkontrol vs Tidak Terkontrol
Studi observasional sangat terkontrol ketika situasi atau kondisi
dimanipulasi atau direncanakan oleh peneliti. Pengalaman dari subjek
terhadap situasi atau kondisi tertentu membuat peneliti dapat mengamati
perbedaan antara reaksi perilaku individu terhadap situasi tersebut.
Observasi tidak terkontrol adalah teknik observasi yang tidak berusaha
untuk mengontrol, memanipulasi atau memengaruhi situasi.

2. Observasi Partisipan vs Observasi Nonpartisipan


Observasi partisipan adalah pendekatan yang sering digunakan dalam
studi kasus, studi etnografi dan studi teori dasar. Dalam observasi
partisipan, peneliti mengumpulkan data dengan berpartisipasi dalam
kehidupan sehari-hari dari kelompok atau organisasi yang diteliti.
Spradley (1980) telah mengembangkan tipologi untuk menjelaskan
kontinum dalam tingkat partisipasi peneliti yaitu partisipasi pasif,
partisipasi moderat dan partisipasi aktif.
Dalam kasus observasi nonpartisipasi, peneliti tidak pernah secara
langsung terlibat dalam tindakan dari pelaku, namun mengamati mereka
dari luar jangkauan visual aktor.

3. Studi Observasional Terstruktur vs Tidak Terstruktur


Studi observasional terstruktur adalah ketika pengamat memiliki
rangkaian kategori kegiatan atau fenomena yang direncanakan akan
diteliti. Observasi terstruktur secara umum bersifat kuantitatif.
Studi observasional tidak terstruktur diklaim sebagai ciri dari penelitian
kualitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis dan
menginterpretasikan apa yang dilihat oleh peneliti.

4. Observasi Tersembunyi vs Tidak Tersembunyi


Kelebihan utama dari observasi tersembunyi adalah bahwa subjek
penelitian tidak terpengaruh dengan kesadaran bahwa mereka sedang
diamati. Observasi tersembunyi yang kurang reaktif meningkatkan
perhatian terhadap etika karena hal tesebut dapat melanggar prinsip-
prinsip dari kesepakatan, privasi dan kerahasiaan yang diinformasikan
(Burgess 1989; Lauder 2003).
Observasi tidak tersembunyi bersifat lebih jelas, dapat mengubah
kebenaran dari perilaku yang diteliti.

C. Dua Pendekatan Penting Untuk Observasi


Dua pendekatan penting yang jelas untuk observasi adalah observasi partisipan
dan observasi terstruktur.
a) Observasi Partisipan
Ciri utama dari observasi partisipan adalah peneliti mengumpulkan data
dengan berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok atau
organisasi yang diteliti. Hal ini memungkinkan peneliti untuk
mempelajari kegiatan kelompok yang yang diteliti dalam situasi alami
dari sudut pandang orang dalam dengan mengamati (mengobservasi)
dan berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
- Aspek Partisipatif dari Observasi Partisipan
Ciri dari observasi partisipan yang membedakan adalah peneliti
berpartisipasi dalam kelompok sosial yang diteliti. Tingkat tertinggi
dari partisipasi adalah partisipasi lengkap. Dalam kasus ini, peneliti
hidup atau bekerja dengan subjek yang diteliti dan berusaha untuk
mengasumsikan peran yang belum ditentukan (misal, peran dari
rekan kerja). Dalam kasus partisipasi moderat, peneliti
mengasumsikan antara menjadi anggota (insider) sepenuhnya dan
menjadi nonanggota sepenuhnya (outsider). Dalam kasus partisipasi
aktif, peneliti tidak puas dengan peran sebagai penonton. Peneliti
tidak menyembunyikan bahwa dia adalah seorang pengamat, namun
dari awal menjelaskan bahwa dia adalah seorang pengamat kepada
kelompok sosial yang diteliti.

- Aspek Observasi dari Observasi Partisipan


Selama berpartisipasi, peneliti harus mengamati dan mencatat, dan
pada tahap selanjutnya peneliti menganalisis perilaku, tindakan,
interaksi, kejadian dan lainnya. Dalam sebagian besar studi,
mendapatkan akses dimulai dengan mendapatkan izin untuk
melakukan penelitian dari orang-orang yang memiliki jabatan tinggi
dalam organisasi tersebut, terutama manajemen puncak.
Mendapatkan izin adalah langkah pertama dalam melakukan
observasi partisipan. Langkah selanjutnya adalah menjadi anggota
yang diterima oleh kelompok sosial yang diteliti. Aspek penting dari
observasi partisipan adalah membangun “hubungan”.
b) Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur fokus pada sifat. Fokus dari observasi terstruktur
dibagi menjadi bagian-bagian kecil informasi (seperti informasi terkait
perilaku, tindakan, interaksi atau kejadian). Observasi terstruktur juga
dapat digunakan untuk menghasilkan data numerik untuk menguji
hipotesis.

