Anda di halaman 1dari 8

ISSN 1978-3787 (Cetak) 5735

ISSN 2615-3505 (Online)


…………………………………………………………………………………………………………..
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG
(STUDI PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG)

Oleh
Debby Nadya Fionika1) & Martani Huseini2)
1,2Universitas Indonesia

Jl. Margonda Raya, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat
Email: 1nadya.debby@yahoo.com

Abstract
This research discusses the development strategy of Tanjungpinang City. The purpose of this research
is to analyze the tourism development strategy of Tanjungpinang City and to analyze the factors that
are the strengths and obstacles to the tourism development of Tanjungpinang City. This research is a
qualitative research with a postpositivism approach. The results suggest that the Tanjungpinang City
Government build integration between all SKPDs in Tanjungpinang to participate in developing
Tanjungpinang City tourism and create cooperation between the tourism golden triangle of the Riau
Islands, namely Bintan, Batam and Tanjungpinang to build better tourism.
Keywords: Development Strategy, Tanjungpinang City & Tourism

PENDAHULUAN terawat, Kota Tanjungpinang merupakan ibu kota


Sektor Pariwisata menjadi salah satu sektor provinsi Kepulauan Riau, namun Kota
terkuat dalam membangun perekonomian dunia. Tanjungpinang hanya menjadi Kota lintas saja,
Indonesia merupakan sebuah Negara yang bahkan Kota Batam dan juga Kabupaten Bintan
terletak di garis khatulistiwa dan Indonesia terdiri lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan, yang
dari 17.504 pulau. Hal tersebut dapat notabene kedua Kota dan Kabupaten tersebut
mengimplikasikan bahwa Indonesia tidak hanya minim peninggalan budaya dan beberapa potensi
kaya akan keragaman hayati namun juga pariwisata bahari.
keanekaragaman budaya, etnis, agama maupun Penulis melakukan tinjauan terhadap
linguistik. Salah satunya Kota Tanjungpinang penelitian terdahulu dengn memperhatikan
yang merupakan sebuah Kota yang memiliki adanya beberapa kesamaan terutama tema dalam
karakteristik kota tua dengan sejarah panjang penelitian, penelitian terdahulu digunakan
Kesultanan Melayu Johor-Riau. sebagai pembanding karena adanya relevansi
Kekhasan budaya, sejarah dan bahari yang dengan penelitian yang sedang dilakukan
dimiliki Kota Tanjungpinang menjadi ujung peneliti. Pada tabel dibawah ini akan menjelaskan
tombak dalam menjual pariwisata. secara ringkas perbandingan penelitian-
Pengembangan pariwisata harus memiliki penelitian terdahulu sebagai berikut :
perencanaan yang strategis. Namun Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang
sendiri tidak memiliki SDM yang berpendidikan
sesuai dengan bidang pariwisata, fasilitas
transportasi yang disediakan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang
masih kurang memadai, kenaikan wisatawan
kurang optimal, kegiatan kepariwisataan yang
dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata masih sangat kurang, potensi wisata
yang dimiliki oleh Kota Tanjungpinang kurang
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.10 Juni 2021
Open Journal Systems
5736 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………..........
Tabel 1. perbandingan penelitian-penelitian “Destinasi gambaran tentag adalah deskriptif
Wisata Budaya destinasi wisata dengan
terdahulu dan Religi” budaya dan religi pendekatan
