Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATERI METODOLOGI PENELITIAN

BAB 8 METODE PENGUMPULAN DATA : OBSERVASI

Dosen Pengampu: Dr. Misnen Ardiansyah, S.E., M.Si., Ak., CA., ACPA

Disusun Oleh:

Ahyar : 21208012003

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2022
A. DEFINISI DAN TUJUAN OBSERVASI
Observasi adalah sebuah teknik yang alamiah dan berguna untuk
mengumpulkan data tentang tindakan dan perilaku. Observasi membutuhkan
kegiatan “lapangan" - pabrik, supermarket, ruang tunggu, kantor atau ruangan
pembelian – mengamati apa yang pekerja, konsumen, atau pembelian harian,
dan menjelaskan, menganalisis, dan menafsirkan apa yang telah dilihat oleh si
peneliti.
Observasi melibatkan kegiatan melihat, mencatat, menganalisis, dan
menginterpretasikan perilaku, tindakan, atau peristiwa secara terencana. Hal
tersebut dapat dibedakan berdasarkan empat dimensi utama yang
menggolongkan bagaimana cara observasi dilakukan:
1. Kontrol
2. Apakah pengamat adalah anggota dari kelompok yang diobservasi atau
tidak
3. Struktur
4. Kerahasiaan

B. EMPAT DIMENSI UTAMA YANG MENGGOLONGKAN JENIS


OBSERVASI
1. Studi Observasional yang Terkontrol versus Tidak Terkontrol
Perbedaan dapat dibuat antara observasi yang dilakukan dalam kontrol
(atau buatan) versus observasi yang tidak terkontrol (atau alami). Pengamatan
sering dilakukan secara alami. Namun, obsevasi juga merupakan suatu metode
potensial untuk pengumpulan data dalam prinsip penelitian terkontrol. Dalam
penelitian eksperimental, kondisi yang relevan (terkait dengan variabel
independen yang diteliti) dimanipulasi atau disusun dengan cara yang
sistematis. Pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen
(misalnya, perilaku tertentu) selanjutnya diukur. Hal ini memungkinkan
peneliti untuk menentukan hubungan sebab-akibat.
Penelitian observasional dikatakan sangat terkontrol ketika situasi
dimanipulasi atau direncanakan oleh peneliti; pengalaman subjek (misalnya,
konsumen, karyawan, atau investor) terhadap situasi atau kondisi tertentu
(misalnya, tata letak toko tertentu, kondisi perburuhan tertentu, atau sejumlah
tekanan waktu) memungkinkan peneliti untuk mengamati perbedaan antara
reaksi perilaku individu dengan situasi dan kondisi tersebut. Observasi
terkontrol dapat dilakukan di laboratorium (misalnya, simulasi lingkungan toko
atau ruang berdagang) atau di lapangan (misalnya, toko).
Observasi terkontrol terjadi ketika penelitian observasional dilakukan
dengan kondisi yang diatur dengan teliti. Observasi yang tidak terkontrol
adalah teknik pengamatan yang tidak berusaha untuk mengontrol,
memanipulasi, atau mempengaruhi situasi. Kegiatan berjalan alamiah dan
peneliti mengamati peristiwa ini tanpa campur tangan dalam kehidupan
nyatanya. keuntungan dari pengamatan yang tidak terkontrol adalah bahwa
orang dapat diamati secara alamiah saat berbelanja atau dalam lingkungan
kerja. Kelemahan utama dari observasi yang tidak terkontrol biasanya sulit
untuk menguraikan situasi yang seringkali sangat kompleks karena kita tidak
bisa mengontrol faktor apapun dalam hal ini. Dengan demikian, sangat sulit
untuk membedakan penyebab kejadian, tindakan, dan perilaku.

2. Observasi Partisipan versus Observasi Nonpartisipan


Observasi partisipan terjadi ketika peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Disini, peneliti memasuki organisasi atau lingkungan penelitian, dan
menjadi bagian tim kerja. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka
dukanya. Misalnya, bila seorang peneliti ingin mempelajari dinamika
kelompok dalam organisasi kerja, maka ia mungkin bergabung dengan
organisasi sebagai seorang karyawan dan mengobservasi dinamika dalam
kelompok sambil menjadi bagian dari organisasi kerja dan kelompok kerja.
Dengan berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku
karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan
satu karyawan dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan supervisor
dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lain-lain.
Kebanyakan penelitian antropologi dilakukan dengan cara tersebut, dimana
peneliti menjadi bagian dari kebudayaan asing yang ingin mereka pelajari
secara mendalam. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh
akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak.
Dalam Observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Peneliti mungkin mengumpulkan data yang diperlukan
dalam kapasitas tersebut tanpa menjadi bagian integral dari sistem organisasi.
Misalnya, peneliti bisa duduk disudut sebuah kantor, mengamati, dan mencatat
bagaimana manajer, selama periode beberapa hari, akan memungkinkan
peneliti untuk membuat sejumlah generalisasi tentang bagaimana para manajer
biasanya menghabiskan waktu mereka. Dengan sekedar mengobservasi
kegiatan, mencatatnya secara sistematis, dan menabulasikannya, peneliti bisa
menghasilkan sejumlah temuan. Tetapi, hal tersebut mensyaratkan peneliti
harus secara fisik hadir ditempat kerja untuk periode waktu yang panjang dan
membuat studi observasional memakan waktu. Pengumpulan data dengan
observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan
tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku
yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.

