URAIAN PENDAHULUAN
1. LATAR Kota Semarang yang merupakan ibukota Propinsi Jawa Tengah adalah
BELAKANG satu-satunya kota di Propinsi Jawa Tengah yang dapat digolongkan
sebagai kota metropolitan. Secara geografis wilayah Kota Semarang
berada antara 6º50’-7º10’ LS dan 109º35’110º50’ BT dengan luas
wilayah 373,70 km2.
Kota Semarang terdiri dari 16 kecamatan dan 177 kelurahan dengan
jumlah penduduk sebanyak 1,65 juta jiwa dan laju pertumbuhan
penduduk 0,59% merupakan salah satu kota yang menopang laju
pertumbuhan perekonomian Propinsi Jawa Tengah sebesar rata-rata
6% pada tahun 2018 dan 2019. Sebagai salah satu tiang perekonomian
di tingkat propinsi, Kota Semarang perlu untuk meningkatkan kondisi
infrastrukturnya terutama dalam menghadapi banjir. Semakin tangguh
tingkat pertahanan kota terhadap bencana banjir, semakin besar
jaminan terhadap keberlangsungan aktivitas ekonomi yang berupa
aktivitas jasa dan mobilitas barang. Terutama bagi kota Semarang
yang padat penduduknya dengan kondisi elevasi tanah diperkirakan
semakin menurun tiap tahunnya dibanding dengan elevasi air laut. Hal
ini mengakibatkan kota ini juga mengalami fenomena banjir air
pasang atau biasa dikenal dengan banjir rob. Pada saat terjadi hujan
ekstrim, kota ini terancam dengan bencana banjir dan rob tiap
tahunnya, terutama untuk sungai-sungai dengan kapasitas pengaliran
yang tidak memadai dengan kemiringan landai dan mengalami pasang
dari laut.
Kota Semarang saat ini memiliki 4 sistem drainase, yang terdiri dari
drainase utama atau sungai dan saluran drainase, yaitu system drainase
Mangkang, system drainase Semarang Barat, system drainase
Semarang Tengah dan system drainase Semarang Timur. Kondisi
saluran drainase di Kota Semarang juga beberapa masih berfungsi
sebagai saluran irigasi, yang menjadi salah satu penyebab banjir di
kota Semarang.
Untuk meningkatkan ketangguhan kota Semarang terhadap resiko
banjir, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan
unit pelaksana teknis Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana
melakukan Desain Pengendalian Banjir Kota Semarang pada Tahun
Anggaran 2022.
1
2. MAKSUD DAN Maksud pekerjaan ini adalah sebagai upaya dalam rangka
TUJUAN pengendalian daya rusak air pada Kota Semarang yang rawan terhadap
bencana banjir dan rob.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah :
a. Terselenggaranya lingkup kegiatan perencanaan paling sedikit
seperti yang tercantum pada Kerangka Acuan Kerja ini.
b. Tersedianya dokumen Desain Pengendalian Banjir dan Rob
Kota Semarang yang mengacu pada standar dan dokumen
teknis yang berlaku.
c. Tersedianya detail desain yang digunakan untuk pelaksanaan
kegiatan konstruksi pembangunan Pengendalian Banjir dan
Rob Kota Semarang.
5. SUMBER Kegiatan ini dibiayai dari sumber Pendanaan: APBN Tahun Anggaran
PENDANAAN 2022, yang tercantum dalam DIPA Satker Balai Besar Wilayah Sungai
Pemali - Juana, PPK Perencanaan dan Program dengan HPS sebesar
Rp. 8.999.984.070,- (Delapan Milyar Sembilan Ratus Sembilan Puluh
Sembilan Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Tujuh
Puluh Rupiah) (termasuk PPN 10%)
6. NAMA DAN Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan Umum dan Program, Satuan
ORGANISASI Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Direktorat Jenderal
PEJABAT Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
PEMBUAT Rakyat.
KOMITMEN
2
DATA PENUNJANG
3
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 12 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Kementrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
f. Perlem LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintahan Melalui Penyedia;
g. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 18/SE/M/2021 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional
Tertib Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan untuk Pengadaan
Jasa Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
h. Peraturan lainnya yang terkait.
RUANG LINGKUP
4
drainase dengan menggunakan alat drone. Pengukuran memanjang
mengikuti trase/jalur sungai/saluran, ketentuan pengukuran
memanjang adalah sebagai berikut:
Waterpass otomatik,
Alat yang digunakan
sensitivitas nivo 10”
interval pembacaan rambu 10 mm
pencatatan pembacaan rambu 1 mm
terkecil
jarak pandang maksimum antara 80 meter
alat ukur sipat datar dan rambu
pengukuran jarak antar rambu optik
beda jarak maksimum sipat datar ke Maksimal 3%
rambu muka dan belakang dalam
satu slag
Pengukuran pergi-pulang ya, diusahakan slag genap
5
C. Pengukuran dengan bathimetri
Survei bathimetri dilaksanakan dengan echosounder (single
beam) pada sungai-sungai yang bermuara di Kota Semarang.
Sebelum pelaksanaan harus ditentukan lajur utama dan lajur
silang pemeruman, lajur utama harus diusahakan tegak lurus
garis pantai.
Kerapatan pemeruman disesuaikan dengan jalur pengukuran
memanjang dan melintang dengan waterpass yang dilakukan di
sepanjang tepi pantai.
Ketelitian pengambilan data mengacu pada ketentuan orde
khusus SNI 7646:2010 tentang Survei Hidrografi
menggunakan singlebeam echosounder.
6
merupakan titik ikat yang berlaku secara Nasional, merupakan
Jaringan Kontrol Horizontal Nasional (JKHN) yang dapat
diperoleh dari Badan Informasi Geopasial (BIG).
2) Referensi Ketinggian
Titik referensi ketinggian diikatkan minimal pada 1 (satu)
patok Bench Mark (BM) Titik Tinggi Geodesi (TTG) dari
Badan Informasi Geopasial (BIG)
3) Pemasangan Patok
a) Patok BM (Bench Mark) dibuat dari beton berukuran
20x20x100cm sebanyak 100 buah, dicat warna biru
dipasang pada struktur tanah yang stabil/keras, dipasang
setiap jarak 2,5 km dan diberi nomor kode pengenal yang
terbuat dari plat marmer. Bentuk dan ukuran Bench Mark
(BM) dapat dilihat dibawah ini:
7
c) Patok kayu ukuran 10x10x80 cm dipasang setiap ± 50 m
yang berfungsi sebagai titik kontrol ketinggian
d) Pemasangan patok tidak tersembunyi/mudah dicari
kembali, ditempatkan pada lokasi yang aman dan tidak
mudah hilang.
4) Pengukuran Poligon
a. Setiap jarak 5 km perlu diadakan pengukuran GPS
Geodetik dengan Metode Relatif Statis;
b. Pengukuran poligon sebagai kerangka dasar horisontal
pemetaan harus diikatkan terhadap 2 (dua) Bench Mark
(BM) yang telah diketahui koordinat dengan alat GPS
Geodetik
c. Pengukuran sudut poligon dilakukan secara 1 seri (B,LB)
selisih sudut hasil pengamatan tidak melebihi 10” dengan
menggunakan alat ukur jenis Orde I (T2 atau yang setara),
toleransi penutup sudut tidak boleh lebih dari 10”√N
(N=jumlah titik poligon);
d. Pengukuran jarak poligon dilakukan pergi pulang dengan
menggunakan alat ukur jarak EDM selisih hasil
pengukuran jarak pergi – pulang tidak boleh lebih dari 5
mm;
e. Kesalahan linier pada pengukuran sudut dan jarak harus
lebih kecil dari 1 : 10000.
5) Pengukuran Situasi
8
a. Pengukuran situasi dimulai dan diakhiri dengan patok
poligon yang telah dikoreksi (poligon tertutup), digambar
dengan interval kontur pada setiap 1 (satu) meter;
b. Pengkuran detail harus mencakup semua tampakan, yang
alamiah maupun buatan manusia sehingga dapat digambar
sesuai keadaan lapangan dan dilengkapi notasi yang jelas.
6) Pengukuran Waterpass
a. Pengukuran waterpass pada titik-titik poligon dan
crossection dilakukan pergi – pulang, atau dengan cara
double stand/diikatkan pada minimal 2 (dua) titik tetap
yang telah diketahui elevasinya dan merupakan jalur
tertutup atau terikat sempurna;
b. Pembacaan rambu harus dilakukan dengan pembacaan tiga
benang (benang atas, benang tengah dan benang bawah)
sebagai kontrol 2 bt = ba + bb;
c. Dalam pemindahan rambu pada setiap slag rambu dijadikan
rambu belakang dengan memutar arah rambu, rambu
berdiri di atas landasan yang terbuat dari besi plat;
d. Hasil pengukuran pergi – pulang atau double stand setiap
seksi dan kesalahan penutup tinggi tidak boleh lebih dari 8
mm √ D, dimana D = jumlah jarak 1 (satu) seksi dalam
satuan km;
e. Selisih beda tinggi antar patok hasil pengukuran pulang –
pergi tidak boleh lebih besar 3 mm
7) Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang
a. Pengukuran penampang memanjang mengikuti hasil ukur
pengukuran di setiap penampang melintang;
b. Jarak antara penampang melintang setiap 50 m pada sungai
yang lurus, untuk yang berbelok dengan jarak 25 m;
c. Pengukuran tampang melintang tegak lurus as sungai,
dengan bentang ke arah luar dari tebing kanan dan kiri
sungai selebar 50 m.
8) Hasil Pekerjaan Pengukuran dan Perhitungan (Hasil Ukur)
a. Hitungan sementara harus diselesaikan di lapangan
sehingga kalau ada kesalahan dapat segera diulang;
b. Pekerjaan hitungan dibukukan dan digandakan secukupnya
dan disertakan sketsa situasi yang jelas;
c. Keseluruhan patok yang terpasang harus diberi nomor yang
jelas, sesuai kode sungai;
d. Hasil pengukuran harus dapat digambarkan di Kertas
Gambar A1 ukuran (594x841) dan sesuai dengan notasi
yang ada di gambar situasi.
9
9) Hasil pengukuran dibuat Gambar Ukur, dilengkapi legenda
dan kop gambar, jika ada potongan/lanjutan gambar, maka
setiap lembar dilengkapi (key plan) yang terdiri :
a. Peta Situasi dengan skala 1 : 1000;
b. Gambar tampang melintang dengan skala horisontal 1:200
dan vertikal 1:200;
c. Gambar tampang panjang dengan skala horisontal 1 :
1000 dan vertikal 1 : 100;
d. Buku laporan diskripsi pengukuran mencantumkan X,Y,Z
lengkap dengan notasi BM dan foto letak BM.
e. Prosedur pengukuran harus sesuai dengan standar
pengukuran yang berlaku
f. Hasil pengukuran harus menggambarkan keadaan topografi
yang sebenarnya
g. Penggambaran hasil pengukuran diolah dalam format CAD
dan Geodatabase GIS (shapefile)
G. Survey Sedimentasi
Pengambilan sampel sedimen berupa bed load dan suspended load,
sebanyak 4 set pada masing-masing lokasi yang berjumlah 60 titik,
yaitu pengambilan pada musim hujan, sesaat sebelum musim hujan,
musim kemarau dan sesaat sebelum musim kemarau.
10
J. Melakukan Kajian Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Kegiatan kajian sosial ekonomi dan lingkungan meliputi
pengumpulan data sekunder sosial ekonomi, lingkungan
masyarakat untuk memberi gambaran persepsi masyarakat
sesuai kondisi yang ada dalam wilayah studi, kejadian banjir
yang pernah terjadi, dampak yang ditimbulkan dan kegiatan
tanggap darurat bencana banjir yang sudah berjalan
Pengumpulan data dilakukan dengan pola pendekatan langsung
pada masyarakat atau melalui instansi yang terkait sesuai
kebutuhan data yang diperlukan.
Survey mengenai kelembagaan/instansi pemangku kepentingan
yang berperan pada saat terjadi banjir di Kota Semarang.
Perlu dilakukan perhitungan analisa kelayakan ekonomi,
analisa kelayakan teknis dan analisa sensitivitas terhadap
rencana penanganan banjir dan rob dengan berbagai scenario.
11
1) Persiapan
- Inventarisasi data
- Survai lapangan
2) Pelaksanaan
- Analisis rasionalisasi pos curah hujan, pos duga air, dan
pos klimatologi.
- Survei lokasi baru/lokasi yang diusulkan
- Pembahasan hasil survai lokasi baru/lokasi yang diusulkan
- Penyusunan Rencana Pengelolaan pos hidrologi
- Rincian metode studi rasionalisasi jaringan pos hidrologi
12
pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 28 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai
dan Garis Sempadan Danau. Draft kajian penetapan sempadan
sungai paling sedikit memuat : batas ruas sungai yang ditetapkan,
letak garis sempadan, serta rincian jumlah dan jenis bangunan yang
terdapat di dalam sempadan. Kegiatan ini dilakukan untuk sungai
yang ada di Kota Semarang.
13
R. Penyusunan Bill of Quantity (BOQ), Rencana Anggaran Biaya
(RAB), Spesifikasi Teknis, Metode Pelaksanaan, dan Gambar
Detail sebagai acuan penyusunan Dokumen Tender sesuai
kaidah yang berlaku untuk pelaksanaan Konstruksi.
1) Konsultan harus menyusun paket pekerjaan konstruksi yang
akan dilaksanakan dan dikonsultasikan dengan Pengawas
Pekerjaan.
2) Perhitungan volume pekerjaan harus dirinci sesuai dengan
paket konstruksi yang mengacu pada hasil System Planning.
Kemudian dibuat daftar rekapitulasi kuantitas pada masing-
masing rincian tersebut antara lain volume galian (m 3),
timbunan (m3), pasangan batu (m3), plesteran (m2), siar (m2)
dan sebagainya.
3) Perhitungan volume harus sistematis agar mempermudah
perhitungan dan pengontrolan volume yang dilengkapi
dengan gambar sketsa yang jelas untuk mutual check
berikutnya antara Direksi dan Kontraktor.
4) Perhitungan BOQ perlu dijelaskan kepada Pihak Pengawas
agar estimasi volume pelaksanaan pembangunan tidak terjadi
kesalahan.
14
1) Prosedur operasi meliputi:
Operasi musim hujan (prosedur, tindakan selama hujan
lebat dll)
Operasi musim kemarau
2) Prosedur pemeliharaan meliputi:
Inspeksi pemeliharaan
Pemeliharaan rutin (uraian pekerjaan dan penugasan,
perencanaan pemeliharaan rutin, dll)
Pemeliharaan berkala (prosedur dan penugasan,
perencanaan pemeliharaan rutin, dll)
Pemeliharaan berkala (prosedur dan penugasan,
rencana jangka panjang, pembuangan lumpur, dll)
Prosedur perbaikan darurat
Sarana operasi dan pemeliharaan yang dipelihara
3) Tindakan darurat (kriteria keadaan darurat banjir),
pemberitahuan darurat dan penugasan pegawai, sistem
komunikasi, logistik, prosedur penutupan saluran dll)
4) Pelibatan para pemangku kepentingan pada saat Kota
Semarang mengalami kejadian banjir juga perlu dianalisa
dengan kondisi eksisting yang sudah berjalan dan perbaikan
ke depannya.
5) Catatan dan laporan (catatan yang harus ditata dan laporan
yang harus disusun meliputi operasi dan pemeliharaan,
formulir-formulir lainnya, alur data & pengolahan data, dll)
Penyusunan SOP Banjir
Konsultan melakukan evaluasi terhadap peran serta atau
partisipasi para pemangku kepentingan pada saat terjadi banjir dan
menyusun strategi untuk penanganan banjir dan rob di Kota
Semarang yang berkaitan dengan infrastruktur dari hasil
perencanaan yang ada.
12. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan adalah laporan pelaksanaan yang terdiri
dari:
1). Laporan Program Mutu (3 ganda)
2). Laporan Pendahuluan (3 ganda )
3). Laporan Bulanan (3 buku x 9 bulan )
4). Laporan Antara (3 ganda)
15
5). Laporan Akhir (3 ganda)
a. Laporan Utama
b. Laporan Eksekutif
16
9). Flashdisk 32 GB ( 3 buah )
10). Hard disk eksternal (Data, Software dan Analisis) 2 TB (1 bh)
13. PERALATAN, Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat
MATERIAL, digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :
PERSONIL DAN a. Laporan dan Data
FASILITAS DARI Penyedia jasa dapat meminjam buku-buku laporan studi
PEJABAT terdahulu yang berkaitan dengan pekerjaan ini pada perpustakaan
PEMBUAT BBWS Pemali Juana maupun pada instansi terkait.
KOMITMEN b. Staf Pengawas/Pendamping
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
bertindak sebagai pengawas atau pendamping (counterpart)
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konsultansi.
c. Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat
digunakan oleh penyedia jasa, adalah ruang pertemuan berikut
audio sistem dan layar (screen) untuk presentasi.
Catatan: pemilik pekerjaan akan membantu kebutuhan data yang
tersedia bila ada, bila tidak ada dapat mencari sendiri pada instansi/
lembaga
14. PERALATAN Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
DAN MATERIAL peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
DARI PENYEDIA antara lain terdiri dari:
JASA a) Kantor/Studio (sewa) lengkap dengan peralatan yang diperlukan
KONSULTANSI untuk pelaksanaan pekerjaan dan beralamat/berdomisili di kota
Semarang : (9 bulan)
b) Bahan Habis Pakai berupa Alat Tulis Kantor (9 unit bulan) dan
kebutuhan computer (9 unit bulan)
c) Peralatan transportasi yang berupa biaya sewa kendaraan
beserta pengemudi dan BBM untuk jenis kendaraan bermotor
roda 4 (9 unit bulan) dan roda 2 (90 unit bulan).
d) Sarana komunikasi yang berupa media komunikasi umum seperti
telpon, fax, internet, (9 bulan) , Lisensi Teleconference Tipe Bisnis
(9 bulan), Penerjemah Teleconference (9 bulan).
e) Peralatan pengolah data yang berupa sewa peralatan berupa :
Komputer (135 unit bulan), scanner A3 (45 unit bulan), printer A3
(90 unit bulan), kamera digital (9 unit bulan), plotter (5 unit bulan).
f) Fasilitasi perjalanan Dinas yang berupa biaya penginapan, biaya
tiket, dan lain-lain untuk pengawasan ke lokasi pekerjaan,
g) Peralatan (sewa) dan bahan untuk :
- survey pengukuran, yang berupa total station (20 set bulan),
waterpass (20 set bulan), GPS geodetic (40 set hari), drone
(4 set bulan), GPS Navigasi (20 set bulan), patok kayu, patok
Bench Mark, patok Control Point, dan Patok kayu. geologi dan
17
hidrologi yang memenuhi standard presisi yang diperlukan
dan telah direkomendasi oleh Direksi Pekerjaan.
- Investigasi geoteknik, yang berupa core box alumunium.
- survey-survey lain yang dibutuhkan sesuai dengan lingkup
pekerjaan
h) Analisa laboraturium mekanika tanah dan sedimen.
i) Diskusi Pembahasan Laporan, Pertemuan Konsultasi
Masyarakat, Diskusi dengan pembina, diskusi internal dan
pelatihan.
j) Penyusunan pelaporan dan gambar yang diminta pada pekerjaan
ini.
k) Peralatan yang menunjang SMKK seperti alat pelindung diri
standar yang berupa Helm pelindung (100 unit), sarung tangan
(100 unit), sepatu keselamatan (100 unit), dan rompi keselamatan
(100 unit) yang dipakai selama melakukan kegiatan di
lapangan/survey.
l) Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pekerjaan
lapangan di lokasi pekerjaan sudah termasuk di dalam Biaya
Langsung Personil..
15. LINGKUP a. Apabila penyedia jasa adalah sebuah joint venture (KSO) yang
KEWENANGAN beranggotakan lebih dari satu penyedia, anggota KSO tersebut
PENYEDIA memberi kuasa kepada salah satu anggota KSO untuk bertindak dan
JASA mewakili hak-hak dan kewajiban anggota penyedia lainnya.
b. Konsultan perencana bertanggung jawab terhadap hasil desain
sekurang-kurangnya sampai produk desain tersebut selesai
dilaksanakan pembangunannya, sepanjang lingkup dan/atau
kondisi lingkungan masih sesuai dengan kriteria desain awal.
c. Konsultan perencana yang tidak cermat sehingga hasil desain tidak
dapat dilaksanakan, dikenakan sanksi berupa keharusan menyusun
kembali perencanaan dengan beban biaya dari konsultan perencana
yang bersangkutan, apabila tidak bersedia dikenakan sanksi masuk
dalam daftar hitam atau sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
18
17. PERSONIL A. TENAGA PROFESIONAL / AHLI
3. Ahli Hidrologi
Tenaga Ahli 1 bobot penilaian : 5
Tenaga Ahli 2 bobot penilaian : 5
Kualifikasi Pendidikan : Sarjana (S1) Teknik Sipil /Pengairan
lulusan Perguruan Tinggi Negeri /disamakan yang dibuktikan
dengan copy ijazah yang dilegalisir.
Kualifikasi Keahlian : Bidang Hidrologi /Hidrometri dan
mempunyai minimal SKA Ahli Muda bidang Sumber Daya Air
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah terakreditasi oleh
lembaga yang berwenang.
Kualifikasi Pengalaman: Survey dan Analisis Hidrologi,
Hidrometri, sedimentasi, pengalaman diutamakan 4 (empat) tahun
di bidang drainase dengan referensi kerja dari Pengguna Jasa.
19
Status tenaga ahli tenaga tetap/ tidak tetap.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 14 OB [2 Orang x 7 Bulan].
4. Ahli Drainase
Tenaga Ahli 1 bobot penilaian : 5
Tenaga Ahli 2 bobot penilaian : 5
Kualifikasi Pendidikan : Sarjana (S1) Teknik Sipil / Pengairan
lulusan Perguruan Tinggi Negeri /disamakan yang dibuktikan
dengan copy ijazah yang dilegalisir.
Kualifikasi Keahlian : Bidang drainase dan mempunyai minimal
SKA Ahli Muda bidang Sumber Daya Air yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi yang telah terakreditasi oleh lembaga yang
berwenang.
Kualifikasi Pengalaman: Survey dan Analisis drainase perkotaan,
pengalaman diutamakan 4 (empat) tahun di bidang drainase dengan
referensi kerja dari Pengguna Jasa.
Status tenaga ahli tenaga tetap/ tidak tetap.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 12 OB [2 Orang x 6 Bulan].
20
/disamakan yang dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir.
21
Kualifikasi Pendidikan : Minimal Sarjana S-1 Teknik
Perencananaan Wilayah dan Kota (PWK) bidang ilmu yang
terkait, lulusan Perguruan Tinggi Negeri /disamakan yang
dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir.
Kualifikasi Keahlian : Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota
mempunyai minimal SKA Ahli Muda Lingkungan yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah terakreditasi oleh
lembaga yang berwenang.
Kualifikasi Pengalaman : Survei dan Analisis /Kajian dampak
Ekosistem Lingkungan dan Penataan Kawasan Perkotaan,
pengalaman diutamakan 4 (empat) tahun di bidang Penataan
Ruang dan Kawasan Perkotaan pada pekerjaan SDA dilengkapi
dengan referensi kerja dari Pengguna Jasa.
Status tenaga ahli tenaga tetap/ tidak tetap.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 5 OB [1 Orang x 5 Bulan].
22
Kebutuhan Orang Bulan adalah 5 OB [1 Orang x 5 Bulan].
23
Kualifikasi Keahlian: memiliki SKA Ahli Muda bidang Ahli
Sumber Daya Air.
Kualifikasi Pengalaman: berpengalaman profesional dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan sungai sekurang-
kurangnya 4 (empat) tahun.
Status tenaga ahli tenaga tetap/ tidak tetap
Kebutuhan Orang Bulan adalah 12 OB [2 Orang x 6 Bulan].
24
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
Berpengalaman di bidang K3 Konstruksi pekerjaan sumber daya
air, diutamakan 4 (empat) tahun dan memiliki Sertifikasi
Keahlian di bidang K3 Konstruksi tingkat Muda yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakreditasi oleh
lembaga yang berwenang. Status tenaga ahli tenaga tetap/ tidak
tetap.
Penugasan sebagai Tenaga Ahli Ahli K3 Konstruksi adalah 8 OB
[1 Orang x 8 Bulan].
25
Tenaga ahli disyaratkan seorang Sarjana Geodesi Strata 1 (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
Berpengalaman di bidang K3 Konstruksi pekerjaan sumber daya
air, diutamakan 4 (empat) tahun dan memiliki Sertifikasi
Keahlian di bidang Geodesi tingkat Muda yang diterbitkan
oleh asosiasi profesi yang telah terakreditasi oleh lembaga yang
berwenang. Status tenaga ahli tenaga tetap/ tidak tetap.
Penugasan sebagai Tenaga Ahli Geodesi adalah 10 OB [2 Orang
x 5 Bulan].
21. Tenaga Ahli Geologi (bobot penilaian : 3)
Kualifikasi Pendidikan : Sarjana Teknik Geologi
/Geoteknik/Sipil Strata-1 (S1) lulusan Perguruan Tinggi Negeri
/disamakan yang dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir.
Kualifikasi Keahlian : Bidang Geologi / Geoteknik / Mektan dan
mempunyai minimal SKA Ahli Muda bidang Geologi / Geoteknik
/Mektan.
Kualifikasi Pengalaman : Survey dan Analisis Geologi /Geoteknik
/Mekanika Tanah, diutamakan /lebih disukai 4 (empat) tahun.
Tugas utamanya adalah sebagai koordinator kegiatan Survey dan
Analisis Geologi /Geoteknik /Mekanika Tanah yang diperlukan
untuk pekerjaan.
Status tenaga ahli tenaga tetap/ tidak tetap
Kebutuhan Orang Bulan adalah 5 OB [1 Orang x 5 Bulan].
22. Tenaga Ahli Jembatan (bobot penilaian : 3)
Tenaga ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1
(S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
Berpengalaman di bidang K3 Konstruksi pekerjaan sumber daya
air, diutamakan 4 (empat) tahun dan memiliki Sertifikasi
Keahlian di bidang Ahli Teknik Jembatan tingkat Muda yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakreditasi oleh
lembaga yang berwenang. Status tenaga ahli tenaga tetap/ tidak
tetap.
Penugasan sebagai Tenaga Ahli Jembatan adalah 5 OB [1 Orang
x 5 Bulan].
B.TENAGA PENDUKUNG
1. Tenaga Draftman/CAD Operator
Kebutuhan Orang Bulan adalah 48 OB [8 Orang x 6 Bulan].
26
2. Tenaga Surveyor
Kebutuhan Orang Bulan adalah 75 OB [15 Orang x 5 Bulan].
3. Tenaga Lokal
Kebutuhan Orang Bulan adalah 120 OB [24 Orang x 5 Bulan].
4. Tenaga Enumerator (kuesioner)
Kebutuhan Orang Bulan adalah 40 OB [8 Orang x 5 Bulan].
5. Tenaga Animator
Kebutuhan Orang Bulan adalah 9 OB [3 Orang x 3 Bulan]
6. Tenaga Administrasi
Kebutuhan Orang Bulan adalah 9 OB [1 Orang x 9 Bulan].
7. Tenaga Operator Komputer
Kebutuhan Orang Bulan adalah 9 OB [1 Orang x 9 Bulan].
8. Office boy
Kebutuhan Orang Bulan adalah 9 OB [1 Orang x 9 Bulan].
27
pendahuluan, laporan bulanan, laporan triwulan, laporan
antara, laporan akhir, dan laporan khusus teknis (bila
diperlukan).
l. Menyimpan dan menyusun data yang diperlukan untuk
penyusunan laporan pekerjaan selesai.
m. Hadir dalam rapat rutin dan rapat khusus (ad-hoc) serta
mengkoordinasikan penyiapan bahan diskusi untuk rapat
rutin/rapat khusus (ad-hoc)
28
4. Tenaga Ahli Drainase
Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk :
a. Mengidentifikasi permasalahan Drainase
b. Menyusun konsep drainase
c. Melakukan perencanaan sistem drainase yang sesuai dengan
kondisi lapangan
d. Mengembangkan potensi penataan rencana drainase
perkotaan
29
7. Tenaga Ahli Pantai
Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk :
a. Melakukan pengamatan pasang surut
b. Melakukan analisa pasang surut
c. Identifikasi kondisi muara sungai
d. Membuat rekomendasi bangunan pantai untuk penanganan
banjir rob
e. Membantu dalam pembuatan Draft Laporan Pendahuluan,
Draft Laporan Antara, Draft Laporan Akhir
f. Ikut melaksanakan diskusi-diskusi dan presentasi dengan
pihak pengguna jasa sesuai dengan jadwal yang ditentukan
30
peraturan yang berlaku.
c. Menganalisis peruntukan tata ruang perkotaan
d. Melakukan analisis perkembangan pemukiman sesuai tata
gunalahan dan RTRW pada 25 tahun mendatang
e. Melakukan tugas lain yang didelegasikan oleh team leader
dalam rangka penyelesaian studi.
31
b. Menyusun dan menyiapkan laporan-laporan dokumen
pengadaan dan dokumen kontrak untuk setiap pembagian
pelaksanaan yang telah ditetapkan
c. Menyiapkan dokumen tender sesuai dengan kebutuhan
d. Memastikan semua dokumen dan dokumen tender telah
terdaftar dan dilengkapi
e. Mengikuti dan menjalankan persyaratan administrasi lanjutan
apabila perusahaan memenangkan tender sampai dengan
proses pencarian tagihan
f. Melakukan koordinasi dengan bagian Pengguna Jasa untuk
memastikan kelengkapan dokumen administrasi yang telah
dibuat dalam tender
g. Aktif melakukan komunikasi dan koordinasi
h. Menjaga kerahasiaan database tender dan melakukan update
i. Mengarsipkan dokumen baik dalam bentuk softcopy maupun
hardcopy
14. Tenaga Ahli Sungai
Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk :
a. Mengkoordinir kegiatan survei, inventarisasi, kondisi dan
fungsi sungai
b. Mengumpulkan data-data mengenai pantai
c. Melaksanakan kajian, analisis, kondisi dan fungsi sungai
d. Menganalisa analisis data pasang surut, gelombang dan
analisis data arus dan kecepatan.
e. Melakukan perhitungan perencanaan struktur dan system
planning untuk pekerjaan ini serta membuat rekomendasi
terhadap alternative perencanaan penanganan banjir
f. Membuat laporan dan membantu laporan yang diperlukan
team leader.
g. Melaksanakan diskusi dengan anggota team lainya agar hasil
pekerjaan menjadi komprehensif dan terpadu.
32
g. Menyusun Spesifikasi Teknis
h. Membuat Rencana Operasi dan Pemeliharaan
i. Menentukan tipe dan dimensi pompa
j. Menyusun dokumen tender dan spesifikasi teknik
k. Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan system
mekanikal sesuai dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang
telah ditentukan
l. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim.
33
c. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi
d. Merencanakan dan menyusun program K3
e. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan
ketentuan K3
f. Membuat laporan sesuai Permen No.10 Tahun 2021
34
c. Melakukan koordinasi dengan para direksi untuk menentukan
referensi yang akan digunakan
d. Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis
data serta mengarahkan team dalam penggambaran
e. Menghadiri diskusi pengukuran
f. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi
g. Ikut serta membuat peta GIS
h. Mengikuti staf konservasi ke lapangan untuk mengecek kondisi
di lapangan dibandingkan dengan kondisi yang akan dilihat dari
citra satelit
i. Bekerjasama dengan tim konservasi untuk mengumpulkan data
GPS terkait dengan kebutuhan program kerja
j. Bertanggung jawab kepada area Controller dalam
merencanakan dan mengkoordinir proses pekerjaan pengukuran
dan pemetaan, pengelolaan citra satelit
k. Membantu memberikan support dalam kegiatan operasional
GIS wilayah, verifikasi dan pemetaan infrastruktur
l. Membantu melakukan evaluasi dan survey lahan
m. Membantu mengontrol pengukuran dan pemetaan GIS
n. Mengelola dan membuat database hasil ukur di lapangan
o. Memberikan support data spasial berupa tabel dan peta
berdasarkan permintaan baik dari site ataupun kandir
p. Mengelola semua kegiatan pengelolaan data hasil pengukuran
yang meliputi pembuatan batas HGU, pembebasan lahan, dll
q. Mengelola semua pengolahan data hasil kerja kontraktor dan
swakelola yang sudah diukur oleh surveyor yang kemudian
diolah untuk menjadi peta yang kemudian data tersebut akan
dijadikan sebagai dasar untuk pembayaran
r. Menyajikan data dalam bentuk tabular dan peta sesuai
permintaan
s. Dapat melakukan maintenance dan updating data spasial secara
kontinyu
21. Tenaga Ahli Geologi
Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk :
a. Mengumpulkan parameter geoteknik dan pengujian yang
dilakukan dalam studi sebelumnya (jika ada).
b. Mengkaji data geoteknik dan identifikasi hasil investigasi
lapangan untuk pekerjaan detail desain
c. Mengkoordinir dalam pelaksanaan survai, analisa, kajian dan
pemetaan kondisi geologi permukaan
d. Melakukan survei lapangan & mengumpulkan data
35
e. Mengawasi penyelidikan lapangan dan penelitian
laboratorium.
f. Menganalisa kondisi geologi dan mektan lokasi studi
g. Memberikan rekomendasi dari hasil analisa dan perhitungan
geologi kepada tim untuk perencanaan dan desain bangunan-
bangunan air
h. Merekomendasikan parameter - parameter engineering
properties maupun phisical properties dari hasil analisa
laboratorium sebagai pendukung data perencanaan.
i. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim untuk
kepentingan penyelesaian studi
22. Tenaga Ahli Jembatan
Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk :
a. Menerapkan ketentuan SMM, SMK3L, dan Peraturan
Perundang-udangan Jalan dan Jembatan, serta Peraturan tentang
Jasa Konstruksi
b. Melakukan koordinasi di tempat kerja
c. Mengumpulkan data hidrologi dan data geoteknik
d. Menyiapkan data perencanaan bangunan atas, pondasi, oprit,
bangunanpelengkap dan bangunan pengaman jembatan
e. Membuat gambar perencanaan, pondasi, jalan pendekat,
bangunan pelengkap dan pengaman jembatan
f. Membuat gambar detail perencanaan
g. Menyiapkan data untuk penyusunan spesifikasi teknis jembatan
h. Menyiapkan pelaksanaan konstruksi jembatan
i. Melaksanakan pembangunan pondasi, bangunan atas, dan
bangunan pelengkap jembatan sesuai metoda dan gambar
rencana yang ditentukan
j. Melakukan pemeriksaan mutu, dimensi, dan kuantitas
konstruksi sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknis
k. Membuat laporan pekerjaan
18. AUDIT Pengguna jasa melakukan audit internal berdasarkan laporan hasil
INTERNAL pemantauan dan evaluasi dari Tim Keselamatan Konstruksi (K3)
SMKK sesuai Permen PUPR No 10 Tahun 2021. Apabila Penyedia Pekerjaan
Konsultansi Konstruksi belum/tidak melakukan Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi secara benar akan diterbitkannya
Surat Peringatan Pertama, pengguna jasa memberikan kesempatan
kepada Penyedia Pekerjaan Konsultansi Konstruksi untuk melakukan
upaya perbaikan dalam waktu yang ditentukan, terhitung
diterbitkannya Surat Peringatan Pertama hingga kedua ataupun sampai
penghentian pekerjaan sesuai Pasal 162 dan Pasal 163 Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
36
Undang-Undang No. 2 tahun 2017 dan/atau prosedur penghentian
kerja.
19. JADWAL
TAHAPAN BULAN
PELAKSANAAN No Tahapan Kegiatan
KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Pengukuran dan Analisa
Topografi
4 Investigasi dan Analisa
Geoteknik
5 Survey dan Analisa
Hidrologi
6 Survey dan Analisa
Kajian Sosek
7 Analisa Lingkungan
8 Perencanaan Detail
Desain dan Kelayakan
Desain
9 Penyusunan Laporan dan
Gambar
10 Diskusi
- Program Mutu
- Konsep Laporan
Pendahuluan
- Konsep Laporan
Antara
- Konsep Laporan Akhir
- Pertemuan Konsultansi
Masyarakat
LAPORAN
20. PROGRAM Penyedia Jasa wajib memahami dan menerapkan Permen PUPR No
MUTU 14/PRT/M/2020 tentang Standart dan Pedoman Pengadaan Jasa
37
Kontruksi melaui Penyedia dan Permen PUPR No. 10 Tahun 2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi .
Program Mutu sebagai dokumen Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan
yang disusun oleh penyedia jasa merupakan Jaminan Mutu terhadap
proses kegiatan dan hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Kerangka Acuan Kerja dan dokumen rencana penerapan
Keselamatan Konstruksi yang memuat perencanaan kegiatan
penjaminan dan pengendalian mutu yang disusun oleh Penyedia Jasa
Konsultansi Konstruksi dan merupakan satu kesatuan dalam Kontrak.
Laporan Program Mutu dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan
Inggris), rangkap 3 (tiga) dan diserahkan paling lambat 2 (dua)
minggu setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari
Pengguna Jasa
21. LAPORAN Laporan Pendahuluan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan
PENDAHULUAN Inggris) memuat:
1). Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh (antara lain
persiapan meliputi mobilisasi personil, penyediaan basecamp
lapangan, peralatan basecamp, peralatan survei, kendaraan
operasional, dan lain-lain).
2). Hasil kesimpulan sementara hasil pengumpulan data, gambar /peta
dan laporan hasil kegiatan terdahulu yang terkait (bila ada), survey
awal lapangan, dan identifikasi permasalahan termasuk kendala
(jika ada).
Sebelum laporan pendahuluan dijilid/digandakan maka terlebih
dahulu didiskusikan dengan direksi dan dipresentasikan.
Tanggapan, saran dan masukan yang relevan dari hasil pembahasan
Laporan Pendahuluan segera diperbaiki dan yang memerlukan
tindaklanjut pada tahapan kegiatan selanjutnya agar dimasukkan
dalam Laporan Antara (Interim Report).
Laporan harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
22. LAPORAN Laporan Bulanan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan
BULANAN Inggris) harus memuat isi sebagai berikut :
1. Uraian Kemajuan Kegiatan
2. Lingkup Kemajuan Kegiatan
3. Kemajuan Program kerja
4. Personil Konsultan
5. Peralatan yang dipakai oleh Konsultan
6. Catatan/notulen rapat termasuk keputusan yang diambil harus
dilampirkan dalam laporan bulan bersangkutan dan dilengkapi
dengan Daftar Hadir.
38
7. Kemajuan pekerjaan yang sudah dicapai sampai dengan bulan
yang bersangkutan.
8. Rencana kerja bulan berikutnya dan rencana penyerapan dananya
9. Jadwal pelaksanaan dalam bentuk Kurva S.
10. Pemalanga-Pemalanga yang mungkin terjadi di lapangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan.
11. Keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu untuk
dilaporkan.
12. Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya tanggal 5 (lima) setiap
bulan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
23. LAPORAN Laporan Antara dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
ANTARA merupakan laporan yang menjelaskan :
- Kondisi lapangan yang ada
- Permasalahan lapangan yang ada
- Prediksi permasalahan
- Penyelesaian permasalahan
- Perencanaan Sistem Jaringan Irigasi secara menyeluruh sebagai
penyelesaian masalah
- Lampiran Berita Acara Diskusi System planning dan informasi
lainnya yang dipandang perlu
- Sebelum menjadi laporan System planning yang final, terlebih
dahulu harus disusun Draft System planning dan didiskusikan
bersama dengan pihak-pihak terkait dan direksi Pekerjaan
Laporan Final System Planning dibuat sebanyak 3 (tiga) buku
laporan
24. LAPORAN Laporan Akhir /Final Report dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia
AKHIR dan Inggris)
Kegiatan Laporan akhir utama meliputi:
1) Laporan Akhir disusun sebagai kelengkapan laporan setelah
pekerjaan diselesaikan.
2) Laporan Akhir harus berisi tentang hasil dan kemajuan pekerjaan
serta segala kesimpulan penting selama pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
3) Sebelum laporan akhir tersebut dibahas, konsultan terlebih dahulu
harus membuat konsep laporan akhir guna memberikan
kesempatan kepada Kantor/Satuan Kerja untuk menanggapi dan
membahas dalam rangka menyiapkan laporan akhir.
39
4) Laporan akhir harus sudah merangkum tanggapan dan perubahan
yang disepakati, meliputi :
a. Kesimpulan dan saran.
b. Bagian pokok yang memuat uraian dan hasil pelaksanaan
pekerjaan.
c. Gambar dan spesifikasi sebagaimana yang diperlukan.
d. Analisa menyeluruh ang lebih rinci dan luas pada masing-
masing bidang dapat disajikan sebagai tambahan. Tambahan
ini harus dibatasi dalam hal-hal yang perlu untuk mendukung
kebenaran laporan utama.
Laporan Akhir memuat keseluruhan dari hasil studi yang telah selesai
dilakukan beserta laporan-laporan pendukungnya. Laporan harus
diserahkan pada akhir waktu kontrak sebanyak 3 (tiga) buku.
26. LAPORAN Laporan Penunjang dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan
PENUNJANG Inggris), terdiri dari:
1) Buku Ukur diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku.
2) Laporan Survey Topografi dan Deskripsi BM dan CP berisi
penjelasan umum dan rinci tentang pelaksanaan pengukuran
(topografi), metode pelaksanaan pengukuran serta hasil analisis /
perhitungan dan penggambaran yang telah dilakukan.
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku.
3) Laporan Hidrologi
Laporan ini berisikan hasil analisis hidrologi data curah hujan atau
debit (AWLR) serta kenaikan tinggi muka air akibat banjir yang
terjadi di lokasi termasuk :
a. Debit dan muka air Banjir Rancangan.
b. Hasil analisis erosi dan sedimentasi.
40
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku.
4) Laporan Hidrolika
Laporan ini berisikan hasil analisis hidrolika terhadap sungai dan
saluran drainase sehingga diperoleh elevasi muka air banjir dan
dimensi yang optimum dari masing-masing sungai dan saluran
drainase.
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku.
5) Laporan Bathimetri dan Analisa Oceanografi
Laporan ini berisi analisis data hasil survey bathimetri.
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku
.
6) Laporan Data Sungai dan Saluran Drainase
Laporan ini berisi analisis hasil survey penurunan muka tanah.
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku.
41
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku.
42
14) Perhitungan kuantitas pekerjaan /Bill of Quantity (BOQ)
Laporan Rencana Anggaran Biaya (RAB) berisi analisa harga
satuan pekerjaan dan hasil perhitungan biaya pekerjaan
konstruksi. RAB tersebut merupakan Engineer’s Cost Estimate
(EE) yang akan dipakai sebagai referensi HPS pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi nantinya.
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku.
15) Buku Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Laporan ini berisikan pedoman operasi dan pemeliharaan,
sehingga drainase yang telah dibangun dapat berfungsi dan
memberikan pelayanan sebagaimana mestinya, untuk jangka
waktu yang telah direncanakan.
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah buku yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku pada akhir
waktu kontrak.
16) Laporan K3 Konstruksi
Laporan ini paling sedikit memuat lingkup tanggung jawab
pengkajian dan/atau perencanaan; informasi awal terhadap
kelaikan yang meliputi lokasi, lingkungan, sosial ekonomi,
dan/atau dampak lingkungan; dan rekomendasi teknis.
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku.
17) Spesifikasi Teknik
Laporan ini berisi spesifikasi teknik bangunan drainase serta
perhitungan struktur (stabilitas) yang diuraikan beserta konsep
dasar perencanaannya termasuk metode pelaksanaan
konstruksi. Dilengkapi pula referensi yang menunjukkan semua
metoda, rumus pedoman yang digunakan dalam perencanaan.
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku
18) Metode Pelaksanaan
Laporan ini berisi metode pelaksanaan bangunan drainase serta
perhitungan struktur (stabilitas) yang diuraikan beserta konsep
dasar perencanaannya termasuk metode pelaksanaan
konstruksi. Dilengkapi pula referensi yang menunjukkan semua
metoda, rumus pedoman yang digunakan dalam perencanaan.
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku
19) Landscape
Laporan ini berisi desain Landscape bangunan drainase serta
perhitungan struktur (stabilitas) yang diuraikan beserta konsep
43
dasar perencanaannya termasuk metode pelaksanaan
konstruksi. Dilengkapi pula referensi yang menunjukkan semua
metoda, rumus pedoman yang digunakan dalam perencanaan.
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku
44
Laporan dibuat dalam dwi bahasa (Indonesia dan Inggris)
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku
27. DISKUSI Penyedia Jasa Wajib melakukan Diskusi Internal dengan Tim Direksi
INTERNAL setidak – tidaknya 1 (satu) kali dalam sebulan. Dalam Diskusi
Internal, Penyedia Jasa melaporkan progress kegiatan sesuai jadwal
pelaksanaan kegiatan, serta menghadirkan Tenaga Ahli yang
bertanggung jawab atas laporan terkait.
45
b. Diskusi Laporan Pendahuluan (1 kali)
c. Diskusi Laporan Interim (1 kali)
d. Diskusi Konsep Laporan Akhir (1 kali)
e. Diskusi PKM (2 kali)
f. Diskusi dengan Pembina (2 kali)
g. Diskusi Internal (9 kali)
h. Pelatihan (2 kali)
29. PERTEMUAN a. Kegiatan PKM I merupakan pemaparan Laporan Pendahuluan.
KONSULTASI PKM dihadiri oleh seluruh pihak yang berkepentingan
MASYARAKAT (stakeholder) dalam pekerjaan ini. Tujuan dari pelaksanaan PKM
ini adalah untuk memperoleh data dan informasi, saran dan
masukan tambahan dari stakeholder mengenai pekerjaan ini,
selain itu juga dilaksanakan untuk memperoleh konfirmasi hasil
inventarisasi data dan temuan masalah yang ada. Kegiatan PKM
I dilaksanakan setelah laporan pendahuluan berakhir.
b. Kegiatan PKM II merupakan pemaparan Laporan Interim.
Tujuannya adalah menjaring aspirasi masyarakat mengenai
rencana pembangunan, dampak yang akan terjadi atas rencana
pembangunan dan sebagai bahan pertimbangan konsultan dalam
menyusun Konsep Laporan Akhir dalam pekerjaan ini, serta
memperoleh masukan dan usulan atas rumusan tersebut dari para
stakeholder yang menghadiri pertemuan konsultasi masyarakat
ini. PKM II akan dihadiri oleh para stakeholder, seperti yang hadir
dalam pelaksanaan PKM I, sehingga diharapkan para peserta
dapat berperan aktif dan mempunyai pemahaman dan persepsi
yang sama dalam mengikuti pelaksanaan PKM II. PKM II
dilaksanakan setelah konsep laporan Sela/Interim berakhir.
46
Tenaga ahli asing dipakai untuk semata-mata mencukupi
kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di
Indonesia, berdasarkan keperluan nyata dan direncanakan
semaksimal mungkin terjadi alih pengalaman/keahlian dari
tenaga asing ke tenaga Indonesia.
Komponen berupa perangkat lunak yang diproduksi di dalam
negeri belum memenuhi persyaratan
32. PERSYARATAN Dalam hal peserta akan melakujkan kerjasama operasi (KSO)/
KERJASAMA Kemitraan, maka disyaratkan sebagai berikut:
a. Wajib mempunyai perjanjian Kerjasama Operasi/ Kemitraan dan
perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;
b. Penilaian kualifikasi dilakukan terhadap seluruh peserta yang
tergabung dalam Kerjasama Operasi/ Kemitraan;
c. Membentuk kemitraan/ KSO dengan nama kemitraan/ KSO
tertentu;
d. Menunjuk 1 (satu) nama peserta sebagai perusahaan utama (leading
firm) untuk kemitraan/ KSO dan mewakili serta bertindak untuk
dan atas nama kemitraan/ KSO.
47
Dewi Shinta Rulisyani, ST, B.BE
NIP. 198507092009122001