yang dimiliki oleh kualitatif.
Konsep dan Cirebon Teknik
Peneliti/Tahun/ Tujuan Pengumpulan
No Metode
Judul Penelitian Data dengan
Penelitian
observasi,
wawancara
1 Sefira Ryalita Tujuan Penelitian Metode
mendalam, serta
Primadany, dkk ini untuk Penelitian yang
kahian pustaka
“Analisis mengetahui digunakan
dan
Strategi Strategi yang adalah
dokumentasi
Pengembangan dilakukan oleh Deskriptif
Pariwisata Dinas dengan 4 Novita Rifaul Tujuan Penelitian Metode
Daerah (Studi Kebudayaan dan pendekatan Kirom, dkk ini adalah penelitian yang
pada Dinas Pariwisata Daerah Kualitatif. (2016) mengetahui faktor digunakan
Kebudayaan dan Kabupaten Teknik “Faktor-faktor penentu daya adalah expos
Pariwisata Nganjuk dalam Pengumpulan Penentu Daya tarik wisata fakto dengan
Kabupaten melakukan data dengan Tarik Wisata budaya yang pendekatan
Nganjuk) pengembangan melakukan Budaya dan terdiri dari 6 kuantitatif.
Pariwisata di observasi, Pengaruhnya (enam) faktor dan Mengunakan
Daerah serta wawancara dan terhadap mengetahui daya analisis faktor
faktor-faktor dokumentasi, Kepuasan tarik wisata eksplanatori
pendukung dan serta Konsep Wisatawan. berpengaruh deskriptif dan
penghambat di yang diguakan signifikan regresi.
dalam adalah dengan terhadap
pengembangan penggunaan kepuasan
objek wisata strategi yang wisatawan.
berlandaskan 3 5 Sugiyarto dan Tujuan Penelitian Metode
hal yaitu, tujuan, Rabit Jihan ini adalah Penelitian yang
saran dan cara. (2018) menganalisis digunakan
2 Khusnul Tujuan Penelitian Metode “Pengembangan pariwisata adalah dengan
Khotimah, dkk ini adalah untuk Penelitian yang Pariwisata berbasis budaya pendekatan
(2017) menganalisis digunakan Berbasis Budaya dan kearifan lokal kualitatif,
“Strategi upaya yang tepat adalah Metode dan Kearifan di Jawa Tengah melalui
Pengembangan agar menjadikan Eksploratif Lokal” yang dikemas observasi dan
Pariwisata kawasan sedangkan dalam bentuk wawancara
Budaya (Studi Trowulan pendekatannya festival dengan pihak
Kasus pada semakin menggunakan terkait. Metode
Kawasan Situs berkembang. Kualitatif. analisis yang
Trowulan Teknik digunakan
sebagai Pengumpulan adalah SWOT.
Pariwisata data melalui Berdasarkan Tabel 2.1 diatas dapat dilihat
Budaya observasi non
Unggulan di partisipan,
dari 5 (lima) penelitian terdapat beragam tujuan
Kabupaten melakukan penelitian, namun untuk metode dan konsep yang
Mojokerto)”. wawancara semi
terstruktur,
mendominasi adalah metode penelitian deskriptif
peneliti dengan pendekatan kualitatif, sedangkan yang
mengambil
sumber data
menggunakan pendekatan kuantitatif hanya satu
dengan penelitian, serta penelitian yang mengangkat
menggunakan
gabungan dari
tema pengembangan pariwisata berbasis budaya
purposive sangat jarang ditemukan, padahal pariwisata
sampling dan
snowball
berbasis budaya sangat penting untuk terus
sampling dikembangkan, karena merupakan sejarah dan
Konsep yang
dipakai adalah
peninggalan zaman terdahulu. Oleh karenya
Konsep 4A penulis menjadikan tema pada penelitian ini
(Attraction,
Accessibility,
adalah tentang pengembangan pariwisata budaya.
Amenities, Unsur-unsur kebaruan dari penelitian ini adalah
Ancillary
Service)
pada konsep yang digunakan, yaitu dengan
menggunakan konsep Strategi Perencanaan
3 Oda I. B Tujuan Penelitian Metode
Hariyanto ini adalah Penelitian yang
(Strategy Planning).
(2016) Mendapatkan digunakan
Vol.15 No.10 Juni 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 5737
ISSN 2615-3505 (Online)
…………………………………………………………………………………………………………..
LANDASAN TEORI beberapa pariwisata tertentu, berwisata sehari
Menurut World Tourism Organization masih memberikan beberapa manfaat.
(1998: 41) Pendekatan perencanaan strategis baik 4. Fasilitas dan layanan wisata lainnya
digunakan untuk pengembangan pariwisata. Menyediakan layanan panduan pada
Komponen-komponen yang harus pelayanan wisata dan perjalanan sangat
dipertimbangkan dalam perencanaan terhadap diperlukan untuk mengatur perjalanan wisatawan
pariwisata, yaitu : dengan tertib. Fasilitas dan layanan wisata
1. Pasar wisata lainnya tersebut dapat berupa restoran dan jenis
Pariwisata harus memiliki potensial dan ciri lain dari tempat makan dan minum, layanan pos
khas sehingga wisatawan ingin berkunjung ke atau ekspedisi, fasilitas dan layanan medis bagi
daerah tersebut. Pasar-pasar wisata bisa berasal wisatawan yang mengalami masalah medis pada
dari internasional, nasional (domestik) atau dari perjalanannya menikmati wisata, perbankan dan
wilayah lokal sendiri dan seringkali merupakan penukaran uang, kerajinan tangan dan souvenir,
campuran dari jenis-jenis ini. Beberapa pasar galeri seni dan toko barang antik dan tersedianya
mungkin menjadi wisata yang ada secara umum, butik-butik khusus seperti pakaian desainer bagi
namun ada pula wisata yang berdiri dengan ciri wisatawan yang ingin berbelanja, serta layanan
khas tertentu untuk memenuhi pangsa pasarnya. privatisasi seperti salon dan spa. Terjaganya
Penggunaan tempat wisata, fasilitas, layanan, dan keamanan publik di sekitar kawasan pariwisata
infrastruktur oleh penduduk setempat juga harus sangat penting untuk melindungi para wisatawan
dipertimbangkan dalam mengembangkan dari tindakan kriminal atau teroris sehingga
pariwisata. wisatawan merasa nyaman dan kondusif.
2. Tempat wisata dan kegiatan Langkah-langkah pencegahan penyakit
Tersedianya fasilitas wisata dalam bentuk masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat
atraksi dan kegiatan-kegiatan untuk yang tepat perlu diterapkan dengan tegas.
memunculkan minat wisatawan untuk 5. Transportasi
mengunjungi daerah tersebut. Atraksi disini Tersedianya akses transportasi yang
terdapat dua jenis atraksi, yaitu terjadi secara memadai ke daerah pariwisata dan jaringan
alami, dapat berupa taman alam dan area pantai / transportasi yang multi fungsi untuk melayani
laut, situs arkeologi dan tempat peninggalan kegiatan turis dan fasilitas-fasilitas wisata di
sejarah, fitur budaya seperti kesenian dan daerah menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi.
hiburan, kerajinan tangan, gaya arsitektur Transportasi dapat melalui udara, darat (jalan dan
tradisional, kegiatan ekonomi, adat dan upacara rel) dan air (laut, danau, sungai). Transportasi
tradisional dan atraksi yang terjadi akibat buatan tersebut merupakan fasilitas dan layanan seperti
manusia seperti taman hiburan dan kasino dan kapasitas pesawat, kereta api dan bus, rute dan
acara khusus seperti pameran, festival dan jadwal serta efisiensi layanan yang disediakan.
kompetisi olahraga. Beragam jenis yang dapat 6. Infrastruktur lainnya
dikembangkan sebagai objek wisata. Diperlukannya infrastruktur lain guna
3. Akomodasi melayani fasilitas pariwisata dan wisata seperti
Penginapan dan jenis fasilitas lain sehingga menyediakan air bersih, tersedianya listrik yang
wisatawan dapat mengunjungi pariwisata dengan memadai, cara pengelolaan berbagai limbah
nyaman. Akomodasi juga sering berisi restoran dengan tepat (pengumpulan limbah dan yang
dan fasilitas wisata lainnya. Beberapa jenis dibedakan menjadi limbah padat, pengolahan dan
akomodasi yang bersejarah atau tidak biasa akan pembuangan) serta jaringan telepon yang juga
menjadi daya tarik tersendiri. Tanpa akomodasi, memadai. Fasilitas Infrastruktur terkadang
wisatawan hanya dapat mengunjungi kawasan disediakan dan dilengkapi oleh Pemerintah
wisata tersebut hanya sehari. Namun, untuk namun biasanya harus disediakan oleh otoritas
setempat atau perusahaan yang mengelolanya.
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.10 Juni 2021
Open Journal Systems
5738 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………..........
7. Elemen kelembagaan METODE PENELITIAN
Elemen-elemen berwenang atau biasanya Pada penelitian ini penulis menggunakan
disebut kelembagaan sangat diperlukan dalam Pendekatan post positivism. Sedangkan metode
mengembangkan dan mengelola pariwisata. pengumpulan data dengan melakukan
Kelembagaan tersebut berwenang menyediakan pengamatan langsung yang dilakukan oleh
pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya peneliti, melakukan wawancara mendalam,
manusia, melakukan berbagai pemasaran dan pendapat tertulis, sikap, dan lingkungan maupun
promosi agar daya tarik wisata semakin menonjol dari dokumen. Berdasarkan metode dari
dan tujuan wisata dapat tercapai, serta standar dan penelitian, jenis penelitian yang digunakan
mekanisme pengaturan bagi fasilitas dan layanan bersifat Deskriptif. Dimana peneliti ingin
wisata dapat terlaksana dengan baik seperti memperoleh informasi secara lebih mendalam
penggunaan lahan, pengecekan lingkungan, (depth) dan menyeluruh (comprehensive) dari
kemudian mekanisme keungan juga sangat permasalahan yang terjadi dengan memegang
diperlukan agar mendorong investor untuk masuk kajian teori sebagai landasan penuli melakukan
dalam pengembangan pariwisata. Tertatanya penelitian, serta melakukan analisa terhadap
struktur organisasi juga sangat penting, tentunya kejadian dan fakta yang ada dilapangan. teknik
pengembangan pariwisata harus melibatkan pengumpulan data yang penulis gunakan pada
lembaga dan dewan pariwisata atau pemerintah penelitian ini adalah dengan wawancara,
serta asosiasi perusahaan pariwisata swasta. Kepustakaan dan Dokumentasi.
Harus dipahami dan direncanakan dengan sangat
hati-hati dan pengembangan yang dilakukan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
sektor pariwisata perlu dilaksanakan secara Mengacu pada komponen-komponen
terpadu sebab sektor pariwisata mencakup pendekatan perencanaan strategis menurut World
beberpa komponen yang berlatar belakang Tourism Organization, pembangunan pariwisata
berbeda-beda. Komponen-komponen tersebut Kota Tanjungpinang dapat dilihat sebagai
disusun sedemikian rupa agar kenyamanan berikut:
perencanaan pariwisata dalam sebuah komunitas 1. Pasar Wisata
dapat tercapai, susunan komponen tersebut Pasar Wisata yang diartikan disini adalah
tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini: wisata harus memiliki pasarnya sendiri, dengan
Gambar 1. Komponen-Komponen kata lain wisata Kota Tanjungpinang harus
Perencanaan Pariwisata memiliki ciri khas atau biasa disebut brand image
agar pariwisata Kota Tanjungpinang bisa lebih
dikenal oleh wisatawan.
Ciri khas yang di miliki oleh wisata Kota
Tanjungpinang tidak perlu di ragukan lagi.
Tanjungpinang sudah diberikan anugerah oleh
Tuhan, karena letak nya yang sangat strategis
menjadi tempat persinggahan oleh para pedagang
dunia pada zaman dulu kala, sehingga banyak
meninggalkan sejarah. Ditambah lagi makam
sultan malaysia yang berada di Tanjungpinang,
membuat penerus sultan Malaysia dari masa ke
masa harus melakukan ritual sekar makam setiap
tahun nya ke Tanjungpinang. Tanpa perlu usaha
keras, Tanjungpinang sudah memiliki wisatawan
tetap setiap tahunnya. Ke khasan budaya melayu
Sumber : World Tourism Organization (1998) sangat kental di Tanjungpinang, di dampingi oleh
Vol.15 No.10 Juni 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 5739
ISSN 2615-3505 (Online)
…………………………………………………………………………………………………………..
kuliner khas Melayu. Tanjungpinang juga menarik yang disuguhkan Tanjungpinang,
memiliki objek wisata dengan dominasi budaya sehingga orang lain tertarik dan ingin berkunjung
Tionghoa. Terdapat wilayah Tanjungpinang yang ke Kota Tanjungpinang
ditinggali oleh rata-rata penduduk etnis 3. Akomodasi
Tionghoa, yang biasa disebut “Cina Town” Kota Penginapan dan restoran hal yang perlu
Tanjungpinang. Namun menurut RIPPDA Kota diperhatikan dengan baik, tempat beristirahat
Tanjungpinang 2015-2020 sampai saat ini diperlukan rasa nyaman, restoran diperlukan
Tanjungpinang belum menetapkan segmentasi pelayanan dan cita rasa. Tidak perlu diragukan
pasar wisata nya. lagi Tannjungpinang sudah dikenal sebagai
2. Tersedianya Wisata dan Kegiatan daerah yang memiliki keunggulan kulinernya.
Tanjungpinang memiliki Pulau Penyengat Begitu pula tempat beristiraha yang nyaman.
sebagai objek wisata budaya yang sangat Terdapat beberapa penginapan berbintang
menarik, karena disana terdapat banyak sejarah maupun non berbintang, serta Tanjungpinang
dan makam para raja di zaman kerajaaan melayu memiliki 40 home stay bagi para wisatawan yang
terdahulu. Tak hanya objek wisata saja namun ingin berkunjung ke Tanjungpinang.
Tanjungpinang sudah membuat 8 program yang 4. Fasilitas dan Layanan Wisata Lainnya
akan disuguhkan oleh wisatawan bila berkunjung Tanjungpinang sudah dilengkapi dengan
ke pulau Penyengat. Salah satunya adalah kuliner layanan wisata untuk mempermudah wisatawan
dan Tarian Melayu. untuk menikmati perjalanan berwisata dengan
Namun Tarian Melayu tersebut tidak nyaman, salah satunya travel agen yang tersedia
ditampilkan secara berkala, sehingga bila bagi wisatawan yang tidak ingin melakukan
wisatawan yang datang ke Pulau Penyengat perjalanan mandiri. Selain Travel agen,
sangat jarang yang dapat menikmati suguhan Tari Tanjungpinang juga memiliki Himpunan
Melayu tersebut. Tari Melayu akan dapat Pramuwisata Indonesia (HPI) yang meniakan
dinikmati apabila turis yang berkunjung secara jasa pramuwisata dalam menikmati wisata di
berkelompok memesan fasilitas pertunjukan tari Tanjungpinang, Tanjungpinang memiliki
melayu tersebut. pariwisata budaya yang perlu di jelaskan kepada
Selain Pulau Penyengat tentunya wisatawan. Berikut daftar Biro perjalanan wisata
Tanjungpinang memiliki jadwal untuk menggelar yang ada di Kota Tanjungpinang :
festival-festival untuk menarik wisatawan Tabel 2. daftar Biro perjalanan wisata yang
berkunjung ke Kota Tanjungpinang. Namun ada di Kota Tanjungpinang
sangat disayangkan, integrasi antar Organisasi Nama
No Rute Alamat/Phone
Perangkat Daerah kurang berjalan. Membangun Jenis
Pariwisata bukan hanya tugas Dinas Pariwisata 1. PT Rezki Internasional Jl. Perum Kijang
dan Kebudayaan saja namun seluruh OPD harus Indonesia Kencana II Blok A
Tour, Travel 23-24
bekerja sama dalam membangunnya. Terutama
& Services Tanjungpinang Tlpn
pada saat setiap OPD melaksanakan kegiatan 0771-441494
yang mengundang peserta dari luar daerah Kota 2. Emka Tour, Travel Jl. Ahmad Yani No
Tanjungpinang, seperti Dinas Pemuda dan Tour & & 14 Gedung tikom
Olahrga yang setiap tahunnya mengadakan Travel Services Iga Km 5 Tlpn.0771-
festival Dragon Boat Roat Race yang para 005200
3. Travel Gg Puri Sari %4
pesertanya dari Nusantara maupun Mancanegara. Pec PT Tanjung Pinang
Festival seperti ini harus dilakukan integrasi 0771-20014
dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk 4. Fantsi Tour, Travel Jl. Raya Ali H 23 B
menampilkan potensi wisata yang dimiliki Alam & Tanjungpinang
Tanjungpinang. Sehingga peserta yang datang Travel PT Services 0771-20587
membawa berita ke Daerahnya ada wisata
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.10 Juni 2021
Open Journal Systems
5740 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………..........
5. Balindo Tour, Travel Psr Ikan 19-20 menganggap perbaikan tersebut akan
Tour & & Tanjungpinang mengganggu pendapatan masyarakat setempat.
Travel PT Services 0771-26614
6. Infrastruktur Lainnya
6. Duta Tour, Travel Jl. Jend. A yani 13 Kota Tanjungpinang merupakan salah satu
prima & Dompak Kota yang terbilang maju, karena kelengkapan
Namura Services Tanjungpinang jaringan listrik yangb sudah tersedia hampir
Tour PT. 0771-315440 merata, jaringan telepon yang cukup memadai.
7. Elemen Kelembagaan
7. Lumba- Tour, Travel Jl. Kamboja 37 A
Lumba & Tanjungpinang Tanjungpinang memiliki lembaga atau
Tour & Services 0771-315440 organisasi yang membantu Dinas Pariwisata dan
Travel Kebudayaan Kota Tanjungpinang untuk
PT. membangun pariwisata Kota Tanjungpinang,
seperti HPI dan PokDarwis (Kelompok
8. PT. Tour, Travel Jl. Bintan 44-46
Pinang & Services Tanjung Pinang Kota Masyarakat Sadar Wisata) Hingga saat ini
Jaya Tour 0771-21267 PokDarwis tersebar di 17 Kelurahan yang setiap
& Travel kelurahan memiliki 1 (satu) perwakilan untuk
Agencies terus bekerjasama dengan Kelurahan dan
9. PT. Tour, Travel Jl. Pos 3 C Kecamatan dalam mengelola objek wisata yang
Bentara & Tanjungpinang Kota
Tours Services 0771-23660
ada di wilayahnya.
& Travel Selain itu Dinas Pariwisata dan
Sumber http://www.penghubungkepri.org Kebudayaan Kota Tanjungpinang juga memiliki
(5April 2016) program pelatihan bagi elemen atau lembaga
5. Transportasi yang turut membantu membangun pariwisata
Transportasi yang disediakan harus Kota Tanjungpinang, antara lain:
memadai dan efisien. Namun sangat disayangkan a) Pelatihan Tata Kelola Destinasi
Objek Wisata Pulau Penyengat yang menjadi b) Pelatihan Kepramuwisataan
unggulan Kota Tanjungpinang, tidak dilengkapi c) Pelatihan Manajemen Home Stay
dengan transporatsi yang baik. Bahkan telah
terjadi sebuah insiden kecelakaan yang terjadi PENUTUP
pada moda trasportasi laut ke destinasi wisata Kesimpulan
budaya Pulau penyengat, dikutip melalui Kota Tanjungpinang merupakan kota
bnpb.go.id “Sebuah kapal kayu angkutan wisata berbasis budaya, kebudayaan yang sangat
penumpang atau pompong membawa 17 orang kental menjadi ciri khas kota Tanjungpinang.
pengemudi dan penumpang tujuan dari Tanjung Keadaan geografis Tanjungpinang berada
Pinang ke Pulau Penyengat tenggelam pada ditengah-tengah Kota yang juga memiliki ciri
Minggu (21/8/2016) pukul 09.30 Wib”, khas pariwisata tersendiri, sangat membantu Kota
kecelakaan tersebut merenggut hampir seluruh Tanjungpinang dalam memasarkan
nyawa penumpang pompong. Tenggelamnya pariwisatanya. Jika dimanfaatkan lebih optimal
kapal kayu tersebut menggambarkan bahwa integrasi diantara ketiga Kota tersebut, yaitu
fasilitas transportasi yang disediakan oleh Dinas Kabupaten Bintan dan Kota Batam, wisatawan
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang akan lebih banjyak untuk berkunjung ke wilayah
masih kurang memadai. Hingga saat ini fasilitas Provinsi Kepri. Bintan dengan wisata baharinya,
tersebut masih belum terdapat perubahan yang Batam dengan industrinya, dan Tanjungpinang
berarti, karena terdapat kendala dengan dengan wisata budayanya.
mengedukasi masyarakat yang masih Membangun Pariwisata Kota
Tanjungpinang tidak hanya dengan memasarkan
objek wisatanya dengan baik, namun harus
Vol.15 No.10 Juni 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 5741
ISSN 2615-3505 (Online)
…………………………………………………………………………………………………………..
ditunjang dengan tersedia sarana dan prasarana [11] Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
dengan baik. Terutama dengan transportasi yang Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
menjamin keamanan dan keselamatan Alfabeta
wisatawan. [12] World Tourism Organization. (1998). Guide
Saran for Local Authorities on Developing
Memperkuat strategi dalam membangun Sustainable Tourism.
pariwisata Kota Tanjungpinang adalah hal yang
paling utama, melakukan evaluasi dari strategi
yang telah diterapkan dan membenahi strategi
menjadi lebih baik lagi, diharapkan pariwisata
Kota Tanjungpinang lebih dikenal oleh publik,
baik Nusantara maupun Mancanegara.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
[2] Bolger, J. (2000). Capacity Development.
Canada: Canadian International
Development Agency.
[3] Creswell .J. W (2007) Qualitative Inquiry &
Research Design : Choosig Among Five
Approach, 2nd edn. California : SAGE
[4] Donald G. Reid. Tourism, Globalization and
Development: Responsible Tourism
Planning. (2003). Pluto Press
[5] Inskeep, Edward.1991. Tourism Planning
And Suistainable Development Approach.
Van Nostrand Reinblod, New York
[6] J. David Hunger & Thomas L. Wheelen,
Strategic Management and Business Policy,
9th Edition, Pearson Prentice Hall, 2004.
[7] Miles, M.B., & Huberman, A.M. (1994).
Qualitative Data Analysis: An Expanded
Sourcebook (2nd ed). UK: Sage
Publications.
[8] Moh. Nazir. (2014). Metode Penelitian.
Cetakan ke empat belas. Bogor : Ghalia
Indonesia.
[9] Pender, Lesley & Sharpley, Richard.
(2005).The Management of Tourism,
London: SAGE Publications Ltd
[10] Sprinthall, R.C., Schmutte, G.T., & Sirois, L.
(1991). Understanding Educational
Research. Englewood Cliffs, NJ: Prentice
Hall.

http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.10 Juni 2021


Open Journal Systems
5742 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………..........

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Vol.15 No.10 Juni 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI


Open Journal Systems

Anda mungkin juga menyukai