KAK 2021-2023
PENGENDALIAN BANJIR DAN ROB SUNGAI LOJI-BANGER PAKET III
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
b) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
c) Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya
Air;
d) Peraturan Presiden Replubik Indonesia No. 16 Tahun 2018, tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
e) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020,
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultasi;
f) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26 Tahun 2020,
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
g) Peraturan Pemerintah Replubik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011;
h) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2019 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
2. Penanggung Jawab
Penanggung jawab dari kegiatan adalah SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air
(PJSA) Pemali Juana Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana.
3. Gambaran Umum
Sungai Pekalongan secara administratif berada di Kota Pekalongan. Sungai ini
memiliki hulu di Gunung Rogojembangan dan bermuara di Laut Jawa. Di bagian hulu
sungai ini memiliki nama Sungai Kupang sedang alur sungai yang melewati
Pekalongan sungai ini dikenal sebagai Sungai Pekalongan. Sungai ini memiliki
morfologi bermeander terutama yang masuk Kota Pekalongan. Sehingga sering
meluap dan mengakibatkan banjir di Kota Pekalongan. Oleh karena itu, oleh
pemerintah hindia belanda dibuatkan sudetan untuk mengelakkan banjir ke arah timur
menjauh dari kota. Sudetan banjir ini kemudian dikenal sebagai Sungai Banger.
Karena adanya sudetan tersebut, debit banjir yang mengalir ke Sungai Pekalongan
menjadi jauh berkurang dan debit tersebut hanya digunakan sebagai penggelontoran
dan pemeliharaan sungai saja. Pesatnya pembangunan di Kota Pekalongan dan
tingginya kebutuhan akan pemukiman telah membuat sempadan Sungai Pekalongan
beralih fungsi menjadi pemukiman. Tentu saja hal ini membuat kondisi sungai
menjadi kumuh karena hanya difungsikan sebagai saluran drainase
Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat dan adanya perubahan paradigma
dalam memandang fungsi sungai, yaitu tidak hanya sebagai tempat pembuangan air
tapi memiliki fungsi ekologi. Fungsi sungai sebagai pembangkit utama ekosistem flora
dan fauna perlu dijaga agar tidak menurun. Ekosistem flora dan fauna meliputi
berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tepian sungai dan berbagai jenis spesies binatang.
Hilangnya sempadan sungai karena diokupasi peruntukan lain akan menyebabkan
turunnya kualitas air sungai karena hilangnya fungsi filter yang menahan pencemar
non-point source
5. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan di Wilayah Kota Pekalongan
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari pekerjaan Pengendalian Banjir dan Rob Sungai Loji-Banger
Paket III adalah sebagian warga yang bertempat tinggal di wilayah Kota Pekalongan.
C. SASARAN KEGIATAN
Tercapainya kegiatan konstruksi yang sesuai dengan Norma, Standar, Prosedur dan
Manual (NSPM) yang berlaku.