Metode Kualitatif:
Teknik Pengumpulan Data:
a. Participant observation
b. In depth interview
c. Dokumentasi
d. Tringulasi
Instrumen Penelitian
a. Peneliti sebagai instrumen (human instrument)
b. Buku cacatan, tape recorder, camera, handycam, dan lain-lain
Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara
dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pad a orang,
tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di
antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gej ala-gej ala alam dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation,
selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi
observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Observasi Berperan serta (Participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh
akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak.
Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya, peneliti dapat
berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam
bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan
karyawan lain, hubungan karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam
melaksanakan pekerjaan dan lain-lain
2. Observasi Nonpartisipan
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas
orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak
terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Misalnya dalam suatu Tempat
Pemungutan Suara (TPS), peneliti dapat mengamati bagaimana perilaku masyarakat
dalam hal mengunakan hak pilihnya, dalam interaksi dengan panitia dan pemilih yang
lain. Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan ten
tang perilaku masyarakat dalam pemilihan umum. Pengumpulan data dengan observasi
nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada
tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang terucapkan
dan yang tertulis.
Dalam suatu proses produksi, peneliti dapat mengamati bagaimana mesin-mesin
bekerja dalam mengolah bahan baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan
yang kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana
performance tenaga kerja atau operator mesinnya.
a. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, ten
tang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Jadi observasi terstruktur
dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti ten tang variabel apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian
yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur, atau
angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi.
Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang
bertugas dalam pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat
menilai setiap perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrumen yang digunakan
untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.
Observasi:
Marshall (1995) menyatakan bahwa "through observation, the researcher learn about
behavior and the meaning attached to those behavior". Melalui observasi, peneliti belajar
tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi
(participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt
observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured
observation). Selanjutnya Spradley, dalam susan Stainback (1988) membagi observasi
berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive participation, moderate participation, active
participation, dan complete participation.
1. Observasi partisipatif.
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan
lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang
nampak.
Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya, peneliti dapat berperan
sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja,
bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lain,
hubungan karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan
pekerjaan dan lain lain.
Susan Stainback (1988) menyatakan "In participant observation, the researcher
observes what people do, listent to what they say, and participates in their activities"
Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.
Seperti telah dikemukakan bahwa observasi ini dapat digolongkan menjadi empat,
yaitu partisipasi pasif, partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan
observasi yang lengkap.
a. Partisipasi pasif (passive participation): means the research is present at the scene of
action but does not interact or participate. Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat
kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
b. Partisipasi moderat (moderate participation): means that the researcher maintains a
balance between being insider and being outsider. Dalam observasi ini terdapat
keseimbangan antara peneliti manjadi orang dalam dengan orang Iuar, Peneliti dalam
mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak
semuanya.
c. Partisipasi aktif (Active Partisipationy): means that the researcher generally does what
others in the setting do. Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang
dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.
d. Partisipasi lengkap (complete participation): means the researcher is a natural
participant. This is the highest revel of involvement. Dalarn melakukan pengumpulan
data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi
suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini
merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang
diteliti.
Teknik-Teknik Observasi
(Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial)
Hasyim Hasanah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Semarang
Email: hasyimhasanah_82@yahoo.co.id