Anda di halaman 1dari 34

1

P O L I T E K N I K
N E G E R I

SKRIPSI
S A M B A S

P R E S E N TAT I
ON
AUTHOR : WAN E GI BUDIMAN

YEAR : 2022

ADVISOR I : Tita Ro s a l i na , S .S os . , M. Pa r.

ADVISOR II : A z z a m , S . I . P. , M . H . I
2

INDE
X
01 02 03 04
P R E S E N TA S I PENDAHULUAN KAJIAN METODE
L I T E R AT U R PENELITIAN

05 06 07 08
HASIL DISKUSI KESIMPULAN D A F TA R
P U S TA K A
3

01
PRESENTATIO Sistematika presentasi tahap pertama
ini memiliki dua (2) point penting,

N yaitu:

I. Permasalahan.

II. Temuan Permasalahan.


0 1 _ P R E S E N TA S I 4

Apa Hasil
permasalahan? Kesimpulan
Kecamatan Sajingan Besar terpilih
Pelimpahan akan lokasi prioritas ini menjadikan
sebagai Pusat Operasi Strategis
Nasional (PKSN) yang harusnya kecamatan Sajingan Besar memiliki perananan
menjadi aset yang berharga untuk yang sangat krusial dan strategis sebagai
dimanfaatkan secara maksimal, pelopor Pembangunan di Kabupaten Sambas.
mengingat potensi yang dimiliki sungguh Namun secara riil semua potensi tersebut masih
kaya berupa sumber daya alam berupa
belum mendapat perhatian serius dari
keanekaragaman flora dan fauna
maupun budaya serta keberadaan PLBN pemerintah daerah, akademisi, maupun
sebagai pintu masuk/keluar dari pintu masyarakat yang belum mampu untuk
keluar-masuk perbatasan (border mengelola dan memberdayakan secara
crossing post)
maksimal.
0 1 _ P R E S E N TA S I 5

Temuan lainnya realita di


lapangan

Di sektor pariwisata besaran potensi alam dan budaya Proses kolaborasi yang terjadi di setiap elemen dari
serta kedekataan geografis memiliki nilai jual tinggi pemerintahan, akademis, dan masyarakat belum terjadi, yang
dengan orientasi lokal, domestik, dan internasional. terbuki dengan terpilihnya desa Temajuk sebagai Desa Wisata
Pemafaatan festival Cross-border Tourism belum mampu Binaan Poltesa (Kiwi, 2020). Proses ini secara tidak langsung
memberi efek keberlanjutan bagi kesejahteraan masyarakat. mengindikasikan terjadinya pengkotak-kotakan pada skala
Hal ini mengindikasikan bahwa event yang diselenggarakan prioritas, hal ini cepat atau lambat akan menimbulkan adanya
hanya sebagai ajang penyampaian infomasi, pendobrak kesenjangan sosial dan efek trust issue. Kawasan
dan pemenuhan targeting wisatawan saja selain itu belum perbatasan yang harusnya menjadi aset berharga untuk
adanya arah akan rancangan konsep dan prinsip dikelola secara optimal dan efisien menjadikan stagnat dan
pembangunan pariwisata perbatasan yang cocok akan tetap terkesan tertinggal.
kondisi dan indentitas asli.
6

02
PENDAHULU Adapun point penting di chapter
ini, yaitu:

AN I. Hasil analisis permasalahan

II. Landasan Teori.

III. Tujuan dan Manfaat.


0 2 _ P E N D A H U L U A N 7

Tidak ada rancangan arah akan


konsep dan prinsip pembangunan

Hasil
pariwisata perbatasan.

analisis Adanya pengkotak-kotakan


prioritas mengakibatkan
kesenjangan sosial dan trust
Hasil analisis merupakan kesimpulan issue.
dari pengindentifikasian permasalahan
berdasarkan temuan-temuan di kondisi
Tidak mengerti pariwisata
lapangan maupun literatur. perbatasan (border tourism)
0 2 _ i n t r o d u c t i o n 8

Tourism Ara Life Cycle


Landasan
Teori
Komponen Produk 4A
Teorisasi digunakan bertujuan untuk
membantu peneliti dalam
penyelesaian permasalahan.