Pengguna skema pengkodean dalam observasi terstruktur

Pembuatan skema pengkodean merupakan aspek penting dari observasi


terstruktur. Skema pengkodean terdiri dari kategori yang sudah ditentukan
sebelumnya untuk mencatat apa yang diamati/diobservasi. Berikut
pertimbangan yang harus diperhatikan terkait dengan bentuk skema pengkodean:

 Fokus. Dari skema pengkodean tersebut, harus jelas apa yang akan
diamati.
 Objektif. Panduan yang jelas dan definisi kategori yang detail dapat
membantu peneliti untuk secara objektif membuat kode kejadian,
tindakan dan perilaku.
 Mudah untuk digunakan. Skema pengkodean yang baik adalah yang
mudah untuk digunakan.
 Bersifat mutually exlusive dan collectively exhaustive. Kategori bersifat
mutually exlusive (saling lepas) jika tidak ada kategori yang saling
tumpah tindih. Skema pengkodean yang bersifat collectively exhaustive
mencakup semua kemungkinan (misal, semua kejadian, tindakan dan
perilaku yang relevan) sehingga selalu dapat membuat kode.

Dalam membuat kode kejadian ada beberapa cara yaitu :

a) Checklist sederhana memberikan informasi tentang seberapa sering


kejadian tertentu terjadi.
b) Catatan yang berurutan membuat peneliti dapat mengumpulkan
informasi terkait seberapa sering kejadin tertentu terjadi dan urutan
kejadian tersebut berlangsung dan pada akhirnya.
c) Catatan yang berurutan dalam skala waktu menambah tingkat perincian
(detail) yang menunjukkan interval waktu antarkejadian.

D. Kelebihan dan Kekurangan Observasi


Salah satu kelebihan utama observasi adalah bersifat langsung. Observasi
membuat peneliti dapat mengumpulkan data perilaku tanpa mengajukan
pertanyaan. Orang-orang dapat diamati dari lingkungan kerja alami mereka
serta aktivitas dan perilaku mereka atau poin-poin ketertarikan lain yang dapat
diamati, dicatat, dianalisis dan diinterpretasikan. Kelebihan lain dari observasi
adalah memungkinkan untuk mengamati kelompok individu tertentu. Misalnya,
anak-anak yang masih sangat kecil dan eksekutif yang sangat sibuk di mana
mungkin akan sulit untuk mendapatkan informasi dari mereka.
Kekurangan dari studi observasi adalah reaktivitas (tingkat di mana
peneliti memengaruhi situasi yang diamati) dapat menjadi ancaman utama
terhadap validitas temuan dari studi observasi karena orang-orang yang diamati
mungkin menunjukkan perilaku yang berbeda selama waktu studi tersebut.
Observasi dari kejadian yang terus-menerus selama periode waktu yang lama
juga dapat menyebabkan masalah bagi pengamat dengan kebosanan dan bias
dalam pencatatan observasi.

KUISIONER
A. Definisi Kuisioner
Kuisioner adalah mekanisme pengumpulan data yang berisi serangkaian
pertanyaan tertulis dan bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari
responden. Kuisioner secara umum didesain untuk mengumpulkan banyak data
kuantitatif dan dapat diberikan kepada responden secara personal atau
elektronik.

B. Jenis Kuisioner
Masing-masing jenis kuisioner serta kelebihan dan kekurangannya akan
dijelaskan pada tabel berikut.

Jenis Kuisioner Kelebihan Kekurangan

Kuisioner langsung - Dapat membangun hubungan dan - Penjelasan peneliti dapat


memotivasi responden menyebabkan bias.
- Keraguan dapat diklarifikasi - Membutuhkan banyak waktu dan
langsung. usaha.
- Tidak mahal saat diberikan kepada
responden.
- Hampir 100% tingkat respons
dapat dipastikan.
- Anonimitas responden tinggi.

Kuisioner melalui surat - Anonimitas tinggi. - Tingkat respons hampir rendah.


- Wilayah geografi yang luas dapat - Tingkat respons 30% cukup
dijangkau. dapat diterima.
- Hadiah voucher dapat diberikan - Tidak dapat mengklarifikasi
untuk mendapatkan kesediaan
responden. pertanyaan.
- Responden dapat memiliki waktu
yang lebih banyak untuk
merespons.

Kuisioner elektronik - Mudah untuk diberikan. - Kemampuan menggunakan


- Dapat mencakup secara global. elektronik merupakan suatu
- Murah dan pengiriman cepat. keharusan.
- Responden dapat menjawab cepat - Responden harus memiliki akses
saat mereka bersedia. untuk mengisi kuisioner tersebut.
- Responden harus bersedia untuk
menyelesaikan kuisioner
tersebut.

C. Pedoman Desain Kuisioner


Pedoman atau prinsip desain kuisioner yang lengkap harus terfokus pada tiga
bidang. Ketiga bidang ini merupakan persoalan penting dalam desain kuisioner
karena hal tersebut dapat meminimalkan bias dalam penelitian.

Gambar 1. Prinsip Desain Kuisioner

1. Prinsip Penyusunan Kata


Prinsip ini merujuk pada faktor:
 Ketepatan isi dan tujuan pertanyaan
Sifat variabel yang digunakan baik itu subjektif atau objektif akan
menentukan jenis pertanyaan yang diajukan. Jika variabel yang
digunakan bersifat subjektif (misalnya kepuasan atau keterlibatan),
maka pertanyaan sebaiknya menggunakan dimensi dari elemen
keyakinan, persepsi dan sikap responden yang akan diukur. Jika variabel
yang digunakan objektif (misalnya usia atau tingkat pendidikan), maka
pertanyaan sebaiknya memiliki rangkaian kategori dengan skala ordinal.

 Bahasa dan susunan kata kuisioner


Bahasa kuisioner disesuaikan dengan tingkat pemahaman responden.
Pilihan kata akan bergantung pada tingkat pendidikan mereka,
penggunaan istilah dan idiom dalam budaya, serta struktur referensi
responden. Pertanyaan yang diajukan, bahasa yang dipakai, dan susunan
kata seharusnya tepat untuk mengungkapkan sikap, persepsi dan perasaan
responden. Jika pertanyaan tidak dipahami atau keliru oleh responden,
maka peneliti akan memperoleh jawaban yang salah terhadap pertanyaan
sehingga respons menjadi bias.

 Jenis dan bentuk pertanyaan


Jenis pertanyaan mengacu pada pertanyaan terbuka atau pertanyaan
tertutup. Bentuk pertanyaan mengacu pada pertanyaan disusun secara
positif atau negatif. Pertanyaan terbuka memungkinkan responden untuk
menjawab pertanyaan dengan cara yang mereka pilih. Contohnya,
meminta responden untuk menyebutkan lima hal yang menarik dan
menantang dalam pekerjaan atau meminta komentar responden mengenai
suatu isu. Pertanyaan tertutup justru meminta responden untuk membuat
pilihan diantara serangkaian alternatif yang diberikan peneliti.
Contohnya, peneliti membuat opsi 10 atau 15 aspek mengenai hal yang
dirasa menarik dan menantang dalam pekerjaan, kemudian responden
diminta untuk mengurutkan lima aspek pertama menurut preferensi
mereka.

Kemudian, peneliti juga disarankan saat menyusun pertanyaan secara


positif, tetap memasukkan beberapa pertanyaan yang disusun secara
negatif sehingga kecendrungan responden tanpa berpikir untuk menjawab
dapat diminimalkan. Contohnya, ada pertanyaan berskala 1 (sangat
rendah) – 5 (sangat tinggi). Semisal responden memilih 5 untuk
pertanyaan yang disusun secara positif, pasti tidak akan memilih 5 lagi
untuk pertanyaan yang disusun secara negatif. Maka dari itu, responden
terbebas dari kemungkinan tendensi untuk merespons tanpa berpikir.

Kemudian, ada beberapa hal yang harus dihindari yaitu pertanyaan yang
memiliki respons ganda, ambigu, loaded question, dan terlalu panjang.
 Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam kuisioner sebaiknya mengarahkan responden
dari pertanyaan yang bersifat umum ke khusus, dan dari pertanyaan yang
relatif mudah ke semakin sulit untuk dijawab. Pendekatan yang
digunakan yaitu Pendekatan Corong (Funnel Approach). Perubahan dari
pertanyaan umum ke khusus berarti responden diberikan pertanyaan
bersifat global yang berkaitan dengan permasalahan dan kemudian
diberikan pertanyaan khusus yang berhubungan dengan pekerjaan atau
departemen tertentu. Untuk pertanyaan yang mudah berkaitan dengan
persoalan yang tidak membutuhkan banyak pemikiran dan kemudian
pertanyaan yang lebih sulit memungkinkan lebih banyak pemikiran,
penilaian dan pengambilan keputusan dalam memberikan jawaban.