3. Studi Observasional Terstruktur versus Tidak Tersruktur


Studi observasional terstruktur adalah ketika pengamat memiliki rangkaian
kategori kegiatan atau fenomena yang direncanakan akan diteliti. Format
pencatatan observasi dapat didesain dan dibuat secara spesifik untuk masing-
masing studi agar sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut. Observasi
terstruktur secara umum bersifat kuantitatif.
Biasanya masalah yang berhubungan dengan karakterisitik dari
ketertarikan, seperti durasi dan frekuensi kejadian, seperti halnya kegiatan
tertentu yang mendahului dan mengikuti masalah tersebut, perlu dicatat,
kondisi lingkungan dan perubahan apapun dalam situasi juga perlu dicatat, jika
dianggap relevan. Perilaku dari pelaku yang terkait dengan tugas/pekerjaan,
emmosi yang terlihat dari pelaku, komunikasi verbal dan nonverbal, dan
lainnya, juga perlu dicatat. Kemudian, observasi yang dicatat dalam worksheet
atau catatan lapangan secara sistematis.
Pada awal sebuah studi, adalah mungkin bahwa pengamat tidak memiliki
ide yang jelas mengenai aspek tertentu yang memerlukan fokus.
Mengobservasi peristiwa sebagaimana adanya juga dapat menjadi bagian
rencana dalam banyak studi kualitatif (qualitative study). Dalam hal itu,
pengamat akan mencatat secara praktis semua yang diobservasi. Studi
semacam itu merupakan studi observasional tidak terstruktur. Observasi tidak
terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara
pasti tentang apa yang akan diamati.
Studi observasional tidak terstruktur diklaim sebagai tanda penelitian
kualitatif. Observasi tidak terstruktur pada akhirnya dapat menghasilkan
rangkaian hipotesis tentatif ( belum pasti/masih dapat berubah) yang diuji
dalam penelitian berikutnya yang bersifat deduktif. Sehingga, penemuan
induktif melalui observasi dapat menciptakan kemungkinan lain untuk
pembuatan teori dan pengujian hipotesis berikutnya.

4. Observasi Tersembunyi versus Observasi Tidak Tersembunyi


Observasi tersembunyi merupakan suatu teknik observasi dimana subjek
yang menjadi pusat penelitian kita sepenuhnya tidak menyadari bahwa mereka
sedang diobservasi. Tentu, reaktivitas atau tingkat dimana peneliti
memengaruhi situasi yang diamati dapat menjadi ancaman utama terhadap
validitas hasil dari studi observasional tersebut. Observasi tersembunyi
memiliki beberapa masalah etika yang serius. Observasi tersembunyi yang
kurang reaktif meningkatkan perhatian terhadap etika karena hal tersebut dapat
melanggar prinsip-prinsip dari kesepakatan, privasi, dan kerahasiaan yang
diinformasikan. Oleh karena itu, observasi tersembunyi dapat merusak subjek
dalam beberapa hal.
Sedangkan observasi tidak tersmbunyi merupakan metode pengumpulan
data dimana subjek menyadari bahwa mereka sedang diobservasi. Observasi
tidak tersembunyi bersifat lebih jelas, dapat mengubah kebenaran dari perilaku
yang diteliti.

C. DUA PENDEKATAN PENTING UNTUK OBSERVASI


1. Observasi Partisipan: Pengantar
Sejak zaman Malinowski, metode observasi partisipan telah dikembangkan
dan disempurnakan secara menyeluruh. Sekarang umum untuk membedakan
antara dua cara dasar untuk memahami metode (Zahle, 2012). Ini mungkin
secara sempit diidentifikasi sebagai partisipasi dalam cara hidup kelompok
sosial yang diteliti dikombinasikan dengan mengamati apa yang sedang terjadi.
Atau, mungkin diberi label lebih luas untuk melibatkan tidak hanya partisipasi
dan observasi tetapi juga penggunaan metode lain seperti wawancara.

a. Aspek Partisipatif dari Observasi Partisipan


Observasi partisipan menggabungkan proses partisipasi dan observasi.
Meskipun demikian, observasi partisipan harus dibedakan dari observasi murni
dan partisipasi murni (Bernard, 1994). Observasi murni berusaha untuk
menghilangkan peneliti dari tindakan dan perilaku yang diamati; peneliti tidak
pernah terlibat langsung dalam tindakan dan perilaku kelompok
Yang diteliti. Partisipasi murni telah digambarkan sebagai "menjadi
penduduk asli". Ciri khas observasi partisipan adalah peneliti berpartisipasi
dalam kelompok sosial yang diteliti. Dalam banyak situasi, studi observasional
didasarkan pada partisipasi moderat. Dalam kasus partisipasi moderat, peneliti
mengasumsikan posisi perantara antara menjadi orang dalam yang lengkap
(peserta lengkap) dan menjadi orang luar yang lengkap (seperti dalam studi
observasional non-partisipasi).

b. Aspek Observasi dari Observasi Partisipan


Saat berpartisipasi, peneliti harus mengamati dan mencatat, dan pada tahap
selanjutnya menganalisis perilaku, tindakan, interaksi, peristiwa, dan
sejenisnya. Memulai observasi partisipan dan menjadi bagian dari kelompok
sosial bukan tanpa kesulitan. Dalam sebagian besar studi observasional,
mendapatkan akses dimulai dengan memperoleh izin untuk melakukan
penelitian dari orang-orang berperingkat tinggi dalam organisasi, lebih disukai
dari manajemen puncak.
Aspek penting dari observasi partisipan adalah membangun "hubungan".
Membangun rapport melibatkan membangun hubungan saling percaya dengan
kelompok sosial yang diteliti, dengan menunjukkan rasa hormat, bersikap jujur,
dan menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan kelompok atau individu
anggota kelompok, sehingga mereka merasa aman dalam berbagi (sensitif). )
informasi dengan peneliti

2. Observasi Terstruktur: Pengantar


Pengamatan terstruktur difokuskan di alam, karena melihat secara selektif
pada fenomena yang telah ditentukan. Fokus observasi terstruktur
terfragmentasi menjadi bagian-bagian kecil dan informasi yang dapat dikelola
(seperti informasi tentang perilaku, tindakan, interaksi, atau peristiwa).

a. Penggunaan Skema Pengkodean dalam Observasi Terstruktur


Pengembangan skema pengkodean merupakan aspek penting dari
observasi terstruktur. Skema pengkodean berisi kategori yang telah ditentukan
sebelumnya untuk merekam apa yang diamati. Skema semacam itu datang
dalam berbagai bentuk dan bentuk. Beberapa di antaranya sangat sederhana;
mereka hanya mengizinkan peneliti untuk mencatat apakah suatu peristiwa
tertentu telah terjadi atau tidak.
Pertimbangan berikut harus dipertimbangkan sehubungan dengan
konstruksi skema pengkodean yaitu: focus, tujuan, kemudahan penggunaan dan
saling eksklusif dan kolektif lengkap.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OBSERVASI


Salah satu keuntungan utama dari observasi adalah keterusterangannya.
Observasi memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data perilaku tanpa
mengajukan pertanyaan. Orang-orang dapat diamati di lingkungan kerja alami
mereka atau di lingkungan laboratorium, dan aktivitas dan perilaku mereka
atau hal-hal menarik lainnya dapat dicatat, direkam, dianalisis, dan ditafsirkan.
Dalam studi observasional, juga relatif mudah untuk membedakan faktor-
faktor situasional seperti cuaca dan faktor-faktor lain yang mungkin
mempengaruhi, misalnya produktivitas. Faktor-faktor ini dapat direkam dan
pola yang bermakna mungkin muncul dari jenis data ini. Namun, perhatikan
bahwa seringkali sangat sulit untuk menetapkan efek spesifik dari faktor
situasional pada perilaku dan tindakan subjek yang diteliti. Keuntungan lain
dari observasi adalah memungkinkan untuk mengamati kelompok individu
tertentu.
Kelemahan berikut dari studi observasional harus dicatat. Reaktivitas
(sejauh mana pengamat mempengaruhi situasi yang diteliti) dapat menjadi
ancaman besar bagi validitas hasil penelitian observasional, karena mereka
yang diamati mungkin berperilaku berbeda selama periode penelitian.
Penelitian observasional mungkin sangat rentan terhadap reaktivitas jika
pengamatan terbatas pada periode waktu yang singkat.

Anda mungkin juga menyukai