Pendekatan Pariwisata
Perbatasan
0 2 _ P E N D A H U L U A N 9

Tujuan dan Manfaat

01 02 03

Mengidentifikasi dan menggambarkan akan Merencanakan dan merancang konsep Penelitian ini bentuk dari penerapan dasar ilmu
kondisi serta posisi perbatasan keselurahan prinsip pembangunan pariwisata Terapan (Vokasi) sebagai problem solving
melalui atraksi pariwisata di Aruk, perbatasan sebagai alternatif penyelesaian mengenai border tourism, dan kerangka acuan
Kecamatan Sajingan Besar. permasalahan di daerah perbatasan yang prioritas pengembangan pariwisata di daerah
dianggap kurang menjanjikan dan perbatasan serta rangkaian pemenuhan syarat
dipandang sebagai daerah 3T (tertinggal, kelulusan program studi Manajemen
terdepan dan terluar). Bisnis,Pariwisata Politeknik Negeri Sambas
10

03
KAJIAN Chapter ini merupakan dasar insipirasi peneliti
melakukan penelitian berdasarkan hasil temuan

LITERATUR penelitian terdahulu untuk membantu peneliti


dalam menyelesaikan permasalahan.

I. Kajian Literatur.

II. Kesimpulan.
0 3 _ K A J I A N L I T E R AT U R 11

Border
Tourism

Gardzińska et al. (2015)


The Entity Structure of The
Studzieniecki (2017)
Cross-Border Tourism Product Więckowski (2018)
The Promotion of Cross-Border in
Poland. The Competition “Poland Jelinčić et al. (2019)
From Periphery and the Doubled
Grows Beautiful - 7 Wonders of
the European Funds” - a case National Trails to the Cross- Cross the Border:
study Participative Integrated
Border Thematic Trails: New Approach to Sustainable
Cross-Border Tourism in Poland Tourism Planning

Studzieniecki, Cross-border Pranoto et al. (2021)


Palmowski, & Tourism
Korneevets (2016) Infrastructural Realization of the
Elyta & Nuzulian (2020) Indonesia-Malaysia Cross Border
Tourism Concept in Sambas
The Entity Structure of The
Diplomasi Indonesia Berbagai Regency, West Kalimantan
Cross-Border Tourism Product
Program Cross Border Tourism
dalam Meningkatkan Kunjungan
Wisatawan Mancanegara
0 3 _ K A J I A N L I T E R AT U R 12

3.1 Kesimpulan Sumber


Perlu diperhatikan bahwa, border
1
Penelitian yang dilakukan Gardzińska et al. di tahun 2015 berjudul “The Entity
tourism adalah bagian integral dari Structure of The Cross-Border Tourism Product”
cross-border tourism sebagai satu
Menghasilkan tentang produk cross-border tourism merupakan kategori produk spasial
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
dengan gambaran satu kesatuan produk cross-border tourism yang tercipta dari
Produk border tourism dan cross border
sekelompok unsur-unsur pontensial pariwisata di kedua sisi perbatasan secara bersama-
tourism
1. Orisinalitas dan keterbaruan sesuai sama Proses tercipta produk cross-border tourism harus memiliki satu visi misi yang
kondisi dan indentitas asli. sama baik itu stakeholder, pelaku wisata, pemerintah di tingkatan lokal maupun regional.
2. Inovasi dari proses imitasi akan ide Sedangkan untuk fungsi terciptanya didasari berbagai faktor antara lain, alam dan
maupun produk yang sudah ada di anthropogenic, aksesbilitas transportasi, jenis dan kualitas pariwisata yang ditawarkan
cross-border. untuk wisatawan, maupun kualitas lingkungan alam. Weidenfeld (2013) cross-border
3. Bersama-sama sebagai satu kesatuan. tourism tercipta atas dua perspektif utama yaitu: (1) garis perbatasan sebagai objek
utama yang mencangkup atraksi wisata dan wilayah (2) keberadaan pariwisata dikedua
sisi perbatasan yang diciptakan atas dasar perbedaan (Timothy, 2001) yang ada di
antara kedua sisi perbatasan yang akan memberikan keuntungan bersama.
0 3 _ K A J I A N L I T E R AT U R 13

Sumber 2
Penelitian yang dilakukan Studzieniecki di tahun 2017 berjudul “The
promotion of cross-border in Poland. The Competition “Poland Grows
Beautiful – 7 Wonder of the European Funds” – a case study”,
Menghasilkan penjelasan yang detail mengenai konsep cross-border area
dan teori cross-border tourism sehingga memudahkan para akademisi
memahami detail makna sebenarnya cross-border tourism dengan
pariwisata lainnya. Selain itu juga penelitian ini menjelaskan bahwa ada
salah satu alat yang paling efektif dalam mempromosikan pariwisata
perbatasan yaitu program event "Poland Grows Beautiful - 7 Wonders of the
European Funds” yang menekankan sustainable bagi pengembangan cross-
border tourism.
0 3 _ K A J I A N L I T E R AT U R 14

Sumber 3
Penelitian yang dilakukan oleh Więckowski ditahun 2018,
berjudul “From Periphery and the Doubled National Trails to
the Cross-Border Thematic Trails: New Cross-Border Tourism
in Poland”
Menghasilkan model pengembangan cross border tourism spatio-
temporal yang berfokus kepada penciptaan tata ruang wisata
dengan empat tahap pembangunan utama yang terintegrasi
dengan cross-border tourism yaitu: coexisting spaces, conneceted
spaces, open space, and integrated space. Penekanan tata ruang
wisata ini berdasarkan elemen utama yaitu promosi,
perencanaan, dan pengembangan cross-border secara umum.
15

04
METODE Chapter ini membahas tentang bagaimana
cara peneliti untuk membantu penelitian

PENELITIA dalam menyelesaikan permasalahan

N
I. Metode Penelitian.

II. Tahapan Penelitian.


04_ METODE PENELITIAN

Langkah II

Jenis data yang digunakan data


Kualitatif sedangkan untuk Sumber
Langkah I Data menggunakan sumber data
primer
Jenis penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Terapan dengan
pendekatan deskriptif kualitatif
04_ METODE PENELITIAN

Langkah
IV
Teknik analisis data
Langkah menggunakan data analisis
Model Interaktif Miles &
III Hubberman.
Metode pengumpulan data yang
digunakan yaitu observasi
participant (terlibat), wawancara
dan studi dokumentasi.
0 4 _ M E T O D E P E N E L I T I A N 18

1745
4 . 2 Ta h a p a n p e n e l i t i a n

Alur kerangka tahapan peneliti


Ta h a p 1
Penyusunan proposal,
menentukan sumber data dan
instumen penelitian.

Ta h a p 2
Perizinan dan kondisi aktual
dilapangan serta pengumpulan
data.

Ta h a p 3
Analisis pengolahan data
mengunakan Analisis model
Ta h a p 1 Ta h a p 2 Ta h a p 3 Ta h a p 4 Interaktif Miles & Hubberman

Ta h a p 4
Aw a l Pengumpula Analisis Kesimpula
Kesimpulan
Penelitian n data Pengolaha n
n Data
19

05
HASIL Chapter ini membahas akan hasil temuan
peneliti berlandaskan teorisasi sebagai
dasar acuan penyelesaian permasalahan

I. Gambaran umum.

II. Hasil tourism area life cycle

III. Hasil komponen produk pariwisata 4A - Attraction

IV. Potensi Pariwisata


0 5 _ H A S I L P E N E L I T I A N 20

5.1. Gambaran umum

Tourism area life Komponen 4A - Potensi


cycle Attraction pariwisata

Suatu daerah wisata akan mengalami Menurut Yoeti, (1996) atraksi berkaitan Sumber daya wisata di kawasan
suatu siklus hidup yang dapat di dengan konsep something to see,
perbatasan Aruk, Kecamatan Sajingan
ketahui ke dalam posisi berdasarkan something to do, dan something to
tujuh (7) tahapan tourism area life cycle buy. Besar secara garis besar didominasi oleh
beserta ciri-ciri di tiap tahapan wisata alam dan pengelolaan tergolong
yaitu:exploration, involvement,
baik. Terjadi perubahan landmark dari Air
development, consolidation,
stagnation, decline, and rejuvenation. Terjun Berasap menjadi PLBN Aruk
dengan keunggulan arsitektur modern.
Hasil Pengamatan
Tahapan Karakteristik
Sesuai Tidak sesuai
0 5 _ H A S I L P E N E L I T I A N Exploration (eksplorasi) • Suatu tempat sebagai potensi wisata baru ditemukan baik oleh wisatawan.  
21 

• Lokasinya sulit dicapai namun diminati oleh sejumlah kecil wisatawan yang justru   
menjadi minat karena belum ramai dikunjungi.

• Wisatawan tertarik pada daerah yang belum tercemar dan sepi.   

5.2. Involvement (keterlibatan) •



Adanya kontrol dari masyarakat lokal.
Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.

 
 

Hasil pengamatan tourism •


Suatu daerah menjadi suatu destinasi wisata yang ditandai oleh mulai adanya
promosi.
Adanya inisiatif dari masyarakat lokal untuk membangun daerahnya.
 


a re a l i f e c y c l e Development
(pembangunan)


Investasi dari luar mulai masuk.
Daerah semakin terbuka secara fisik.
 


 
• Fasilitas lokal sudah tersisih atau digantikan oleh fasilitas standar internasional.   

• Atraksi buatan sudah mulai dikembangkan untuk menambahkan atraksi yang asli   
alami.
Consolidation (konsolidasi) • Daerah dan dominasi ekonomi ini dipegang oleh jaringan internasional.   

• Jumlah kunjungan wisatawan masih naik tetapi pada tingkat yang lebih rendah.   

• Fasilitas lama sudah mulai ditinggalkan.   


Stagnation (stagnasi) • Kapasitas berbagai faktor sudah terlampaui di atas daya dukung sehingga   
menimbulkan masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan.
 

• Kalangan industri sudah mulai bekerja berat untuk memenuhi kapasitas dari fasilitas   
yang dimiliki khususnya dengan mengharapkan repeater guests atau wisata
konvensi/bisnis.

• Atraksi buatan sudah mendominasi atraksi asli alami (baik budaya maupun alam).   

• Citra awal sudah mulai meluntur, dan destinasi sudah tidak lagi popular   

Decline (penurunan) • Wisatawan sudah beralih ke destinasi wisata baru atau pesaing dan yang tinggal   
hanya ‘sia-sia’.
• Banyak fasilitas pariwisata sudah berlatih atau dialihkan fungsinya untuk kegiatan   
non- pariwisata, sehingga destinasi semakin tidak menarik bagi wisatawan.

• Partisipasi lokal mungkin meningkat lagi terkait dengan harga yang merosot turun   
dengan melemahnya pasar.
• Destinasi bisa berkembang menjadi destinasi kelas rendah (a tourism slum) atau   
sama sekali secara total kehilangan diri sebagai destinasi wisata

Rejuvenation (peremajaan) • Perubahan secara dramatis bisa terjadi (sebagai hasil dari berbagai usaha dari   
berbagai pihak) menuju perbaikan atau peremajaan.

• Adanya inovasi dalam pengembangan produk baru dan menggali atau   


memanfaatkan sumber daya alam dan budaya yang sebelumnya belum
dimanfaatkan
0 5 _ H A S I L
P E N E L I T I A N 22

5.2.
Kesimpulan tourism To u r i s m a r e a l i f e c y c l e
a re a l i f e c y c l e
Mengkaji pada realita yang terjadi
dilapangan sesuai dengan kajian pada
masing-masing fase tourism area life
cycle, kesimpulan yang peneliti ambil
bahwa secara keseluruhan atraksi wisata
di daerah Perbatasan Aruk Kecamatan
Sajingan Besar pada saat ini menginjak
fase involvement dengan ciri-ciri adanya
kontrol masyarakat lokal dan inisiatif
masyarakat lokal untuk membangun
potensi dan kekayaan alam yang dimiliki
menjadi sumber pendapatan sampingan
atau pendapatan kedua selain
pendapatan utama masyarakat.
0 5 _ H A S I L P E N E L I T I A N 23

5.3.
Atraksi wisata di Kawasan Hasil komponen produk
Perbatasan Aruk, Kecamatan 4A- Attraction
Sajingan Besar
Peneliti menilai bahwa terciptanya penerapan
Konsep Atraksi aspek edukasi dan informasi serta penerapan
Something to See • Jelajah air riam keberlanjutan ekologi, ekonomi, maupun sosial
• Kawasan hutan lindung dan konservasi dalam kaitannya pada atraksi-atraksi di Kawasan
Perbatasan Aruk, Kecamatan Sajingan Besar yang
• Kesenian tradisional
ditawarkan kepada wisatawan. Memperkenalkan
• Upacara adat dan religi
serta menunjukkan upaya pelestarian seni dan
Something to Do • Pembuatan anyaman budaya setempat kepada pengunjung ketika
• Tour flora dan fauna hutan lindung mereka menyaksikan atraksi tersebut secara
• Ritual keagaman dan budaya langsung tanpa ada perantara dalam
pengalamannya menyaksikan suatu atraksi.
Something to Buy • Kuliner
Produk- produk hasil olahan agrokultur dan
• Produk berbahan rotan dan agrikultur anyaman berbahan hasil bumi merupakan suatu
• Souvenir upaya dalam menyatakan pengembangan dalam
Sumber: Peneliti, 2022 aspek ekonomi masyarakat.
0 5 _ H A S I L
P E N E L I T I A N 24

5.4.
Potensi pariwisata
perbatasan Aruk Potensi Pariwisata di Kawasan
Perbatasan Aruk, Kecamatan Sajingan
Semua potensi wisata di lokasi penelitian terkelola
dengan baik, padahal sektor pariwisata ini berpotensi Besar
untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat No. Nama DTW Jenis DTW Pengelola
perbatasan. Air Terjun Berasap yang dulunya menjadi icon
dan landmark untuk kecamatan sajingan besar secara 1 TWA Gunung Melintang Wisata Alam BKSDA
perlahan berganti posisinya di gantikn oleh PLBN Aruk 2 TWA Asuansang Wisata Alam BKSDA
dengan arsitektur bangunan yang modern melebihi
negeri Sarawak Malaysia, akan tetapi belum bisa 3 TWA Gunug Dungan Wisata Alam BKSDA
memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat 4 Air Terjun Riam Merasap Wisata Alam Masyarakat
sekitar. Selain itu, terdapat permasalahan fundamental
bagi perkembangan pariwisata di Sajingan Besar yakni 5 Air Terjun Riam Cagat Wisata Alam Masyarakat
adalah kurangnya sumber daya manusia yang mampu 6 Gua Alam Santok Wisata Religi/Alam Masyarakat
atau memahami akan pariwisata sehingga masyarakat
sekitar di kecamatan sajingan besar kurang mendapatkan 7 Riam Banokng Wisata Alam Masyarakat
ilmu pengetahuan untuk mengelola dan mengembangkan 8 PLBN Aruk Wisata Buatan BNPP
potensi yang ada, mengingat fasilitas sarana dan
prasarana pendukung sudah sangat bagus dan tersedia 9 Pasar Wisata Aruk Wisata Kuliner Pemerintah
oleh pemerintah pusat. Sumber: Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sambas
(Modifikasi data) (2017)
25

06
DISKUSI Chapter ini merupakan point penting utama
yang akan membahas tentang ide peneliti
untuk penyelesaian masalah pariwisata
perbatasan.

I. Ringkasan singkat.

II. Konsep dan prinsip pariwisata perbatasan

(border tourism).
0 6 _ D I S K U S I 26

6.1. Ringkasan

Pariwisata sangat erat berkaitan dengan Konsep dan prinsip yang dijalankan selama
ini pada setiap atraksi wisata terutama di
pelestarian nilai-nilai luhur, sejarah dan
kawasan perbatasan Aruk Kecamatan
budaya daerah dengan memanfaatkan Sajingan Besar belum ada sama sekali, hal
potensi keanekaragaman budaya dan ini mengakibatkan perkembangan pariwisata
di Kawasan perbatasan menjadi stagnat di
kekayaan alam tersebut. Pemanfaatan
fase involvement, melihat akan besaran
bukan semata-mata berarti merubah secara potensi yang dimiliki seharusnya menjadi
total, akan tetapi lebih berarti mengelola, asset yang berharga, namun sangat
disayangkan dengan besaran yang dimiliki
memaksimalkan dan melestarikan setiap
perkembangan kemajuan pariwisata
potensi yang ada, di mana potensi tersebut perbatasan seolah-olah tertinggal.
dirangkaikan menjadi satu daya tarik.
0 6 _ D I S K U S I 27

6 . 2 . Konsep dan Prinsip P a r i w i s a t a P e r b a t a s a n (border tourism)

Berdasarkan hasil pengamatan dan besaran


potensi yang ada di semua atraksi wisata
Kawasan Perbatasan Aruk, Kecamatan
Sajingan Besar sebaiknya mengusung
konsep dan prinsip yaitu “Green tourism” Icon Icon
sebagai dasar pedoman pembangunan
pariwisata perbatasan. Dasar pemilihan
konsep dan prinsip ini yakni orisalitas
keanekaragaman budaya dan kekayaan
alam menjadi salah bentuk identitas yang
wajib di pertahankan dan di utamakan, selain
itu juga konsep ini menjadi salah satu
pembeda dari produk atraksi dengan negara
tetangga Sarawak (Malaysia). Kekayaan Adat-
alam istiadat
0 6 _ D I S K U S I 28

6 . 2 . K o n s e p G r e e n To u r i s m P a r i w i s a t a P e r b a t a s a n (border tourism)

Environmental Local economic


responsbility Environmental
responsbility
vitality
Melestarikan, dan meningkatkan Mendukung ekonomi lokal, bisnis dan
kualitas alam dan lingkungan fisik untuk masyarakat untuk memastikan vitalitas
memastikan kesehatan jangka panjang ekonomi dan keberlanjutan
dari ekosistem yang mendukung
kehidupan.

Experiential richness Local economic vitality

Green tourism
Experiential
richness Cultural diversity
Menyediakan dan memperkaya Menghormati dan menghargai budaya
pengalaman yang dapat memuaskan dan keragaman budaya untuk
Cultural
melalui partisipasi aktif baik personal memastikan terus kesejahteraan
diversity
dan menyeluruh, serta keterlibatan budaya lokal
dengan alam, masyarakat, tempat dan
budayanya
29

07
KESIMPULAN Chapter terakhir ini berisikan tentang
kesimpulan dan beberapa masukan yang
berguna untuk penelitian berikutnya

I. Kesimpulan.

II. Saran.
0 7 _ K E S I M P U L A N 30

SOFT VS STRONG

Secara garis besar Konsep dan prinsip arah pembangunan kepariwisataan di Tedapat 4 (empat) prinsip
keselurahan atraksi wisata di Kawasan Perbasan Aruk Kecamatan Sajingan Besar komponen utama green
Kawasan perbatasan Aruk mengusung konsep “green tourism” sebagai arah pedoman tourism yaitu: (1) Tanggung
Kecamatan Sajingan Besar pembangunan pariwisata di Kawasan Perbatasan Aruk. jawab lingkungan. (2)
berada pada fase Green tourism adalah kegiatan pariwisata yang bertujuan Penguatan ekonomi lokal. (3)
involvement, diperlukan untuk membangun keselarasan dengan alam dan Keragaman Budaya. (4)
sebuah upaya kolaborasi yang lingkungan sosial budaya, dengan fokus pada tujuan Memperkaya pengalaman
terjadi untuk lebih meningkatkan manfaat bagi masyarakat lokal baik secara
mengedepankan ekonomi, budaya, dan lingkungan.
pembangunan pariwisata
perbatasan.
0 7 _ K E S I M P U L A N 31

Saran
Pemerintah daerah sebagai regulator sebaiknya
wajibnya memberikan penekanan untuk
mengedepankan proses kolaborasi dengan beberapa
lembaga pendidikan yaitu perguruan tinggi dan dunia
industri berfokus membuat skema arah
pengimplementasian yang lebih terpola dalam jangka
waktu beberapa tahun, akan konsep green tourism
sebagai produk dari border tourism dengan
menitikberatkan indentitas asli sebagai orisinalitas
yang nantinya berdampak secara lingkungan, sosial dan
ekonomi masyarakat. Hal ini juga merupakan bentuk
mengapresiasi antusias masyarakat di sektor pariwisata
tanpa harus membeda-bedakan besaran potensi yang
dimiliki maupun golongan.
32

08
I. Elyta, E., & Nuzulian, U. (2020). Diplomasi Indonesia Berbasis Program Cross Border Tourism dalam
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Mancanegara. Insignia: Journal of International Relations, 7(1),
1–16.

II. Gardzińska, A., Meyer, B., & Sawińska, A. (2015). The Entity Structure of the Cross-Border Tourism
Product. Ekonomiczne Problemy Turystyki, 32, 169–182. https://doi.org/10.18276/ept.2015.4.32-13

DAFTAR
III. Jelinčić, D. A., Tišma, S., Lantos, Z., & Tolić, I. (2019). Cross the Border: Participative Integrated
Approach to Sustainable Tourism Planning. Geosciences, 9(10), 434.
https://doi.org/doi.org/10.3390/geosciences9100434

PUSTAK
IV. Pranoto, S. A., Mudana, I. G., & Budarma, I. K. (2021). Infrastructural Realization of the Indonesia-
Malaysia Cross Border Tourism Concept in Sambas Regency, West Kalimantan. International Journal
of Glocal Tourism, 2(1), 51–62. https://ejournal.catuspata.com/index.php/injogt/article/view/40

A
V. Studzieniecki, T. (2017). The Promotion of Cross-Border in Poland. The Competition “Poland Grows
Beautiful - 7 Wonders of the European Funds” - a case study. Scientific Review of Physical Culture, 7.

VI. Studzieniecki, T., Palmowski, T., & Korneevets, V. (2016). The system of cross-border tourism in the
Polish-Russian borderland. Procedia Economics and Finance, 39, 545–552.

VII. Timothy, D. J. (2001). Tourism and Political Boundaries. Routledge.

VIII. Weidenfeld, A. (2013). Tourism and Cross Border Regional Innovation Systems. Annals of Tourism
Research, 42, 191–213. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.annals.2013.01.003

IX. Więckowski, M. (2018). From periphery and the doubled national trails to the cross-border thematic
trails: New cross-border tourism in Poland. In Tourism in Transitions (pp. 173–186). Springer.
33

FIN
A UTHOR: WAN EGI BUDIMAN

YEAR: 2022

A D V I S O R I : Ti t a R o s a l i n a , S . S o s . , M . P a r.

A D V I S O R I I : A z z a m , S . I . P. , M . H . I
F I N A L _ Q & A 34

Q&A
30 M I N

Anda mungkin juga menyukai