 Klasifikasi data atau informasi pribadi


Berisi pertanyaan demografis yang menghasilkan informasi seperti usia,
tingkat pendidikan, status pernikahan, dan penghasilan. Jika kuisioner
dengan pertanyaan tersebut harus dijawab oleh responden, maka peneliti
harus menjelaskan prosedur sebagai alasan.

2. Prinsip Pengukuran
Prinsip pengukuran perlu dilakukan untuk memastikan data yang diperoleh
tepat untuk menguji hipotesis. Hal ini mengacu pada skala dan teknik
penskalaan yang digunakan dalam mengukur konsep, seperti penilaian
terhadap reliabilitas dan validitas ukuran yang dipakai. Skala tepat yang
digunakan bergantung pada jenis data yang perlu dikumpulkan. Setelah data
diperoleh, maka ketepatan data perlu dinilai melalui uji validitas dan
reliabilitas. Validitas menunjukkan seberapa baik sebuah teknik, instrument,
atau proses mengukur konsep tertentu dan reliabilitas menunjukkan
seberapa stabil dan konsisten instrument tersebut dalam memperoleh
variabel.

3. Tampilan Umum
Kuisioner yang rapi berisi pendahuluan dan instruksi yang tepat, penjajaran
(alignment) pertanyaan yang baik, serta memiliki instruksi penyelesaian
atau catatan yang sopan pada akhir kuisioner. Pendahuluan yang baik
mengungkapkan identitas peneliti dan menyampaikan tujuan survei,
kemudian juga membangun hubungan dengan responden agar memotivasi
mereka untuk menjawab pertanyan serta ada jaminan kerahasiaan atas
informasi yang diberikan sehingga mengurangi kemungkinan jawaban yang
bias. Menyusun pertanyaan secara logis dan rapi pada bagian yang tepat dan
memberikan instruksi tentang bagaimana melengkapi poin-poin di setiap
bagian akan membantu responden untuk menjawab pertanyaan tanpa
mengalami kesulitan.

Kemudian peneliti dapat memasukkan pertanyaan terbuka di bagian akhir


yang memungkinkan responden untuk mengomentari aspek yang mereka
inginkan. Kuisioner juga sebaiknya diakhir dengan sebuah catatan yang
sopan dan ucapan terima kasih.
D. Desain Survei dan Kuisioner Elektronik
Terdapat beberapa cara untuk memberikan kuisioner yaitu diberikan secara
langsung kepada responden, disisipkan dalam majalah atau surat kabar, dan
dikirimkan melalui elektronik dengan internet. Kemudian situs web
perusahaan juga bisa mendapatkan respons survei, contohnya reaksi
terhadap layanan pelanggan, kegunaan produk, dll.

Sistem desain survei elektronik seperti The Survey Sysrem, Keypoint,


SurveyPro atau bahkan Google Form yang sering digunakan saat ini, dapat
digunakan untuk mendesain kuisioner, mengkomputerisasi proses
pengumpulan data, dan menganalisis data yang dikumpulkan.

E. Dimensi Survei Internasional


Dengan globalisasi operasi bisnis, para manajer perlu membandingkan
efektivitas bisnis dari kantor cabangnya di berbagai negara. Peneliti yang
terlibat dalam penelitian lintas budaya berusaha menelusuri persamaan dan
perbedaan respons perilaku dan sikap karyawan pada berbagai tingkat
dalam budaya yang berbeda. Terdapat dua persoalan yaitu:
1. Persoalan tertentu dalam instrumentasi untuk penelitian lintas budaya.
Persoalan ini perlu diperhatikan ketika mendesain instrumen untuk
mengumpulkan data dari berbagai negara. Karena setiap negara
memiliki bahasa yang berbeda, maka perlu memastikan bahwa
penerjemahan instrumen ke bahasa lokal secara akurat sesuai dengan
bahasa asli. Dapat dilakukan juga teknik penerjemahan kembali.

2. Persoalan dalam pengumpulan data.


Pemilihan waktu pengumpulan data lintas budaya juga penting untuk
perbandingan lintas budaya. Pengumpulan data harus diselesaikan
dalam kurun waktu yang dapat diterima di berbagai negara seperti 3-4
bulan. Jika terlalu lama dalam mengumpulkan data, maka terjadi
kemungkinan banyak hal yang berubah selama selang waktu tersebut di
satu negara atau beberapa negara dan data menjadi bias.
DAFTAR PUSTAKA

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis.
Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai