Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Environmental Science

Volume 1 Nomor 1 Oktober 2018.


p-ISSN : 2654-4490 dan e-ISSN : 0000-0000
Homepage at : ojs.unm.ac.id/JES
E-mail : jes@unm.ac.id

Pemetaan Objek Wisata Bahari Kabupaten Kepulauan Selayar Berbasis


Sistem Informasi Geografi

Ali Rahmat Muhammadiyah Nur


Jurusan Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Makassar, 2018, Indonesia

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine (1) how the management of marine tourism objects carried
out by the Selayar Islands Regency government; (2) How to map the Selayar Islands Regency marine
tourism object based on geographic information systems. This type of research is qualitative with
descriptive method. Data collection techniques used in this study are observation techniques, field
measurement techniques, interview techniques and documentation techniques in collecting data. The
results of this study are (1) Management of the Selayar Islands Regency marine tourism object is a
management that in addition to paying attention to the preservation aspect also provides participation
to the community as planners, implementers and managers of marine tourism objects. Not yet formed
a tourism conscious society as a whole causes planning, implementation up to the management of
marine tourism objects is not optimal; (2) There are 38 marine tourism objects in Selayar Islands
Regency, 22 of them have been studied and 16 others have not been studied.
Keywords: Marine Tourism Object, GIS
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bagaimana pengelolaan objek wisata
bahari yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar; (2) Bagaimana pemetaan objek
wisata bahari Kabupaten Kepulauan Selayar berbasis sistem informasi geografi. Jenis penelitian ini
adalah kualitatif dengan metode deskriptif.). Hasil penelitian ini adalah (1) Pengelolaan objek wisata
bahari Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan pengelolaan yang selain memperhatikan aspek
pelestarian juga memberikan peran serta kepada masyarakat sebagai perencana, pelaksana dan
pengelola objek wisata bahari. Belum terbentuknya masyarakat sadar wisata secara utuh
menyebabkan perencanaan, pelaksanaan hingga pada pengelolaan objek wisata bahari belum
maksimal; (2) Terdapat 38 objek wisata bahari Kabupaten Kepulauan Selayar, 22 diantaranya telah
terkelolah dan 16 lainnya belum terkelola.
Kata Kunci : Objek Wisata Bahari, SIG
2 A.R. Muhammadiyah : Pemetaan Objek Wisata Bahari Kabupaten Kepulauan

1. PENDAHULUAN berpotensi untuk dijadikan tujuan wisata


Sektor pariwisata adalah sektor baru, bahkan dapat membantu daerah
ekonomi yang dapat memanfaatkan tersebut, mulai dari perencanaan,
lingkungan alami dan buatan manusia pembentukan hingga strategi pemasaran
sebagai tempat untuk menghasilkan yang sesuai (Supak dkk, 2014). SIG telah
pendapatan (Van der Merwe dan Van banyak digunakan untuk analisis dan
Niekerk, 2013). Dilihat dari jumlah orang menampilkan informasi spasial serta
yang terlibat maupun uang yang beredar di sumber daya alam, contohnya jalan,
dalamnya, pariwisata adalah industri yang jaringan pipa, sumberdaya vegetasi dan
paling besar di dunia (Cahyadi dan mineral (Van der Merwe dan Van Niekerk,
Gunawijaya, 2009). Keberhasilan Industri 2013). Perpaduan antara teknologi
pariwisata dalam suatu negara ditentukan informasi dan pariwisata ini dapat menjadi
oleh sejauh mana negara tersebut dapat motivator dalam ekonomi global karena
mengembangkan, mengelola dan memberikan peluang strategis bagi
mempromosikan sumberdaya wisata yang pertumbuhan ekonomi (Jovanović dan
dimilikinya (Cvetković dan Jovanović, Njeguš, 2008).
2016). Penggunaan SIG penting untuk
Dalam mengembangkan sektor diterapkan dalam dunia pariwisata
pariwisata, pemasaran produk wisata Indonesia, sehingga produk wisata
menjadi faktor penting untuk Indonesia dapat lebih dikenal lagi. Dengan
meningkatkan jumlah kunjungan wisata. statusnya sebagai negara kepulauan,
Salah satu teknologi yang dapat digunakan Indonesia memiliki panorama keindahan
untuk menciptakan sistem informasi alam yang tersebar di 13.466 pulau, salah
pariwisata ini adalah SIG (Sistem satunya pulau Selayar (Giyanto dkk,
Informasi Geografi). Aplikasi SIG dalam 2017). WTO (2004) mengklasifikasikan
bidang pariwisata sebagian besar Kabupaten Kepulauan Selayar kedalam
berhubungan dengan kapasitas daerah wilayah yang memiliki tipologi destinasi
tujuan wisata, pengelolaan, penggunaan gugusan kepulauan (Small Island), yang
ruang untuk pariwisata, penilaian dampak didalamnya terdapat kawasan perairan
pengunjung, pemetaan lingkungan bahari, kawasan pantai, kawasan taman
pariwisata, pembuatan sistem manajemen nasional dan cagar alam, serta situs sejarah
informasi wisata serta hubungannya (Nadjmi dkk, 2015).
dengan pengambilan keputusan (Cvetković Saat ini Kabupaten Kepulauan
dan Jovanović, 2016). Selayar sedang melakukan pembenahan
Supak dkk. (2014) mengemukakan untuk menjadi salah satu KEK (Kawasan
bahwa alasan beberapa bisnis / industri Ekonomi Khusus) Pariwisata Nasional.
wisata sekarang ini tidak menggunakan Berbagai perencanaan sudah mulai
aplikasi SIG dikarenakan kompleksitas dipersiapkan untuk mewujudkan
dan biayanya. Hal ini sangat disayangkan, Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai
karena penggunaan SIG ini sangat salah satu KEK Pariwisata Nasional.
bermanfaat untuk digunakan. Selain Penentukan arah pengembangan, hingga
mengvisualisasikan daerah tujuan wisata pada penyiapan sumberdaya manusia yang
bagi pengunjung, SIG ini juga dapat memiliki kompetensi yang tinggi di bidang
menemukan daerah-daerah yang pariwisata sudah mulai dilakukan. Dengan
3 A.R. Muhammadiyah : Pemetaan Objek Wisata Bahari Kabupaten Kepulauan

perkembangan wisata pulau Selayar yang wisatawan asing mengunjungi Taman


sekarang ini, sistem informasi pariwisata Nasional Takabonerate.
sangat dibutuhkan oleh wisatawan untuk
menentukan destinasi wisata yang 2. METODE PENELITIAN
dikehendaki. Dalam menentukan Jenis penelitian ini adalah
perencanaan perjalanan wisata, wisatawan penelitian kualitatif dengan metode
membutuhkan gambaran daerah wisata deskriptif. Adapun variabel dalam
seperti visualisasi tempat wisata, jalan penelitian ini yaitu lokasi objek wisata,
yang harus dilalui, serta wisma atau tempat jumlah objek wisata, atraksi wisata, jarak
peristirahatan yang dapat ditempati selama objek wisata, aksesibilitas, sarana dan
perjalanan wisata. prasarana wisata, terpeliharanya ODTW.
Berdasarkan hasil penelitian Andi Variabel dapat didefenisikan sebagai
(2017), penyebab belum optimalnya segala sesutu yang ditetapkan oleh peniliti
pengembangan pariwisata Kabupaten untuk dipelajari sebagai jalan
Kepulauan Selayar ada tiga yaitu : mendapatkan informasi tentang hal yang
1. Birokrasi, dalam menjalankan tugasnya ingin dikaji dan diakhiri dengan penarikan
birokrasi Kabupaten Kepulauan Selayar kesimpulan (Sugiyono, 2006).
masih belum profesional, hal ini terlihat Teknik pengumpulan data yang
dari kurangnya fasilitas yang terdapat pada digunakan dalam penelitian ini
lokasi objek wisata yang telah dikelola. 1. Teknik observasi, dalam penelitian
2. Sumberdaya, sumberdaya manusia yang kualitatif, observasi yang dilakukan harus
ahli dalam bidang pariwisata juga masih dalam konteks alamiah (naturalistik)
kurang dan belum profesional. (Gunawan, 2013).
3.Komunikasi, penyampaian informasi ke 2. Teknik pengukuran lapangan, alat
masyarakat masih belum bisa bantu yang digunakan untuk mendapatkan
dimaksimalkan. data lokasi absolut setipa objek wisata
Berlandaskan hal-hal tersebut, maka yaitu GPS (Global Positioning System).
dianggap penting dilakukan penelitian 3. Teknik wawancara, wawancara
mengenai “Pemetaan Objek Wisata Bahari yang dilakukan bersifat spontan berupa
Kabupaten Kepulauan Selayar Berbasis dialog antara peneliti dengan informan.
Sistem Informasi Geografi” guna 4. Teknik dokumentasi, Teknik
membantu meningkatkan informasi dokumentasi digunakan untuk
pariwisata yang ada di Kabupaten mendapatkan data-data noninsani berupa
Kepulauan Selayar. data dari dokumen dan rekaman
Penelitian ini dibatasi pada (Gunawan, 2013)
pemetaan obyek wisata bahari saja dengan
melihat keunggulan destinasinya yang Tabel 1. Instrumen Penelitian
dapat dikunjungi sepanjang tahun. BPS No Nama Alat / Bahan Kegunaan
Kabupaten Kepulauan Selayar mencatat, 1 Peta Admin Kab. Sebagai peta
bahwa di tahun 2016 ada sekitar 850 Kep Selayar (JPG) dasar / data
wisatawan yang berkunjung ke Pantai Citra Kab. Kep acuan
Selayar (Ecw)
Baloya (pantai bagian barat Pulau
2 Global Positioning Ploting
Selayar), 650 wisatawan mengunjungi System (GPS) lokasi
pantai bagian timur Pulau Selayar, dan 234
4 A.R. Muhammadiyah : Pemetaan Objek Wisata Bahari Kabupaten Kepulauan

3 Alat Tulis Menulis Mencatat Tidak adanya pencegahan terhadap


hasil tindakan vandalisme / pengrusakan
pengamatan menyebabkan objek wisata tidak
4 Kamera Digital Meliput
terpelihara dengan baik. Hal ini ditandai
objek
5 a. Hardware : Mengolah dengan bebasnya pengunjung dan bahkan
Laptop, Mouse dan hewan ternak untuk keluar masuk di lokasi
b. Softwre : membuat objek wisata. Selain itu, tidak adanya
Sasplanet, peta monitoring dan evaluasi yang kontinyu
ArcGis 10.5 terhadap pengelolaan objek wisata
Teknik Analisi data yang digunakan yaitu menyebabkan kerusakan yang terjadi tidak
teknik analisis data menggunakan aplikasi mendapatkan perhatian secara khusus.
ArcGis 10.5 dan teknik analisis data
deskriptif dengan membandingkan
pengelolaan objek wisata yang dilakukan
oleh pengerintah dengan standar SNI 8013
: 2014 tentang pengelolaan objek wisata
alam dari segi kelestarian objek daya tarik
wisata. Gambar 1. Bentuk vandalisme yang terjadi
Berdasarkan hasil penelitian,
3. HASIL DAN PEMBAHASAN terdapat 38 objek wisata bahari Kabupaten
Berdasarkan data yang diperoleh Kepulauan Selayar. 7 objek wisata bahari
dari penelitian ini, deskripsi data penelitian dikelolah oleh pihak swasta yaitu pantai
mengungkapkan bahwa pengelolaan objek kahu, liang tarrusu, sumingi, pantai
wisata bahari yang dilakukan merupakan pinang, pantai bonetappalang, vila norsya
pengelolaan yang mengedepankan aspek dan pantai sunari. 11 objek wisata bahari
konservasi dan peran serta masyarakat dikelolah oleh desa yaitu lihu-lihukang,
dalam mengembangkan objek wisata opu karajeng, tanjung merayu, punaga’n,
bahari atau biasa disebut dengan ngapalohe, baloiya, sangkulu-kulu, batu
ekowisata. Dalam memberdayakan karapu, makam karang, bahuluang dan
masyarakatnya, pemerintah membentuk pantai manyipi. 2 objek wisata bahari
masyarakat sadar wisata untuk dikelolah oleh pemerintah dan desa yaitu
meningkatkan minat dan kesadaran pantai pa’ba’dilang dan tamamelong. 16
masyarakat terhadap wisata. Hal ini sesuai objek wisata bahari belum dikelolah yaitu
dengan yang dikemukakan oleh Soekadijo pantai je;neiya, balojaha, bonemalea, liang
(2000) dalam Yanuar V (2017) bahwa kareta, ampangan, baba’, patirangan,
ekowisata dapat memberikan pengetahuan labuan nipaya, taloiya,
dan pengalaman yang dapat rampa’rampangang, tana bo’dong, tana
mempengaruhi terjadinya perubahan era, batu lohe, appa’tana, turungan, dan
perilaku dan kesadaran masyarakat tentang pantai laburu. 1 objek wisata bahari
pentingnya sumberdaya hayati dan dikelolah oleh komunitas masyarakat. 1
ekosistemnya. Secara keseluruhan, objek wisata dikelolah langsung oleh
pengelolaan yang telah dilakukan masih Taman Nasional yaitu Taka Bonerate
belum sesuai dengan SNI 8013 : 2014. Secara garis besar, proses
pemetaan dengan menggunakan aplikasi
5 A.R. Muhammadiyah : Pemetaan Objek Wisata Bahari Kabupaten Kepulauan

ArcGis 10.5 yaitu Registrasi,


Georeferensing, Digitasi, Atribut Table
dan Layout.
1. Registrasi, Langkah-langkah yang
harus dilakukan yaitu klik icon (table of
content)” untuk memunculkan kotak
dialog layer, lalu klik kanan pada layer –
pilih properti, maka akan muncul kotak
dialog baru. Pada kotak dialog yang Gambar 3. Georeferensing (Add Control
muncul klik coordinate system – klik Point)
geographic coordinate system – pilih
wolrd – pilih WGS 1984 – klik Ok Lakukan Add control point minimal pada
4 titik pertemuan koordinat. Untuk
mengakhiri proses georeferensing, maka
dilakukan update georeferensing pada
peta, langkah-langkah yang dilakukan
sebagai berikut “klik georeferensing yang
terdapat pada toolbar georefensing, lalu
pilih update georefensing”.
3. Digitasi, Langkah-langkah yang
harus dilakukan yaitu aktifkan tools table
of content – klik kanan pada tempat yang
Gambar 2. Registrasi diinginkan – pilih shapefile. Lakukan
pengaturan nama shapefile yang akan
2. Georeferensing, Langkah – dibuat pada menu create shapefile. Setelah
langkah yang harus dilakukan yaitu melakukan pengaturan pada kotak dialog
aktifkan tools Add control point yang shapefile selanjutnya aktifkan toolbar
terdapat pada toolbar georeferensing. editor, pilih editor – klik start editing –
Untuk memudahkan dalam memperjelas klik tools create features selanjutnya klik
pertemuan garis lintang dan garis bujur salah satu shapefile yang telah kita buat
dapat digunakan tools viewer atau tools sebelumnya, maka proses digitsai dapat
zoom ,untuk memudahkan dimulai.
menggerakkan peta dapat digunakan tools
pan. Setelah tools add control point aktif,
untuk membuat titik kontrol point, klik kiri
lalu klik kanan pada titik pertama titik
pertemuan garis lintang dan garis bujur
peta, setelah itu akan muncul kotak dialog
baru. Karena sistem grid yang digunakan
adalah sistem grid geografi, maka pada
kotak dialog tersebut dipilih input DMS of
Lon and Lat lalu masukkan koordinat pada
kota dialog yang muncul, kemudian klik Gambar 4. Digitasi (Polygon)
Ok.
6 A.R. Muhammadiyah : Pemetaan Objek Wisata Bahari Kabupaten Kepulauan

4.Atribut Table, Langkah – langkah yang pada jendela ArcGis – lalu klik layout
harus dilakukan Klik kanan pada layer view.
misalnya “Lokasi Objek Wisata Bahari” – Selanjutnya untuk melakukan
klik Open Atribut Table. Pada kotak dialog penambahan unsur-unsur peta dapat
yang muncul, lakukan penambahan tabel dilakukan dengan cara mengklik menu
sesuai informasi wisata yang ingin insert pada jendela ArcGis. Setelah itu
ditambahkan dengan cara klik tabel option akan muncul beberapa pilihan diantaranya
– pilih Add Field. Pada menu add field, :
masukkan nama tabel yang diinginkan  Data Frame, berfungsi untuk
sedangkan untuk type, pilih Text lalu klik menambahkan inset pada peta.
Ok. Maka akan muncul tabel baru untuk  Title dan Text, berfungsi untuk
nama-nama setiap objek wisata.Untuk menambahkan text pada peta, seperti
memulai pengisian informasi nama objek Judul Peta dll.
wisata, klik editor – pilih start editing –  Neatline, untuk menambahkan garis
pilih lokasi objek wisata. Setelah itu, dapat luar pada peta.
dilakukan pengisian nama objek wisata  Legend, untuk menambahkan legenda
pada atribut tabel. Setelah nama objek pada peta
wisata terisi save edit untuk mengakhiri  North Arrow, untuk menambahkan
proses editing. Lakukan proses atribut arah mata angin pada peta
tabel diatas hingga semua informasi wisata  Scale Bar dan Scale text, untuk
yang diinginkan dapat terisi. menambahkan skala pada peta.
 Picture, untuk menambahakn gambar
pada peta.
Untuk menmbahkan grid pada peta, klik
kanan pada peta – kemudian klik properti
¬– pilih Grid – klik next hingga finish –
lalu klik Ok Untuk menampilkan Gird.
Pengaturan Grid dapat dilakukan dengan
mengklik properti pada pilihan
sebelumnya.

Gambar 5. Atribut Table

5.Layout, Pada tahapan layout dilakukan


penambahan unsur-unsur peta yaitu judul
peta, arah mata angin, skala, legenda, inset
dan grid.
Untuk memulai layout, terlebih dahulu Gambar 6. Peta Sebaran Objek Wisata
aktifkan layout view dengan cara klik view Bahari Kab. Kep.Selayar
7 A.R. Muhammadiyah : Pemetaan Objek Wisata Bahari Kabupaten Kepulauan

DAFTAR PUSTAKA
Andi, J., 2017. Kebijakan Penataan
Pariwisata Kabupaten Kepulauan
Selayar (Phd Thesis).

BPS Kabupaten Kepulauan Selayar 2017.


https://selayarkab.bps.go.id.

Cvetković, M., Jovanović, S.S., 2016. The


Application Of Gis Technology In
Tourism
Giyanto, Abrar, M., Hadi, T.A.,
Budiyanto, A., Hafizt, M.,
Salatalohy, A., Iswari, M.Y., 2017.
Gambar 7. Peta Sebaran Objek Wisata Status Terumbu Karang Indonesia
Bahari Kab. Kep.Selayar (Belum 2017. Puslit Oseanografi - Lipi.,
Terkelola) Jakarta.
Gunawan, I., 2013. Metode Penelitian
KESIMPULAN Kualitatif Teori Dan Praktek, 1st
1. Pengelolaan objek wisata bahari Ed. Bumi Aksara, Jakarta.
Kabupaten Kepulauan Selayar
merupakan pengelolaan yang Jovanović, V., Njeguš, A., 2008. The
mementingkan aspek konservasi dan Application Of Gis And Its
peran serta masyarakat sebagai Components In Tourism. Yugosl. J.
perencana, pelaksana, dan pengelola Oper. Res. 18.
objek wisata. Pengelolaan objek wisata Https://Doi.Org/10.2298/Yujor080
bahari Kabupaten Kepulauan Selayar 2261j
dari segi kelestarian objek daya tarik
Nadjmi, N., Nuryanti, Soewarno, N., 2015.
wisata belum sesuai dengan SNI Pengembangan Destinasi
8013:2014, terlihat dari pencegahan Pariwisata Di Kepulauan Selayar
tindakan vandalisme/pengrusakan yang Sulawesi Selatan.
masih belum terlaksana dengan baik.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian
2. Kabupaten Kepulauan Selayar
Pendidikan (Pendekatan
memiliki 38 objek wisata bahari, 22 Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D).
telah terkelola oleh desa, pemerintah, Alfabeta, Bandung.
komunitas dan swasta sedangkan 16
lainnya masih belum terkelola. Supak, S.K., Devine, H.A., Brothers, G.L.,
Rozier Rich, S., Shen, W., 2014.
3. Proses pemetaan objek wisata bahari An Open Source Web-Mapping
Kabupaten Kepulauan Selayar System For Tourism Planning And
menggunakan ArcGis 10.5 secara garis Marketing. J. Travel Tour. Mark.
besar melalui beberapa tahap 31, 835–853.
diantaranya yaitu Registrasi, Https://Doi.Org/10.1080/10548408
Georeferensing, Digitasi, Atribut Tabel .2014.890153
dan Layout Van Der Merwe, J.H., Van Niekerk, A.,
2013. Application Of Geospatial
8 A.R. Muhammadiyah : Pemetaan Objek Wisata Bahari Kabupaten Kepulauan

Technology For Gap Analysis In


Tourism Planning For The Western
Cape 109.
Https://Doi.Org/10.1590/Sajs.2013/
1226
Yanuar,V. 2017. Ekowisata Berbasis
Masyarakat Wisata Alam Pantai
Kubu. Ziraa’ah. 42, 183-192.
https://ojs.uniska-bjm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai